Keesokannya paginya, Xavier dan Calvin terbangun karena mendengar suara pintu kamar diketuk oleh seseorang.
"Siapa?" teriak Calvin pada orang di depan pintu kamar. Calvin terduduk diatas kasur dengan muka bantalnya.
"Sepupu lo lah, siapa lagi?" Xavier menyibak selimut dan berjalan kearah pintu kamar untuk menghampiri istrinya.
"Oh iya, gue lagi nginep di rumah Xavier sama Namira," gumam Calvin baru sadar.
Maklum, Calvin baru bangun, kesadarannya belum terkumpul sepenuhnya. Apalagi, Calvin terbiasa setiap pagi dibangunkan oleh pelayan yang berbeda-beda di rumahnya.
"Ada apa?" tanya Xavier pada Namira setelah pintu kamar terbuka.
Xavier keluar dengan rambut acak-acakan, tapi untungnya Xavier terlahir dengan wajah tampan sehingga masih bisa terselamatkan di depan perempuan yang dicintainya.
"Gue udah bikin sarapan buat kalian," ucap Namira secara tidak langsung memberitahukan alasannya mengetuk pintu kamar Xavier.
Namira sudah cantik dan rapih, berbeda dengan Xavier yang baru bangun tidur. Itupun Xavier bangun karena Namira mengetuk pintu kamarnya, kalau tidak mungkin Xavier akan bangun siang.
"Nanti gue sama Calvin kesana," Xavier masih sekaku itu bicara dengan perempuan yang dia suka karena ini pertama kalinya Xavier menyukai seseorang dan tidak tahu bagaimana caranya memperlakukan orang yang dicintainya.
Selama ini, Xavier hanya tahu membenci dan menghajar orang. Tidak pernah terpikir dalam benaknya untuk memiliki rasa suka, apalagi suka terhadap perempuan.
"Yaudah," Namira pergi setelah urusannya dengan Xavier selesai.
Xavier menutup kembali pintu kamarnya, melihat kearah Calvin yang mengangkat dagu kearahnya.
"Namira udah bikin sarapan buat kita," ucap Xavier memberitahu.
Calvin yang setengah sadar langsung melotot, "lo serius Namira bikin sarapan buat kita?"
Bukan apa-apa, Namira memang suka memasak, tapi belum ada yang mencoba masakan Namira, kecuali papah dan kakeknya.
"Sumpah lo beruntung banget, anjir. Namira belum pernah masak buat orang lain sebelumnya, Daffa aja belum pernah."
"Siapa Daffa?" dari semua kalimat yang Calvin ucapkan, Xavier hanya penasaran dengan satu hal, yaitu nama laki-laki yang disebut oleh Calvin.
"Cinta pertama Namira, tapi lo tenang aja sekarang mereka udah putus kok," tidak, tidak, Xavier tidak bisa tenang setelah mengetahui istrinya memiliki mantan.
Perempuan yang bahkan tidak mau berbaur dengan manusia, masa sih memiliki mantan? pasti laki-laki itu sangat spesial sampai bisa meluluhkan Namira.
Dan apa tadi? Daffa cinta pertama Namira?!
"Lo serius sepupu lo punya mantan?" tanya Xavier memastikan Calvin serius dengan ucapannya.
Xavier tidak bermaksud meragukan pesona Namira, tapi Xavier ragu ada laki-laki yang berhasil meluluhkan hati Namira.
"Heh! lo pikir sepupu gue gak laku?" Calvin tidak terima dan membalikkan pertanyaan.
"Gak tahu kalau sepupu gue pernah pacaran sama ketua BEM di kampus kita?"
"Daffa ketua BEM?" pantas Xavier merasa tidak asing dengan nama itu, ternyata orang yang Xavier kenal. Tidak kenal secara pribadi, tapi Xavier tahu dari keluarga mana Daffa si ketua BEM berasal.
"Jadi, selera sepupu lo cowok kebanggaan kampus?" tanya Xavier. Miris rasanya menyadari dirinya berbanding terbalik dengan Daffa sang kebanggaan kampus yang ternyata mantan kekasih Namira.
"Gak juga, justru karena Daffa jadi ketua BEM akhirnya mereka putus," jawab Calvin seadanya.
Calvin tidak tahu siapa yang memutuskan hubungan mereka lebih dulu, tapi Calvin tahu betul Namira dan Daffa putus karena Daffa sibuk dengan organisasi semenjak Daffa menjadi ketua BEM.
Namira bukan orang yang menuntut quality time bersama pacarnya, tapi bukan berarti Daffa tidak memiliki waktu sedikitpun untuk Namira bukan?
Setahu Calvin, awal-awal Daffa menjadi ketua BEM, mereka masih baik-baik saja meskipun mereka hampir tidak memiliki waktu bersama. Tapi tidak ada angin, tidak ada hujan, Calvin tiba-tiba saja mendapat kabar Namira dan Daffa putus.
Calvin tidak bertanya alasannya karena itu hal pribadi. Tapi Calvin yakin salah satu alasannya karena Daffa terlalu sibuk dengan organisasi.
"Lo jangan galau dong, masa gitu aja galau?" ucap Calvin menyadari wajah Xavier saat ini.
"Siapa yang galau? gue mau ke kamar mandi sebentar," setelah mengatakan itu, Xavier masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok giginya.
"Xavier keliatannya insecure tahu Daffa mantan Namira," Calvin menatap pintu kamar mandi yang sudah ditutup dari dalam oleh Xavier.
"Ya wajar aja sih, Daffa kan satu-satunya cowok yang berani ngungkapin perasaannya dan dibalas sama Namira."
Calvin kasihan pada Xavier, tapi kenyataan Namira pernah pacaran dengan Daffa si ketua BEM tidak bisa diubah, kecuali mereka kembali ke masa lalu.
"Tapi gapapa kalau Xavier insecure sama Daffa, biar Xavier bisa sedikit berjuang buat dapetin hati Namira. Siapa tahu aja gue bisa cepet dapet ponakan."
Hehe.
~ Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Suriani Lahusi Lajahiti
si kalvin ponakan melulu
2024-07-16
0