"Tadi lo bilang laper, kan? kenapa gak dimakan?" Namira gregetan melihat Xavier tidak kunjung makan.
Namira sudah capek-capek masak, tapi lihat yang Xavier lakukan. Xavier hanya menatap makanannya dan tidak kunjung memakannya.
"Ada apa nih ribut-ribut?" tanya Calvin baru pulang dari markas Orion.
Calvin sudah menepati janjinya mengantarkan motor Haikal ke markas dan pulang ke rumah Xavier dan Namira naik taksi.
"Temen lo tuh! udah gue masakin bukannya makan malah diem, gak tahu deh kenapa," Namira sudah dongkol dan memilih untuk pergi ke kamarnya, tapi Xavier tidak mengizinkannya pergi.
"Mau kemana? diem disini temenin gue makan!" Xavier akhirnya bicara, tidak membiarkan Namira pergi ke kamarnya sebelum Xavier selesai makan.
"Gue dari tadi nemenin lo ya! lo nya aja yang gak buruan makan!" sahut Namira kesal.
Namira sudah dengan sabar menemani Xavier makan, tapi Xavier tidak menyentuh makanannya.
"Yaudah, duduk lagi! apa susahnya?" balas Xavier tidak mau kalah.
Namira tidak tahu kenapa Xavier menjengkelkan sekali hari ini.
"Yaudah, buruan makan!" Namira mengalah dan kembali ke tempat duduknya.
Namira berjanji akan langsung pergi kalau Xavier masih tidak memakan makanannya.
"Iya, ini gue mau makan," sahut Xavier dan langsung menyantap makanannya.
Calvin yang tidak tahu apa-apa hanya menatap keduanya heran. Mereka ini, bukannya memulai proses untuk memberi Calvin keponakan malah ribut.
"Cuma makan aja ribut," cibir Calvin ikut duduk di meja makan. Calvin sudah makan diluar, tapi melihat menu makanan di meja makan membuat perutnya lapar kembali.
"Mau apa lo?" tanya Xavier menepis tangan Calvin yang akan mengambil makanan diatas meja.
"Jangan berani nyentuh makanan gue!" tegas Xavier, padahal makanan diatas meja banyak dan tidak mungkin Xavier menghabiskannya sendirian.
"Lo gak mau tahu kabar yang udah gue dapet?" tanya Calvin dengan wajah jahil. Ingin rasanya Calvin memberi tahu pada Namira kalau Xavier menyuruhnya mencari tahu apa yang terjadi padanya di kampus.
"Ck, yaudah makan!" Xavier terpaksa membagi makanannya demi kepentingannya sendiri.
Xavier perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi di kampus sampai Namira pulang dalam keadaan badmood. Xavier perlu mengetahui itu supaya tidak adalagi pikiran buruk tentang Namira dan Daffa.
"Gitu dong, lagian yang masak kan sepupu gue," Calvin akhirnya ikut makan. Namira tidak ikut makan karena moodnya masih belum bagus.
"Lo gak ikut makan, Ra?" tanya Calvin pada Namira.
Namira sudah capek memasak, bagaimana bisa hanya melihat mereka makan?
"Gak, gue belum laper," jawab Namira sekenanya.
Namira belum lapar dan badmood.
"Jangan sok-sokan diet, badan lo udah kurus," Xavier menimpali sambil makan dengan lahap.
Xavier biasanya tidak banyak bicara, tapi entah kenapa sekarang Xavier menjadi banyak bicara. Calvin yang sudah lama bersahabat dengan Xavier saja heran melihat Xavier sekarang.
Apa mungkin kalimat cinta bisa mengubah seseorang terjadi pada Xavier?
"Gue gak diet, emang belum laper aja," ucap Namira tidak suka dengan asumsi Xavier.
Apa semua perempuan yang menolak untuk makan berarti sedang diet? tidak, kan?
"Oh," lihat! Xavier yang biasanya tidak terlalu merespon orang lain sekarang terus merespon Namira. Meskipun hanya kata oh, tapi biasanya Xavier jarang sekali merespon orang lain seperti itu.
"Mau bilang jangan ribut mulu entar jodoh, tapi mereka berdua udah nikah," gumam Calvin dalam hati.
Demi Tuhan, Calvin pusing sekali mendengar suami istri ini berdebat. Tidak bisakah mereka berdamai dan membuatkan keponakan untuk Calvin?
"Ra, tadi siang lo diapain sama Clara?" tanya Calvin mengalihkan supaya Xavier dan Namira berhenti berdebat.
"Gue denger dari orang, katanya Clara labrak lo gara-gara Clara ngeliat lo satu mobil sama Xavier?"
Calvin berbohong mengetahui itu dari orang lain, kenyataannya Calvin melihatnya sendiri dari CCTV kampus. Calvin tidak mungkin memberitahu yang sebenarnya karena Xavier pasti tidak akan setuju.
"Hem," sahut Namira malas membahas hal yang membuat moodnya semakin buruk.
"Jadi bener? terus lo lawan? udah dikasih tahu si Clara kalau kalian suami istri?" tanya Calvin lagi. Sengaja supaya terlihat natural kalau dirinya tidak tahu apa-apa.
Calvin tahu Namira tidak sempat melawan karena Clara juga buru-buru pergi untuk menonton Nathan bermain basket. Calvin sudah tahu semuanya, tapi berpura-pura tidak tahu.
"Kalau gue lawan, mungkin Clara gak bakal datang lagi ke kampus," jawab Namira mengisyaratkan sesuatu.
Namira memang perempuan introvert, tapi bukan berarti Namira lemah. Justru perempuan introvert mungkin jauh lebih berbahaya dari yang orang lain pikirkan tentang mereka.
Calvin terkekeh pelan, "ya, lo bener. Gue tahu lo bukan orang yang bisa diremehkan," balasnya.
Calvin tahu Namira tidak bisa diremehkan, tapi Calvin akan tetap menjaga Namira dari orang yang berniat buruk terhadap sepupunya itu.
~ Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments