Kata semuanya terus terngiang di telinga Calvin, wajahnya seperti berusaha mencerna maksud sahabatnya.
Xavier -laki-laki yang bahkan tidak pernah mau didekati perempuan, menyukai semua hal yang ada dalam diri perempuan?
Calvin tidak mau percaya, tapi ini Xavier, orang yang tidak pernah bercanda dengan semua ucapannya.
"Lo kenapa?" tanya Xavier heran melihat wajah bodoh Calvin.
Calvin seperti sedang shock akan sesuatu dan Xavier tidak tahu apa yang membuat sahabatnya shock sampai seperti itu.
"Lo beneran suka sama sepupu gue?" tanya Calvin memastikan.
Calvin masih tidak percaya Xavier menyukai Namira. Ah, tidak. Lebih tepatnya Calvin tidak percaya sahabatnya menyukai perempuan.
"Hem," Xavier bergumam menjawab Calvin, kedua tangannya dilipat di depan dadanya menatap Calvin, "jadi lo mikirin itu dari tadi?"
Calvin tidak menjawab karena ada hal lain yang membuatnya penasaran, "berarti bener lo normal? lo gak bohong, kan?"
"Buat apa gue bohong?" Xavier membalikkan pertanyaan.
Benar, untuk apa seorang Xavier sang ketua geng Orion berbohong?
Xavier adalah ketua geng Orion yang tidak suka berbohong dan tidak suka kebohongan. Selama ini, Xavier selalu menghukum orang yang berani berbohong dan mengkhianatinya, jadi sangat tidak mungkin Xavier berbohong.
"Terus kenapa lo gak mau tidur sekamar sama sepupu gue?" tanya Calvin lagi.
Calvin perlu mencari tahu itu demi mewujudkan impiannya menjadi paman di usia muda.
Orang normal pasti akan dengan senang hati tidur dengan perempuan yang dicintainya, tapi Xavier?
"Gue normal, gue suka sepupu lo, tapi sepupu lo masih punya cita-cita yang harus digapai," ucap Xavier menjelaskan pada akhirnya.
Xavier bukan tipe orang yang akan mengutarakan isi hati dan pikirannya pada orang lain, tapi hari ini untuk pertama kalinya Xavier mengutarakan isi hati dan pikirannya pada Calvin selaku kakak sepupu dari perempuan yang Xavier sukai.
Masih ada sedikit keraguan dalam benak Calvin mendengar ucapan Xavier, terlebih soal fakta bahwa sepupunya sudah berhasil menaklukkan hati Xavier tanpa harus melakukan apapun. Ya, meskipun Xavier masih bersikap acuh tak acuh terhadap Namira.
"Oke, tapi sejak kapan lo suka sama sepupu gue? sejak kalian dijodohkan atau kapan?" tanya Calvin menginterogasi.
Beginilah Calvin kalau sudah penasaran akan sesuatu, akan dikupas tuntas sampai semua rasa penasarannya terjawab.
"Gue gak tahu pastinya kapan, yang jelas gue udah suka Namira sebelum perjodohan," jawab Xavier.
Calvin bersandar pada sofa, pandangannya kini menerawang dan pikirannya memutar memori saat Xavier dan Namira tanpa sengaja bertemu, entah itu di kampus atau diluar kampus.
Seperkian detik setelah ingatan demi ingatan terkumpul, Calvin menjentikkan jarinya, "ah, gue inget lo pernah senyum waktu ngeliat Namira, jangan bilang waktu itu lo udah suka sama Namira?" tanyanya.
Calvin mengingat saat Xavier tersenyum hanya karena melihat Namira lewat di depan matanya.
Waktu itu, Calvin tidak mencurigai Xavier karena berpikir dirinya yang salah lihat.
"Kalau bener berarti udah lumayan lama dong lo suka sama Namira?" tanya Calvin lagi.
"Sssttt! jangan keras-keras!" tegur Xavier tidak ingin Namira mendengar fakta itu.
Sebenarnya, selain karena Namira memiliki cita-cita yang harus digapai, Xavier juga tahu istrinya belum menerima perjodohan mereka. Namira pernah mengaku terpaksa menerima perjodohan mereka hanya karena tidak tahu caranya menolak keinginan kakeknya.
Selain itu, Namira juga seorang introvert dan Xavier tahu betul istrinya sangat butuh privasi sehingga memutuskan untuk pisah kamar. Bisa dibilang ini adalah cara Xavier membuat istrinya merasa nyaman hidup di rumah baru mereka.
"Kenapa? justru bagus kalau Namira tahu lo suka sama dia," ucap Calvin terlihat masa bodoh. Bahkan Calvin bisa saja berteriak memberitahu Namira tentang perasaan Xavier detik itu juga.
"Mending kita ke kamar, tidur," ucap Xavier mengakhiri obrolan mereka.
Bicara dan berdebat dengan Calvin selalu menjadi hal yang paling melelahkan, jadi lebih baik Xavier menghindarinya.
Lagipula, Xavier tidak ingin memberitahu lebih dalam tentang perasaannya terhadap istrinya, cukup dirinya dan Tuhan saja yang tahu itu.
Terpenting, Xavier tidak ingin Namira mengetahui perasaannya. Sementara kalau mereka terus mengobrol, Xavier tidak yakin Calvin tidak berisik.
"Merinding sumpah, gue mau tidur sama pengantin baru yang harusnya malam pertama sama istrinya," Calvin mengusap-usap pundaknya seolah Calvin benar-benar merinding.
Xavier yang melihat itu hanya memutar matanya malas tanpa memberikan tanggapan. Percuma juga menanggapi Calvin, hanya akan membuat Xavier lelah menghadapinya.
"Tapi lo beneran suka sama Namira, kan? lo gak mungkin modus dan suka sama gue?" tanya Calvin dengan wajah takut yang dibuat-buat.
Xavier mendecih tidak terima dengan tuduhan Calvin terhadapnya. Siapa juga yang modus dan menyukai Calvin? Xavier laki-laki normal!
"Lo bisa tidur disini kalau lo gak mau tidur sama gue," ucap Xavier enteng kemudian melangkah pergi menuju kamarnya.
~ Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Ayunda Pratiwi
hei klo di shipper-in lu sm jisung le
2023-12-06
1