Namira tidak menyangka ketiga perempuan itu pergi begitu saja setelah menarik tangannya ke tempat ini.
"Gak jelas banget mereka," ucap Namira menatap punggung ketiga perempuan itu.
Hanya karena mendengar Nathan akan bermain basket, Clara langsung mengajak teman-temannya untuk pergi dan menonton permainan basket Nathan.
"Baru tahu gue naik mobil sama Xavier aja udah panas, apalagi kalau tahu gue istrinya, ck," Namira kemudian meninggalkan tempat itu dan pergi ke parkiran.
Setibanya di parkiran, Namira langsung masuk ke dalam mobil dan melemparkan barangnya ke jok depan samping supir.
"Mood gue gak bagus buat pergi ke perpustakaan, gue langsung balik aja deh," Namira menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya menuju rumahnya.
"Xavier harusnya gak ada di rumah, kan? dia bilang mau ke markas?" ucap Namira entah bertanya pada siapa.
Lima belas menit perjalanan, Namira akhirnya tiba di rumah. Namira berencana tidur untuk memperbaiki moodnya yang dirusak oleh anggota geng angel.
Tidur selalu menjadi cara terbaik untuk memperbaiki mood, daripada melakukan aktivitas yang akan membuat moodnya semakin buruk.
"Oh, lo gak jadi ke markas?" tanya Namira melihat Xavier berada di ruang tengah. Xavier sedang melihat siaran berita di televisi sambil memakan cemilan. Tapi sebenarnya itu hanya yang Namira lihat, aslinya Xavier hanya berpura-pura melihat berita di televisi.
Xavier pulang untuk memastikan Namira tidak kelayapan setelah pulang dari kampus. Xavier sudah lima belas menit makan cemilan sambil menunggu Namira pulang dan baru menyalakan televisi setelah mendengar suara mobil Namira.
Xavier sedang menunggu Namira pulang, tapi tidak ingin terlihat sedang menunggu Namira. Begitulah kira-kira yang ketua geng Orion itu lakukan saat ini.
"Gue baru pulang," jawab Xavier singkat, matanya mencoba fokus dengan televisi di depannya.
Namira mengangguk singkat dan berniat pergi ke kamarnya, tapi kemudian Namira berbalik dan kembali menatap Xavier.
"Xavier." Namira memanggil nama suaminya.
"Hem?" Xavier menatap Namira dengan wajah tanpa ekspresinya seperti biasa. Bukan hanya pada Namira, dia memang tidak banyak berekspresi pada semua orang.
Tapi, andaikan saja Namira sadar, tatapan Xavier pada Namira berbeda dengan tatapan Xavier pada orang lain. Xavier menunjukkan rasa sukanya melalui tatapannya, sayangnya Namira tidak peka akan hal itu.
"Kita udah sepakat gak ngasih tahu siapapun soal pernikahan kita," ucapan Namira menggantung karena ragu untuk memberitahu Xavier ada yang melihat mereka naik mobil bersama kemarin.
Namira tidak yakin Xavier tertarik mendengarnya, tapi disisi lain Namira ingin Xavier tahu bahwa fans fanatik Xavier sudah berani mengusiknya.
"Ya, terus?" Xavier menunggu Namira menjelaskan maksudnya. Mereka sudah sepakat dan Xavier tidak memberitahu siapapun tentang pernikahan mereka, terus apalagi yang ingin Namira katakan?
"Gue ngingetin lo aja barangkali lo lupa," setelah mengatakan itu, Namira pergi ke kamarnya.
Daripada mendengarkan ucapan Namira, Xavier lebih fokus pada ekspresi wajah Namira tadi. Xavier menyadari ada yang berbeda dari wajah istrinya. Sepertinya Namira sedang ada masalah.
"Namira lagi ada masalah ya?" itulah yang Xavier tanyakan pada dirinya sendiri saat melihat Namira memasuki kamarnya.
"Kayaknya bener Namira ada masalah," gumam Xavier menjawab pertanyaannya sendiri saat melihat pintu kamar Namira yang sudah tertutup.
Namun, tidak lama pintu kamar itu kembali terbuka dan Namira keluar dari kamarnya menghampiri Xavier.
"Lo udah makan belum? mau gue masakin sesuatu?" tawar Namira tanpa melihat wajah Xavier sama sekali.
Namira tidak terlalu suka bertatapan dengan orang lain, meskipun orang itu sudah berstatus sebagai suaminya. Tapi Xavier justru memikirkan hal lain melihat Namira tidak mau menatapnya.
"Gak usah, gue gak laper," sahut Xavier sambil memperhatikan wajah Namira.
Namira tidak menatap Xavier sehingga Xavier bisa lebih leluasa untuk menatap wajah istrinya itu.
"Oh, yaudah kalau gitu gue mau tidur," Namira berniat kembali ke kamarnya, tapi ucapan Xavier menahan langkahnya.
"Lo lagi ada masalah ya?" tanya Xavier membuat langkah Namira terhenti.
Xavier tidak pernah peduli dengan urusan orang lain. Tapi Xavier tidak bisa tidak peduli melihat ada yang tidak beres dari wajah istrinya.
"Gak ada," jawab Namira singkat masih enggan menatap wajah Xavier, "gue ke kamar."
Setelah itu, Namira benar-benar pergi ke kamarnya untuk mengistirahatkan dirinya. Namira tidak suka menceritakan masalahnya pada orang lain. Karena banyak sekali orang palsu yang akan berpura-pura peduli di dunia ini.
Xavier suami Namira dan tidak pantas disebut sebagaimana orang asing.Tapi masalahnya, mereka juga belum terlalu dekat untuk saling menceritakan masalah masing-masing.
Di dalam kamar, Namira berbaring diatas tempat tidur dan menatap langit-langit kamarnya.
"Gue gak seharusnya pergi gitu aja, kan?" gumam Namira merasa bersalah sudah pergi begitu saja dan hanya menjawab singkat pertanyaan Xavier.
Xavier bertanya apa Namira ada masalah, tapi Namira malah pergi begitu saja.
"Tapi kenapa Xavier bisa mikir gue ada masalah padahal gue gak ngomong apapun sama dia?"
Namira kemudian mengangkat bahu, berusaha untuk tidak terlalu memikirkan itu.
-
-
"Gue yakin Namira lagi ada masalah, tapi gue gak tahu apa masalahnya," gumam Xavier merasa yakin dengan pikirannya.
"Gue harus minta Calvin nyari tahu Namira kenapa, gue gak suka ngeliat muka Namira kayak gitu," Xavier langsung mengetikkan pesan pada Calvin dan meminta bantuan pada sahabatnya itu.
~Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments