Satu hal yang pasti tentang laki-laki dengan nama lengkap Xavier Devan Prasetyo, dia tidak pernah bermain-main dengan ucapannya.
Baru kemarin Xavier mengatakan akan membuat Clara masuk penjara, hari ini Clara benar-benar ditangkap polisi atas tindakan pembullyan.
Sesuai rencana, Nathan berpura-pura dekat dengan perempuan dan Clara yang tidak suka melihatnya langsung membully perempuan itu.
Tanpa perlu mengotori tangannya, Xavier sudah berhasil menyingkirkan hama yang kemarin mengganggu ketenangan istrinya.
"Wow, gue gak nyangka ada yang berani laporin si Clara ke polisi," ucap Haikal tidak percaya bisa melihat Clara yang dibawa oleh pihak kepolisian.
"Kira-kira siapa ya yang laporin si Clara?" tanya Haikal penasaran dengan siapa orang yang sudah berani melawan seorang Clara.
Jangan berpikir Haikal juga takut pada Clara, karena itu tidak benar. Tidak ada satupun anggota Orion yang takut pada Clara.
Haikal bicara seperti itu bukan karena Haikal takut, tapi Haikal hanya tidak menyangka akhirnya ada orang selain anggota Orion yang berani pada Clara.
Haikal tidak tahu dan tidak kepikiran kalau tiga sahabatnya lah yang sengaja bekerja sama untuk membuat Clara ditangkap oleh polisi.
"Kenapa lo mau tahu banget sih?" tanya Calvin menanggapi ucapan Haikal.
Tidak peduli siapapun yang melaporkan, Clara memang pantas ditangkap oleh polisi.
"Ya, lo kan tahu sendiri gimana dulu orang-orang pada takut ngasih kesaksian kalau Clara udah bully salah satu mahasiswi sampe mahasiswi itu bunuh diri," ucap Haikal mengingatkan sahabatnya.
Haikal ingin membantu korban bully yang bunuh diri itu, tapi sayangnya masih kurang bukti dan kasusnya ditutup begitu saja.
"Gue malah heran kenapa dulu orang-orang takut banget sama si Clara?" ucap Calvin menimpali.
Clara sering bersikap sok berkuasa, tapi Clara sama sekali bukan orang yang pantas ditakuti menurut Calvin.
"Papah si clara aja cuma pengusaha perhotelan dan gak pernah ngasih apapun buat kampus ini," tambah Calvin mengutarakan keheranannya.
Clara maupun keluarganya bukan orang yang berjasa di kampus, tapi kenapa banyak sekali orang yang takut pada mereka?
"Iya deh, yang kakeknya punya perusahaan dimana-mana sampe usaha hotel aja dibilang cuma," Dilan, satu-satunya anggota non inti Orion yang tidak kaya ikut angkat bicara.
Dilan tahu sekaya apa Calvin, tapi Dilan tidak menyangka Calvin mengatakan perusahaan perhotelan dikatakan 'cuma' oleh Calvin.
"Tapi emang hotel keluarga Clara gak ada apa-apa nya dibandingkan hotel diamond grup," seru Haikal membela Calvin.
Istilah diatas langit masih ada langit benar adanya. Clara kaya, tapi kekayaannya masih jauh dibawah diamond grup yang memiliki banyak perusahaan dan dalam berbagai bidang. Bahkan, hotel Clara pun masih kalah jauh dengan hotel diamond grup.
"Ayo, cabut!" Xavier mengajak teman-temannya pergi karena sudah puas melihat Clara ditangkap dan dimasukkan ke dalam mobil polisi.
Clara memang pantas mendapatkan itu, begitulah pendapat Xavier melihat clara ditangkap polisi.
Semuanya langsung mengikuti Xavier, tanpa perlu menunggu Xavier bicara untuk kedua kalinya. Saat tiba diparkiran, mereka berpapasan dengan Namira, tapi baik Xavier maupun Namira bersikap seolah mereka tidak saling mengenal.
"Gue gak pernah ngeliat tuh cewek," ucap Dilan memperhatikan Namira yang sedang membuka pintu mobilnya.
Haikal ikut melihat kearah Namira dan mengamati wajahnya, "beda fakultas sama kita kali."
"Kalau beda fakultas, ngapain parkir disini?" sahut Dilan.
Kampus mereka memiliki parkiran hampir di setiap fakultas. Perempuan itu seharusnya tidak ada disini kalau memang beda fakultas.
"Gue aja yang beda fakultas disini," jawab Haikal. Mereka sekarang sedang berada di parkiran fakultas ekonomi dan bisnis, padahal Haikal anak hukum.
"Bener juga," Dilan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Tanpa mereka sadari, ketua mereka sedang menatap tajam kearah mobil yang perlahan menghilang dari sana.
"Ngapain Namira ada di fakultas gue?" tanya Xavier pada dirinya sendiri.
"Apa jangan-jangan Namira habis ketemu sama Daffa?" Xavier mengepalkan tangan saat nama Daffa terlintas dalam pikirannya.
"Kenapa, bos?" tanya Dilan pada Xavier menyadari keanehan pada bosnya.
Semua pandangan sekarang tertuju pada Xavier, tapi hanya Calvin yang mengerti Xavier kenapa.
"Kayaknya gue tahu Xavier kenapa?" senyuman terlukis dibibir Calvin.
"Lo juga kenapa tiba-tiba senyum, Vin?" tatapan semuanya beralih pada Calvin karena pertanyaan yang baru saja Dilan ucapkan.
Ada dua hal yang berbahaya dalam diri Calvin, saat Calvin mengatakan bosan dan saat Calvin tiba-tiba saja tersenyum seperti sekarang.
Semua anggota Orion tahu itu dan semuanya harus waspada kalau Calvin sudah tiba-tiba tersenyum. Ya, meskipun Calvin tersenyum karena membayangkan dirinya akan segera menjadi paman dalam waktu dekat.
"Gue kenapa? gapapa, emang gue kenapa?" Calvin membalikkan pertanyaan dan bersikap seperti biasa. Rencananya untuk membuat Xavier bersedia memberikan keponakan disimpan terlebih dahulu.
~ Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Ayunda Pratiwi
lo dianak tirikan kal wokawok
2024-10-29
0