Motor gede berwarna hitam berhenti di depan sebuah bangunan yang merupakan markas dari sekelompok orang. Atau, lebih dikenal dengan sebutan geng Orion.
Si pengendara motor itu melepas helmnya, menunjukkan wajah tampan dengan rambut yang sedikit berantakan.
"Semoga aja papah gak tahu gue bolos kuliah hari ini," gumam si pengendara motor itu.
Bayangan wajah papahnya yang memarahinya membuatnya merasa takut seketika. Apalagi saat membayangkan uang jajannya dipotong oleh papahnya. Sungguh, hal paling menakutkan.
"Gue udah biasa ngeliat papah marah-marah, tapi tetep aja gue takut sama papah," oke, sebenarnya yang ditakutkan bukan papahnya, melainkan ancaman papahnya saat marah.
Orion dikenal sebagai geng orang-orang kaya. Hampir semua anggotanya, terutama lima anggota intinya memiliki latar belakang yang kuat dan masuk jajaran orang-orang kaya di negara ini.
Pertama ada Calvin, anggota inti Orion terkaya, cucu dari pemimpin besar diamond grup, konglomerat yang hartanya tidak akan habis sampai tujuh turunan.
Kedua Xavier, ketua geng Orion. Keluarga Xavier tidak sekaya diamond grup, tapi papahnya seorang pengusaha besar dan masuk dalam jajaran konglomerat. Dan Xavier satu-satunya pewaris di keluarganya.
Ketiga Jevann, anak dari pemilik restoran bintang lima yang restorannya sudah tersebar dibeberapa kota besar di negara ini.
Keempat Nathan, keluarganya tidak memiliki bisnis seperti ketiga anggota inti Orion yang lain. Tapi kedua orang tuanya dokter sekaligus pemilik rumah sakit.
Dan terakhir Haikal, laki-laki tampan si pengendara motor hitam, yang sekarang berdiri di depan markas Orion. Haikal anak dari pengacara terkenal yang memiliki bayaran termahal di negara ini.
Haikal bukan anak penurut dan suka melakukan hal yang bertentangan dengan papahnya. Tapi demi keberlangsungan hidup sebagai anak orang kaya dan demi uang bulanan dari papahnya, Haikal selalu berusaha untuk tidak membuat papahnya benar-benar marah.
"Gue kan bisa alesan kayak biasanya, ngapain gue takut?" Haikal kembali bergumam dan berbicara dengan dirinya sendiri.
Jangan heran, dibalik wajah tampan Haikal, ada banyak tingkah Haikal yang akan membuat orang lain menggelengkan kepala melihatnya.
Haikal tampan dan mempesona ketika sedang diam, tapi akan berubah seratus persen ketika Haikal sudah mulai bertingkah.
"Oh ya, tumben markas sepi? kemana yang lain?" gumam Haikal kemudian melangkah memasuki markas.
Biasanya markas Orion tidak sesepi sekarang, selalu ada anggota inti maupun non inti yang menghuni markas mereka.
Tepat saat Haikal akan membuka pintu markas, Haikal mendengar suara mobil dan membuat pergerakan tangannya di gagang pintu terhenti.
Haikal melihat kearah mobil yang terparkir di markas dan tidak lama orang-orang di dalam mobil itu keluar.
"Oh? tumben banget mereka dateng bareng?" ucap Haikal melihat siapa yang baru saja keluar dari mobil.
Xavier dan Calvin, dua orang yang baru saja turun dari mobil. Mereka tidak pernah datang ke markas bersama sebelumnya karena arah rumah mereka berlawanan dan tidak memungkinkan untuk mereka datang bersama seperti sekarang.
"Ada apa nih mereka tiba-tiba dateng bareng ke markas?" rasa penasarannya terpancing melihat Xavier dan Calvin yang kini berjalan kearahnya.
"Tumben banget kalian datang bareng," ucap Haikal saat keduanya sudah berdiri di depannya.
"Ada apa nih kalian datang bareng?" tanyanya penasaran alasan Xavier dan Calvin bisa datang bersama ke markas.
"Gak ada apa-apa, emangnya kenapa?" Calvin membalikkan pertanyaan dengan wajah yang menjengkelkan di mata Haikal.
"Ya, gue cuma nanya. Biasa aja dong."
"Gue juga cuma jawab dan udah biasa," Calvin kemudian berjalan memasuki markas melewati Haikal diikuti oleh Xavier.
Haikal sepertinya salah datang ke markas pagi ini, karena markas kosong dan malah datang dua orang yang sama-sama susah diajak komunikasi.
"Bukan waktunya buat nyesel, udah terlanjur juga gue bolos dan datang kesini," akhirnya Haikal mengikuti Calvin dan Xavier masuk ke markas.
Di dalam markas, Xavier langsung tiduran di sofa dan Calvin asik bermain game di handphonenya.
"Kalian kesini cuma buat diem-dieman?" tanya Haikal pada kedua sahabatnya, tapi tidak ada satupun dari mereka yang menggubris.
"Gue dikacangin, anjir!" Haikal mengumpat dalam hati, melihat kedua sahabatnya.
Haikal duduk di sofa di depan Xavier dan tanpa sengaja melihat cincin di jari manis Xavier, "sejak kapan lo pake cincin, Vier?" tanyanya.
"Perasaan kemarin-kemarin lo gak pake cincin deh, kenapa tiba-tiba pake cincin? cincin apa itu? apa lo diem-diem udah nikah?"
Calvin melirik kearah Xavier karenanya dan benar saja Xavier memakai cincin pernikahannya. Xavier sepertinya ingin terang-terangan mengakui dirinya sudah menikah.
"Vier, beneran lo udah nikah?" tanya Haikal lagi karena belum juga mendapatkan jawaban.
"Berisik! gue mau tidur!"
~ Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments