Episode 9

Nyonya Wijaya melangkahkan kakinya satu demi satu dengan tatapan nanar. Wanita itu benar benar di lema sekarang harus membiarkan Lubna tetap berhubungan dengan Rana atau melarang nya. Sedangkan dia sendiri tau bahwa dari awal Riza memang adalah milik Lubna. Riza juga berniat menikahi Lubna sebenarnya bukan Rana, putri sulungnya. Namun menurut nyonya Wijaya kebersamaan Lubna dan Riza yang terlalu terbuka juga sangat tidak pantas untuk di teruskan. Terlebih mengingat Riza yang sudah berstatus sebagai suami dari Rana, putri sulungnya.

Begitu kakinya menapaki lantai dua rumah nya, nyonya Wijaya mengeryit ketika melihat Rana yang tampak kebingungan keluar dari kamarnya. Rana juga sesekali menoleh dan menyentuh apa saja yang ada di sekitarnya seperti sedang mencari sesuatu.

Karena penasaran, nyonya Wijaya pun memutuskan untuk mendekat pada putri sulungnya itu.

“Kenapa nak?” Tanya nyonya Wijaya yang langsung berhasil menarik perhatian Rana.

“Eh mamah..” Senyum Rana begitu manis saat nyonya Wijaya berdiri di hadapan nya.

“Aku lagi handphone aku mah.. Aku lupa naruhnya dimana.” Ujar Rana dengan ekspresi nya yang mendadak berubah sendu.

Nyonya Wijaya tertawa pelan. Wanita itu merogoh saku dress rumahan yang di kenakan nya meraih ponsel miliknya.

“Sebentar coba mamah telepon.” Katanya bermaksud membantu putri sulungnya.

“Oke..” Angguk Rana setuju saja.

Begitu nyonya Wijaya menghubungi nomor Rana, deringan ponsel yang begitu sangat nyaring terdengar dari dalam kamar Rana. Itu adalah deringan ponsel milik Rana.

Rana yang mendengarnya segera masuk kembali ke dalam kamar di ikuti oleh nyonya Wijaya di belakangnya yang masih terus menghubungi ponsel Rana.

“Itu di kasur sayang...” Ujar nyonya Wijaya saat melihat ponsel milik Rana yang ternyata ada di samping guling di atas ranjang berseprei ungu motif Rana.

“Oh ya ampun.. Aku cari cari dari tadi nggak ketemu mah. Ternyata diatas kasur.” Tawa Rana yang kemudian melangkah menuju ranjang. Rana meraih ponsel miliknya karena memang ada hal penting yang harus Rana lakukan menggunakan benda pipih itu.

Sementara nyonya Wijaya, wanita itu merasa aneh karena perkara menaruh ponsel diatas tempat tidur saja putrinya bisa sampai lupa. Apa lagi saat mencarinya tadi Rana seperti orang yang sedang sangat kebingungan.

Baru saja Rana menyentuh ponselnya, namun tiba tiba dia menutup mulutnya dan berlari dengan cepat menuju kamar mandi. Rana juga mencampakkan begitu saja ponsel yang baru dia temukan dengan bantuan mamahnya.

Nyonya Wijaya yang khawatir segera mengikuti putrinya yang ternyata muntah muntah di kamar mandi. Dengan sangat lembut nyonya Wijaya mengusap usap punggung Rana yang membungkuk di wastafel kamar mandinya. Akhir akhir ini memang Rana terlihat berbeda dan sering mengeluh sakit pada kepalanya. Beberapa kali nyonya Wijaya membujuk agar Rana segera mengecek kondisinya ke dokter, namun Rana selalu saja menolak dengan alasan dirinya sibuk dan pekerjaan nya tidak bisa dia abaikan begitu saja.

“Ayo mamah bantu.”

Rana mengangguk saja. Tubuhnya terasa sangat lemas dan kepalanya pusing setelah muntah muntah. Rana sendiri tidak tau kenapa hari ini dirinya sering sekali merasa mual kemudian muntah. Bahkan saat sedang rapat tadi Rana juga merasakan nya yang membuat Rana terpaksa harus menunda rapat yang siang tadi sudah berjalan.

Rana di papah oleh nyonya Wijaya keluar dari kamar mandi. Dengan sangat pelan dan hati hati nyonya Wijaya memapah putri sulungnya itu menuju ranjang dan kemudian membantu Rana berbaring di sana.

“Kita ke dokter ya kak ya.. Mamah takut kamu kenapa napa.” Ujar nyonya Wijaya yang mati matian menahan tangisnya. Wanita itu selalu di hantui rasa takut yang amat sangat besar jika mengingat penyakit putrinya yang sudah parah. Penyakit yang memang sudah di derita oleh Rana sejak kecil.

“Aku nggak papa kok mah. Mungkin cuma kecapean aja. Tidur sebentar juga pasti aku akan baikan.” Senyum Rana yang memang tidak mau membuat mamah juga papahnya khawatir.

Rana sendiri sadar penyakit nya memang sangat mustahil untuk sembuh. Apa lagi dia menderita penyakit tersebut juga sejak kecil. Dengan dirinya bisa bertahan sampai dewasa saja itu sudah sangat hebat.

“Tapi kamu pucat sekali sayang..” Lirih nyonya Wijaya yang akhirnya tidak bisa menahan air mata yang sejak tadi membuat pandangan nya mengabur.

“Aku nggak papa mah. Aku kan kuat. Percaya sama aku. Aku baik baik saja.” Rana meyakinkan mamahnya bahwa dirinya baik baik saja. Namun itu tidak berhasil karena mamahnya tetap saja menangisi kondisinya.

“Kak kamu...”

“Ssshhh...” Rana meringis saat nyonya Wijaya menggenggam tangan nya. Entah kenapa kulitnya terasa sangat sakit saat di sentuh oleh mamahnya.

“Kenapa sayang? Katakan sama mamah mana yang sakit?” Nyonya Wijaya yang khawatir tidak menyadari bahwa sentuhan tangan nya di kulit Rana membuat Rana kesakitan.

“Awh.. Mah sakit mah...”

Rana mengeluh kesakitan memegangi kulitnya yang di sentuh oleh sang mamah. Saat itulah nyonya Wijaya menyadari bahwa kesakitan yang di rasakan oleh putrinya adalah akibat dari sentuhan tangan nya.

“Ya Tuhan..” Nyonya Wijaya segera menjauhkan tangan nya dari lengan putrinya. Wanita itu menutup mulutnya terkejut karena sentuhan lembutnya bahkan membuat Rana kesakitan.

Khawatir setengah mati dengan keadaan putrinya, nyonya Wijaya pun segera menghubungi suaminya yang memang belum pulang dari perusahaan nya. Wanita itu memberitahukan tentang keadaan putrinya pada tuan Wijaya yang membuat tuan Wijaya segera bergegas pulang dan tidak perduli lagi dengan pekerjaan nya.

Dengan sangat membabi buta tuan Wijaya mengendarai mobilnya. Pria itu sama sekali tidak memikirkan akibat fatal yang akan dia alami karena kebut kebutan di jalanan yang masih ramai malam itu. Itu semua karena rasa khawatirnya terhadap kondisi Rana sekarang. Yang ada di dalam pikirannya hanya dirinya harus segera sampai di rumah untuk melihat keadaan putri sulungnya detik itu juga.

Dalam waktu yang sangat singkat tuan Wijaya sampai dengan selamat di kediaman nya. Pria itu bergegas menuju lantai dua dimana kamar putrinya berada. Begitu sampai disana, tuan Wijaya menggeleng melihat istrinya yang menangis sembari terus menenangkan putri sulung mereka yang mengeluh sakit.

“Apa yang terjadi mah?” Tanya tuan Wijaya yang langsung bercucuran air mata begitu melihat kondisi memperihatinkan putrinya.

“Mamah juga nggak tau pah. Tapi tadi Rana Tiba tiba muntah muntah. Mamah bantu Rana berbaring dan pas mamah sentuh tangan nya Rana mengeluhkan sakit...” Jawab nyonya Wijaya sambil menangis. Ingin sekali dia merengkuh tubuh putrinya namun itu tidak mungkin karena Rana saja sudah kesakitan hanya karena sentuhan nya.

Tuan Wijaya menelan ludah. Pria itu menangis dalam diamnya. Merasa tidak mungkin membopong tubuh Rana untuk dibawa ke rumah sakit, tuan Wijaya pun memilih untuk menghubungi dokter yang sudah biasa menangani Rana agar secepatnya datang ke rumahnya untuk memeriksakan keadaan Rana.

-------------

Di tempat lain, Riza dan Lubna sedang berdansa setelah selesai makan malam. Ya, Riza memang sengaja membooking restoran untuk makan malam romantis mereka berdua. Semua itu Riza lakukan untuk menyenangkan hati kekasih pujaan hatinya.

“I love you sayang.. I love you so much.” Bisik Riza pada Lubna.

Lubna tersenyum bahagia mendengarnya. Pernyataan cinta Riza selalu menjadi syair paling indah yang dia dengar. Di tambah lagi dengan tatapan lembut penuh cinta Riza yang selalu membuatnya hanyut dalam keindahan cinta yang mereka jalani.

Cup

Sedetik kemudian bibir keduanya menyatu. Mereka berciuman dengan begitu lembut dan penuh cinta.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!