Episode 2

Malam ini sepulang dari tempat nya bekerja, Riza langsung mampir ke kediaman Wijaya. Ada rasa tidak biasa yang Riza rasakan di hati nya malam ini. Mungkin karena pria itu hendak mengatakan sesuatu yang serius pada kedua orang tua dari gadis yang sangat di cintai nya.

Riza menghentikan mobilnya di halaman luas kediaman kedua orang tua Lubna. Jika di pikir pikir memang rasanya sangat mustahil jika kedua orang tua Lubna menerima pinangan nya untuk putri mereka mengingat bagaimana kayanya keluarga itu. Sementara Riza sendiri hanya manager yang tentu tidak ada apa apanya bagi keluarga Wijaya. Tapi selama Riza berhubungan dengan Lubna, baik tuan dan nyonya Wijaya tidak pernah menentang yang artinya mereka menyetujui hubungan yang Riza dan Lubna jalani selama tiga tahun ini. Mereka juga sangat baik dan ramah pada Riza setiap kali Riza datang untuk main dan sekedar menjalin hubungan baik dengan keduanya.

Riza menarik napas dalam dalam kemudian menghembuskan nya perlahan. Pria itu berusaha untuk meyakinkan dirinya dan berpikir positif. Malam ini juga Riza harus berhasil mengutarakan niatnya untuk menikahi Lubna, gadis yang sangat di cintai nya.

Ketika Riza turun dari mobilnya, saat itu juga mobil kakak Lubna berhenti tepat di samping mobilnya. Riza tersenyum menatap mobil tersebut. Riza juga sudah mengenal kakak Lubna dengan baik walaupun memang dia sedikit dingin.

“Hay..” Sapa Riza begitu Rana turun dari mobilnya.

Rana menatap sebentar pada Riza sebelum akhirnya melangkah masuk ke dalam rumah.

Riza yang melihat itu hanya tertawa saja. Rana memang sangat irit bicara. Dia dingin pada orang yang menurutnya tidak terlalu penting untuk di ladeni namun juga baik pada siapapun yang di temuinya.

Merasa terbiasa dengan sikap Rana, Riza pun memutuskan untuk masuk ke dalam kediaman mewah Wijaya. Dia di sambut dengan hangat oleh Lubna yang memang sudah menunggu kedatangan nya sejak tadi. Lubna juga terlihat sudah cantik dan fresh.

“Akhirnya kamu sampe juga. Aku udah nungguin kamu dari tadi tau. Aku bahkan sampai mengundur jadwal pemotretan aku demi kamu.” Ujar Lubna melingkarkan kedua tangan nya di lengan Riza.

Riza tertawa pelan mendengarnya. Pria itu merasa sangat gemas jika Lubna sudah berceloteh.

“Aku juga udah nggak sabar ingin mengatakan keniatan aku untuk menikahi kamu sayang. Semoga saja om sama Tante mau menerima aku sebagai menantu di keluarga ini ya..”

“Itu pasti. Ya sudah kita langsung ke mamah sama papah yuk. Mereka udah nungguin dari tadi tau.”

“Oke.” Angguk Riza.

Mereka berdua kemudian melangkah menuju ruang keluarga dimana nyonya dan tuan Wijaya sudah menunggu. Sepasang suami istri itu sama sekali tidak menduga bahwa kedatangan Riza malam ini adalah untuk meminta izin pada mereka untuk menikahi Lubna.

Begitu sampai di depan keduanya, Riza segera menyaliminya bergantian lalu duduk sejajar dengan Lubna di sofa yang ada di depan sofa yang di duduki tuan dan nyonya Wijaya. Seperti biasa, keduanya selalu bersikap ramah dan baik pada kekasih dari putri bungsunya itu.

“Kamu baru pulang Za?” Tanya tuan Wijaya.

“Iya om.. Ini langsung mampir saja.” Jawab Riza dengan senyuman yang menghiasi bibirnya.

Tuan Wijaya mengangguk paham. Dia tau bagaimana sibuknya Riza yang berprofesi sebagai manager di perusahaan tempatnya bekerja.

“Gimana kedua orang tua kamu kabarnya?” Kali ini nyonya Wijaya yang bertanya pada Riza.

“Ayah sama ibu baik tante.” Jawab Riza menganggukkan kepala yang di sertai dengan senyuman di bibirnya.

“Syukurlah kalau begitu.”

“Ya tante..”

Riza menghela napas pelan. Dia menatap sebentar pada Lubna yang duduk di samping nya. Dan anggukan pelan kepala Lubna membuat Riza merasa semakin yakin.

“Jadi sebenarnya kedatangan saya kesini itu, saya mau meminta izin sekaligus meminta restu dari om dan tante.”

Nyonya dan tuan Wijaya saling menatap sebentar sebelum akhirnya kembali memusatkan perhatian nya pada Riza yang sedang berusaha mengutarakan keniatan nya.

“Saya mau menikahi Lubna om, tante.”

Hening

Tuan dan nyonya Wijaya terdiam begitu Riza selesai mengutarakan niatnya. Keduanya tidak langsung merespon apa yang Riza katakan. Dan itu berhasil membuat Lubna kebingungan. Padahal Lubna kira kedua orang tuanya akan langsung memberi restu mengingat keduanya yang tidak pernah merasa keberatan dengan hubungan yang mereka jalin selama tiga tahun ini.

Sementara Riza, pria itu mulai di rayapi rasa khawatir karena kedua orang tua kekasihnya yang tidak langsung merespon apa yang di katakan nya.

“Nak Riza, sebelumnya saya minta maaf. Saya memang merestui hubungan kalian berdua. Tapi untuk memberi restu kalian menikah jujur saya dan istri saya belum bisa memberikan nya pada kalian berdua. Bukan karena kami tidak setuju. Tapi karena Rana, kakaknya Lubna. Rana adalah putri sulung kami dan Lubna adalah adiknya. Pantang bagi kami menikahkan Lubna kalau Rana belum menikah.”

Ucapan tuan Wijaya membuat Lubna mematung. Bagaimana mungkin papahnya bisa mengatakan hal seperti itu hanya karena Rana belum menikah. Sementara Rana saja tidak punya kekasih. Rana selalu menyibukkan dirinya dengan pekerjaan tanpa memikirkan pasangan. Rana bahkan tidak pernah memberi respon kalau Lubna menanyakan tentang pasangan padanya.

“Pah tapi...”

“Una...” Sela nyonya Wijaya yang tidak ingin putrinya membantah dengan apa yang sudah menjadi keputusan papahnya.

Una kemudian berdecak. Gadis itu merasa kesal tapi tidak berani memberontak. Una tau papahnya selalu punya alasan kuat setiap kali mengambil keputusan.

“Kalau kamu mau, kamu bisa menikahi Rana dulu, setelah itu baru kamu nikahi Lubna.” Lanjut tuan Wijaya yang membuat kedua mata Lubna membulat dengan sempurna.

“Nggak bisa gitu dong pah. Yang pacarnya Riza kan aku, kenapa malah kak Rana yang harus di nikahi oleh Riza. Lagi pula kenapa papah nggak carikan saja calon suami untuk kak Rana. Kak Rana itu cantik, pinter, pasti banyak laki laki yang mau sama kak Rana pah.” Lubna yang sudah tidak bisa menahan diri pun bersuara dengan lantang. Kali ini dia benar benar marah karena merasa keberatan dengan apa yang di katakan oleh papahnya pada Riza.

“Laki laki yang mau sama Rana memang banyak. Tapi laki laki yang benar benar baik dan bertanggung jawab itu sangat susah untuk di cari Una. Dan papah tau kenapa kakak kamu Rana tidak pernah mau mencari pasangan. Papah harap kamu mengerti dengan maksud papah.” Ujar tuan Wijaya pelan.

Lubna tersenyum miris. Gadis itu merasa papahnya sangat tidak adil sekarang.

“Papah keterlaluan. Papah sama mamah cuma sayang sama kak Rana.” Gelengnya kemudian bangkit dari duduknya dan berlari begitu saja meninggalkan Riza yang masih mematung di tempatnya duduk.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!