Episode 10

“Bagaimana keadaan Rana dokter?” Tanya tuan Wijaya setelah dokter memeriksa keadaan Rana.

Dokter Samsul menghela napas. Pria yang sebaya dengan tuan Wijaya itu menghela napas berat. Dokter Sam sapaan akrab dokter itu. Dia memang sudah sejak Rana kecil menangani Rana. Dia juga sudah akrab dengan Rana. Bahkan dokter Sam juga sudah menganggap Rana seperti anaknya sendiri.

Saat ini mereka berdua sedang berada di depan pintu kamar Rana yang sengaja di tutup. Mereka berdua memang sengaja membicarakan tentang kondisi Rana di luar agar Rana tidak bisa mendengar nya. Sedangkan nyonya Wijaya, dia menemani Rana yang masih sedikit merasa kesakitan di bagian lengan yang di sentuh olehnya.

“Seperti yang kita ketahui tuan, kondisi Rana memang sudah sangat parah. Dan rasa sakit yang Rana alami adalah akibat dari sentuhan dari nyonya Wijaya. Hal itu di sebabkan karena sel kanker yang di derita oleh Rana sudah menyebar. Jika Rana juga memperlihatkan gejala seperti mudah lupa dan sering merasa pusing atau sakit kepala itu juga berarti sel kankernya mulai menyerang otak.”

Seketika tubuh tuan Wijaya melemas mendengarnya. Pria itu tidak menyangka kondisi putrinya akan semakin buruk. Padahal tuan Wijaya selalu berharap ada keajaiban untuk putrinya agar bisa sembuh dan bisa beraktivitas tanpa harus takut akan sesuatu yang bisa saja memperburuk kondisinya.

Dokter Sam yang melihat tuan Wijaya melemas hanya bisa diam. Selama ini sudah berbagai pengobatan di jalani oleh Rana, namun kondisi Rana tetap saja seperti itu. Bahkan bukannya sembuh kanker yang di derita Rana justru semakin ganas.

“Ya Tuhan...” Tangis tuan Wijaya dalam diam. Pria itu benar benar tidak berdaya mendengar penjelasan dokter Sam tentang keadaan putri sulungnya.

----------

Pagi ini Rana tidak keluar dari kamarnya. Rasa mual, pusing, bahkan sakit saat di sentuh membuat Rana mau tidak mau harus beristirahat dari segala aktivitas yang biasa dia lakukan sehari hari.

Riza yang belum tau tentang keadaan Rana pun maklum mengingat penyakit yang di derita oleh Rana memang tidak bisa di sepelekan.

“Kamu mau sarapan apa? Biar aku ambilkan.” Ujar Riza yang sudah rapi dengan kemeja putih tulang lengan panjang berdasi serta celana bahan warna hitam yang melekat di tubuh tinggi tegap nan kekarnya.

Rana yang sejak tadi merenung di kursi di balkon kamarnya menoleh dan tersenyum.

“Aku nggak lapar.” Katanya pelan.

Riza menghela napas pelan. Pria itu mendekat pada Rana dan berdiri tepat di depan nya.

“Sarapan itu penting. Jangan di sepelekan. Katakan saja apa yang sedang ingin kamu makan. Aku akan ambilkan untuk kamu.”

Rana tertawa pelan. Lucu sekali rasanya jika ada pria yang perhatian padanya. Dulu Rana memang pernah menjalin hubungan dengan seorang pria namun akhirnya dia berkhianat dan memilih untuk pergi dengan wanita lain yang adalah selingkuhan nya. Sejak saat itu Rana pun memutuskan untuk menutup pintu hatinya untuk pria manapun.

“Oke oke, sandwich boleh?”

“Ya sudah tunggu sebentar. Aku akan ambil ke bawah.”

Riza berlalu dengan langkah santai dari hadapan Rana. Pria itu keluar dari kamar untuk mengambilkan sandwich yang di inginkan oleh Rana.

“Riza, mana kak Rana?” Tanya Lubna begitu Riza sampai di meja makan. Lubna sudah duduk sambil menyantap nasi goreng di meja makan bersama tuan dan nyonya Wijaya.

“Eum.. Rana katanya sedang nggak enak badan. Ini aku mau ambil sarapan buat Rana.” Jawab Riza apa adanya.

“Apa?” Lubna terkejut mendengar jawaban dari Riza. Rasa khawatir langsung merayapi hati Lubna saat itu juga.

Sementara tuan dan nyonya Wijaya, keduanya hanya bisa diam saja. Tuan Wijaya sudah mengatakan tentang keadaan Rana pada istrinya yang sampai menangis semalaman meratapi penderitaan putri sulungnya akibat dari penyakit kanker darah atau Leukimia yang menggerogotinya.

“Ya sudah aku ke atas lagi yah. Mah pah, Riza ke atas dulu.”

Nyonya Wijaya hanya menganggukkan kepalanya. Wanita itu tersenyum karena merasa senang dengan perhatian Riza pada Rana.

Setelah Riza berlalu kembali menuju kamarnya dan Rana, Lubna langsung memusatkan perhatian nya pada kedua orang tuanya yang hanya diam saja sejak tadi. Lubna yakin keduanya sudah tau tentang keadaan Rana.

“Mah, pah.. Kak Rana..”

“Ya, semalam saat kamu dan Riza pergi keadaan Rana tiba tiba memburuk. Kamu tau nak? Kakak kamu bahkan merasa sakit hanya karena sentuhan tangan mamah. Rana mengeluhkan sakit saat mamah menyentuh tangan nya.” Ujar nyonya Wijaya dengan suara serak menahan tangis.

Lubna menelan ludah tidak menyangka mendengar apa yang mamahnya katakan. Lubna juga merasa bersalah karena saat kakaknya sedang dalam keadaan tidak baik baik saja dirinya justru tidak ada di rumah bahkan asik berduaan dengan Riza di luar.

“Dokter Sam juga bilang sama papah kalau keadaan kakak kamu semakin memburuk. Kakak kamu juga mulai lupa dengan hal hal sepele. Itu karena kanker yang di derita kakak kamu sudah mulai menyebar bahkan sudah sampai menyerang otaknya.” Lanjut nyonya Wijaya yang sudah tidak bisa lagi menahan laju air matanya. Wanita itu bahkan langsung terisak tidak kuasa menahan rasa sesak di dadanya.

Lubna menutup mulutnya. Kedua matanya mulai berkaca-kaca mendengar penjelasan dari mamahnya tentang keadaan kakaknya, Rana. Andai saja dirinya tau Lubna tidak mungkin mengiyakan ajakan Riza untuk pergi makan berdua di luar semalam.

“Aku harus ke atas mah.. Aku mau liat keadaan kakak.”

“Tidak. Jangan Lubna. Biarkan kakak kamu bersama Riza untuk sekarang. Mamah tau kamu sangat mencintai Riza begitu pula sebaliknya. Tapi mamah mohon sama kamu, sebentar saja kamu biarkan kakak kamu merasakan perhatian dari Riza. Mamah sama papah percaya Riza adalah laki laki yang baik. Walaupun memang dia tidak mencintai kakak kamu, tapi mamah yakin Riza pasti bisa menjaga perasaan kakak kamu.” Cegah nyonya Wijaya dengan nada memohon pada Lubna.

Lubna terdiam. Jika di pikir pikir dirinya memang jauh lebih beruntung dari kakaknya. Lubna punya tubuh yang sehat dan bersih dari berbagai penyakit berbahaya. Lubna juga mempunyai Riza yang begitu tulus dan sangat mencintai nya.

Sementara kakaknya Rana, dia menderita sakit yang sangat serius bahkan sudah di vonis tidak akan bisa hidup lama lagi. Rana juga kurang beruntung dalam masalah percintaan sehingga hari harinya selalu dia habiskan dengan berbagai kesibukan di perusahaan tempat nya bekerja. Namun dari semua penderitaan yang di rasakan kakaknya itu dia mempunyai keistimewaan yaitu otak cerdas yang menurun dari sang papah, tuan Wijaya. Itulah kenapa Rana bisa menjadi seorang CEO di perusahaan tempat nya bekerja. Kepintaran nya dalam berbisnis benar benar patut di acungi jempol. Bahkan perusahaan yang di pimpin nya mampu bersanding dengan perusahaan milik sang papah.

--------

Di balkon kamarnya, Rana sarapan dengan di temani oleh Riza. Pria itu juga sedang menyantap sandwich yang sama dengan sandwich yang di makan oleh Rana. Riza juga sebenarnya sudah bisa menebak tentang hal buruk yang mungkin saja terjadi pada Rana tanpa dia dan Lubna ketahui.

“Bagaimana semalam kencan nya?” Tanya Rana yang membuat Riza berhenti mengunyah makanan dalam mulutnya.

Riza tersenyum tipis. Keberhasilan nya membuat Lubna bahagia juga karena jasa Rana juga yang sudah mau membantunya.

“Semuanya lancar, Ra. Makasih yah udah mau bantuin aku.” Jawab Riza tulus.

Rana tersenyum dan mengangguk pelan. Dia ikut senang mendengar nya.

“Syukurlah kalau begitu.” Senyum nya.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!