Episode 7

Rana menemui nyonya Wijaya. Dia mengatakan rasa keberatan nya atas sikap sang papah di meja makan tadi. Dan nyonya Wijaya mengerti dengan rasa keberatan putrinya. Semua itu karena Rana yang memang sangat menyayangi adiknya.

Rana juga meminta pada mamahnya agar mengatakan pada papahnya bahwa Rana menolak tiket ke Paris untuk bulan madunya dengan Riza.

Nyonya Wijaya yang mengerti dengan perasaan putri sulungnya mengikuti saja kemauan nya. Wanita itu tidak ingin jika sampai Rana merasa tertekan yang pasti akan berakibat fatal pada kondisinya.

--------------

Tidak terasa seminggu berlalu. Rana dan Riza yang sudah merasa jenuh dan tidak betah di rumah memutuskan untuk mengakhiri masa cuti setelah menikah nya. Mereka berdua kembali beraktivitas seperti biasanya mulai pagi ini.

“Lubna.” Panggil Rana saat Lubna hendak masuk ke dalam mobilnya. Ya, Lubna juga sudah akan berangkat bekerja seperti biasanya.

“Ya kak...” Sahut Lubna setelah menoleh menatap kakaknya.

Rana tersenyum kemudian melangkah mendekat pada Lubna menjauh dari Riza yang mengajak nya untuk sama sama berangkat bekerja pagi ini.

“Kamu mau berangkat kerja juga kan? Bagaimana kalau kita berangkat sama sama? Pake mobil kakak saja.” Senyum Rana menawarkan.

Lubna terdiam dan menatap sebentar pada Riza. Seminggu ini hubungan mereka memang sangat renggang. Riza bersikap tidak seperti biasanya. Memang Riza tetap menyapa dan perhatian padanya, tapi Lubna merasa Riza sangat berbeda. Riza tidak mesra padanya.

“Eum.. Tapi..”

“Udah ayo...” Rana tidak menerima penolakan. Dia menggandeng tangan Lubna dan mengajaknya melangkah mendekat pada Riza yang sudah berdiri di samping mobilnya.

“Masuklah..” Rana bahkan membukakan pintu mobil untuk Lubna. Dan dengan sengaja Rana memberi tempat di depan di samping kursi kemudi agar Lubna bisa dekat dengan Riza. Sedangkan dirinya, tentu saja Rana akan memposisikan dirinya sebagaimana seharusnya.

Lubna menurut saja. Sedangkan Riza, pria itu hanya bisa menghela napas pelan. Sungguh dirinya tidak berniat mempermainkan pernikahan nya dengan Rana. Tapi Riza juga tidak bisa mengingkari perasaan nya sendiri bahwa cinta yang dia punya hanya ada untuk Lubna, bukan Rana istrinya.

“Ayo Riza..” Ajak Rana yang kemudian masuk ke dalam mobil. Tentunya setelah menutup pintu mobil untuk Lubna yang sudah duduk dengan tenang di samping kursi kemudi.

Riza mengangguk pelan. Dia segera masuk ke dalam mobil dan duduk dengan tenang di kursi kemudi.

“Aku ada meeting pagi ini. Tolong antar aku dulu ya Riza.” Kata Rana. Rana berbohong sebenarnya. Karena apa yang Rana lontarkan semata mata hanya agar Lubna dan Riza bisa kembali berdua. Rana sendiri tau di rumah mereka tidak bisa berduaan karena ada kedua orang tuanya. Oleh sebab itu sebagai kakak yang baik, Rana berniat membantu adiknya agar bisa berdua bersama kekasihnya.

“Oke..” Angguk Riza setuju saja.

Sedangkan Lubna, dia benar benar mati kutu sekarang. Lubna tidak tau harus bersikap bagaimana. Riza adalah pria yang sangat dia cintai. Tapi Rana juga adalah kakak yang sangat dia sayangi.

Perlahan Riza mulai melajukan mobil Rana dengan kecepatan sedang. Dalam perjalanan menuju perusahaan tempat Rana bekerja, tidak ada obrolan apapun. Rana yang lebih memilih fokus dengan ponselnya, sedangkan Lubna sibuk sendiri dengan segala pemikiran di dalam benaknya. Untuk Riza, pria itu tidak menyangka posisi nya akan terasa begitu sangat sulit seperti sekarang. Padahal Riza pikir dia akan bisa menjalani semuanya tanpa harus menyakiti salah satu dari keduanya. Tapi nyatanya, bahkan seminggu ini Riza berusaha menutup mata dengan pura pura tidak perduli pada Lubna.

Setelah mengantar Rana, Riza pun lantas mengantar Lubna ke tempat Lubna akan menjalani shooting hari ini.

“Kenapa tadi nggak sarapan?” Tanya Riza pada Lubna.

Lubna menatap sebentar pada Riza kemudian menghela napas. Sejujurnya Lubna bingung harus bagaimana sekarang. Lubna merasa di lema dengan hubungan nya dengan Riza yang mulai tak tentu arah menurut nya.

“Memangnya kamu masih perduli sama aku?”

Riza mengernyit. Pria itu langsung menepikan mobil Rana yang di kemudikan nya setelah mendengar pertanyaan Lubna yang sangat aneh itu.

“Una.. Kenapa kamu ngomong begitu?” Tanya Riza tidak menyangka.

Lubna tersenyum miris. Sekalipun Lubna tidak pernah menduga hubungan nya dengan Riza akan menjadi seperti sekarang. Riza menjadi suami dari kakaknya. Riza adalah kakak iparnya sekarang.

“Aku juga sekarang mulai tidak yakin dengan hubungan kita.”

Riza menggelengkan kepalanya. Padahal di awal mereka sudah sepakat. Bahkan Lubna sendiri yang akhirnya mendukung pernikahan nya dengan Rana.

“Apa maksud kamu Una? Jangan bercanda. Hubungan kita akan baik baik saja.”

“Dengan status kamu yang sebagai kakak iparku begitu?”

Riza menelan ludah tidak menyangka Lubna akan berkata demikian.

“Riza, aku tidak pernah sedikitpun menduga semua ini akan terjadi. Seharusnya yang ada di samping kamu saat kamu mengucapkan ijab kobul itu adalah aku. Seharusnya yang berada di samping kamu dan menerima ucapan selamat dari tamu undangan itu adalah aku. Bukan kak Rana..” Lubna mulai menitikkan air matanya tanda kesakitan nya yang teramat sangat menyayat hati. Gadis itu tidak menginginkan sedikitpun hubungan nya dan Riza akan berubah menjadi adik dan kakak ipar.

“Tapi aku juga sangat menyayangi kak Rana. Itu sebabnya aku rela menahan rasa sakit demi kak Rana. Tapi sekarang apa? Kamu justru abai sama aku. Kamu seperti tidak perduli sama aku. Kamu bersikap seolah kita tidak memiliki hubungan apapun.”

Lubna mulai terisak. Gadis itu merasa sendiri menahan beban di hati dan pikiran nya. Meski Lubna sendiri selalu mencoba berpikir positif dan percaya pada kakaknya. Buktinya pagi ini kakaknya dengan sengaja membiarkan nya bersama dengan Riza. Kentara sekali jika Rana sengaja membuat mereka agar bisa berdua.

Riza menghela napas berat. Tidak tega melihat gadis yang sangat di cintai nya menangis, Riza pun meraih tubuh bergetar Lubna dan memeluknya dengan sangat lembut. Riza juga beberapa kali mengecup puncak kepala Lubna. Usapan lembut penuh cinta Riza berikan di punggung Lubna agar gadis itu bisa tenang. Riza akui caranya memang salah. Riza pura pura tidak perduli pada Lubna saat berada di rumah.

“Maaf.. Maafin aku sayang.. Aku sadar aku salah. Aku benar benar minta maaf..” Lirih Riza penuh rasa sesal.

Lubna yang mendengar permintaan maaf dari Riza semakin merasa teriris hatinya. Lubna sendiri juga menyadari semua yang mereka lakukan adalah untuk membuat kakaknya Rana merasa bahagia di sisa hidupnya yang hanya tinggal sebentar lagi. Walaupun memang rasanya Lubna juga tidak akan sanggup jika harus kehilangan kakak satu satunya itu. Kakak yang sangat Lubna sayangi meskipun memang rasa sayang itu tidak pernah Lubna perlihatkan secara terang terangan.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!