Kedekatan El - Hannah

Sore ini Hannah sudah tidak terlihat pucat pasi lagi. Mereka El dan Hannah nampak bermain di ruang bermain milik El. Hannah merawatnya dengan baik. Walau bagaimana El bukanlah alasan untuk dirinya menjadi jahat. Hannah yang sedang menyuapi El tiba- taba tangannya di pukul oleh seseorang.

" Aahhh! Maaf sayang tidak sengaja ... " sontak saja Hannah membersihkan baju El. Pemuda kecil itu tersenyum tampan.

" Lancang sekali kamu mendekati cucu saya!!!!" murka sang nenek dari El. Sedangkan El bingung melihat kejadian ini. Hannah memberi kode pada sang Maid agar membawanya main di luar.

" Sayangnya Bunda ... Main sama mbak dulu ya sayang!" ujarnya sambil tersenyum dan El mengangguk serta memberikan jempol mungilnya.

Setelah putra dan Maidnya keluar Hannah baru memghela nafas. Hannah kemudian berdiri dan menatap ibu Zoya itu. Hannah tersenyum padanya namun beliau nampak mencibirnYa. Hanya acuhkan saja memang zoya adalah putrinya. Mungkin beliau benci akan kehadiran Hannah.

" Ada apa bu? Kenapa mengatakan hal itu? Apakah suamiku itu tidak mengatakan bahwa putranya sangat membutuhkanku," Ucap Hannah mungkin terdengar sangat aneh dan respon ibu Zoya nampak kesal.

" Oh ... Jadi kamu menikmati peran pengganti ini? Hmmm ... Apakah kamu perempuan baik-baik sebenarnya dengan teganya menempati posisi orang lain?" ejek ibu Zoya. Hannah lagi-lagi harus menghela nafas.

" Nyonya ... Berhentilah mengatakan yang tidak-tidak! Maafkan saya jika kesannya agak kasar nyonya. Tapi bukan saya yang datang ke rumah ini tapi menantu anda yang datang ke rumah dan membuat Umma saya yang baik itu percaya!" seru Hannah kali ini dengan geram. Dia tak ingin di intimidasi terus menerus seperti sinetron yang berlalu lalang di televisi.

" Sombong ya kamu!" serunya tak mau kalah.

Hannah sudah tak mau menjawabnya lagi. Yang ada Hannah nanti akan kebablasan dan mengatakan yang tidak-tidak. Dia pun melangkah untuk keluar. Namun tanpa di sangka Hannah di hentikan dan tangan ibu zoya sudah melayang.

Plaaaakkkkk.

Suara tamparan itu begitu keras. Namun kenapa Hannah tak merasakan kebas pada pipinya. Akhirmya sia memberanikan diri untuk melihat apa yang terjadi. Hannah membelalak kaget saat Zein-lah yang mendapat tamparan itu.

" Ma ... Jangan! Zein yang membawanya kemari. Jadi, tolong jangan sakiti dia! Zein mohon ... Kita butuh dia. Maka perlakukanlah dia dengan baik," ujar Zein dengan sopan pada ibu mertuanya.

" Tidak Zein! Kau pasti akan melupakan putriku jika bersamanya! Wanita polos ini penuh dengan tipuan. Mama mohon kembalikan saja!" jawabnya dengan nada khawatir dan tidak suka.

" Ma ... Zein membawanya karena ada alasan penting! Pahamilah ma ... Zoya tetaplah zoya dan Hannah juga tetap Hannah," ujar Zein meyakinkan kemudian melirik Hannah sambil mengatakan yang membuat Hannah pergi dari sana.

" Pergilah! Ajak putraku bermain," ucapnya.

Hannah keluar tanpa mengiyakan atau pun mengatakan sesuatu hal sekalipun. Dia lanhsung melesat dan melipir pergi dari sana. Zein hanya menghela nafas dan kemudian mengajak mama Zoya itu duduk di balkon.

" Ma ... Zein tidak bisa merawat El sendiri. Zein butuh Hannah untuk itu. Tapi Zoya pasti akan tetap mewarnai hati Zein," lirihnya.

" Zein kau bisa menikahi Sivanya untuk hal itu. El adalah keponakannya! Sivanya akan merawat dia dengan baik," protes mertuanya. Zein menghela nafas panjang.

" Ma ... Zein bukan lagi mencari kesenangan sendiri. Zein hanya butuh senyuman El," jawabnya lagi dengan mengusap kepalanya. Mama zoya nampak kecewa dengan jawaban Zein.

" Mama pergi Zein!" pamitnya kemudian keluar dari sana. Zein tak menjawabnya. Nampaknya mama istrinya itu sangat marah dengan kehadiran Hannah di rumah ini.

saat Zein hanya menatap mobil mertuanya keluar dari pelataran rumahnya. Dia merasa bersalah. Akan tetapi dia tak bisa menikahi Sivanya. Dia khawatir tak bisa membahagiakan gadis muda sepertinya sebab dia belum bisa membahagiakan siapapun saat ini.

" Pulangkan saja aku ke rumah Umma agar hubunganmu dengannya kembali baik. Masalahnya hanya ada padaku," Ujar hannah kemudian berbalik kembali keluar. Dia masuk hanya ingin mengambil mainan putra dokter Zein namun melihat doktwr Zein seperti galau Hannah memberanikan diri mengatakan sesuatu.

" Jangan memikirkan mertuaku. Dia akan menjadi urusanku! Tugasmu hanya menjaga El dan menjaga kesehatanmu sendiri. Cukup tadi malam dna pagi ini kamu merepotkanku! Lain kali jagalah dirimu!" ujarnya membuat Hannah berhenti dan memutar bola matanya malas.

" Jika begitu biarkan aku tinggal di kamar lain agar aku tidak merepotkanmu!" jawabnya dengan tegas. Zein kemudian menoleh ke arah Hannah.

" Tetaplah di kamar itu! Meskipun di rumah ini banyak kamar bukan berarti kamu harus tinggal di kamar lain," jawabnya dengan sangat ambigu. Ingin sekali Hannah melempar kepalanya itu dengan sandalnya.

" Terserah," jawab Hannah kemudian pergi.

Hannah kembali menemui putra barunya itu. El nampak menikmati permainan bersama El. Tiba-tiba saja el memeluk Hannah dengan penuh kasih sayang. Dia nampak sedih sekali.

" Hai ... Sayangnya bunda kenapa?" tanya Hannah sambil tersenyum dan melerai pelukannya.

" Nda ... Maafin Oma ya! Omanya mungkin la .. Gi capek! Maafin ya Nda ... " Pinta El dengan manjanya. Hannah tersenyum dan meminta sesuatu pada El yang diikuti tawa Maid dan Baby El.

" Ehmmm ... Gak marah sih asalkan Bunda di sun pipi sama Baby El!" seru Hannah. Tanpa aba-aba Baby el langsung mengecup pipi Hannah. Hannah jadi tersenyum bahagia.

" El ... Cayang dunda," jawabnya dengan imut.

" Bunda juga sayang Baby El," jawabnya sambil memeluknya dengan erat.

Dari tangga zein melihat kedekatan itu. Hatinya menghangat saat melihat kebahagiaan sang putra.

Inilah kenapa aku rela ke rumah Hannah. Pegawai yang aku hina di rumah sakit. Kini, dialah alasan putraku tersenyum. Sudah ku coba sivanya untuk merawat El namun dia sedang sibuk kuliah sehingga El jarang mau jika bersamanya karena waktunya yang sibuk. Mana mungkin aku meminta dia merawat El dalam keadaannya yang tak bisa membagi waktu.

" Eh ... Ada papa! Cini pa ... Main sama kita!" ajak baby el. Zein mengangguk dan berlari ke bawah untuk menemui mereka.

...Jangan lupa like, vote kasih bintang ya makasih aayangku....

Terpopuler

Comments

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

mantan mertua Zein , ternyataaa kuatir gk dpt menantu dokter toh

2023-11-09

1

Mika Saja

Mika Saja

awal yg baik Zein....trs lah membuka hati ms depan ada di tanganmu,, Hannah berjuanglah jgn menyerah..,doa umma pasti yg terbaik

2023-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Zein dan Zoya
2 Pernikahan Zein - Zoya
3 Sadar
4 Paksaan
5 Nikah
6 Sah
7 Demam
8 Kelemahan Hannah
9 Kedekatan El - Hannah
10 Di Kamar
11 Sentuhan Pertama
12 Visit
13 Tatapan Zein
14 Perayaan Hari Jadi RS
15 Pagi ini
16 Hadiah pertama
17 Berdebar
18 Menggandeng
19 Dansa
20 Manjanya Siva
21 Weekand
22 Mundur salah Maju salah
23 First Kiss
24 Makan Bersama
25 Senyuman Bahagia
26 Senyuman Memudar
27 Kamar Pengantin
28 Manis
29 Bucin
30 Zein POV
31 Perhatian Zhafran
32 Drama Baru
33 Tersenyum Walau Tercubit
34 Bicara Dengannya
35 Pergi untuk Kembali
36 Mematung
37 Cinta Zein
38 Terlambat Tahu
39 Titip El
40 Perhatian Penuh
41 Berbincang dengan Hafla
42 Ketegasan Zein
43 Bernego dengan El
44 Bertanya sekali lagi
45 Mual - Trimester awal
46 Zein Pov
47 Tremor
48 Jatuh Cinta lagi
49 Senyum Zein
50 El Kecil Vs Alia Kecil
51 Syndrom Baby Blues
52 Mulai lagi
53 Ikhlas
54 Aku
55 Menghabiskan Malam
56 Bertemu Adik Ipar
57 Mengungkap
58 Rindu
59 Aqiqah
60 Ketahuan
61 Honeymoon
62 Ala - Ala Zein
63 Madu
64 Jatuh Cinta Lagi
65 Cemburu
66 Melamar
67 Salah Paham
68 Ngambek
69 Tatapan Tajam
70 Sesama Pria
71 Gladis
72 Jelang Ramadhan
73 Mode On
74 Khasanah ( Kisah Cinta Zein )
75 Memori
76 ZH Versi Muda
77 Seven Day -1
78 Seven Day - 2
79 Tatapan Mengintimidasi
80 Aku Mencintaimu
81 Langit Senja
82 Kelucuan Zein
83 El - Mom - Alia
84 Perjodohan
85 Jodoh Allah yang atur
86 El! Tumben ...
87 Doa El
88 Haru
89 Bahagia
90 Adam El Kautsar
91 Babak Baru
92 Babak terakhir
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Zein dan Zoya
2
Pernikahan Zein - Zoya
3
Sadar
4
Paksaan
5
Nikah
6
Sah
7
Demam
8
Kelemahan Hannah
9
Kedekatan El - Hannah
10
Di Kamar
11
Sentuhan Pertama
12
Visit
13
Tatapan Zein
14
Perayaan Hari Jadi RS
15
Pagi ini
16
Hadiah pertama
17
Berdebar
18
Menggandeng
19
Dansa
20
Manjanya Siva
21
Weekand
22
Mundur salah Maju salah
23
First Kiss
24
Makan Bersama
25
Senyuman Bahagia
26
Senyuman Memudar
27
Kamar Pengantin
28
Manis
29
Bucin
30
Zein POV
31
Perhatian Zhafran
32
Drama Baru
33
Tersenyum Walau Tercubit
34
Bicara Dengannya
35
Pergi untuk Kembali
36
Mematung
37
Cinta Zein
38
Terlambat Tahu
39
Titip El
40
Perhatian Penuh
41
Berbincang dengan Hafla
42
Ketegasan Zein
43
Bernego dengan El
44
Bertanya sekali lagi
45
Mual - Trimester awal
46
Zein Pov
47
Tremor
48
Jatuh Cinta lagi
49
Senyum Zein
50
El Kecil Vs Alia Kecil
51
Syndrom Baby Blues
52
Mulai lagi
53
Ikhlas
54
Aku
55
Menghabiskan Malam
56
Bertemu Adik Ipar
57
Mengungkap
58
Rindu
59
Aqiqah
60
Ketahuan
61
Honeymoon
62
Ala - Ala Zein
63
Madu
64
Jatuh Cinta Lagi
65
Cemburu
66
Melamar
67
Salah Paham
68
Ngambek
69
Tatapan Tajam
70
Sesama Pria
71
Gladis
72
Jelang Ramadhan
73
Mode On
74
Khasanah ( Kisah Cinta Zein )
75
Memori
76
ZH Versi Muda
77
Seven Day -1
78
Seven Day - 2
79
Tatapan Mengintimidasi
80
Aku Mencintaimu
81
Langit Senja
82
Kelucuan Zein
83
El - Mom - Alia
84
Perjodohan
85
Jodoh Allah yang atur
86
El! Tumben ...
87
Doa El
88
Haru
89
Bahagia
90
Adam El Kautsar
91
Babak Baru
92
Babak terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!