Cinta yang besar mungkin akan membutakan mata hati seseorang. Zein memang terpuruk semenjak kejadian di meja operasi malam itu. Selain dia gagal sebagai dokter dia pun ikut gagal dalam menjadi seorang suami bagi istrinya. Bahkan di saat istrinya butuh pertolongan dia tak mampu menjadi superhero baginya. Dia nampak seperti malaikat maut bagi sang istri.
" Aaahhhhhhh!" teriaknya sambil memegang kepalanya yang mulai sakit jika mengingat kejadian itu. Trauma itu benar - benar menyiksanya. Hanya demi putranya Dia sanggup berdiri sampai sejauh ini.
" Tenanglah Zein!!! Kamu bisa yakinlah," teriak Mahendra. Sedari tadi mahen sudah menemaninya. Dia biarkan Zein mengingat masa lalunya dengan perlahan. Berharap pemuda ini tidak lagi menyalahkan siapapun.
" Tidak Mahen!!!! Aku tidak bisa .... Please aku mencintai Zoya Mahen. Ya Allah .... Hapuslah cinta kasihhku jika engkau mengambilnya dariku," tangis Zein tergugu sampai merosot di bawah kursi.
Mahendra pun ikut duduk di bawah. Tersiksa pasti itu yang di rasakan oleh sahabatnya Zein. Mahendra menepuk-nepuk pundak sahabatnya. Mahendra pun mengeluar kata demi kata agar Zein tenang kembali. Dia tidak boleh begini terus menerus.
Tok. Tok. Tok.
Suara pintu ada yang mengetuk. Mahendra menatap Zein yang masih menunduk. Akhirnya dia memutuskan untuk melihat siapa yang dataang. Mahendra mengernyitkan alisnya.
" Zoya!" serunya.
Sedangkan yang si panggil menoleh ke sana kemari dengan tidak menemukan siapapun selain dirinya sendiri.
" Saya ... Dokter Hannah tuan! Saya kemari mengantarkan Si kecil El. Tadi di depan ketemu sama istri pak direktur meminta saya membawa El kemari," jawabnya dengam sangat sopan sekali.
Mahendra tercengang bahkan melongo saat mendapati dokter Hannah begitu mirip dengan Almarhum dokter Zoya. Bedanya hanya mengenakan Hijab dia gadis modis namun tak merusak adat islami yang kental.
" Oh ... Masuklah! Bawalah El masuk mungkin Zein sedang menunggumu," ucapnya masih dengan perasaan sok.
Mahendra mengikuti Zoya kedua alias Hannah dari belakang. Berharap ada stimulus baik dari Zein. Apalagi saat ini Hannah sedang membawa putra mereka.
" Pa ... Pa ... " suara imut baby El yang sudah berusia 3 tahun membuat atensi Zein terurai mencari keberadaan suaranya.
Zein mendapati putranya sedang bersama Hannah saat ini. Dia menghela nafas dan membenarkan posisinya serta tersenyum pada putranya. Hannah tersenyum dan mau keluar dari ruangan namun panggilan Baby El membuatnya terhenti.
" Ma ... Mau ke .. Ma...na? Cini ... Temani El cama pa ..pa," suara itu membuat hati Hannah mak jleb. Hannah mematung di tempat.
Hannah yang di kagetkan dua kali menjadi seperti oranh linglung. Pertama Hannah di bentak oleh dokter Zein pagi tadi di koridor sekarang putranya memanggilnya mama.
Kemana mama anak ini? Kenapa memanggilku mama. Salah dengar kayaknya.
Hannah melangkahkan kakinya lagi menuju pintu. Nampak El merengek dan merajuk pada papanya. Mahendra di sana di buat jadi seperti penonton drama live yang tidak mengerti mau di kasih judul apa. Yang jelas ini menarik sekali bagi Mahen.
" Kamu tidak dengar putramu memanggil! Kemarilah," seru Zein membuat Mahen menoleh dan menatap tajam sahabatnya. Begitu pula Hannah yang menoleh dengan cepat berharap dia salah dengar saat ini.
What??? Putra ... Kapan aku menjadi istrinya dan kapan aku melahirkannya. Wah, halusinasi parah saat ini aku.
" Cepat kemarilah!!! Apakah aku harus menggendongmu dan membawa ke sini untuk putramu!!" serunya dengan rahang mengatup kuat.
Hannah pun mendekat daripada kena semprot lagi. Iya kan??? Mending cari aman. Lagian membahagiakan orang lain pahala aaplagi anak kecil. iya udahlah ya kita cari pahala menjadi baik untuk orang lain. Saat hannah mengambil El Mahen menarik Zein keluar ruangan.
" Apa yang kamu katakan teman??!" serunya dengan mengernyitkan alis.
" Mata El ... Matanya mengharapkan seorang ibu di sampingnya. Setiap hari dia pandangi foto Zoya. Saat menatap Hannah dia pasti akan mengira dia adalah ibunya jadi biarkan saja aku ingin dia bahagia," jawabnya enteng.
" Lalu?" tanya Mahen
" Lalu apa? Aku akan membayar dokter itu berapa saja asalkan dia bisa membahagiakan putraku!" seru Zein dengan tatapan kosong.
" Tetapi tidak seperti konsepnya Zein," nasehat Mahen.
" Biarkan saja! Aku akan membuat dia menerima semuanya. Dia harus mau!" serunya dengan sarkas kemudian masuk ke dalam ruangan.
Jangan sakiti dia Zein. Dia gadis baik kau harus mempertimbangkan lagi. Jangan membuat kesalahan atas ketidakberdayaan karena cintamu yang pergi.
...Likèeeeeee...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
my name
iklaskan dia yg telah pergi zain, hanna bukanlah zoya walaupun mereka mirip wajahnya
2023-12-11
1
Iqlima Al Jazira
aduh 🤦♀️
2023-10-15
0