Demam

Tanpa banyak protes Hannah merawat El tanpa di minta oleh siapapun. Tak ada komunikasi khusus dengan sang suami. Saat ini pahalanya hanya pada baby El. Bayi kecil yang sebentar lagi akan beranjak dari zona balita. Mungkin saat ini hati Hannah sudah tak berbentuk. Bagaimana bisa dia harus mengalami ini dua kali namun dengan konteks yang lebih menyakitkan. Dosa apakah sebelumnya sehingga kepediham ini sangat mengganggu.

" Nona ... Anda sebelum sarapan sedari pagi! Pergilah sarapan dulu biar Tuan muda El saya yang jaga," pinta Maid tersebut. Hannah tersenyum dan mengangguk.

Hannah yang berjalan menuju ruang makan itu sudah bersiap untuk mengeksekusi makanannya. Namun saat Hannah sudah dalam suapan ketiga tiba-tiba saja piringnya melayang ke lantai dan pecah sehingga mengenai punggung telapak kakinya. Berdarah. Jelas saja.

Pyaaaarrrr.

Suara itu memggema di tengah ruang makan. Hannah menghela nafas dan menelan begitu saja makanan yang sudah terlanjur masuk dalam rongga mulutnya dengan sempurna. Setelahnya baru dia menatap gerangan yang melemparkan piringnya hingga teronggok ke lantai marmer mahal rumah ini.

" Lihatlah dirimu ini! Wajah mungkij mirip dengan putriku tapi bukan berarti kamu bisa menggantikan dia di rumah ini. Zein dan putranya adalah milik putriku bukan dirimu!!!" bentak wanita paruh baya itu. Dengan lelahnya Hannah hanya menghela mafas panjang.

" Maka bebaskan aku dari hubungan ini jika anda bisa nyonya!" seru Hannah akhirnya. Dia mulai melupakan cara berbicara dengan baik saat menghadapi wanita paruh baya ini.

" Bagus ya!!! Kamu menantangku," marahnya dengan mendorong Hannah hingga terjatuh. Lagi-lagi tangan Hannah terkena pecahan beling bekas piring keramik tadi.

" Hmmmm. Aaaaiiishhh .... " rintih Hannah sambil menahan amarahnya sendiri.

Dengan tergopoh-gopoh maid kepercayaan Zein memghampiri mertua tuan Zein-nya itu. Dia mencoba menenangkan beliau. Dan segera membantu Nyonya Zein yang baru.

" Nyonya ... Anda istirahatlah! Biar Nyonya sepuh saya yang menemani," ucap Maid pada Hannah. Lagi - lagi Hannah bungkam dan segera pergi. Sebab lukanya harus segera di obati.

Maid itu membawa mertua Zein ke ruang keluarga. Dia menenangkan ibu Nyonya Zoya-nya dengan menghidangkan makanan kesukaannya itu. Wanita paruh baya itu mengeluh pada maid kepercayaan putrinya.

" Kamu tahu ... Harusnya dia tidak di sini Maid. Bagaimana bisa menantuku itu memasukkan perempuan lain ke rumah impian putriku ini," tangis ibu Zoya tidak terima. Maid hanyalah seorang Maid bisa berbuat apa dia. Seorang Maid itu hanya mampu mendengarkan saja.

" Bersabarlah nyonya ... Biarkan Tuan yang menjelaskan semuanya," jawab Maid tersebut dengan tersenyum sopan.

...----------------...

Dengan langkah tegas Dokter Zein memasuki rumahnya sendiri. Dia menatap sekitar tak menemukan putranya dimana -mana dan gadis itu tentunya. Dia melihat Maid sedang membuat minuman untuknya.

" Dimana dia?!" tanya Zein dengan suara garangnya.

" Di kamar Tuan," jawabnya singkat.

" Apakah aku menyuruhnya tidur saja! Bagaimana dia bisa jadi ibu yang baik jika dia tidur terus sepanjang hari," marah Zein dengan berjalan pergi. Maid mau menjelaskan terlanjur ketinggalan oleh langkah tuannya.

Zein berlari ke kamarnya karena dia membawa gadis itu kemari untuk merawat El bukan untuk tidur sepanjang hari. Ketika berada di dekat kamarnya dia mendengar El memanggil Maid dengan suara keras dan cepat.

" Bi ... Bi... Bi ... Bi!" teriaknya dengan bingung. Dengan satu kali putaran Zein membuka pintu dan mendapati putranya mondar mandir. Saat melihat Zein datang si kecil El berlari dan memeluk sang papa. Mata tajam Zein melihat Hannah memejamkan mata tanpa melihat putranya sama sekali.

" Ada apa sayang papa? Katakan," jawab sang papa dengan sangat sayang sekali. Tanpa menjawab terlebih dahulu baby El menarik sang papa ke dekat ranjang.

" Mama ... Cakit pa. Ba ... Dannya pa .. Nas pa. Mama belum maa .. Kan. Cacihan Mama," ucap El mencoba mencerna kata sebaik mungkin.

Saat Baby El mengatakan hal itu Maid masuk dengan membawa nampan dan datang bersama Maid kedua rumah ini. Zein menatap maid tersebut dan memintanya membawa El bermain sebentar. Zein menahan Maid yang selalu bersama El.

" Katakan apa yang terjadi hari ini?" tanya Zein padanya. Maid itu menaruh nampan di meja dan bercerita pada Zein.

" Tuan Maafkan saya ... Tadi ada Ibu nyonya Zoya! Beliau murka pada Nona Hannah. Saat Nona Hannah makan dan itu pun terlambat beliau melempar piring itu ke lantai hingga kaki nona terluka namun tidak sampai di situ nyonya mendorong Nona Hannah hingga tangannya pun ikut terluka. Setelahnya saya berusaha mengajak ibu nyonya Zoya untuk menenangkannya. Nona Hannah hanya meminta dibebaskan dari hubungan ini saat nyonya mengatakan hal buruk padanya. Hanya itu tuan dan tadi setelah kejadian itu Tuan Muda bermain di kamar bersama Nona Hannah," ceritanya membuat Zein mengangguk dan menyuruhnya keluar untuk menemani El dengan baik selama dia merawat Hannah.

Zein menyentuh kening Hannah dan sangat panas. Zein pun melepas kancing kemejanya bagian atas dan pergelangan tangan agar muda mengompresnya. Zein terus memantau keadaan Hannah sesuai ilmu kesehatan yang dia miliki. Dia pun mengecek luka di kaki dan tangan Zein pun mengganti perbannya.

Maafkan aku Zoya mungkin yang aku lakukan salah dengan mendatangkan Hannah ke rumah ini dan kamar kita. Maafkan aku sudah membawanya ke rumah impian kita. Tapi di sisi lain aku tidak sanggup menatap putra kita kondisinya memburuk karena merindukanmu sayang. Aku bisa apa Zoya tanpamu.

Zein nampak tidur di kursi panjang yang nyaman jika di gunakan untuk tidur. Dia nampak lelah bekerja seharian. Hannah bangun dengan kepala yang pusing sehingga dia menjatuhkan sesuatu yang ada di meja sehingga membangunkan sang suami. Seketika Zein kaget dan berlari.

" Zoya kau baik - baik saja!" seru Zein panik. Hannah hanya mematung diam tak berkutik.

" Lepaskan aku jika kamu sangat mencintai Zoya. Kita akan saling menyakiti jika seperti ini terus menerus," Hannah kemudian pergi ke kamar mandi. Tanpa memakan apapun di piringnya.

Zein nampak menghela nafas berat. Dia salah menyebutkan nama. Meskipun hubungan mereka karena El bukan berarti Zein bisa mnyakitinya sesuka hati.

" Kau lihat Zoya! Aku tidak bisa ... " lirihnya.

...Jangan lupa likeeee dan vote....

...Komen ya makasihhhh sayangkuh....

Terpopuler

Comments

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

hasanah jadi korban keegoisan zein hanya demi putranya

2024-07-01

1

Enung Samsiah

Enung Samsiah

zein trauma tpi kasian hasanah jd korban,,,

2023-12-30

1

Mika Saja

Mika Saja

kak Anna tambah lg kurang bacanya

2023-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 Zein dan Zoya
2 Pernikahan Zein - Zoya
3 Sadar
4 Paksaan
5 Nikah
6 Sah
7 Demam
8 Kelemahan Hannah
9 Kedekatan El - Hannah
10 Di Kamar
11 Sentuhan Pertama
12 Visit
13 Tatapan Zein
14 Perayaan Hari Jadi RS
15 Pagi ini
16 Hadiah pertama
17 Berdebar
18 Menggandeng
19 Dansa
20 Manjanya Siva
21 Weekand
22 Mundur salah Maju salah
23 First Kiss
24 Makan Bersama
25 Senyuman Bahagia
26 Senyuman Memudar
27 Kamar Pengantin
28 Manis
29 Bucin
30 Zein POV
31 Perhatian Zhafran
32 Drama Baru
33 Tersenyum Walau Tercubit
34 Bicara Dengannya
35 Pergi untuk Kembali
36 Mematung
37 Cinta Zein
38 Terlambat Tahu
39 Titip El
40 Perhatian Penuh
41 Berbincang dengan Hafla
42 Ketegasan Zein
43 Bernego dengan El
44 Bertanya sekali lagi
45 Mual - Trimester awal
46 Zein Pov
47 Tremor
48 Jatuh Cinta lagi
49 Senyum Zein
50 El Kecil Vs Alia Kecil
51 Syndrom Baby Blues
52 Mulai lagi
53 Ikhlas
54 Aku
55 Menghabiskan Malam
56 Bertemu Adik Ipar
57 Mengungkap
58 Rindu
59 Aqiqah
60 Ketahuan
61 Honeymoon
62 Ala - Ala Zein
63 Madu
64 Jatuh Cinta Lagi
65 Cemburu
66 Melamar
67 Salah Paham
68 Ngambek
69 Tatapan Tajam
70 Sesama Pria
71 Gladis
72 Jelang Ramadhan
73 Mode On
74 Khasanah ( Kisah Cinta Zein )
75 Memori
76 ZH Versi Muda
77 Seven Day -1
78 Seven Day - 2
79 Tatapan Mengintimidasi
80 Aku Mencintaimu
81 Langit Senja
82 Kelucuan Zein
83 El - Mom - Alia
84 Perjodohan
85 Jodoh Allah yang atur
86 El! Tumben ...
87 Doa El
88 Haru
89 Bahagia
90 Adam El Kautsar
91 Babak Baru
92 Babak terakhir
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Zein dan Zoya
2
Pernikahan Zein - Zoya
3
Sadar
4
Paksaan
5
Nikah
6
Sah
7
Demam
8
Kelemahan Hannah
9
Kedekatan El - Hannah
10
Di Kamar
11
Sentuhan Pertama
12
Visit
13
Tatapan Zein
14
Perayaan Hari Jadi RS
15
Pagi ini
16
Hadiah pertama
17
Berdebar
18
Menggandeng
19
Dansa
20
Manjanya Siva
21
Weekand
22
Mundur salah Maju salah
23
First Kiss
24
Makan Bersama
25
Senyuman Bahagia
26
Senyuman Memudar
27
Kamar Pengantin
28
Manis
29
Bucin
30
Zein POV
31
Perhatian Zhafran
32
Drama Baru
33
Tersenyum Walau Tercubit
34
Bicara Dengannya
35
Pergi untuk Kembali
36
Mematung
37
Cinta Zein
38
Terlambat Tahu
39
Titip El
40
Perhatian Penuh
41
Berbincang dengan Hafla
42
Ketegasan Zein
43
Bernego dengan El
44
Bertanya sekali lagi
45
Mual - Trimester awal
46
Zein Pov
47
Tremor
48
Jatuh Cinta lagi
49
Senyum Zein
50
El Kecil Vs Alia Kecil
51
Syndrom Baby Blues
52
Mulai lagi
53
Ikhlas
54
Aku
55
Menghabiskan Malam
56
Bertemu Adik Ipar
57
Mengungkap
58
Rindu
59
Aqiqah
60
Ketahuan
61
Honeymoon
62
Ala - Ala Zein
63
Madu
64
Jatuh Cinta Lagi
65
Cemburu
66
Melamar
67
Salah Paham
68
Ngambek
69
Tatapan Tajam
70
Sesama Pria
71
Gladis
72
Jelang Ramadhan
73
Mode On
74
Khasanah ( Kisah Cinta Zein )
75
Memori
76
ZH Versi Muda
77
Seven Day -1
78
Seven Day - 2
79
Tatapan Mengintimidasi
80
Aku Mencintaimu
81
Langit Senja
82
Kelucuan Zein
83
El - Mom - Alia
84
Perjodohan
85
Jodoh Allah yang atur
86
El! Tumben ...
87
Doa El
88
Haru
89
Bahagia
90
Adam El Kautsar
91
Babak Baru
92
Babak terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!