Dendam ku

BAB 7

Celine melintasi sebuah taman kota yang redup, ditemani oleh cahaya gemerlap lampu jalanan. Di bawah sinar lampu, dia melihat sepasang kekasih tengah duduk di kursi taman, terlihat sedang menikmati momen kehangatan bersama.

Wanita itu memiliki tubuh yang mempesona, dipeluk erat oleh seorang pria sebaya yang tampak menikmati setiap gerakan wanita itu naik turun.

"Seriusan, di taman umum, malam-malam begini, masih ada aja yang berani tampil begitu," gumam Celine dengan nada kesal, menyindir perilaku kurang sopan pasangan itu.

Namun, pasangan itu seolah tak peduli dengan kehadiran Celine; mereka terlalu asyik dengan kenikmatan yang mereka rasakan.

Laki-laki itu hanya bisa menggigit baju sang wanita di tempat-tempat yang penuh gairah, sementara wanita itu tampak tak bisa menghentikan kenikmatan yang membanjiri tubuhnya, suara-suara pelan keluar dari mulutnya, menyatu dengan malam yang sunyi.

Celine, sementara itu, melihat adegan itu dan tiba-tiba merasakan dorongan birahi yang menghantamnya begitu kuat.

Ia berusaha menjauhkan pikirannya dari kejadian di depannya, tetapi entah mengapa, bayangan Pangeran muncul di benaknya. Dia merasakan hasratnya melonjak, dan dengan cepat, dia memberikan tamparan keras pada kedua pipinya, mencoba membebaskan dirinya dari bayang-bayang hasrat yang menghantui.

"Sialan, kenapa aku malah membayangkan Pangeran? Aku tak boleh terjebak dalam perasaan ini," ujar Celine kepada dirinya sendiri, mencoba menguatkan hatinya meskipun sulit untuk mengendalikan emosi dan nafsunya.

Pucuk di cinta ulam pun tiba. Begitu kata pepatah yang menggambarkan ekspresi terkejutnya Celine.

"loh? itu pangeran, dengan wanita yang tadi pagi" gumam Celine bertanya-tanya, mengapa pangeran dan wanita itu keluar dari hotel?

"apakah mereka sedang menyelenggarakan rapat suatu perusahaan?" pikir Celine dalam benaknya mencoba menerka.

Pangeran bersiap-siap untuk mengemudikan mobilnya, sementara Celine memperhatikan wanita lain yang tampaknya dalam kondisi sempoyongan. "Apa dia mabuk atau mengalami masalah kesehatan? Mengapa dia gemetar dan berjalan seperti itu?" pikir Celine, mencoba mencari penjelasan atas keadaan wanita tersebut.

Tidak puas dengan kejadian sebelumnya, Celine tetap memperhatikan percakapan Pangeran dengan wanita itu.

Suara Pangeran terdengar lembut dan pelan saat dia berbicara, "Besok malam kita akan makan di resto Hewyss European Styles. Jadi, kita bertemu besok jam 7 malam, ya, Siberia?"

Celine merasa ragu dengan apa yang dia dengar, mencoba memahami maksud sebenarnya di balik kata-kata Pangeran.

"Pangeran berencana mampir ke restoran mewah besok malam. Aku harus siap-siap dan menghadapi sosok itu," gumam Celine dalam lamunan, merencanakan strategi balas dendamnya.

"Mungkin dengan mengejutkannya di depan semua orang, dia akan sadar," pikir Celine, meskipun rencananya terasa dangkal karena kesibukannya dengan rasa dendam.

Mobil yang dikendarai Pangeran melaju kencang dengan suara mesin yang nyaring. "Ah, aku juga harus pulang ke kosanku sekarang," kata Celine sambil bergegas kembali ke kosannya.

Dia merasa terdorong oleh keinginan untuk merencanakan balas dendamnya dengan lebih baik, meskipun dia tahu bahwa tindakan impulsif tidak akan membawa kepuasan yang diinginkannya.

Pangeran mengantar Siberia yang tengah mabuk pulang ke kediamannya yang megah, terkesan eksklusif dengan desain Victoria kuno.

"Kamu emang suka orang aneh kayak aku, selera kita nggak beda jauh sih," ucap Pangeran sambil memandang wajah Siberia yang manis, tertidur lelap dan sesekali mengeluarkan suara ences, serta mendesah sambil menyebut nama Pangeran.

"Mungkin lagi mimpi indah ya," gumam Pangeran sambil tersenyum. Dalam hati, dia merasa sedikit lega melihat Siberia tidur dengan tenang, meski dia tahu bahwa keesokan paginya Siberia mungkin takkan ingat apa-apa tentang malam ini.

Pangeran membukakan pintu rumah Siberia dengan hati-hati, mencoba tidak membangunkannya.

Setelah meletakkan Siberia di tempat tidur dengan lembut, dia melangkah ke luar dan menutup pintu perlahan, merencanakan kejutan manis untuk hari berikutnya, meskipun dia tahu kehidupan mereka berdua hanya tentang kesenangan sesaat.

Pangeran membopong Sherly ke depan sofa rumahnya dengan lembut setelah memarkirkan mobil Sherly. Dia memberikan ciuman pelan di bibir Sherly yang terlihat begitu indah.

Seolah ada keajaiban, meski dalam tidurnya, Sherly merespons dengan mencium Pangeran sambil menggumamkan "muahhh". Mereka terlihat seperti sepasang kekasih meski keadaan mereka saat itu tengah dalam mimpi yang mendalam.

Pangeran dijemput oleh supirnya, Amri, dengan suara kelakson mobil Sedan tua antik miliknya yang khas.

"Sampai jumpa, Sherly," ucap Pangeran dengan lembut kepada Sherly yang tertidur pulas di sofa.

"Sampai jumpa, tuan Pangeran," jawab para pelayan Sherly dengan hormat, menutup malam yang penuh misteri dan romantika, meskipun hanya dalam khayalan mereka yang indah.

Sesampainya di kost, Celine segera melangkah menuju kamar mandi sambil menyanyikan beberapa not lagu, "Hmmmm.... Hmmm mmm.. nanan... Nanan".

Dia memandang gayungnya seperti sebuah mikrofon, melantunkan lagu seolah mencoba mengusir kelelahan dari hari yang begitu berat.

Dalam sentuhan air, tubuhnya yang ramping dan menawan dibasuh bersih, tak lupa ia memanjakan dirinya sendiri dengan menyentuh bagian intimnya dengan lembut, merasakan kenikmatan yang hanya untuk dirinya sendiri.

Di kediamannya, Pangeran menikmati kehangatan air panas saat ia berendam. Suasana kamar mandinya dipenuhi oleh melodi musik klasik yang sering diputar ketika ia masih kecil.

"Hmmm.... nanana.... Hmmm mmm," Pangeran bersenandung sambil melihat bintang-bintang dari jendela kamar mandinya. Meskipun tak terfokus pada pikiran tabu, kejantanannya tetap tegang berdiri ke atas seperti roket.

Siberia digendong erat oleh pelayannya yang telah menjadi teman setianya sejak usia dua setengah tahun.

"Nona tidur dengan nyenyak, dulu waktu kecil, saya sering menggendong Anda, nona. Anda pasti akan merasa senang tahu itu. Sayang sekali Anda tertidur," ucap sang pelayan sambil meletakkan Siberia dengan lembut di tempat tidur.

Pangeran, dengan tubuh rampingnya dan perut yang mulai terbentuk sixpack hasil dari rutinitas berolahraga di gym selama beberapa bulan terakhir, terlihat sangat menawan.

Sambil memandang langit-langit kamar, dia bertanya-tanya, "Hari ini benar-benar menyenangkan, ya? Apakah hidupku akan terus berjalan indah seperti ini?" pikirnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!