Dalam kekesalannya yang meluap, Celine tanpa ragu langsung menyetujui saran resepsionis tersebut.
Ia bahkan tidak menyadari adanya maksud tersembunyi dari ucapan sang resepsionis, yaitu untuk menginap selama 2 malam, artinya Celine harus membayar 98 juta rupiah (49 juta rupiah per malam).
Meskipun hal ini masih samar-samar baginya, Celine tidak mempedulikannya terlalu banyak.
Baginya, yang terpenting adalah si Pangeran Pertibi yang harus merogoh kantongnya, dan itu seharusnya tidak jadi masalah.
Toh, dia tahu Pangeran Pertibi adalah sosok pemuda berkeuangan berlimpah.
Dengan langkah mantap, Celine meninggalkan kwitansi di meja resepsionis dan meninggalkan hotel tersebut. Langsung menuju rumah megah Pangeran Pertibi.
Begitu mendekati gerbangnya, Celine terpana oleh keindahan yang terpampang di depan matanya. Rumah itu benar-benar megah, dengan taman yang luas dan sentuhan mewah warna keemasan yang mencolok.
Namun sebelum Celine bisa dilihat oleh satpam rumah tersebut, dia melihat sesuatu dari kejauhan yang membuatnya merasa seolah-olah sudah pernah mengalaminya sebelumnya.
Sesuatu yang mengingatkannya pada pengalaman masa lalu, sesuatu yang begitu kuat menciptakan rasa deja vu di dalam hatinya.
Seorang wanita cantik dengan penampilan yang memesona menantikan sosok sang pangeran di dekat gerbang.
Tak butuh waktu lama, akhirnya sang pangeran muncul dan disambut oleh wanita cantik tersebut.
"Biasanya tuan rumah yang menyambut tamu, tapi kalau tamu yang menyambut tuan rumah, berarti mereka hendak keluar, ya?" gumam Celine sambil mencoba mengurai situasi yang terjadi.
"Pangeran kelihatannya mau naik mobil, berarti aku harus buru-buru mendekatinya sebelum dia pergi," tambahnya dengan nada cepat dan tegas.
Celine melangkah cepat menuju pangeran, merasa perlu bertindak cepat sebelum situasi menjadi semakin rumit.
Pada pandangan pertama, tak ada yang terlihat mencurigakan, hanya pangeran yang berbicara dengan seorang satpam sambil memberikan salam hormat.
Namun, ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, sesuatu yang menciptakan rasa keanehan di dalam diri Celine.
Rasa itu memaksa Celine untuk bergerak diam-diam, menyusup dan mengendap-endap agar tidak terlihat.
Sekarang, posisi Celine sudah cukup dekat dengan sang pangeran, tetapi dia harus berhati-hati agar tidak mengungkapkan keberadaannya yang mungkin dianggap aneh oleh orang sekitarnya.
Celine merasa seolah dia sedang memasuki dunia menguntit yang misterius. Suara sang pangeran terdengar samar-samar, namun Celine tetap mencoba sekuat tenaga untuk memahaminya.
Percakapan mereka terasa kabur dan tidak jelas, hanya beberapa kata yang mampu Celine tangkap dari kalimat pangeran:
"Sekitar 1 jam lagi, mungkin akan ada seorang “lonte” yang bernama Celine mencariku. Kalau ia datang, usir saja dia, dan jangan sampai memberitahukan keberadaanku," ujar Pangeran Pertibi dengan nada serius.
"HAHHHH?!!!"
Celine benar benar syok, ia langsung mengerti apa yang terjadi semalam.
Sembari perlahan menjauh dari rumah pangeran, ia membayangkan segala yang terjadi semalam ketika Celine dan pangeran asik *** *** berdua di kasur.
Saat itu, Celine mabuk berat hingga tak tahu apa yang terjadi.
Sebelumnya, hati Celine sangat gembira riang. Sangat hoki, biasanya aku melayani sosok bapak tua dengan kulit agak keriput kehitaman dan rambut yang mulai memutih.
Mungkin menjijikan, tetapi semua demi uang. Selama memiliki bagian inti yang pink mulus, aku bisa membuat uang berapapun. Semoga permainan malam ini cepat berakhir.
"Croch" adalah momen paling menyenangkan bagi Celine. Bukan karena kesan keintimannya, namun itu tanda permainan telah selesai.
Hahaha! Siapa yang mau bermain dengan duda tua! Yang aku inginkan hanya duitnya.
Namun itu tidak terjadi lagi, ketika yang memesan Celine adalah pangeran pertibi, sosok tampan gagah dan kaya, dengan badan seksy sixpack menggoda. Usia nya 26 tahun, hanya 4 tahun lebih tua dariku.
INI BENAR BENAR HOKI! Dapet uang, nginep di hotel mewah, dan tidur bersama pria tampan. Aahhhh MANTAPPP!!
Bahkan sebelum mulai bermain, benda pangeran terlihat sudah keras. Napak dari celana nya, dan Celine membuka melihatnya. Astaga, Gilaaa! Ini sempurna! Pangeran Pertibi sayang, kamu sangat hebat!
Sontak Celine memakan bagian inti Pangeran, mengemutnya dengan kasar. Aku jadi greget pengen gigit benda ini haha! Rasanya membuatku tidak bisa menahannya.
Namun "sudah cukup, ayo menari!" Ucap pangeran. Celine tersenyum genit seraya mengedipkan mata sebelah kirinya.
"Okeh!! mau aku ngadep depan atau belakang?" Tanya Celine dengan nada manjahh.
"Depan saja, aku mau melihat wajah cantik ahegao kamu." Pinta pangeran.
"Baik, seperti yang pangeran inginkan." Ujar Celine seraya membuka penghalang bagian bawah yang dikenakan Celine, sementara baju nya masih menempel di badannya.
Celine mulai menari nara di depan pangeran, perlahan memasukan benda itu. Gerakan Celine sangat hebat, mereka saling menatap kegirangan, menjulurkan lidah karena merasakan kenikmatan hebat.
10 menit berlalu, "Gantian" ucap pangeran singkat. Pangeran berdiri dan Celine ditidurkan.
"APA APAAN INI?!" Gumam Celine dalam hati.
Bukankah aku yang seharusnya memuaskan pangeran? Mengapa jadi dia yang di atas?!
Selama melayani para duda, Celine selalu bergoyang di atas. Namun, momen ini sangat berbeda. Goyangan pangeran, sungguh luar biasa!
Kenikmatan dan kebingungan Celine, membutakan pikirannya hingga tak menyadari bahwa pangeran menyiram Celine dengan minuman keras.
Ia memaksa Celine minum, dengan efek mabuk yang kuat disertai 60 gram obat tidur, yang membuat Celine terlelap tidur dalam kenikmatan itu.
Malam itulah, semuanya menjadi petaka. Pangeran mengeluarkan cairan crochh nya di dalam rahim Celine, dan langsung meninggalkan celine yang tertidur seperti sampah.
Ini juga menjelaskan mengapa ketika bangun pagi, Celine tak mengenakan celana, serta hilangnya pangeran.
Tak ada sepeser pun transaksi terjadi. Bahkan tak ada pula kecupan di jidat sebagai tanda permainan selesai.
Dan kini, semua baru benar benar terasa berantakan ketika muncul telepon di ponsel Celine.
"Nona Celine, kwitansi Tagihan anda di Hotel sebesar 98 juta tertinggal. Maaf atas kelalaian kami, kami mencetak kertas ini sebentar dan nona telah hilang barusan."
Panggilan telepon itu seperti pukulan keras bagi Celine. Dia seketika terperangah, tidak tahu harus berbuat apa.
Dalam kepanikan, dia menjawab telepon dengan suara yang hampir tidak terdengar jelas, "I-iya, nanti saya telepon lagi," kata Celine sambil menggigit bibirnya dengan keras.
Setelah selesai berbicara, dia segera mematikan telepon dengan gerakan cepat, sambil ngos-ngosan mencoba meredakan gejolak emosinya yang meluap-luap.
Rasanya seperti dia ingin meledak, melepaskan semua kebingungan dan kekesalannya sekaligus.
Betapa rumitnya situasinya sekarang, dan Celine merasa seperti dia terperangkap dalam pusaran masalah yang semakin membingungkan.
Segala sesuatu yang tadinya tampak sangat indah, kini berubah menjadi kekacauan besar yang mengancam untuk menjatuhkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments