The Shadow Of Heart

The Shadow Of Heart

Permulaan

Namaku Fin, orang orang biasa memanggilku Fin. Nama lengkapku adalah Finneas Tsumanov. Kehidupan berat dan sedih pernah kualami. Kehidupan senang dan bahagia pernah kujalani. Namun, kini perjalanan jauh yang mengiris hati telah sampai ujungnya. Masa lalu yang kelam masih teringat jelas dipikiranku. Lalu cahaya terang yang menyilaukan mata muncul dari ufuk timur. Tampak dari kejauhan bayangan sebuah kastil yang megah. Perjalanan jauh telah terbayarkan dengan penuh harapan kedepannya. Aku, baju lusuh, dan ransel kecil dipunggungku kini bisa sejenak melepaskan senyuman tipis. Kemudian aku menghela nafas sejenak dan berteriak “Ahhhh Inilah akhir dari semuanya”.

 

Crossword, 217

“Prok… Prok… Prok…” suara derap langkah diselasar lorong yang sepi. Seorang anak memakai seragam akademi kesehatan terlihat sedang marah dengan mimik muka yang beringas. Kemudian ia membuka pintu sebuah ruangan dengan kasar “Krieeet.. Bruak….” lalu menutupnya dengan keras hingga memecah kesunyian dalam lorong. Beberapa anak lainnya yang mendengar dari kejauhan juga terkaget olehnya.

Keadaan didalam ruangan terasa mencekam. Rupanya dia memasuki ruang kelasnya sendiri. Kemudian mendekati seorang anak dengan tatapan membunuh. Lalu dia memegang kerah baju anak itu dengan kasar sambil membentaknya.

“Hei kau dengarkan ini! Sekali lagi kau melakukannya tidak ada ampun bagimu” Kemudian dia melepaskan kerah anak tersebut dan kembali ke mejanya.

“Hei, Firm apa lagi yang kau perbuat kali ini” ujar seorang anak yang duduk disebelah kiri anak yang dimarahi tadi.

“Tidak ada, dia hanya sensitif saja” sahutnya dengan tenang.

“Kau ini selalu saja membuat masalah. Aku tahu kalau kau itu jenius tapi jangan usil dong!”

“Sudahlah, urusi saja urusanmu sendiri! Tugas dari Mr. Lawson belum kau kerjakan, kan!”

“Eh iya aku baru ingat! Anu… Firm boleh pinjam bukumu, kita kan teman” pinta anak tersebut sambal memohon mohon.

“Maaf, aku anak yang usil. Sana pinjam anak lain!” sergah Firm.

“Sebenarnya itu tadi bercanda untuk menambah bumbu darama dalam kisah ini”

“Terserah kau sajalah, ini mau tidak!” ujar Firm sambil mengulurkan bukunya kepada anak tersebut. Lalu dengan sigap dia menyahut buku itu dan berkata, “Ya iyalah”, lalu diiringi gelak tawa dari keduanya. Suasana menjadi sedikit lebih tenang dari sebelumnya karena semua siswa mengerjakan tugas yang belum selesai.

Beberapa menit kemudian datanglah seorang pria paruh baya yang membawa buku ditangannya dengan mengenakan baju jas rapi. Dia adalah Mr. Lawson yang merupakan guru pelajaran sejarah sihir medis. Semua siswa mengumpulkan tugas. Lalu merapikan tempat duduknya dan mendengarkan pelajaran Mr. Lawson.

“Zaman dahulu sihir dan medis adalah hal yang sama sekali bertentangan di dunia ini. Ilmu Sihir merupakan ilmu yang dapat merefleksi energi alam sehingga dapat diserap dan dilepaskan dengan cara tertentu. Lalu ilmu medis adalah ilmu untuk mempelajari zat zat yang dapat digunakan sebagai antibodi atau bahkan racun bagi makhluk hidup dengan penelitian, Prosedur, dan alat yang tepat. Namun, pada suatu hari ada seorang pemuda yang dapat menggabungkan kedua ilmu tersebut. Dia dijuluki Tabib sihir I karena kelebihannya itu dan pengabdiannya pada masyarakat yang terdampak wabah sihir akibat perang. Oleh sebab itu, ia banyak diincar kaum bangsawan dan pemerintah untuk melayani kepentingan pribadi dan politik mereka. Pada akhirnya ia memilih bersembunyi dan bahkan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya”

“Setelah itu, sahabatnya yang juga bisa menguasai tehnik itu mendirikan sebuah akademi sihir medis yang bernama “Magimed” benar, kan Mr. Lawson?” potong salah satu siswa perempuan berambut pirang dan dikuncir ke belakang.

“Ah ya benar itu, jadi kalian disini dididik menjadi penerus dari Tabib sihir dengan tugas mulia menyelamatkan manusia dari wabah sihir yang berbahaya” ujar Mr. Lawson dengan bangga.

Setelah satu jam pelajaran pun usai. Para siswa merapikan kursi dan bersiap kembali ke asrama. Akademi ini memiliki empat asrama yaitu, Asrama Sihir Putra untuk siswa laki laki  tahun pertama, Asrama sihir Putri untuk siswa perempuan tahun pertama, Asrama Medis Putra untuk siswa laki laki tahun kedua dan ketiga, dan Asrama Medis Putri untuk siswa perempuan tahun kedua dan ketiga.

Saat ini Firm sedang asyik membereskan buku tiba tiba dia dikagetkan oleh temannya yang tadi.

“Hei bro, mau mampir ke ruang lab sebentar?” ajak anak itu.

“Ok! Ayo pergi jangan lupa ajak yang lain”, sahut Firm.

“Leo dan Sasha sudah pergi duluan tadi sedangkan Bilqis masih ada urusan di perkumpulan sihir alam”

“Baiklah, ayo berangkat”, Firm bergegas merapikan meja dan bukunya lalu menghampiri temannya. Lalu mereka berdua berjalan menyusuri lorong hingga tiba di ujung ada sekelompok siswa yang menghalangi jalan. Mereka adalah gerombolan teman siswa yang tidak terima karena keusilan Firm tadi. Salah satu dari mereka mendorong Firm hingga terjatuh. Kemudian Firm dibantu berdiri oleh temannya. Namun, tidak sampai situ salah satu dari mereka merapalkan mantra. Sehingga muncul cahaya dari tongkat sihirnya dan membentuk tali sihir pengikat pada sekujur tubuh Firm.

“Rasakan itu, mangkanya jadi orang gak usah belagak keren pakai pamer skill didpan semua orang dan mempermalukan anggota kita” gertak salah satu nak berwajah tegas dan tubuh yang tegap.

“Tapi aku kan hanya menunjukkan hasil latihanku”, bela Firm atas tuduhan mereka.

“Jangan banyak alasan, dasar bocah wabah”, hardik mereka kepada Firms yang seketika kaget mendengar kalimat itu.

“Kenapa kalian bisa tahu itu? Darimana kalian tahu itu?” tanya Firm yang penasaran.

“Hahaha Masa bodoh darimana kami dapat, tapi yang terpenting kau adalah bocah wabah yang membuat satu kampungmuu terjangkit dan meninggal. Hei teman teman mulai sekarnag kita harus menjauhi anak ini karena ia berbahaya”, lalu disambut tawa anggota perkumpulan yang lain.

“Sudah pergi kalian para wabah akademi, jangan ganggu dia”, teriak teman Firm.

“Hei, Mansa jangan ikut campur kau,  oh iya aku beri tahu jangan dekat dekat dia jika kau tidak mau terjangkit”, ucap anak tegap itu dan diiringi tawa anggota lainnya. Kemudian mereka pergi dengan tingkah mengejek Firm dan Mansa.

“Mereka benar Mansa jangan dekat aku atau kau akan…”

“Tidak! Jangan dengarkan mereka meskipun itu nyata tapi aku percaya pasti ada sesuatu yang menyebabkan itu terjadi. Sekarang kau harus yakin kita bisa menjadi tabib sihir yang dapat menolong semua manusia dan memperbaiki kesalahan di masa lalu”, Mansa mengulurkan tangannya kepada Firm. Lalu Firm menerimanya dan merekapun melakukan tos persahabatan.

Kemudian mereka bersama berjalan menuju labolatorium. Setibanya disana mereka bertemu Leo dan Sasha yang sudah menunggu mereka sejak tadi.

“Dari mana saja kalian kok lama sekali, jangan bilang ada sekumpulan kerikil yang menghadang jalan” tanya Sasha dengan ketus. Anak perempuan yang anggun dan mempesona dengan rambut hitamnya yang digerai bak seorang putri.

“Sepertinya kau benar kali ini”, sahut Mansa sambal mengkerdipkan salah satu matanya kepada Firm.

“Ok kalau begitu sekarang kita lanjutkan proyek kita”, seru Anak laki-laki bertubuh kecil dengan rambut bergelombangnya. Dia adalah Leo siswa terlincah di tahun pertama. Kemudian mereka mulai menutup rapat pintu lab lalu memakai jas labolatorium dan mulai mengerjakan proyek mereka.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!