Kota Besar Astro

“Ah segarnya bangun di pagi hari di kasur yang empuk ini”, gumamku sambil melemaskan badan saat bangun tidur. Aku bergegas bernjak ke jendela dan membuka korden. Nampak cahaya matari masuk ke dalam kamar menyertai pemandangan indah Kota Bates dengan siluet Pegunungan Naga. Tak terasa sudah tiga hari aku menetap di penginapan ini. Setelah perjalanan jauh di Westernwood serta kurangnya istirahat selama di hutan. Kini staminaku telah kembali pulih. Pikiranku sudah merasa segar dan siap fokus lagi menuju Maintown.

Perjalanan menuju Maintown memanglah bukanlah suatu yang bisa dilalui secara singkat, tetapi aku mencoba secepatnya sampai di sana agar dapat mengamati kehidupan masyarakat dan membaur. Semua perlengkapan telah aku bereskan dan bersiap meninggalkan penginapan. Setelah kupastikan lengkap semua, lalu aku membawa semua barang bawaanku dan meninggalkan kamar. Sesampainya di meja resepsionis, Aku memberikan kunci kamar kepada pelayan yang selalu stanby. Kemudian aku memberikan cap sihir di kontrak masa berakhirnya penyewaan kamar penginapan. Aku melangkah pergi meninggalkan penginapan dan langsung menuju kepos perbatasan.

Pada hari ini pos perbatasan tidak terlalu ramai sehingga aku tidak membutuhkan waktu lama untuk mengantri. Setelah beberapa antrian akhirnya tiba giliranku.

“Silahkan tunjukkan identitas anda dan maksud tujuan anda ke Kota Besar Astro”, ujar penjaga pos perbatasan itu.

Lalu aku tunjukkan surat dari Ketua Agung Westernwood. Para penjaga lantas memperbolehkanku melintasi perbatasan. Perbatasan ini berbentuk seperti benteng yang membatasi empat Kota Besar di Kerajaan Domainia. Oleh karena itu, satu satunya akses adalah harus melewati gerbang kota yang dijaga oleh penjaga perbatasan. Hal ini membuat orang yag masuk ke dalam kota dapat dikontrol dengan baik. Orang yang tidak memilikiidentitas yang lengkap serta tujuan yang jelas akan ditolak masuk melewati perbatasan.

Setelah masuk melewati gerbang perbatasan, pertama yang kulihat adalah Kota yang indah dngan berbagai macam bentuk arsitektur setiap bangunan. Aku bisa memakluminya karena memang kota ini adalah kota pembangunan dimana semua teknologi dan inovasi modern terdapat di kota ini. Ketika melihat ke kiri dan kanan memamng hampir setiap bangunan memiliki tinggi minimal tiga lantai.

Selain itu transportasi dalam kota menggunakan alat semacam kereta kuda yang dapat berjalan tanpa kuda serta gerobak terbang dengan rel yang tersusun dari sihir angin. Kemudian mereka memiliki layar besar yang dapat menampilkan semua sudut kota. Hampir di setiap sudut kota memiliki penjaga yang siap bersiaga dala menghadapi semua masalah yang terjadi.

Tujuanku adalah Kota Maintown. Menuju kesana merupakan perjalanan yang sangat jauh jika harus ditempuh dari Westernwood. Aku harus melewati lima kota dan empat dari kota tersebut harus melewati perbatasan atau dengan kata lain memutar. Cara lain yang dapat dilakukan adalah melewati jalan pintas di pegunungan naga. Hal itu merupakan tindakan yang berbahaya karena suhu dan banyak sekali energy sihir ataupun roh yang dapat mengancam nyawa. Walaupun banyak sekali menyimpan banyak tubuhan langka dan hewan endemik yang hanya ditemukan disana. Perjalan sendirian mellewati itu sangat berbahaya dan menagncam nyawa, maka aku memutuskan untuk memutar melewati empat Kota Besar lagi.

Hampir seharian aku menjelajahi Kota Astro untuk mendapatkan informasi untuk cepat menuju Miantown. Namun, kebanyakan dari mereka melewati jalan yang sama. Hal itu membutuhkan waktu yang lebuh banyak karena setelah melewati perbatasan kita tidak boleh langsung menuju perbatasan selanjutnya, kecuali membayar uang administraisi yang cukup mahal. Oleh sebab itu, banyak orang melewatinya secara normal dan santai. Selain itu, ada orang yang nekat melewati pegunungan naga agar cepat sampai di tujuan akan tetapi anyak yang tidak selamat sampai tujuan.

Hampir seharian mencari informasi tentang tumpangan ke Maintown, namun hasilnya nihil. Kini aku berjalan menuju sebuah taman di tengah Kota Besar Astro. Bentuk taman yang simetri dan banyak hiasan berwarna perak terkesan menampilkan unsur modern. Pad ataman ini aku bisa langsung minum air langsung dari air mancur. Rasa air disini cukup segar dan sedikit manis bahkan pada hari hari tertentu air mancur ini akan berubah warna dan rasa menyerupai jus buah. Penataan taman yang rapi dan bersih membuatnya nyaman untuk beristirahat. Salah satu hal yang ingin kucoba adalah tidur di bangku taman. Sebelumnya aku belum pernah melakukannya, tetapi saat ini mataku sangat berat dan akupun tertidur dalam sekejap.

Srakk… Srakk… Srakk… (Suara sapu lidi yang menyapu jalanan taman)

Suara itu membuatku terbangun dari tidur yang sangat nyenyak itu. Kulihat disekitar hari sudah mulai gelap. Sinar matahari yang hampir tenggelam begitu menyilaukan. Aku langsung bangkit dan mejauh dari petugas yang sedang membersihkan taman. Setelah berjalan melewati jalanan kota yang ramai di malam hari aku baru sadar bahwa belum punya tempat untuk bermalam. Kemudian aku berkeliling kota untuk mencari penginapan yang tidak mahal dan cocok. Beberapa sudah kukunjungi, tapi harga menjadi masalah utama sedangkan yang murah sudah terisi semua.

Akhirnya aku tiba di sebuah harapan terakhirku dengan harga yang cocok untuk mendapatkan tempat bermalam.  Aku memasukinya dan langsung bergegas menuju resepsionis.

“Pesan satu kamar terserah kasurnya berapapun” ujarku dengan sangat cepat.

“Mmm… Mohon maaf tuan baru saja kamarnya penuh” ujar wanita resepsionis itu.

“Apa? Sudah penuh lagi. Kalo begitu saya tolong carikan satu tempat untuk bermalam di lobi penginapan un tidak apa apa” tawarku padanya. Namun, dia tidak bisa karena itu tidak diperbolehkan. Lalu tiba tiba dari belakang ada seseorang yang memanggilku.

“Tuan Fin” ujar pria besar itu seraya menghampiriku. Lalu aku menoleh kearahnya dan mengamati wajahnya. Pria ini tidak asing bagiku dia bertubuh besar dengan tangan yang kuat berotot, dan membawa pedang yang disarungkan.

“Ah aku tahu kau kan temannya Lucy” Tanyaku yang langsung dibenarkannya.

“Kenapa kau masih disini bukannya kalian ingin menuju ke Pegunungan Naga” selidikku lagi kepadanya. Lalu dia menjelaskan dengan panjang hingga aku ersdar belum dapat tempat bermalam.

Aku izin pergi dan hendak mencari di tempat lain, tetapi dia mengajakku untuk ikut ke kamarnya saja untuk bermalam sebagai balas budi telah menolong Lucy. Tanpa pikir panjang akupun mengikutinya dan bermalam di kamarnya. Sesampainya disana aku dipertemukan dengan temannya yang lain yang bertubuh agak kurus dan rambut hitam yang lurus. Pria itu menjelaskan semuanya dan akhirnya temannya pun tidak keberatan bila aku bermalam disini. Alhasil malam ini aku mendapatkan tempat untuk tidur yang aman dan nyaman secara gratis. Beberpa menit kemudian kami bertiga tertidur lelap.

Bruakk!! (Bunyi pintu yang dibuka dengan keras)

“Bangunn!!! Ayo kalian semua bangun ini sudah pagi” teriak seorang gadis yang membangunkan kami bertiga. Aku yang terkejut langsung terduduk dan melihat sekitar. Nampak jelas sesosok gadis cantik dan manis sedang berdiri di depan pintu. Seolah menyedari keberadaanku dia seketika pergi dari kamar ini dengan wajah merah padam.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!