Insiden di Pegunungan Naga

Astro, 221

Perjalananku kali ini berbeda dari sebelumnya. Kini aku menjelajah dengan berkelompok yang berisi lima orang dengan kemampuan masing masing. Setiap anggota dari kelompok ini saling melengkapi satu sama lainnya. Pemimpin mereka Charles merupakan seorang fighter yang cukup tangguh. Selain itu, dia juga mempunyai wibawa dan ketegasan yang dibutuhkan oleh kelompok ini.  Lalu ada Nano seorang yang sangat lihai dalam berburu dan memilih senjata bahkan dia mempunyai fisik yang kuat dan merangkap sebagai porter. Lalu ada Nina seorang wanita berusia sekitar tiga puluhan yang bersifat keibuan dan sangat teliti terhadap semua hal yang dia lakukan. Kemudian yang terakhir dan yang membuatku tidak tenang saat bertemu adalah Lucy. Seorang gadis kecil berusia enam belas tahun yang meliki pesona yang manis, lincah, dan periang. Namun, dibalik sosok manisnya itu dia merupakan seoranga assassin yang pandai menikam dan menyelinap secara diam diam.

Aku sebagai pelengkap tim ini untuk sementara waktu akan menjadi tabib dan pendukung sekaligus pemandu arah. Setelah imisi ini berhasil aku akan langsung menuju ke Miantown. Kami sepakat bahwa harus membantu sama lain sampai misi selesai, yakni menemukan bunga Dragon Horn. Aku cukup yakin dapat melewati misi ini walaupun rumor yang beredar bahwa tempat yang akan kami lewati tiaklah mudah. Setelah keluar dari hotel kami langsung menuju ke pos perbatasan Kota Besar Astro dengan Wilayah Pegunungan Naga dengan mengendarai layanan gerobak terbang. Ini merupakan alat transportasi inovatif di Kota Astro. Mereka adalah gerobak sihir yang dihias sebagus mungkin dan berjalan di atas rel angkasa yang dibuat dengan sihir angin.

Waktu telah berlangsung selama kurang lebih satu jam dan kami telah sampai di pemberhentian pos perbatasan. Terlihat dari atas gerobak terbang pemandangan sudah berganti dengan pegunungan. Terlihat dari jauh senbuah gunung yang menjulang sangat tinggi diantara semua gunung. Sebagian area di gunung tersebut ditutupi oleh es. Gunung itu adalah Gunung Es Katuk yang merupakan satu satnya tempat dimana Dragin Horn dapat tumbuh. Suasana di perbatasan ini sangat sepi karena tidak banyak penjelajah dan pedagang yang hendak menuju Pegunungan Naga.

Kami berlima segera menuju ke pos perbatasan. Para penjaga melakukan prosedural pengecekan identitas dan maksud tujuan. Setelah diperbolehkan lewat mereka membuka gerbang perbatasan.

Krieek… (Bunyi pembukaan gerbang perbatasan)

Seketika terhampar pemandangan pegunungan yang sangat indah. Sejauh mata memandang terdapat banyak gunung dan hutan yang masih hijau. Kami tanpa berlama lama langsung melintasi gerbang yang akan ditutup setelah kami melewatinya.

“Ahh akhirnya kita sampai di tempat ini” ujar Lucy yang terlihat ceria seperti biasanya.

“Namun, kenapa semua orang bilang ini berbahaya. Padahal kelihatannya tempat ini cukup menarik untuk dijelajahi dan refreshing”, ujarnya lagi.

“Jangan mudah tertipu oleh penampilan luar. Hal inilah yang membuat banyak orang tidak kembali lagi karena mereka terbuai oleh keindahan alamnya. Asal kau tahu bahwa rumor itu adalah suatu kenyataan dan benar adanya. Dalam Pegunungan ini terdapat banyak hewan buas, Hewan sihir, roh jahat, serta hutan hidup yang dapat menyesatkan kita semua” ujarku kepada semua anggota dan didengarkan dengan serius.

“Jadi kita harus tetap fokus dan siaga. Oleh karena itu, mulai dari sini aku mohon kerjasama kalian semua” sambung Charles dengan semangat yang membara dengan diikuti seruan dari semuanya.

“Baiklah sebelum berangkat mari kita minum suplemen yang sudah aku buat dari ekstrak berbagai tumbuhan herbal” ajakkku sembari menawarkan botol minum berisi suplemen atau ramuan.

“Glekk… glekk… glek… Ahh rasanya sangat segar bagi tubuh dan juga hangat” ujar Nano yang terlihat menyukainya. Lalu dia menggilirkan botol itu ke semuanya.

“Sudah kuduga kau juga mahir dalam membuat ramuan ramuan seperti ini, Kau memang hebat Tuan Fin” ujar Charles.

“Ah tidak juga ini hanya ramuan sederhana untuk menjaga kekebalan tubuh dan menambah stamina. Oh iiya satu lagi panggil saja Fin” sahutku sembari memasukkan botol ke dalam tas.

“Ok teirma kasih Fin” jawabnya yang kemudian kusambut dengan sedikit senyuman.

Kami mulai bejalan menyusuri hutan di bawah kaki sebuah gunung. Jalan yang menanjak terjal dan jalur yang sempit membuat pendakian ini berjalan lambat. Belum lagi selama perjalanan kami dihadamng oleh beberpa hewan buat seperti macan kumbang, rubah, ular, dan kawanan monyet liar yang sangat ganas. Selain itu, kami juag harus waspada terhadap jalur yang terjal.

“Awas Lucy didepanmu ada batuan yang licin” teriakku untuk memperingatkan Lucy. Namun, Lucy yang kurang sigap dan ceroboh terpeleset dan hampir terjatuh ke jurang. Untungnya saat itu aku masih sempat meraih tangannya.

“Terima kasih Kak Fin aku akan lebih berhati hati lagi” ungkapnya setelah mendapat nasihat dari anggota yang lain. Kemudian kami melanjutkan perjalanan hingga tiba di puncak gunung yang pertama. Aku segera melihat keadaan sekitar dengan peta yang kumiliki. Sejauh ini belum ada masalah yang berarti karena masih sesuai dengan peta.

Setelah beristirahat selama satu jam kami melanjutkan perjalanan untuk melewati lembah agar sampai di gunung selanjutnya. Menurut peta yang kuperoleh kami harus melewati empat gunung, tiga lembah, dan menyeberangi sungai yang sangat lebar. Pertaruhan tentang keakuratan peta bisa dibilnag delapan puluh persen lebih. Namun, ada satu hal yang tidak bisa diketahui dari peta ini, yakni makhluk apa saja yang terdapta didalamnya. Jadi kami harus tetap fokus dan waspada.

“Tunggu sebentar sepertinya aku mendengar sesuatu” ujar Charles yang memimpin di depan. Seketika semuanya berhenti mematung.

“Semuanya bersiap!!!” teriaknya sambil memasang kuda kuda dan mengeluarkan pedangnya. Semua anggota pun bersiap dan waspada dengan suasana sekitar.

Srakkk (Bunyi semak semak yang diterobos) “Sshhhh” Tiba tiba muncul seekor ular yang sangat besar sambil melakukan gerakan yang agresif.

“Ini kan King Kobra Nafas Api, seekor hewan sihir yang sangat berbahaya” ujar nano sambil menelan ludah.

“Jangan panik teman teman tetap dalam formasi” teriak Charles yang mencoba menengkan anggotanya. Kemudian dia mencoba memancing ular itu untuk menuju ke pinggir jurang. Lalu Nina dengan cepat mengeluarkan serangan sihir petir yang membuatnya tersengat. Nano yang telah memegang busur panahnya mengarahkan tepat ke kepala ular. Namun, dia meleset karena ular itu menangkisnya menggunakan ekor. Aku mencoba menyerang dengan menggunakan tombak. Alhasil terkena pinggir matanya sehingga membuat ular itu kehilangan keseimbangan dan pandangan. Lucy yang tidak ingin kehilangan momen itu kemudian mencabik tubuhnya sehingga oleng ke arah jurang. Lalu Charles dengan sigap mendorongnya hingga jatuh ke dalam jurang. Namun, sebelum jatuh ular itu mnyemburkan bisa api yang mengandung banyak racun ke arahnya.

“Tidakk!! Charles awas menghindar!” teriak Nina kepadanya. Charles yang tidak sempat mehindar langsung terkena serangan secara telak. Tubuhnya terkapar di pinggir jurang dengan beberpa luka bakar dan racun yang telah menginfeksinya. 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!