Penelusuran mereka pun dimulai. Firm dan Bilqis pergi ke arah timur hutan dari titik awal. Lalu Leo menuju arah yang sama dengan mereka dengan koordinat yang berbeda. Sementara itu, Mansa dan Sasha masih berdebat tentang strategi yang akan mereka gunakan nantinya. Setelah perdebatan panjang akhirnya mereka juga mengikuti ke arah Leo pergi. Mereka berdua berjalan dengan santai sambil menikmati suasana hutan dan suara binatang yang merdu dan tenang untuk didengarkan.
“Hei apa kau yakin ini jalan yang benar” Tanya Sasha kepada Mansa
“Yeah jika Firm lewat sini, maka aku yakin pasti benar!” sahut Mansa.
“Dasar maniak!” celoteh Sasha yang kai ini tidak dihiraukan olehnya.
Setelah berjalan hampir lima belas menit mereka menemukan percabangan jalan. Lalu mereka memutuskan untuk mengambil jalan yang kiri. Belum lama mereka melewatinya ada seekor rubah liar yang menghadang mereka. Mansa tanpa pikir panjang lansung melumpuhkannya dengan serangan sihir apinya. “Dadio Awhuu”, ujar Mansa. Kemudian Rubah itu tergeletak di tengah jalan. Mansa menggendongnya ke tepian. Setelah melihatnya secara detail ternyata rubah ini adalah rubah ekor kuning yang dapat menyebarkan racun dari gigitannya. Spesies ini sangat tidak suka dengan sesuatu yang memasuki wilayahnya.
“Maaf kawan aku harus menjatuhkanmu jika tidak, kami tidak akan bisa kembali lagi” gumam Mansah yang terlihat merasa bersalah. Lalu mereka melanjutkan perjalanan hingga tiba di sebuah sungai kecil dengan air yang jernih. Lantas mereka berdua segera membasuh muka dan meminum beberapa teguk dari sungai itu. Mansa kemudian mencari rantng kayu dan menancapkannya di sisi sungai.
“Wah segar sekali” ujar Mansa.
“Iya aku merasa bugar lagi walaupun belum terasa haus sih” sambung Sasha yang menikmati air dari sungai itu. Kemudian mereka melanjutkan mencari jamur biru diarea sekitaran sungai.
Waktu telah berjalan lebih dari satu jam sejak mereka masuk ke dalam hutan. Namun, Masa dan Sasha sudah ingin menyerah karena tidak menemukannya bahkan tidak ada tanda tanda keberadaan jamur bru itu disini. Mereka berdua memtuskan untuk beristirahan di dekat sungai sambil mengingat jalan yang telah melewati tadi yang telah titandai dengan ranting kayu.
“Hah ini sungguh melelahkan kita sudah mencarinya kemanapun, tapi hasilnya nihil” keluh Mansa.
“Jangan jangan dari awal memang tidak ada jamur biru itu dan ini semua hanya tipu muslihat Leo” sahut Sasha dengan kekesalan di wajahnya.
“Mungkin saja sekarang dia sudah kembali di asrama dan tidur dengan pulas” ujar Mansa membayangkan Leo yang tertawa mengejek mereka. Kemudian terjadilh keheninga diantara mereka. Lalu dari arah semak semak terdengar suara yang mencurigakan.
Sraaak… Sraaaak… Sraakk (bunyi semak semak yang sedang dilewati sesuatu)
“Kau dengan itu Sasha” ujarnya kepada Sasha. “Ya sangat jelas” jawabnya dengan lirih. “Aku pikir itu adalah segerombolan rubah ekor kuning atau lebih buruk lagi” tebak Mansa yang disetujui oleh Sasah. Mereka mengabil kuda kuda dan bersiap untuk menyerangnya. Sumber suara itupun semakin dekat. Dari gelapnya hutan nampak bayangan lebih dari satu individu yang datang.
Lalu tiba tiba … Sraaakkk…
“Dadio Awhuu” Mansa merapalkan mantar kearah semak semak. Namun, ternyata malah yang keluar Firm dan Bilqis yang enangkis serangan Mansa.
“Hosh Hosh hampir saja”, gumam Bilqis dengan napas yang terengah engah.
“Ternyata kalian berdua kukira hewan buas tadi haah” sambung Sasha yang tidak meyangka bahwa itu adalah temannya.
“Bagaimana apakah kalian dapat jamur itu?” Tanya Firm.
“Sepertinya kau salah bertanya ini kepada kami pasti jelas tidak” jawab Mansa dengan pasrah.
“Yah seperti yang kami duga sepertinya sulit mendapatkannya atau memang jamur itu tidak ada dibagian ini” jelas Fin yang disetujui semuanya.
“Mungkin ini ulah Leo dan sekarang dia sedang bersantai di asrama.” Celetuk Sasha. “Buktinya dia tidak kembali lagi dan tidak bertemu kita padahal di satu jalur. Meskipun pisah di jalan bercabang pastinya kita bisa memantaunya” sambungnya lagi. Setelah mereka berpikir dan termenung lama akhirnya mereka sepakat untuk kembali.
“Baiklah ayo kita kembali dan beri pelajaran Leo” tukas Mansa dengan penuh semangat. “Lalu kita kejutkan dia dengan ekor rubah ini yang aku temukan tadi” sambung Firm. Kemudian mereka kembali bersama sama tanpa Leo.
Smentara itu, tidak jauh dari sungai itu terdapat sebuah bukit kecil. Diatas sana tengah terjadi duel antar siswa. Duel tidak seimbang itu mempertemukan tiga orang melawan satu.
Bak… Buk… Bak… Buk… Duarrr!!! Srassh… Bruak!! (Bunyi berisik duel yang terjadi)
“Kau sudah kalah Mr. Leonardo Bortigas”, ujar seorang siswa yang menyerang Leo.
“Hosh.. Hosh… Hosh… tidak semudah itu, Mr. Rehan Redwood” jawab Leo yang terlihat kelelahan dan kehabisan tenaga. Lalu dia mengambil sebuah pil dari dalam sakunya dan memakannya. Seketika dia merasa lbih baik walaupun Cuma sedikit. Lalu Dia menyerang Rehan mengunakan batang kayu yang dia temukan di sampingnya. Serangan itu berhasil mengenai lengan Rehan yang terlambat untuk menepis. Namun, dua orang di belakang Rehan langsung enyerang kearah Leo dengan bersamaan.
“Strike!” teriak mereka bersamaan. Itu merupakan tehnik sihir penyerangan yang diajarkan kepada para ksatria. Leo seketika terdorong kebelakang dan jatung berguling terkena serangan yang menaggetkannya itu. “Bagaimana mereka…”
“Ya mereka adalah para ksatria pengawalku yang terlatih dan terpelajar. Jadi jangan kaget dengan hal seperti itu lebih baik persiapkan kekalahanmu dan jadilah rekanku untuk mengalahkan Firm” ajak Rehan kepadanya. Leo hanya terdiam dan membisu.
“Baiklah kalo itu jawabanmu, Strike!” Rehan menyerang Leo menggunakan sihir penyerangan yang sontak membuat Leo terjatuh dari tebing tersebut. Dia jatuh tergelinding ke bawah. Tubuhnya menghantam bebtuan dan terkena ranting dan semak semak. Rehan yang melihatnya dari jauh merasa puas dan segera meninggalkan tempat tersebut.
Lalu Leo kini terkapar di bawah bukit dengan tubuh penuh luka - luka dan mengalami pendaharan di sekujur kaki dan tangannya. DIa masih sadar dan mencoba bangkit, tapi sakit yang sungguh terasa hebat dialaminya. Kini dia merangkak menuju ke sebuah pohon. Sesampainya dibawah pohon dia tergeetak lemah da tak berdaya. “Ahh apakah ini akhirnya. Maafkan aku semuanya. Sial kenapa pandanganku tersa gelap sekali” gumam Leo yang disusul dia tidak sadarkan diri.
Keesokan harinya para petugas penjaga Hutan Sihir Magimed menemukan Leo dan membawanya ke Pusat Medis Magimed. Firm dan teman temannya segera menjenguknya. Para penjaga memberitahu bahwa dia jatuh dari jurang di bukit. Perkiraan terbesarnya adalah dia sedang mencari sesuatu dan tidak sengaja tesandung serta kehilangan keseimbangan dan terjatuh kedalam jurang. Namun, Firm dan teman temannya masih tidak percaya dan curiga ada yang menyerangnya karena pil yang diberikan oleh Bilqis sudah tidak ada. Kemungkinan jatuh sangat kecil karena terletak dalam saku yang tertutup rapat sedangkan saku Leo ketika ditemukan tidak mengalami sobek atupun terbuka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments