The Bright

Malam yang panjang sudah kulewati dengan lumayan rumit. Namun, akhirnya aku dapat menemukan hal yang aku cari walaupun hasil ajakan dari orang lain. Belum selesai menikmati istirahat tiba tiba di pagi hari kami dibangunkan oleh Lucy. Dia lari kembali ke kamarnya saat menyadari keberadaanku. Tubuhku terasa ada yang aneh saat melihat tatapannya. Rasanya jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya. Namun, kuharap ini bukan sesuatu yang buruk dan jantungku dalam kondisi yang stabil.

Setelah berganti pakaian kami bertiga bergegas menuju kamar Lucy yang berjarak lima kamr dari kamar para pria. Setibanya disana pria bertubuh besar mengetuk pintunya.

Tok… Tok… Tok… (Suara ketukan pintu)

Kemudian pintu terbuka dari dalam kamar dan munculah gadis cantik yang telah membangunkan tidur kami tadi. Dia mengintip sedikit dan kembali menutup kamarnya. Lalu pintu dibuka kembali dam munculah gadis lain dengan pakaian khas penyihirnya membukakan pintu bagi kami dan mempersilahkan masuk. Kami langsung duduk di sofa yang ada di dalam kamar.

“Kami masih tidak percaya akan bertemu denganmu” ujar pria besar kepadaku.

“Yah a-aku juga merasa seperti mimpi kita bertemu kembali. Ehh… Ma-ma-maksudku kita adalah kami dan kau” sambung Lucy dengan muka merah padam dan sembunyi di balik badan temannya.

“Ah itu aku juga sama karena sudah lebih dari tiga hari. AKu mengira kalian sudah berhasil masuk ke Pegunungan Naga” jawabku sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

Kemudian kami saling menjelaskan alasan masing masing. Selain itu kami juga saling berbagi informasi yang telah didapat dari maisng masing. Mereka belum berani melanjutkan perjalanan karena belum tahu pasti keberadaan tujuan misi mereka, yakni mengambil bunga sihir Dragon Horn. Hal itu memang bukanlah misi yang mudah bahkan merupakan misi yang sulit. Setelah kuaamati kelompok mereka sepertinya kurang lengkap dan sangat berbahaya jika mereka teruskan ke Pegunungan Naga. Suasana mendadak hening karena semua sedang berpikir bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, tiba tiba pria bertubuh besar itu berdiri menghadapku sambil menjulurkan tangan.

“Oke kita sudah lumayan lama kenal tapi kami belum mempernalkan diri” ujar pria itu sambil berdiri menghadapku.

“Kami adalah grup petualang “The Bright” yang terdiri atas, aku Charles seorang knight, lalu ada Nano seorang pemburu, Nina seorang penyihir, dan Lucy seorang assassin” Jelas Charles dengan runtut.

“Oh benar juga ya kita belum kenalan. Kalo begitu perkenalkan aku Fin seorang pengelana biasa” kataku dengan santai.

“Eh maaf sebelumnya bukannya Kak Fin lebih terlihat seperti tabib daripada pengelana biasa. Bagaimana mungkin seorang pengelana dapat menangani pasien dengan rapiddan cekatan.

“Yah sebenarnya aku bisa sih sedikit ilmu medis tapi hanya sekedar penolongan darurat dan tidak mendalam. Oleh karena itu, aku selalu sigap ketika bertemu dengan hal seperti itu“ ujarku berusaha meyakinkan mereka. Lalu seketika mereka berdiskusi sambil menghiraukan keberadaanku. Kemudian Charles bebalik arah dan mulai menawariku untuk menjadi anggota kehormatan grup. DIa menjelaskan kepadaku bahwa butuh satu anggota lagi untuk melancarkan misi ini dan akan memberiku imbalan yang pantas setelahnya.

“Hmm bagaimana ya? Sebenanya kaupun memiliki misi yang harus segera kuselesaikan” ujarku sambil berpikir keras agar tidak salah mengambil keputusan.

“Kak Fin, misi ini sangat penting bagi kami jadi tolong ya. Please!” rayu Lucy yang mendekat kepadaku sambil memegangi kedua tanganku dengan wajahnya yang manis itu. Lalu aku berdiri dan menghela nafas sembari meneguhkan hati.

“Baiklah, Aku a” belum genap aku mnyelesaikan perkataanku Lucy langsung melompat kearahku dan memelukku erat. Wangi tubuhnya sangat harum seperti bunga. Tubuhnya yang lebih mungil dariku tidak sepenuhnya dapat memelukku. Kemudian aku melepaskan pelukan darinya dengan wajah yang sedikit memerah.

“Ehm, dengarkan dulu penjelasanku. Jadi aku akan menemani kalian ke Pegunungan Naga hanya karena satu arah dengan tujuanku” ujarku dengan tegas kepada mereka.

“Yah itupun tidak masalah, terima kasih dan selamat bergabung dengan The Bright mari kita rayakan malam ini” sahut Charles dengan hati yang senang. Kemudian aku mengingatkan kepada mereka bahwa harus menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk besok. Mereka pun setuju dan bergegas untuk segera berbelanja perlengkapan yang dibutuhkan.

Kami membagi menjadi tiga tim. Tim pertama terdiri dari Charles dan Nano yang bertuhgas mencari perlengkapan senjata, perlengkapan darurat, dan perkakas lainnya. Lalu Tim kedua ada aku dan Lucy yang berbelanja stok suplemen, makanan, dan perlengkapan P3K. Lalu Tim terankhir yakni Nina yang akan menyiapkan barang bawaan dan tas. Setelah itu, kami kembali ke penginapan untuk membantu menyiapkan barang bawaan dengan hasil belanja hari ini. Aku mempersiapkan tasku sendiri karena memang banyak hal yang tidak boleh mereka ketahui.

Sementara itu, Charles dan teman temannya terlihat bersenda guarau satu sama lainnya. Hal ini sudah lama tidak pernah aku rasakan selama bebrpa tahun ini. Kesendirian yang kuhadapi membuatku lebih serius dan sedikit kaku. Lalu aku terfikir untuk menanyakan kelengkapan barang mereka.

“Ehm sepertinya ku sudah selesai menyiapkannya. Apakah kalian sudah selesai” ujarku.

“Sepertinya sudah semua beres kok” jawab Nina sambil memberikan jempolnya.

“Kak Fin harus tahu bahwa Kak Nina adalah orang paling teliti di tim ini, jadi kakak tidak perlu khawatir” sahut Lucy dengan sedikit menggodaku. Setelah mendengar hal itu aku pun memberikan senyum dan jempol ke mereka.

Malam hari di Kota Besar Astro sangatlah indah. Pada setiap bangunan dan rumah memiliki lampu berwarna yang unik dan terang. Selain itu gemerlapan lampu Kota terlihat di seluruh penjuru kota tanpa terkecuali. Para enduduk terlihat memadati retoran, bar, kafe, dan beberapa toko toko perbelanjaan. Kota ini memang terlihat lebih modern daripada kota lain yang ada di kerajaan.

Sementara itu, The Bright menggelar pesta kecil untuk menyambut aku yang baru bergabung dengan tim mereka. Mereka memesan satu piring besar Ayam kalkun panggang madu. Lalu memesan bebrpa minuman soda dan bir. Sembari menikmati makanan kami juga melakukan beberapa permainan dan bergurau satu sama lain. Charles dan Nina sangat kuat minum bir sedangkan Nano telah tumbang dengan bebrapa tegukan bir.

“Kak Fin tidak ikut minum” tanya Lucy.

“Ah tidak, aku tidak minum minuman berakohol” sahutku dengan mantap.

“Kita sama, walaupun nanti jika umurku sudah boleh aku tidak akan minum alohol” sahutnya sambil tersenyum manis.

Kini malam telah larut aku membawa Charles dan Nano kembali ke kamar sedangkan Lucy menolong Nina untuk dibawa ke kasur. Mereka mabuk berat dan tertidur pulas. Aku yang masih terjaga mencoba mencoba menyimak peta Pegunungan Naga yang tadi siang kita beli. Aku menandai semua jalur alternatif dan berbahaya, tetapi saat di sana bia saja semua tidak sesuai karena pegunungan ni terenal sangat berbahaya.

Setelah selesai mempelajari peta akupun keluar menuju balkon untuk melihat pemandangan kota yang indah di malam hari. Kemudian aku melihat di sebuah balkon ada sesosok gadis yang sedang terlihat menangis. Ketika kuperhatikan ternyata dia adalah Lucy. Saat aku hendak memanggilnya dia sudah menyadari keberadaanku.

“Kak Fin cepat tidur besok kita berangkat pagi” teriaknya kepadaku lalu masuk kedalam kamarnya. Aku lalu bergegas tidur walaupun masih terngiang tangisan Lucy tadi. Namun, setelah itu akupun tertidur pulas

Hari telah berganti pagi dan kamipun siap untuk menjelajahi Pengunungan Naga.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!