Suasana di dalam kastil kini menjadi sangat heboh. Kedatangan Tujuh Cahaya Hati menjadi perhatian utama pengunjuang kastil dan para tabib sihir. Ketangguhan dan kecekatan mereka memberantas kasus sudah dikenal seantero kerajaan. Kisah ketegasan mereka terhadap kelompok kriminal, pemberontak, bandit, dan Tabib gadunganpun menyebar ke semua kalangan. Bahkan sebagian bangsawan menyewa mereka menjadi pengawal dalam perjalanan antar kota dalam kerajaan. Pemimpin mereka Mr. Redwood merupakan seorang yang kejam, tegas, dan licik. Hal itu memang sudah menjadi ciri khas mereka.
Aku kembali ke ruangan Mr. Shoro melewati jalur belakang. Saat sedang berjalan dilorong menuju ruangan Mr. Shoro tiba tiba ada yang memanggilku.
“Hei tunggu!” Lantas aku menoleh kebelakang dan melihat Nona Beatrice berlari mengejarku.
“Ada apa Nona memanggil saya” tanyaku dengan polos kepadanya.
“Tolong siapkan ruangan dan kamar tamu Khusus untuk Tujuh Cahaya Hati!” perintahnya kepadaku dan segera kulaksanakan.
Aku mengambil beberapa barang yang dibutuhkan untuk menyiapan ruangan tau khusus. Kemudian aku menuju koridor tamu khusus sambil diperiksa oleh para penjaga. Lalu kumasuk kedalam sebuah ruangan yang cukup besar yang didalamnya terdapat banyak kamar. Ruangan ini terdiri dari sepuluh kamar yang dilengkapi kamar mandi dalam serta ruangan santai serta ruang makan yang dilengkapi dengan meja makan yang besar. Pertama aku membereskan dan menyiapkan tujuh kamar. Kemudian merapikan meja makan, ruang santai dan dapur. Lalu yang terakhir adalah meracik aroma terapi dari berbagai tanaman herbal. “Hambone Saee” ucapku sehingga racikan aroma terapi menyebar layaknya parfum ruangan.
Krieett… (Suara pintu yang dibuka dari luar)
“Bagaimana Fin sudah siap semua” ujar Nona Beatrice yang menjadi penanggug jawab mendampingi tamu kali ini.
“Beres Nona” jawabku mantap sehingga mendapat acungan jempol darinya.
Kemudian Dia memanggil para tamu untuk masuk ke dalam ruangan. Aku yang telah selesai melakukan tugasku segera keluar dan berdiri di samping pintu yang terbuka. Mereka berjalan memasuki ruangan sambil terus memandangi kecantikan Nona Beatrice.
“Silahkan para ksatria Cahaya Hati untuk menikmati pelayanan yang telah kami berikan. Jika ada yang kalian butuhkan tinggal panggil penjaga agar mereka segera memberikan apa yang anda sekalian butuhkan” ujar Nona Beatrice dengan sopan.
“Waah memang benar seperti yang dikatakan semua orang. Anda sangat cantik dan menawan. Bolehkan saya mencium tangan anda sebagai bentuk penghormatan dan terima kasih dari kami” ujar ketua mereka Mr. Redwood. Nona Beatrice terlihat gugup dan ragu untuk menanggapi hal itu. Dia seperti enggan menjulurkan tangannya yang indah dan lembut itu kepada Mr. Redwood. Hal itu disadari oleh Redwood yang dengan segera mencoba meraih tangan Nona Beatrice.
“Ehm, mohon maaf jika saya lancang. Saya mohon izin meninggalkan ruangan karena tugas saya telah usai sekarang. Namun, jika Tuan sekalian butuh sesuatu saya siap membantu”, ucapku dengan reflek. Nona Beatrice yang telah keluar dari situasi ambigu itu akhirnya dapat agak menjauh dari mereka.
“Mohon maaf ini terlalu berlebihan, tapi saya sangat mengapresiasi penghormatan anda sekalian kepada saya. Saya izin pamit sekarang” ujarnya dengan nada agak gelisah. Kejadian itu membuat raut wajah dari Mr. Redwood terlihat cukup kesal. Dia berdiri dan memberikan salam kepada Nona Beatrice sambil tersenyum kecut karena usahanya gagal.
Kemudian Nona Beatrice dan aku berjalan menyusuri koridor tamu khusus dan menuju ke halaman belakang istana. Sesampainya disana tiba tiba dia berhenti dan menyuruhku diam. Lalu dia menunjuk kearah tangah halaman yang tenyata ada Mr. Joe dan Komandan Ksatria Maintown sedang berbincang. Dia memberikan kode agar diam dan putar balik melewati jalan lain. Kami pun memelankan jalan dan menuju ke sebuah jalan kecil dibalik pagar semak kastil. Setelah menelusurinya ternyata tempat itu tebus ke taman kastil.
Tempat ini merupakan area tunggu pelayanan kesehatan di Kastil Louis. Beberpa orang berada disini saat menerima perawatan khusus untuk mencari udara segar. Nona Beatrice mengajakku menyelinap untuk tidak terlihat di depan umum. Dia membawaku menyusuri pinggiran taman yang dipenuhi oleh pohon rindang, berbagai jenis bunga, dan bahkan beberapa tumbuhan obat. Ketika kami hendak melewati area utara taman terdengar suara tangisan seorang anak kecil.
“Huaah… Hiks… Hiks… Ibu...” rengeknya sambil memegangi kakinya. Melihat itu kami pun bergegas menghampirinya. Nona Beatrice mencoba menenangkan dan mengajaknya bicara.
"Huaah" Namun, tangis anak itu semakin kencang. Dia menjadi panic karena suara tangisan anak itu bisa menimbulkan kerumunan. Alhasil dia menunjukkan sebuah trik sihir untuk menghiburnya. Tidak beberapa lama anak itu pun berhenti menangis. Pelan pelan Aku mencoba betanya kepadanya.
“Hei apa yang membuatmu menangis jagoan kecil” ucapku memcoba untuk ramah.
“Hiks… Aku tadi berlari mengejar kupu - kupu tapi tiba tiba aku tersandung kakiku sendiri dan akhirnya terjatuh. Sekarang kakiku berdarah hwaaa” jelas anak itu dan disambung dengan isakan tangis. Beatrice memriksa lukanya dengan seksama. Sebenarnya lukanya tidak parah tapi tetap harus diberi penanganan agar tidak infeksi.
“Fin bisakah kau menjaga anak ini. Aku akan mengambil kotak P3K dulu” pintanya kepadaku.
“Tunggu, jika kau mengambilnya itu akan memakan waktu. Kau disini temani anak itu aku akan mencari beberapa tanaman untuk mengobati luka” ujarku dan segera pergi meninggalkan mereka. Saat menyelinap tadi aku sekilas melihat sekumpulan tanaman obat. Setelah menelusuri kebelakang ternyata aku menemukannya. Setelah itu aku mengambil beberapa dahannya dan membawanya dengan cepat ke tempat anak itu.
Sesampainya disana aku langsung mematahkan tangkai daun dari dahanya. Lalu akan muncul getah dan diteteskan ke tempat yang mengalami luka. Anak itu pun menjerit karena perih.
“Tahan ya, cuma sebentar kok” ujarku menenangkannya serta bantuan dari Nona Beatrice memeganginya. Setelah itu aku mengeluarkan plester dari sakuku.
“Nah sudah selesai” ujarku kepada anak itu. Kini dia sudah merasa agak tenang dan berterima kasih kepada kami berdua. Lalu dia pergi berlalri meninggalkan kami.
“Hei itu tadi daun Jatropha Multifida Linn kan? Darimana kau dapat?” Tanya Nona Beatrice kepadaku.
“Ya Benar, Saya dapat dari jalan yang telah kita lewati tadi karena tidak sengaja terlihat jadi langsung saja kesana” jawabku. “Oh, tapi bagaimana kau tahu itu bisa buat luka?” selidiknya lagi.
“Ehmm Mr. Shoro pernah memberitahuku tentang itu dan juga itu hal yang banyak orang tahu.
“Kalo plester tadi“ tanyanya lagi. “Kalau itu saya selalu menyediakannya di saku” jawabku sambil menunjukkan isi sakuku.
“Baiklah, sebenarnya aku ingin membicarakan sesuatu denganmu, tapi kondisi yang tidak memungkinkan. Oleh sebab itu, aku telah membuat surat untukmu. Bacalah saat kau sedang sendiri dan jangan beritahu siapapun. Inia da hubungannya dengan penyelidikan yang sedang kau lakuakn bersama Mr. Shoro”, jelasnya yang diikuti langkah pergi meninggalkanku.
Kini aku mulai penasaran apa yang sedang terjadi dan isi surat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments