Beberapa jam sebelum malam yang kelam menjadi ceria di kamp pengungsian.
Sudut sudut kota nampak telah sepi. Kebanyakan penduduk sedang istirahat di rumah atau bahkan bersenang senang di bar dan kafe. Mereka menikmati malam dengan hiburan yang telah disediakan leh pemilik bar. Mereka bernyanyi dengan diiringi musik oleh band lokal. Selain itu, mereka juga menari bersama sambil mabuk mabukkan. Sementara mereka yang di kafe merupakan hiburan malam bagi para bangsawan kota. Mereka menyediakan jamuan makan malam dan camilan mewah serta musik klasik. Beberepa tempat juga menawarkan pesta dansa dan kasino dalam kafe. Kehidupan malam yang ramai di pusat kota. Semua terbalik dengan keadaa kamp pengungsian dimana mereka berjuang untuk hidup stiap detiknya.
Prajurit kota berpatroli menjaga setiap sudut kota. Mereka kali ini ditugaskan untuk mengecek semua yang mencurigakan bahkan penduduk yang keluar tanpa tujuan yang jelas akan ditangkap dan diinterogasi. Hal itu bukan tanpa alasan karena mereka sudah beberapa kali harus menghadapi seorang pemberontak, pencuri, dan penjarah. Par prajurit sangat kewalahan melawannya karena kejeniusannya dan kecerdikannya. Selain itu, dia memiliki kemampuan sihir yang baik. Para penguasa dan bangsawan sangat geram dengan tingkah orang itu. Dia hanya menjarah toko dan gudang para bangsawan dan penguasa. Namun, ada satu hal aneh yang selalu dia lakukan setiap kali menjalani aksinya, yakni mencuri obat dan resep di toko obat di seluruh kota. Namun, kedatangannya sangat sulit diprediksi.
Malam semakin larut, sedangkan prajurit kota mulai bosan menunggu kedatangan orang itu.
“Hooaaam… sepertinya hari ini dia tidak akan beraksi”, ujar salah satu prajurit yang sedang berpatroli di depan toko obat.
“Tapi info dari komandan kita harus tetap berjaga”, sahut teman lainnya.
“Ya tapi harus berapa lama lagi kita harus menunggu”, kata yang lain yang dibalan dengan ekspresi tidak tahu oleh temannya yang lain. Kemudian ada seorang prajurit yang berlari dengan membawa tongkat. “Hosh… Hosh… Hosh… gawat sepertinya dia telah muncul”, ujar prajurit itu.
“Dimana ia berada sekarang?” Tanya prajurit yang lain. Lalu prajurit itu menunjuk kearah bangunan yang menjulang tidak jauh dari situ.
“Mereka butuh bantuan cepat kirim beberapa bantuan”, pinta prajurit tersebut.
Kemudian ada satu prajurit yang bergegas menuju kesana. “Tunggu bukannya perintah dari komandan jangan meninggalkan tempat ini sampai pagi hari”, ujar seorang prajurit yang lain.
“Berarti dia adalah orang itu”, bentak prajurit yang baru datang itu. Prajurit lain yang baru menyadarinya langsung bergegas mengejarnya.
Sementara itu tersisa tiga prajurit yang menjaga toko obat. Kemudian prajurit yang baru datang tadi minta izin untuk ke sebuah toilet umum yang letaknya tidak jauh dari situ. Kini tinggal dua prajurit yang berjaga.
“Hei, apa kau tidak curiga dengan orang itu” Tanya seorang prajurit.
“Curiga, Hmm… sepertinya iya karena dia datang tiba tiba dan sekarang pergi lagi”, ujar prajurit yang lain.
“Benar juga kalu begitu kita harus menyeret orang itu!”
“Tidak, kau jaga sini biar aku yang mengejarnya!” Kemudian dia mengejar menuju ke toilet tersebut. Sesampainya di sana ia menggedor pintu toilet prajurit yang tadi.
Brakk… (Suara gedoran pintu yang sangat keras)
“Keluar kau aku tahu kaulah orangnya!” gertaknya kepada prajurit dalam toilet. Lalu toilet tiba tiba terbuka dan keluarlah orang yang didalamnya.
“Apa maksudmu akulah orangnya?” ujarnya sambil membentak. Prajurit itupun menjelaskan apa yang ia pikirkan.
“Dasar bodoh! Kau tertipu dia adalah orangnya. Kau disuruh mengikuti disini agar disana tidak ada penjagaan”, ujarnya memaki sambil melihat ke arah toko obat yang sudah tidak ada penjaganya. Dia melihat seorang penjaga yang sedang terbaring di tanah. Lalu menoleh ke arah prajurit yang menjemputnya tadi. Dia terkejut setelah melihat prajurit disebelahnya itu.
“Ops salah ternyata aku orangnya”, ujar prajurit itu dengan senyum yang memuakkan. Lalu dengan mudahnya dia melumpuhkan prajurit yang usai buang hajat itu.
Setelah itu masuk ke dalam toko obat dan mengumpulkan dengan cepat seperti sudah hafal tempatnya. Kemudian membawa beberapa alat peracik obat serbuk. Selain itu, dia mencoba membuat beberapa larutan obat sihir.
Derap langkah para prajurit sudah terdengar. Mereka kembali dengan perasaan kesal Karena telah tertipu.
“Lihatlah apa yang kalian telah lakukan! Bagaimana mungkin dia bisa memecah belah kita dan menyamar sebagai prajurit”, ujar komandan prajurit yang kesal.
“Kami juga tidak tahu”, jawab sebagian prajurit.
“Baiklah sekarang kita harus mengecek keadaan dalam toko dulu dan amankan teman kita yang berhasil dikalalahkan”, perintah komandan tersebut.
“Siap laksanakan”, mereka berbondong bondong masuk kedalam toko. Namun, tidak ada satupun orang di sana. Hanya tersisa rak obat dan beberapa barang di toko yang berantakan. Merekapun kembali dan mengambil dua prajurit lainnya yang tergeleytak tak jauh dari toko.
“Lapor Komandan, satu prajurit yang kita amankan tadi telah menghilang”,
“Apa? Cepat menyebar ke seluruh kota. Kita tertipu lagi olehnya. Ayo menyebar keseluruh kota!”
Semua prajurit menyebar dengan cepat hingga mereka menemukan sesosok pria memakai jubah hitam, masker hitam dan topi sihir hitam sedang berlari menuju bar.
“Itu dia, cepat ke arah bar!”, perintah komandan kepada semua prajurit. Kini pria itu terjebak di dalam bar. Para pengunjung yang panic berlarian menyelamtkan diri. Lalu ada seorang wanita yang terjatuh dari tangga karena keributan yang terjadi. Namun, dengan sigap pria itu menangkapnya. Lalu menurunkannya dengan lembut. “Anda tidak apa apa nyonya”, ujar pria itu sambil mencium tangannya. Wanita itupun tersipu dan pingsan. Para prajurit berhasil menemukan pria itu dan mengepungnya.
Kemudian pria itu mengangkat tangan ke atas dan membuka tutup botol sebuah larutan. Setelah itu munculah asap dan membuat semua yang menghirupnya terbatuk. Kesempatan itu tidak disia siakan untuknya kabur sambil memasukkan beberapa makanan ke dalam karung. Orang itupun pergi dengan mudahnya tanpa perlawanan berarti dari kelompok prajurit.
Kemudian dia pergi ke gudang makanan para bangsawan dan penguasa dengan mudah. DIa mengambil banyak dan membawanya dengan sihir penyamaran sehingga terlihat seperti awan yang mendung. Lalu ia merapalkan mantara, ”Mombulo Podoo”, seketika semua karung makanan yang telah berubah menyerupai awan dan asap itu terbang melayang ke langit semua. Para prajurit yang telah datang terlambat hanya bisa melihat komandan mereka yang sedang marah.
Kini keadaan kota pada malam in berubah menjadi tidak tenang lagi. Kejadian semalam menjadi berita heboh di para penduduk. Namun, tidak semua membenci pria itu. Banyak para wanita yang menyukainya karena kejadian di bar pada malam itu. Sebelumnya mereka mengira pria itu adlah orang jahat tak punya hati, tapi kini mereka yakin jika dia orang baik yang ingin melawan penguasa. Mereka bahkan rela bergadang hanya ingin bertemu dengannya. Sejak saat ini mereka mulai menyukai "The Shadow".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments