Happy reading 😊
Jangan lupa RATE nya ya!
"Kalau aku gak mau gimana?" goda Alvian sambil mendekat ke arah Elvia.
"Mas, jangan macem-macem deh," ucap Elvia yang melihat Alvian mulai mendekat ke arahnya.
"Gak macem-macem Sayang, cuma satu macem aja," goda Alvian lagi.
"Mas, nanti kalau ada yang lihat bisa salah paham," ucap Elvia sambil mundur karena Alvian semakin mendekatinya.
"Gak ada yang lihat Sayang," ucap Alvian semakin mendekat, karena entah kenapa ia tidak bisa mengendalikan dirinya.
"Mas stop," ucap Elvia.
"Sayang aku udah gak tahan," ucap Alvian sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Elvia yang sudah memerah sejak tadi.
"Mas, kamu jangan macem-macem ya," ucap Elvia tapi justru Alvian semakin mendekatkan wajahnya dan...
* Cup *
Alvian mengecup kening Elvia saat Elvia menutup matanya, Alvian tersenyum jahil.
"Hehehe, kamu pikir aku mau ngapain?" ucap Alvian terkekeh.
"Ish,,kamu tuh sukanya godain aku terus," ucap Elvia cemberut karena kesal dengan tingkah Alvian yang terus menggodanya.
"Hahaha, udah dong Sayang jangan cemberut, kamu mau Mas cium ya sampai itu bibir di maju-majuin gitu," ucap Alvian yang sengaja menggoda Elvia.
"Itu mah maunya kamu, udah sekarang mending kamu keluar. Aku mau ganti baju dulu," ucap Elvia mengusir halus Alvian dari kamarnya.
"Ya udah aku keluar dulu, kalau ada apa-apa kamu panggil Mas aja," ucap Alvian dan sebelum benar-benar keluar dari kamar Elvia, Alvian sengaja mencuri ciuman Elvia.
* Cup *
Alvian mengecup bibir Elvia lembut, karena jika ia melakukan hal yang lebih maka ia pasti tidak akan mengendalikan dirinya mengingat Elvia hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya. Dan Elvia pasti akan sangat membencinya, Alvian segera keluar dari kamar Elvia.
Elvia hanya tersenyum malu, dan bisa dipastikan jika pipinya sudah memerah.
Elvia segera mencari pakaian yang cocok dan segera memakainya. Dengan wajah yang dipoles make up tipis dan perpaduan dress selutut berlengan berwarna peach.
Elvia yang sudah selesai bersiap langsung turun ke bawah untuk menghampiri Alvian yang sedang menunggunya di ruang keluarga.
Alvian yang mendengar suara langkah kaki pun langsung menoleh, dan mendapati Elvia yang sedang menuruni tangga hingga tanpa sadar membuat Alvian terpanah melihat kecantikan Elvia.
Elvia berjalan mendekat ke arah Alvian yang seperti tersihir melihat kecantikannya.
"Mas." ucap Elvia menyadarkan Alvian dari lamunannya.
"Sayang, kita gak jadi pergi aja ya." ucap Alvian tak rela jika calon istrinya dilihat oleh laki-laki lain.
"Loh, emangnya kenapa Mas? kamu sakit?" ucap Elvia bingung.
"Gak gitu Sayang, tapi aku gak rela kamu dilihatin cowok lain." ucap Alvian.
"Astaga Mas, kamu ini ada-ada aja. Udah mending sekarang kita berangkat, kan kamu yang bilang sama mereka kalau kita mau ke rumahnya." ucap Elvia.
"Iya deh, tapi kamu harus selalu di dekat Mas." ucap Alvian.
"Iya Mas." ucap Elvia.
Alvian dan Elvia segera berangkat menuju mansion keluarga Geraldine.
Sesampainya disana Alvian langsung membukakan pintu mobil untuk Elvia, dan tak lupa mengaitkan tangan Elvia ke lengannya.
Mereka pun memencet bel dan tak lama keluarlah maid yang membukakan pintu, mempersilahkan mereka masuk.
"Silahkan masuk Tuan dan Nona, Nyonya dan Tuan sudah menunggu di dalam." ucap Maid.
"Terimakasih." ucap mereka bersamaan.
Elvia dan Alvian melangkahkan kakinya masuk ke dalam mansion mewah keluarga Geraldine. Saat mereka sudah masuk ternyata mereka berdua sudah di sambut oleh nyonya Geraldine.
"Halo Sayang!" ucap Nyonya Geraldine sambil memeluk Elvia.
"Halo juga Tante, maaf jika kami terlambat." ucap Elvia.
"Tidak apa-apa kok Sayang." ucap Nyonya Geraldine sambil tersenyum, entah kenapa Elvia yang dipanggil dengan sebutan itu tidak merasa risih justru ia merasa senang.
"Mari silahkan duduk Tuan Alvian dan Elvia." ucap Nyonya Geraldine.
"Tidak perlu terlalu formal Nyonya, panggil Alvian saja." ucap Alvian.
"Kalau begitu nak Alvian juga panggil Tante dan suami Tante Om saja." ucap Nyonya Geraldine.
"Baik Tante." ucap Alvian.
"Wah sudah datang ternyata tamunya." ucap Tuan Geraldine dan berjalan menghampiri mereka.
"Iya Om." ucap Alvian.
"Nah gitu kan lebih enak panggilnya." ucap tuan Geraldine.
"Tuan James dimana? kenapa saya tidak melihatnya?" tanya Alvian yang tidak melihat keberadaan James. Dan saat mereka sedang mengobrol ternyata James baru saja turun, berjalan mendekat ke arah mereka.
Saat sudah mendekat pandangannya langsung tertuju pada Elvia yang menurutnya sangat cantik, bukan berarti selama ini Elvia tidak cantik tapi malam ini kecantikan Elvia bertambah berkali lipat.
Bahkan James memandang Elvia tanpa berkedip, sampai sebuah panggilan menyadarkan ia dari lamunannya.
"James." ucap Nyonya Geraldine.
"I,, iya Ma." jawab James terbata.
"Kamu kenapa?" tanya Nyonya Geraldine yang tahu jika anak lelakinya memang menyukai Elvia dan sedari tadi memandangnya tak berkedip.
"Gak pa pa kok Ma." jawab James cepat karena ia sekarang menjadi pusat perhatian orang yang berada disana.
"Oh iya tadi kami belum mengenalkan diri secara resmi, saya Henry Geraldine dan istri saya Sarah Geraldine. Tapi kalian harus memanggil kami Om dan Tante." ucap Henry.
Saat Elvia mendengar nama tuan Geraldine yang ternyata namanya sama seperti nama ayah kandungnya yang disebutkan Siska. Tapi Elvia mengenyahkan pikiran itu, karena di dunia ini banyak nama yang sama. Jadi pasti hanya sama nama saja, pikir Elvia.
"Baik Om." ucap mereka bersamaan.
"Dan tolong jangan memanggil saya Tuan." timpal James.
"Kalau begitu anda juga jangan memanggil saya Tuan." ucap Alvian.
"Tentu, jangan terlalu formal kita gak lagi di kantor." ucap James.
"Kalau gitu sekarang kita ke meja makan aja yuk." ajak Sarah.
**************
Di tempat lain, Andi yang sedang berada di kafe karena ada janji dengan Adrian terlihat sedang menunggu Adrian.
Ternyata Sandra dan Mitha juga berada di kafe yang sama, dan tanpa sengaja Andi melihat Sandra dan Mitha, memanggil mereka agar duduk bersama dengannya.
"Hei Beb, sama... gue lupa siapa nama lu." ucap Andi.
"Dasar Bambank, inget ya nama gue Mitha cewek paling cantik." ucap Mitha percaya diri.
"Dih, pede amat lu." ucap Andi.
"Mending kalian gabung sama gue aja, soalnya gue juga lagi nungguin Adrian." sambung Andi.
"Emm, ok lah." ucap Sandra sembari duduk dan di ikuti oleh Mitha.
Mereka pun memesan makanan dan minuman, selang beberapa menit Adrian juga baru datang.
"Sorry Bro, gue telat tadi abis ada meeting sama klien" ucap Adrian.
"Eh, kalian berdua sahabatnya Elvia kan?" ucap Adrian.
"Iya Kak." ucap Mitha lembut sambil tersenyum manis ke arah Adrian. Sedangkan Andi yang melihat itu menatap sinis ke arah Mitha.
"Dasar muka dua, kalo sama Adrian aja lu bisa lembut kayak gini sama gue aja galaknya minta ampun." ucap Andi meledek.
"Serah gue dong Bambank." ucap Mitha ngegas.
"Eh nama gue bukan Bambank, Maemunah." ucap Andi.
"Nama gue juga bukan Maemunah tapi Mitha." ucap Mitha.
"Udah deh gak usah berantem, mending kita makan aja." ucap Sandra menengahi, karena kebetulan pesanan mereka sudah di antar.
"Eh, gue kan belum pesen kok udah ada makanan?" ucap Adrian.
"Itu gue yang pesenin, gue tau kok kesukaan lo." ucap Andi.
"Thanks ya." ucap Adrian.
Bersambung
Jangan lupa like, coment dan vote ya😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Erlina Khopiani
like
2020-10-24
0
Ismi Kawai
lanjuuuttt
2020-10-08
0