Eps 7

Happy reading 😊

Jangan lupa RATE nya ya!

Di tempat lain di rumah James, ia sedang membayangkan wajah cantik Elvia yang terus terbayang di kepalanya. James juga sedang memikirkan bagaimana caranya Elvia bisa jatuh hati padanya.

"Gue harus bisa dapetin Elvia gimanapun caranya." batin James.

"Ah, gue baru inget kalo besok gue kan harus ke kantor tempat dia kerja buat tanda tangan kontrak proyek itu. Gue bisa deketin dia pelan tapi pasti." batin James sembari tersenyum membayangkan wajah Elvia dan masih memikirkan cara untuk mendekati Elvia gadis pujaan hatinya.

Di rumah Alvian, Elvia yang sudah membantu Bi Mina menyiapkan sarapan segera bergegas membersihkan dirinya dan bersiap untuk pergi ke kantor. Setelah selesai, Elvia berjalan menuju kamar Alvian yang berada di sebelah kamarnya.

Tok,, tok,, tok.

Bunyi pintu yang diketuk Elvia.

"Masuk." jawab Alvian yang sedang kesulitan memasang dasinya. Elvia masuk ke dalam kamar Alvian. Karena melihat Alvian yang kesulitan memasang dasinya, Elvia berinisiatif untuk membantu Alvian.

"Sini aku bantu pasangin dasinya." ucap Elvia langsung mengambil dasi di tangan Alvian. Elvia memsangkan dasi ke leher Alvian dan tanpa di sadari itu membuat sang empuh hanya menatap sambil menahan nafasnya. Namun, senyum di bibirnya menghiasi wajah tampannya. Dan ternyata Elvia sudah selesai memasangkan dasinya dengan rapi.

"Ternyata gini ya rasanya punya istri." ucap Alvian sambil menarik pinggang ramping Elvia dan merapatkan ke tubuhnya.

"Apaan sih." ucap Elvia malu-malu.

"Kan emang bener kalau punya istri itu enak karena ada yang nyiapin semuanya." ucap Alvian dengan sedikit melonggarkan pelukannya.

"Emang kamu pikir istri itu pembantu yang tugasnya nyiapin semuanya." ucap Elvia menahan kesal.

"Aku kan nggak bilang gitu, tapi kalau istrinya kayak kamu sih aku pasti seneng banget." ucap Alvian sembari menatap mata Elvia. Yang ditatap hanya bisa menunduk dan menyembunyikan wajahnya yang merah seperti kepiting rebus.

"Udah deh jangan gombal terus, sekarang kita harus sarapan biar gak telat ke kantor. Terus ini tangannya tolong dikondisikan jangan seenaknya peluk anak gadis orang." sungut Elvia karena kesal terhadap Alvian yang memeluknya tanpa izin, padahal dalam hati Elvia berbunga-bunga tapi dia menutupi semua itu karena tidak ingin terlalu berharap pada Alvian.

Mereka pun langsung turun ke bawah untuk sarapan, karena mereka harus bergegas ke kantor.

Setelah selesai sarapan mereka langsung masuk mobil menuju kantor.

Alvian dan Elvia sampai di kantor dan berjalan menuju ruangan mereka.

Di tempat lain, mobil yang dikendarai oleh James melaju ke kantor Alvian. Sebenarnya James terlalu pagi ke kantor Alvian, tapi itu dilakukan hanya demi sang pujaan hati yang selalu terbayang di kepalanya.

James benar-benar tidak akan bisa berkonsentrasi jika dia tidak segera menemui Elvia, yang telah berhasil meruntuhkan benteng pertahanan yang dia pertahankan selama ini.

Selang beberapa saat James telah sampai di kantor Alvian, dia segera turun dari mobilnya.

"Saya ingin bertemu dengan Pak Alvian." ucap James pada Resepsionis.

"Maaf, dengan Tuan siapa?" tanya Resepsionis dengan sopan.

"James, bilang saja tuan James Geraldine ingin bertemu." ucap James tegas.

"Baik Tuan, mohon ditunggu sebentar." ucap Resepsionis.

Tut,,tut,, tut,.

Bunyi nada sambung telepon.

"Maaf Bu, disini ada Tuan James Geraldine yang ingin bertemu pak Alvian." ucap Resepsionis di telepon pada Elvia.

"Suruh naik saja Mbak" jawab Elvia sopan.

"Baik Bu." ucap Resepsionis.

"Tuan silahkan naik ke lantai 9, disana ruangan Pak Alvian." ucap Resepsionis pada James.

"Baik, terimakasih." jawab James berlalu pergi.

James masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai 9.

Di tempat Elvia, segera berjalan ke arah ruangan Alvian untuk menyampaikan jika James sudah ada di lobi.

Tok,, tok,, tok,.

Bunyi pintu diketuk.

"Masuk." jawab Alvian.

Elvia pun masuk ke dalam ruangan Alvian.

"Permisi Pak, di bawah sudah ada Tuan James Geraldine yang sekarang sedang menuju kesini." ucap Elvia sopan.

"Baiklah, tolong sekalian kamu siapkan minuman untuk tuan James dan jangan lupa kontrak yang kemarin saya minta." ucap Alvian tegas.

"Baik Pak, saya permisi dulu." ucap Elvia. Yang hanya dibalas anggukan oleh Alvian.

Elvia bergegas melakukan yang diminta oleh Alvian, dan ternyata James sudah sampai di depan ruangan Alvian.

James yang melihat Elvia pun mengembangkan senyumnya, karena melihat gadis yang di rindukannya sejak semalam dan terus terbayang wajahnya.

"Hai Elvia!" sapa James yang melihat Elvia sibuk dengan berkasnya.

"Emm,, halo juga Tuan! selamat pagi!" sapa Elvia balik dengan sedikit gugup.

"Selamat pagi El! bolehkan saya manggil kamu kamu seperti itu?" ucap James sambil tersenyum.

"Iya tidak apa-apa Tuan." ucap Elvia sambil membalas senyum James.

Belum sempat berbicara lebih lanjut, Alvian sudah berdiri di ambang pintu ruangannya dan sedang memperhatikan mereka dengan mengepalkan tangan sedikit menahan rasa kesalnya.

"Ehemm." Alvian yang berdehem.

"Tuan James sudah sampai, jika seperti itu mari kita ke ruangan saya untuk membicarakan semuanya." ucap Alvian tegas.

"Dan,, Sayang tolong kamu buatkan Tuan James minum dan jangan lupa kontrak yang aku minta tadi ya." ucap Alvian yang sengaja menjeda ucapannya dan memanggil Elvia dengan sebutan "sayang".

"Ba,, baik Pak." ucap Elvia sedikit terbata.

Sedangkan James sudah menahan kesal karena sebutan Alvian pada pujaan hatinya.

"Mari Tuan James." ajak Alvian pada James yang masih terpaku di tempat. Karena dia yakin James sedang terbakar cemburu.

Dan Alvian tidak akan membiarkan siapapun mendekati gadisnya.

"Baik." jawab James tegas.

"Silahkan duduk Tuan." ucap Alvian sopan. James pun segera mendudukkan dirinya di sofa yang tersedia di ruang Alvian.

Tok,, tok,, tok,.

Bunyi pintu diketuk.

"Permisi Pak, ini kontrak yang Bapak minta dan ini minumannya. Silahkan diminum Tuan." ucap Elvia.

"Terima kasih El." jawab James sambil tersenyum manis ke arah Elvia. Alvian yang melihat itupun geram, dan menyuruh Elvia keluar dari ruangannya.

"Sayang, kamu keluar dulu ya nanti kita makan siang bareng." ucap Alvian lembut dengan sengaja dia memanas-manasi James. Agar James tahu Elvia hanya miliknya.

"Iya Pak." jawab Elvia.

"Sayang kamu lupa kalau kita berdua kamu harus manggil aku Mas." ucap Alvian dengan sengaja. Elvia merasa bingung dengan bosnya ini sejak kapan dia dipanggil "sayang" dan dia harus memanggil Alvian dengan sebutan "mas". Tapi biarlah toh dia bosnya.

"Tapi sekarang kita sedang di kantor dan kita tidak berdua

Pak." ucap Elvia.

"Oh iya maaf ya Sayang, Mas lupa. Ehmm, kamu boleh keluar sekarang." ucap Alvian dengan nada yang berubah menjadi tegas.

"Baik Pak, saya permisi." ucap Elvia. Yang hanya di angguki oleh Alvian. James sangat merasa kesal karena sedari tadi kehadirannya seperti tidak di anggap.

"Maaf Tuan, saya masih belum terbiasa karena jika hanya berdua maka kami tidak akan berbicara formal." ucap Alvian dengan senyum kemenangan karena telah membuat James menahan kesal.

"Iya tidak apa-apa Tuan." ucap James dengan senyum paksa yang berusaha menahan amarah karena kelakuan Alvian yang memamerkan kesmesraannya di depannya.

"Kalau begitu kita mulai langsung pembicaraannya, tapi lebih baik silahkan di minum Tuan." ucap Alvian.

"Terima kasih Tuan." ucap James.

"Hahaha,, gue puas liat tampang dia pias kayak tadi." batin Alvian yang dengan santainya meminum teh yang dibuat Elvia.

"Sialan,, ini orang sengaja banget buat gue cemburu. Lihat aja gue gak akan berhenti buat milikin Elvia." umpat James hati.

Diluar ruangan Alvian, Elvia masih berkutat dengan pekerjaannya agar selesai tepat waktu.

Di dalam ruangan Alvian, kedua orang yang sedari tadi mengeluarkan aura dingin mereka pun sudah selesai membahas dan menandatangi kontrak.

Alvian mengantarkan James keluar dari ruangannya, karena dia tidak mau James mengambil kesempatan untuk mendekati Elvia. Alvian mendekati meja Elvia dan sengaja mengelus rambut panjang Elvia. Elvia sedikit tersentak karena terkejut.

"Sayang udah selesai belum?" tanya Alvian sembari tersenyum dan dengan sengaja menunjukkan kemesraannya di depan James yang masih terpaku di depan ruangan Alvian.

"U..udah kok Mas." ucap Elvia terbata karena mendapat kode dari Alvian untuk memanggilnya dengan sebutan "mas".

"Ya udah kita makan siang yuk, aku gak mau kamu sakit." ucap Alvian sambil menggenggam tangan Elvia dan berlalu melewati James.

"Kami permisi untuk makan siang dulu Tuan." ucap Alvian dengan masih menggenggam jemari Elvia yang ditautkan di jarinya.

"Iya silahkan." ucap James singkat karena dia mencoba menahan rasa kesalnya.

Bersambung

Jangan lupa like, coment dan vote ya 😊🤗

Terpopuler

Comments

kopi pahit

kopi pahit

lanjut kak, maaf bru smpet mmpir lg,

2020-10-25

0

F I T R I A

F I T R I A

like

2020-10-16

0

Erlina Khopiani

Erlina Khopiani

semangat up

2020-10-09

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Eps 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Eps 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Eps 43
44 Eps 44
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Eps 56
57 Eps 57
58 Eps 58
59 Eps 59
60 Eps 60
61 Eps 61
62 Eps 62
63 Eps 63
64 VISUAL
65 Eps 64
66 Eps 65
67 Eps 66
68 Eps 67
69 Eps 68
70 Eps 69
71 Eps 70
72 Eps 71
73 Eps 72
74 Eps 73
75 Eps 74
76 Eps 75
77 Eps 76
78 Eps 77
79 Eps 78
80 Eps 79
81 Eps 80
82 Eps 81
83 Eps 82
84 Eps 83
85 Eps 84
86 Eps 85
87 Eps 86
88 Eps 87
89 Eps 88
90 Eps 89
91 Eps 90
92 Eps 91
93 Eps 92
94 Eps 93
95 Eps 94
96 Eps 95
97 Eps 96
98 Eps 97
99 Eps 98
100 Eps 99
101 Eps 100
102 Eps 101
103 Eps 102
104 Eps 103
105 Eps 104
106 Eps 105
107 Eps 106
108 Eps 107
109 Eps 108
110 Eps 109
111 Eps 110
112 Eps 111
113 Eps 112
114 Eps 113
115 Eps 114
116 Eps 115
117 Eps 116
118 Eps 117
119 Eps 118
120 Eps 119
121 Eps 120
122 Eps 121
123 Eps 122
124 Eps 123
125 Eps 124
126 Eps 125
127 Eps 126
128 Eps 127
129 Eps 128
130 Eps 129
131 Eps 130
132 Eps 131
133 Eps 132
134 Eps 133
135 Eps 134
136 Eps 135
137 END
138 Curahan Hati Author
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Eps 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Eps 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Eps 43
44
Eps 44
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Eps 56
57
Eps 57
58
Eps 58
59
Eps 59
60
Eps 60
61
Eps 61
62
Eps 62
63
Eps 63
64
VISUAL
65
Eps 64
66
Eps 65
67
Eps 66
68
Eps 67
69
Eps 68
70
Eps 69
71
Eps 70
72
Eps 71
73
Eps 72
74
Eps 73
75
Eps 74
76
Eps 75
77
Eps 76
78
Eps 77
79
Eps 78
80
Eps 79
81
Eps 80
82
Eps 81
83
Eps 82
84
Eps 83
85
Eps 84
86
Eps 85
87
Eps 86
88
Eps 87
89
Eps 88
90
Eps 89
91
Eps 90
92
Eps 91
93
Eps 92
94
Eps 93
95
Eps 94
96
Eps 95
97
Eps 96
98
Eps 97
99
Eps 98
100
Eps 99
101
Eps 100
102
Eps 101
103
Eps 102
104
Eps 103
105
Eps 104
106
Eps 105
107
Eps 106
108
Eps 107
109
Eps 108
110
Eps 109
111
Eps 110
112
Eps 111
113
Eps 112
114
Eps 113
115
Eps 114
116
Eps 115
117
Eps 116
118
Eps 117
119
Eps 118
120
Eps 119
121
Eps 120
122
Eps 121
123
Eps 122
124
Eps 123
125
Eps 124
126
Eps 125
127
Eps 126
128
Eps 127
129
Eps 128
130
Eps 129
131
Eps 130
132
Eps 131
133
Eps 132
134
Eps 133
135
Eps 134
136
Eps 135
137
END
138
Curahan Hati Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!