Episode 17

Hari itu juga diadakan pemeriksaan intensif pada tubuh Bara. Tes darah telah dilakukan dan hasilnya semua normal. CT scan juga telah dilakukan dan hasilnya semua baik-baik saja. Begitu pun dengan Rontgen, tidak ada hal yang mengkhawatirkan pada tubuh Bara.

Semua baik-baik saja. Semua normal-normal saja. Tidak ada satupun terdeteksi suatu penyakit di tubuh Bara. Para tenaga medis tentu merasa kebingungan. Pada saat kedatangan Bara, dia terlihat sangat lemah dan dalam keadaan muntah darah. Namun kenapa tidak terdeteksi suatu penyakit apapun .

Hary juga merasa bingung. Namun sudah ada gambaran apa yang sebenarnya terjadi pada putranya tersebut. Sejak awal sebenarnya sudah menduga hal ini. Hanya ingin memastikan saja. Dan sekarang lebih baik Bara di bawa pulang saja.

Dan keesokan harinya Bara benar-benar di bawa pulang. Keadaannya sudah membaik. Bahkan tidak terlihat habis sakit. Wajahnya terlihat segar. Tidak pucat seperti pertama kali datang. Dan juga sudah tidak lemas lagi. Tubuhnya benar-benar sudah sehat seperti sedia kala.

" Sekarang apa yang kamu rasakan Nak. Ada yang sakit dari anggota tubuhmu..?"

Hary memandang Bara lewat kaca spion . Hary duduk di depan samping sopir. Sedangkan Bara duduk dibelakang bersama sang mama. Yang menyetir mobilnya adalah Arkhan. Mereka dalam perjalanan pulang. Bara menginap satu malam di rumah sakit.

Bara tersenyum. Dia menggeleng. Memang tidak ada yang terasa sakit pada tubuhnya. Dia sendiri juga merasa heran. Kemarin tiba-tiba kepalanya terasa seperti dipukul palu, sakit sekali. Perut juga terasa seperti diaduk. Dan yang lebih tidak Bara mengerti, kenapa dia bisa muntah darah.

" Pa, boleh kita menemui ustadz Zakaria terlebih dahulu?" Ucap Bara.

" Apa harus hari ini nak. Bagaimana kalau besok saja. Kita istirahat terlebih dahulu."

" Bukan kah lebih cepat lebih baik pa."

" Kalian ini ngomongin apa? Apa yang lebih cepat lebih baik. Kaya pejabat saja. Apa yang sebenarnya terjadi dengan tubuh kamu Ra. ?"

Mama Mia merasa bingung dengan percakapan mereka. Mia merasa sangat kesal karena tidak di beri tahu yang sebenarnya.

" Kita cuma mau bertemu ustadz Zakaria. Lama kita tidak berkunjung ke sana ma." Ucap Bara pelan. Dia mengusap punggung tangan sang mama.

Mia hanya mendengus. Dia merasa kesal. Sejak kemarin mereka berdua berbicara hal yang dia tidak mengerti.

" Mama jangan marah. Nanti kerutan nya bertambah dan mana akan terlihat tua." Ucap papa sambil mengerlingkan mata, menggoda istrinya.

" Memang sudah tua. Mau apa? " Jawab mama semakin kesal. Mama merasa ingin tahu. Namun hanya disepelekan.

"Ma, maafkan Bara ya.. "

" Iya Nak, tak bisakah kalian bercerita pada mama.." Ucap mama pelan.

Bara meletakkan kepalanya di pundak mama. Sebenarnya dia juga ingin bercerita. Tapi takut nanti sang mama malah kepikiran.

" Iya ma, tapi tidak sekarang. Bara ngantuk dan lapar."

" Baiklah kalau begitu. Kita mau langsung pulang atau mau mampir dulu cari tempat makan." Mama mengusap pipi Bara dengan lembut. Walaupun sudah dewasa mama masih sering memperlakukan Bara seperti anak kecil.

Bukan sengaja ingin memanjakan. Namun itulah seorang ibu. Dia tidak ingin seorang anak kehilangan kasih sayang nya. Dan akan selalu memperlakukan seorang anak layaknya masih bocah.

" Makan dulu ya ma, Arkhan juga lapar." Arkhan yang menyetir menjawab pertanyaan sang mama.

" Kalau begitu cari saja tempat makan yang searah dengan perjalanan kita. Biar lebih mudah. Papa sudah tidak tahan. " Ucap Hary. Terdengar suara perut yang kelaparan minta diisi. Semua tertawa.

Arkhan membelokkan mobilnya di restoran yang dia temui pertama. Dan ternyata sebuah restoran Padang yang terkenal enak makanannya. Dengan penuh semangat mereka turun dari mobil dan bergegas masuk menuju restoran, kemudian memesan makanan dan mencari tempat duduk yang pas.

Mereka memilih duduk di pojok ruangan yang memang kosong. Di pojok ruangan adalah tempat paling nyaman karena tidak terganggu oleh orang yang berlalu lalang dan juga bisa dengan mudah melihat ke sekeliling ruangan . Dan juga bisa dengan mudah melihat ke pintu masuk sehingga bisa melihat siapa saja yang datang.

Mereka berempat menikmati makanan yang mereka pesan dengan lahab. Sungguh nikmat makan disaat benar-benar lapar.

Bara yang kelaparan habis terlebih dahulu. Dan ketika dia mau bangun untuk mencuci tangan, betapa terkejutnya dia ketika melihat seseorang yang sangat dia kenal sedang makan di tempat itu juga.

Sepertinya dua orang tersebut baru saja masuk. Terlihat makanan mereka masih utuh. Dan kelihatannya orang tersebut tidak melihat keluarga Bara karena pasti kalau tahu, mereka tidak mungkin akan masuk tempat tersebut.

Bara memandang sekilas ke arah mereka, kemudian berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangan. Pandangan Bara tidak lupa dari orang tersebut. Karena memang dia terlihat mencurigakan di mata Bara.

" Nak, apa yang kamu lihat ? Dari tadi tingkah kamu terlihat aneh."

Bara terkejut. Hary sudah ada di sampingnya. Hary juga mau mencuci tangan yang kotor sehabis makan tadi.

" Tidak ada pa.." Jawab Bara. Bara terlihat fokus mencuci tangan. Dia tidak mau sang papa melihat apa yang dia lihat. Bara berusaha mengalihkan Hary.

" Kok papa sudah selesai. Tadi Bara lihat masih banyak makanannya." Bara menoleh sekilas ke arah sang papa. Walaupun sebenarnya tidak benar-benar ingin melihat sang papa. Cuma ingin memastikan kalau sang papa tidak melihat orang tadi.

" Papa tahu apa yang kamu lihat dan papa tahu kamu curiga pada mereka berdua kan. " Hary memberi kode dengan lirikan, menunjuk pada dua orang yang sedang asyik menikmati makanannya.

" Jadi papa sudah tahu..."

"Itulah kenapa papa ingin segera pulang ke jakarta. Ada sesuatu yang ingin papa ceritakan ke kamu."

" Nanti aja di rumah. Takut mama mendengar nanti membuat mama khawatir.."

" Iya Nak. Ayo buruan mama sudah melotot itu. "

" Hahaha..."

Mereka berdua tersenyum melihat sang mama yang terlihat cemberut. Bagaimana tidak hanya mencuci tangan saja butuh waktu lama.

Hary dan Bara kembali ke tempat duduk dan sekarang gantian Arkhan yang mencuci tangan. Dia berjalan santai menuju wastafel. Dia mencuci dengan pelan sampai benar-benar bersih. Arkhan bahkan tidak memperhatikan sekitarnya.Dia hanya fokus pada tujuannya yaitu mencuci tangan.

Setelah semua selesai, mereka kembali ke mobil dsn segera meluncur pulang untuk sesegera mungkin sampai rumah. Ada banyak pikiran berkecamuk di kepala Bara melihat dua orang tadi. Tapi Bara tidak yakin dengan pemikirannya. Bara menduga dua orang tersebut mempunyai hubungan. Namun entah hubungan apa Bara belum bisa menduga.

" Kita sudah sampai.."

Arkhan membuka pintu mobil dan bergegas keluar diikuti yang lain. Mereka segera masuk untuk beristirahat.

" Kalian capek tidak. Ada yang mau papa bicarakan dengan kalian. Sebaiknya di kamar Bara saja."

Mereka bergegas menuju kamar Bara. Kamar paling ujung dan paling aman untuk berdiskusi. Karena kamar Bara sengaja di desain sedemikian rupa untuk hal-hal yang darurat. Mereka tidak mau apa yang akan mereka bicarakan ini di dengar orang lain.

"Ada apa sih pa, kelihatan nya penting banget. " Arkhan terlihat tidak sabar. Dia mendahului yang lain masuk kamar.

"Bang, istrimu mana. Tidak diajak kemari.."

" Dia ada di rumah. Kasian lagi ngidam."

"Alhamdulillah mama akan mempunyai seorang cucu. Sudah berapa bulan usia kandungannya Nak."

" Baru tiga Minggu ma. Makanya dia aku suruh di rumah dan tidak boleh melakukan pekerjaan berat apapun."

" Baguslah. Jaga istrimu baik-baik. Papa tidak mau terjadi sesuatu yang berbahaya. "

Hary kemudian terdiam. Dia mengingat sesuatu sekarang. Laporan dari orang suruhannya membuat dia tercenung. Ada sesuatu yang aneh dengan apa yang pernah dia dengar. Hary merinding membayangkan semuanya.

" Pa..."

Bara menepuk lengan sang papa yang terlihat menjadi diam begitu saja. Bara yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres.

" Pa.. ada apa sih. "

Mama melihat ke arah papa yang menjadi diam dengan tiba-tiba. Terasa ada kejanggalan yang mereka rasakan. Kamar Bara terasa menjadi begitu dingin. Padahal cuaca di luar sangat panas. Matahari bersinar dengan teriknya. Pendingin ruangan baru saja dinyalakan. Tidak mungkin langsung dingin seperti ini.

Bara mengelus tengkuknya yang tiba-tiba meremang. Bulu kuduknya mulai berdiri. Suasana menjadi mencekam. Bara memandang satu persatu anggota keluarganya. Mereka terlihat sangat jauh. Yang Bara tahu ini ada di kamarnya. Namun mengapa kamar tersebut terlihat sangat luas.

Kedua orang tuanya dan juga sang kakak terlihat mengecil jauh diujung ruangan.

" Apalagi ini..." Gumam Bara.

" Pa, mama bang Arkhan..."

Bara berteriak memanggil anggota keluarganya satu persatu. Namun mereka bertiga seolah tidak mendengar. Padahal Bara sudah berteriak kencang.

Bara mencoba mendekati mereka namun bukannya semakin dekat malah mereka terlihat semakin menjauh.

Bara mengusap wajahnya kasar. Dia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Baru saja mereka duduk bersebelahan di sofa, kenapa tiba-tiba terlihat sudah saling berjauhan.

Bara merasa ketakutan. Takut ini menjadi sebuah firasat. Bara memejamkan mata sejenak. Mulutnya terlihat komat-kamit. Dia ingat ucapan Ran tempo hari. Lakukan saja apa yang kamu bisa dan kamu mampu. Itu kalimat Ran yang dia ucapkan saat Bara bangun tidur siang itu. Entah apa maksudnya.

Namun kini Bara mengerti. Bahwa kita melakukan sesuatu hal yang kita yakini akan terjadi dan itu benar akan terjadi.

Bara mulai membaca doa yang dia bisa. Juga ayat suci Al-Qur'an yang dia hapal. Bara sadar ada yang mempengaruhi otaknya. Ada yang mengendalikan pikirannya. Dia harus bisa melawannya.

Dengan khusyuk Bara melafalkan semua yang dia bisa. Sepenuh hati. Dia percaya Allah akan membantunya. Bara meyakini dalam hatinya ada seseorang yang sengaja mengacaukan kehidupannya. Hatinya sedang lemah . Dengan mudah pasti akan terpengaruh. Namun tidak. Bara tidak selemah itu. Bara mulai menyadari semuanya. Dia harus menguatkan hati dan pikirannya. Dia tidak boleh lemah lagi. Agar dia bisa melindungi orang-orang yang dia sayangi.

Dengan perlahan Bara mulai membuka mata. Dan semua kembali normal seperti sedia kala. Namun Bara terkesima. Di sudut ruangan tampak sesosok yang menatap ke arahnya dengan sendu......

Siapa kah dia....

Bersambung

Terima kasih buat kalian yang sudah mampir. Love pokoknya ❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

ҽɾʋαɳ

ҽɾʋαɳ

kena santettt😂

2024-03-20

8

ҽɾʋαɳ

ҽɾʋαɳ

siapa ya🤔

2024-03-19

5

ҽɾʋαɳ

ҽɾʋαɳ

bahagia nya

2024-03-19

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!