"Bara..."
Bara terkejut. Dia sampai terjengkang.
" Malah melamun. Di panggil dari tadi juga."
Arkhan menepuk lengan Bara dengan kencang. Arkhan melihat Bara yang melamun.Mulut sampai melongo dan keringat terlihat di keningnya. Arkhan hanya merasa takut melihat keadaan Bara.
Arkhan tahu keadaan Bara yang sedang bersedih karena kehilangan orang yang disayangi, dan orang dalam keadaan seperti Bara sangat rawan untuk di rasuki. Karena jiwa orang yang sedang bersedih dan patah hati itu seringkali kosong. Dia akan sering melamun. Sangat mudah makhluk dunia lain memasuki jiwa tersebut.
" Apa yang kamu pikirkan. Jangan sering melamun seperti tadi. "
" Iya bang,.. " jawab Bara pendek. Bara mengelap keningnya yang basah oleh keringat. Namun pikirannya masih berkelana. Dia masih memikirkan wajah yang dia lihat barusan.Wajah kesakitan orang yang sangat dia sayangi. Bara penasaran dengan keadaan jenazah Arin yang sebenarnya.
" Melamun lagi.. Kamu ini ya... sudah dibilang jangan melamun."
Arkhan sungguh sangat kesal melihat Bara. Sebentar-sebentar terdiam dan terlihat melamun. Arkhan benar-benar merasa khawatir.
" Iya bang. Bara hanya sedang berpikir. Tadi pas keluar dari rumah sakit, di halaman depan Bara melihat ada pohon jambu . Sejak kapan di tanam disana ya.."
" Papa juga heran, tiga hari yang lalu waktu papa mampir ke rumah sakit pohon itu belum ada. Apa secepat itu bisa tumbuh besar.."
Hary dan Bara saling pandang. Mereka berdua mengangguk bersamaan.
" Aneh ga sih , Pa.."
Arkhan memandang Hary dan Bara. Mereka bertiga saling pandang.
" Bicara apa sih kalian serius sekali.." Mama masuk kamar sambil membawa cemilan dan juga es buah. Siang yang panas pas banget minum es buah.
" Itu ma, rumah sakit sekarang ditanami pohon jambu. Mana buahnya banyak lagi. Kan seger tuh kita bikin rujak." Ucap Arkhan. Dia mengambil satu gelas es buah yang dibawa mama dan langsung meminumnya.
" Sebelah mana? Kok mama tadi tidak melihat. "
Mereka bertiga saling pandang mendengar ucapan sang mama. Apa pohon jambu Segede itu bisa tidak terlihat. Padahal di saat mobil mereka keluar dari area parkir pasti melewati pohon itu.
" Di tempat parkir. Masa mama tidak melihat."
"Apa mungkin tadi mama hanya fokus sama Bara ya. Jadi tidak memperhatikan sekitarnya."
" Bisa jadi itu mah."
Mereka bertiga menjawab bersamaan. Mereka hanya tidak ingin mama ikut berpikiran yang tidak-tidak tentang kejadian itu.
" Kenapa kalian berkumpul disini Biarkan Bara beristirahat. Biarkan dia pulih dulu."
Hary mengangguk dan segera beranjak keluar kamar. Namun baru saja beberapa langkah dia berhenti dan kemudian berkata.
" Mama kenapa juga masih di situ. Ayo temani papa di kamar. Dan kamu Arkhan, jaga adikmu ya."
Mama menghela nafas. Sebenarnya dia masih ingin di kamar Bara. Masih ingin mendengarkan mereka bercerita. Namun karena sang suami sudah berucap demikian, mau tidak mau dia harus mengikuti apa yang diucapkan sang suami.
Sepeninggalan sang mama dan papa, Bara dan Arkhan kembali menikmati es buah yang di bawa mama tadi. Tidak ada percakapan apapun. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing. Sebenarnya banyak hal yang ingin Arkhan tanyakan pada Bara tentang pohon jambu yang telah membuat sang papa dan Bara terkejut melihat keberadaan pohon jambu tersebut.
" Ra... "
" Iya bang.." Bara menoleh. Suara Arkhan mengalihkan perhatiannya pada es buah yang sedang dia nikmati. Walaupun sebenarnya pikiran nya berada jauh entah dimana.
" Kenapa dengan pohon jambu yang tumbuh di rumah sakit. Memangnya ada yang aneh ya." Arkhan sudah tidak bisa menahan keingintahuan nya.
" Pohon jambu itu baru ada tiga hari di rumah sakit. Buahnya sudah cukup lebat dan pohon itu tumbuh dengan sangat subur. Sekarang abang pikir dengan logika .."
Arkhan tercenung. Walaupun dia awam tentang tumbuhan, tapi tidak mungkin ada pohon yang dipindahkan dalam keadaan pohon yang sudah sebesar itu dan dalam keadaan, berbuah juga. Sangat mustahil akan tumbuh subur . Karena pasti membutuhkan adaptasi terlebih dahulu.
" Hm.. ya aku tahu itu janggal.Bahkan papa tadi sampai tidak berkedip memandang pohon jambu tersebut. Ada keanehan yang lain lagi kah?"
Bara menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa. Dia memejamkan mata. Dia sangat ingat sekali kalau pohon jambu yang ada di rumah sakit sangat mirip dengan pohon jambu yang anda di rumah Arin. Bentuk pohon yang sama persis, membuat pikiran Bara penuh tanda tanya.
Bara masih diam. Dia belum menjawab pertanyaan Arkhan, walaupun dia menyadari keanehan pohon jambu tersebut. Bara ingin bercerita pada Akhan. Tapi dia masih ragu Akankah abangnya percaya dengan cerita nya nanti Atau malah menertawakannya.
" Ra.. Malah tidur.."
Arkhan memandang Bara yang terpejam. Kemudian dia bangkit berjalan ke arah meja yang ada di dekat lemari. Arkhan penasaran melihat sebuah bingkai foto yang ada diatas meja tersebut.
Kemudian Arkhan mengambil bingkai tersebut dan mengamati sekilas foto yang ada di dalamnya. Foto seorang gadis yang dia tahu adalah gadis yang sangat dicintai sang adik. Namun sayangnya umurnya tidak panjang. Gadis yang membuat sang adik sangat terpukul dan hampir saja putus asa.
Setelah puas melihat foto tersebut, Arkhan meletakkan kembali bingkai tersebut ke tempat semula.
"Bang..."
Arkhan menoleh ke arah Bara yang terlihat juga memandangnya.
"Abang percaya kalau jazad Arin digunakan untuk hal yang tidak baik."
Arkhan tertegun mendengar ucapan Bara. Dia belum paham dengan pertanyaan Bara .
" Maksud kamu bagaimana Ra?"
Bara menghela nafas panjang. Dadanya kembali sesak bila mengingat tentang Arin dan segala kejadian yang dia alami belakangan ini.
" Jadi tiga hari yang lalu kuburan Arin dibongkar. Namun tidak ada sesuatu pun yang aneh dengan jasad tersebut. Semua masih utuh. Tali pocong masih lengkap. Tidak tahu apa yang dilakukan oleh si pembongkar."
"Kok aneh. Lalu buat apa makam tersebut dibongkar."
Arkhan kembali duduk disisi Bara. Dia mulai tertarik dengan cerita Bara.
" Kita belum tahu. Belum menemukan petunjuk apapun."
Bara menarik nafas panjang lagi. Dadanya semakin sesak. Namun dia tidak ingin menunjukkan pada Arkhan.
" Karena itukah kamu jadi sering melamun. Ingat Ra, jangan sering melamun. Tidak baik. Pikiran yang kosong akan mudah dimasuki setan dan pikiran buruk. Teruslah berpikir positif dan banyak membaca Al-Qur'an. Kamu terlihat aneh belakangan ini. Abang tidak bisa menjaga kamu dua puluh empat jam seperti dulu. Jadi kamu harus membentengi dirimu sendiri."
Bara mengangguk. Memang benar apa yang Arkhan ucapkan. Belakangan ini dia sering mengalami hal-hal yang di luar nalar. Dan semua yang dikatakan Arkhan benar. Dia sering melamun dan tidak fokus.
" Susah semakin sore. Abang harus pulang. Kasian kakak kamu kalau minta sesuatu. Kamu jaga diri ya. Kalau ada apa-apa hubungi Abang. Sebisa mungkin Abang akan membantu."
Bara hanya mengangguk. Kemudian Arkhan pergi meninggalkan kamar Bara. Arkhan akan kembali ke rumah nya sendiri di sana istrinya yang sedang hamil muda sedang menunggunya.
Kini Bara hanya sendiri. Jam menunjukkan pukul 13.30. dia belum sholat dan juga belum mandi . Bergegas dia menuju kamar mandi dan akan segera melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim.
🍄🍄🍄
Rumah Arin sepi. Siang ini semua sudah kembali melakukan aktivitas seperti biasa. Tradisi kirim doa sudah selesai. Dan semua harus kembali ke kehidupan semula. Tidak mungkin terus menerus bersedih. Kehidupan terus akan berjalan.
Rama sudah masuk sekolah. Sekarang dia sudah jelas 12 dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian. Ayah Yanto juga sudah kembali bekerja. Demikian juga Nia. Dia juga sudah masuk kerja.
Hanya bunda yang di rumah. Bunda belum menerima pesanan makanan. Bunda belum siap. Tubuhnya masih terasa capek. Sebenarnya bukan hanya tubuhnya namun juga pikirannya. Apalagi setelah kejadian terakhir pagi itu. Kejadian tersebut masih terus terbayang di pikirannya. Itulah yang membuat bunda lemah dan tak punya semangat.
Padahal Ayah sudah mengingatkan bunda. Untuk tidak terlalu memikirkan hal-hal yang tidak penting. Bunda akhirnya memutuskan menceritakan kejadian yang dialami pagi itu. Bunda berpikir lebih baik bercerita agar ayah bisa waspada dan bisa mengantisipasi kejadian yang mungkin akan terjadi selanjutnya.
Namun tiga hari ini tidak ada kejadian aneh yang terjadi lagi. Semua terlihat normal dan aman. Rama dan juga Ran tidak mengalami kejadian seperti kemarin lagi. Semua tampak hidup normal seperti biasa.
Ran sudah bekerja. Dia bekerja sebagai pramuniaga di sebuah mall di bilangan Jakarta Selatan. Tidak terlalu jauh dari rumah. Naik angkutan umum cuma butuh waktu lima menit.
Ran memutuskan untuk tetap berada di rumah Arin. Sejak kejadian yang dia alami bersama bunda di pagi itu, Ran berpikir kalau keluarga Arin dalam bahaya. Ditambah lagi beberapa kali dia mengalami kejadian aneh yang menurutnya melibatkan seseorang yang sangat dia kenal. Dan dia hanya ingin melindungi keluarga ini . Dia tidak mau keluarga Arin yang baik itu dalam bahaya.
Walaupun sebenarnya ustadz Yusuf menyuruhnya kembali ke Surabaya. Namun Ran tetap tidak mau kembali. Dia tetap ingin berada di jakarta. Ustadz Yusuf tidak bisa memaksa karena Ran memang orang yang berpendirian keras.
Ran masih penasaran. Dia belum ingin kembali ke Surabaya sebelum memecahkan misteri yang terjadi di rumah Arin. Semua kejadian yang Ran alami menimbulkan tanda tanya besar di kepalanya. Petunjuk yang dia dapatkan masih setengah-setengah. Dan Ran berjanji ingin memecahkan misteri tersebut.
Kejadian janggal yang dia alami sangat mengganggu pikirannya. Bisa jadi apa yang terjadi belakangan ini merupakan petunjuk untuk menemukan siapa sebenarnya orang tua kandung Ran. Dan Ran akan menyelidiki sampai tuntas semua misteri tersebut.
Ran sudah mendapatkan pekerjaan atas bantuan Fian. Fian Memnag bersikap tidak bersahabat padanya. Namun Ran tahu sebenarnya Fian orang yang baik. Dia sengaja mencari bahan pembicaraan dengan caranya sendiri. Dan semua sudah mengerti dan memahami sikap dan sifat Fian tersebut.
Semoga semua akan menjadi baik-baik saja. Semoga orang yang telah berbuat jahat pada keluarga Arin dan juga Bara segera ditemukan. Dan semua misteri segera terkuak. Agar tidak ada prasangka pada orang yang tidak tepat dan akan menjadi bibit permusuhan di kemudian hari.
Masih akan ada kejadian-kejadian mengejutkan di depan sana. Siapkan nyali dan mental agar tidak goyah pendirian.
Bersambung
Terima kasih yang selalu mendukung novelku ini. Love buat kalian ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
ҽɾʋαɳ
nah kesian kau bro😂
2024-03-19
8
🥀⃟ʙʀRos🥀
semangat tetap kak
2023-11-15
7
🥀⃟ʙʀRos🥀
semangat kak
2023-11-15
7