Bara terlihat sudah membaik. Wajahnya tidak pucat lagi seperti tadi malam. Dia juga sudah ikut sarapan bersama dengan keluarganya di meja makan.
" Hari ini masih cuti atau sudah masuk kerja Nak..?" Tanya Mama. Mama yang duduk berhadapan dengan Bara memperhatikan keadaan Bara dengan seksama. Muka Bara masih terlihat sedikit pucat. Apalagi ditambah lingkaran hitam disekitar matanya.
" Cuti Bara sudah habis. Hari ini akan masuk kerja. Kasian pasien-pasien di rumah sakit. Pasti merindukan saya.." Jawab Bara sambil menyuap bubur ayam masakan bunda.
" Tapi wajah kamu masih pucat. Mama khawatir kamu tambah sakit. Lihat itu lingkaran mata kamu yang menghitam. Pasti kamu kurang tidur. Sehari lagi ya cutinya. "
"Tidak enak sama dokter lain ma..."
" Tapi keadaan kamu yang begini apa mungkin bisa konsentrasi bekerja. Yang ada malah membuat kesalahan. Apa itu malah tidak akan fatal nanti.."
Apa yang mama ucapkan memang benar. Sebenarnya Bara masih merasa lemas. Dia masih merasakan pusing. Kondisi tubuhnya memang sedang tidak baik-baik saja .
"Iya Nak.. Biar nanti papa yang bilang sama dokter Rizal. Kamu istirahat dulu sehari lagi."
Hary ikut membujuk sang putra. Hary merasa tidak tega melihat keadaan sang putra. Sebenarnya Hary merasa heran, kemarin Bara terlihat baik-baik saja. Namun sejak semalam Bara terlihat sangat lemah. Hary merasakan sesuatu hal aneh terjadi disekitar mereka.
" Pa.. Apa tidak apa-apa Bara seenaknya saja mengambil cuti..?"
" Keadaan kamu yang tidak memungkinkan untuk bekerja. Daripada membahayakan nyawa orang lain. "
" Baiklah pa,Bara mau memberi kabar pada Dokter Rizal."
Bara menyelesaikan sarapan nya dengan cepat. Setelah itu Bara pamit pada mama dan papa untuk kembali ke kamar karena akan menghubungi dokter Rizal untuk meminta ijin.
🍄🍄🍄
Siang itu hari sangat panas. Matahari bersinar sangat terik. Sinarnya menembus kulit. Membuat kulit menghitam, menjadi semakin eksotik . Itu bagi yang suka. Namun bagi sebagian orang ini adalah musibah. Pemakaian skincare mahal menjadi solusi mereka yang tidak ingin kulit rusak.
Itulah mengapa Hary mendirikan perusahaan kosmetik di Surabaya. Dan memang perusahaan Hary berkembang sangat pesat. Dan bisa menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit.
Namun Hary bukanlah orang yang pelit. Dia menyalurkan sebagian hasil keuntungan pada sebuah panti asuhan yang terletak tidak jauh dari perusahaannya berdiri.
Panti asuhan "Kasih bunda". Panti asuhan yang dibangun oleh Yusuf dan istrinya dua puluh lima tahun yang lalu. Panti asuhan dengan seratus anak asuh, tentu sangat menggugah hati nurani seorang Hary yang memang terkenal dermawan.
Siang itu Hary dalam perjalanan pulang dari makan siang bersama klien. Ditengah jalan mobil yang dia tumpangi mengalami kebocoran ban. Sebenarnya letak perusahaan sudah tidak jauh lagi dari tempat di mana ban mobil itu bocor. Namun Hary memutuskan keluar dari mobil dan duduk di sebuah taman yang terletak tidak jauh dari tempat tersebut. Hary menyuruh sang sopir mengganti ban dan dia ingin menghirup udara segar di siang yang terik.
Hary duduk di bangku sebuah taman. Dia menikmati semua aktivitas yang terjadi di taman. Dia melihat sekeliling taman yang Terlihat sepi. Dari arah kiri terlihat dua orang remaja putra dan putri berjalan beriringan. Seperti seorang kakak beradik. Hary memperhatikan sekilas mereka berdua. Kemudian dia kembali fokus pada ponselnya. Namun baru sebentar dia terkejut mendengar ucapan anak laki-laki yang melewatinya. Hary terlihat menyimak percakapan mereka. Walaupun pandangan nya fokus pada ponsel namun pendengarannya dia pasang untuk mendengarkan percakapan dua orang tersebut.
" Kak, ..." Tanya sang adik .
" Iya kenapa.. ada masalah di sekolah." Tanya sang kakak penuh perhatian. Kakak perempuan yang terlihat begitu sayang pada sang adik terlihat menyimak apa yang akan adiknya ucapkan.
" Kakak perhatiin ga sih, bukannya panti sering mendapat donatur ya.. Kenapa uang bayaran sekolah sering telat."
Sang kakak hanya diam. Mungkin bingung mau menjawab apa. Hary menyimak dengan seksama. Jiwa dermawan nya tentu saja terusik. Namun dia masih ingin menyimak kelanjutan percakapan tersebut.
"Kakak juga tidak mengerti..." jawab sang kakak pelan sambil menggeleng.
" Kak, menurut kakak aneh ga sih Tingkah bapak belakangan..." Tanya sang adik lagi. Dia berucap seperti ada rasa takut. Dia berkata sambil menengok kanan kiri seolah takut ada yang mendengar perkataannya.
Hary memandang lekat kedua bocah itu. Dia menyipitkan mata seolah ingin memastikan siapa kedua bocah tersebut.
" Seperti pernah melihat. Tapi di mana ya.. " Gumam Hary.
Hary mengikuti dengan pandangan mata,kemana kedua bocah itu pergi.
" Eh masuk panti asuhan kasih bunda. Ternyata anak asuh Yusuf..."
Hary terdiam. Dia mulai berpikir keras. Dia ingat apa yang kedua bocah tersebut katakan tadi. Seingat Hary, dia memberi bantuan ke panti tersebut cukup lumayan. Belum lagi dari Yanto. Dan juga donatur lainnya. Karena Hary sering melihat banyak donatur yang mendatangi panti tersebut.
Hary yakin, kalau hanya untuk membayar sekolah dan makan sehari-hari uang yang dia dan Yanto berikan pasti cukup. Belum lagi dari donatur lain.
Hary membuka ponselnya. Dan mencari nomer kontak seseorang dan kemudian dia menghubungi orang tersebut.
" Halo, tolong selidiki panti asuhan kasih bunda. Ya semuanya. Sedetailnya."
Hary ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan panti tersebut. Mengapa sampai kekurangan dana untuk biaya sekolah. Dia merasa ada kejanggalan tentang hal ini. Pasalnya Hary selalu memperhitungkan semua perincian biaya panti sebelum menyerahkan dana bantuan. Hary sudah mendata semua anak usia sekolah di panti tersebut dan juga semua biaya yang seharusnya dikeluarkan. Semua hal tentang panti tersebut benar-benar dia hitung dengan seksama.
Dan dua hari kemudian dia mendapatkan semua laporan yang dia minta. Hary sungguh terkejut. Dia tidak menyangka sama sekali. Ternyata ada penyelewengan dana yang belum diketahui buat apa. Hary merasa tidak terima, uang yang dia sumbangkan buat kesejahteraan anak panti , malah digunakan untuk hal lain. Padahal untuk pemilik panti Hary selalu memberikan secara terpisah. Hary merasa geram dengan apa yang dia dengar. Namun dia masih ingin mengumpulkan bukti dahulu sebelum menegur sang pemilik panti. Hary merasa kasian akan nasib anak-anak panti tersebut.
" Pa,.... "
Hary terkejut ketika mendengar suara Bara dan tepukan lembut di pundaknya nya. Dia sedang melamun. Hary tidak menyadari kedatangan Bara. Hary sedang memikirkan kejadian beberapa waktu lalu saat dia berkunjung ke perusahaan di Surabaya.
Hary menoleh ke arah Bara. Dia tersenyum untuk menghilangkan rasa khawatir Bara.
" Ada apa nak... "
" Papa kenapa? Apa ada yang sedang papa pikir kan ? Dari tadi Bara panggil Papa cuma diam saja. Apa ada masalah ya pa.."
" Nak,..." Ucap Hary pelan. Dia masih ragu untuk menceritakan apa yang dia ketahui belakangan ini. Sebuah fakta yang mencengangkan yang dia baru ketahui beberapa hari lalu.
" Apa ada masalah di Surabaya.. " Tanya Bara. Bara khawatir melihat keadaan sang papa yang sering dia lihat belakangan ini. Papanya terlihat sering menyendiri dan lebih pendiam. Biasanya sang papa selalu bercerita dengan semangat segala hal yang ditemukan di perjalanan bisnisnya. Namun kali ini sungguh berbeda.
" Nak.. Papa mau bercerita tentang satu hal. " Hary mengambil nafas dalam. Kemudian menghembuskan secara perlahan. Dia memejamkan mata sejenak.
" Katakan saja pa, semoga Bara bisa membantu papa..."
" Sebenarnya soal tanah panti yang jadi rebutan adalah sebuah rekayasa..." Hary diam sebentar, melihat reaksi Bara. Dan Bara terlihat biasa saja. Tidak terkejut sama sekali.
" Bara tahu itu pa.." Bara memandang lurus ke depan. Menikmati matahari pagi yang terasa belum begitu panas. Terasa hangat di tubuhnya.
" Kamu sudah tahu. Dari mana..? Siapa yang memberitahumu.." Hary memberondong Bara dengan berbagai pertanyaan. Tentu saja Hary terkejut. Dia yang tidak menyangka kalau sang putra malah sudah mengetahui tentang hal tersebut.
" Papa ingat, dua hari yang lalu saat papa di Surabaya untuk mengurus tentang tanah itu, ...." Bara diam sejenak. Sedangkan Hary hanya mengangguk.
" Ternyata dugaan papa benar. Ustadz Yusuf ada di rumah Ayah. " Sambung Bara. Namun dia kemudian diam lagi. Dadanya terasa sesak. Nafasnya tersengal. Papa terlihat panik.
" Nak, kamu kenapa. .."
Papa mengusap dada Bara. Bara memegang dadanya erat. Tiba-tiba dadanya terasa sakit.
" Tarik nafas nak. Istighfar ya... " Ucap papa menenangkan Bara.
Bara mengikuti instruksi Hary. Dengan perlahan dia tarik nafas panjang dan kemudian menghembuskan dengan perlahan. Dia ulang beberapa kali. Kini sudah sedikit membaik.
" Kita ke rumah sakit aja ya. Kita periksa tubuh kamu. Tidak biasanya kamu begini.."
" Mungkin Bara hanya kelelahan. Istirahat sebentar nanti juga membaik.."
" Tapi nak..."
" Papa tidak perlu khawatir..." Potong Bara cepat. Dia tidak ingin membuat sang papa khawatir.
" Ya sudah kalau begitu. Kamu istirahat saja di kamar. Berbaring saja Sono.."
" Bentar pa, Bara ingin menikmati mentari pagi. Sungguh sayang di lewatkan. Tubuh Bara terasa hangat di sini.."
Hary tidak bisa menolak kemauan Bara. Dan memang semua yang dikatakan Bara benar. Pagi ini langit terlihat cerah . Matahari bersinar terang. Ditambah angin yang bertiup , suasana menjadi sejuk.
Sayang kalau dilewatkan. Sambil menikmati secangkir kopi hitam mereka berdua masih bercengkrama. Namun terlihat sesekali Bara menarik nafas panjang. Hary sudah tidak membahas hal yang berat lagi. Mereka hanya berbincang ringan tentang hal-hal yang membuat mereka berdua tertawa.
Sebenarnya banyak hal yang ingin Hary ceritakan pada Bara. Namun keadaan Bara yang demikian membuat Hary tidak tega. Hary takut Bara semakin banyak berpikir dan akan semakin membuat Bara semakin parah.
Penemuan Hary di Surabaya sungguh mencengangkan. Walaupun semua masih dugaan, Namun semua indikasi sudah mengarah ke sana. Hary masih mengumpulkan semua bukti dan akan mengungkapkan semua setelah semua siap. Walaupun sebenarnya Hary sudah sangat geram ingin segera menghukum si pelaku.
Matahari sudah semakin naik. Sengatan nya sudah terasa menggigil di kulit . Akhirnya Hary dan Bara memutuskan masuk ke dalam rumah untuk beristirahat.
Bersambung
Love untuk kalian semua yang telah mampir di novelku ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🥀⃟ʙʀRos🥀
apakah ada penggelapan dana dah kayak di negeri wakanda lah banyak kasus korupsinya
2023-11-13
7
🏠⃟ᴬʸᵃⁿᵏરuyzⷦzⷩ𝐀⃝🥀
wahhh sgt dermawannn pasti ada yg iri nih
2023-11-13
5
🍒⃞⃟🦅𝐍𝐔𝐑𒈒⃟ʟʙc𝐙⃝🦜
apakah dalang dari semua masalah ini dr pak yusuf 🤔 maaf ya pak klu suudzon
2023-11-13
5