Kami mulai merapihkan rumah dengan perabotan masing-masing, ada banyak kamar jadi siapapun bisa memilih dimana dia tinggal.
Aku menarik kerah pakaian milik Karina sesaat dia akan bergerak.
"Memangnya kau mau ke mana?"
"Tentu saja ke kamarku, bukannya tidak aneh kita memiliki satu kamar yang sama."
"Logika macam apa itu? Cepat pilih yang lain."
"Cih... gagal kah."
"Berhenti mendecapkan lidahmu seperti itu."
Bagaimana pun aku tidak boleh lengah darinya, jika dia sekamar denganku sudah dipastikan bagaimana kondisi kamarnya nanti, dia pasti tidak mau beres-beres dan akan terus mengandalkanku selamanya.
"Maaf Yuto, bisakah kamu membantuku di sini."
"Aku tidak keberatan."
Yang memanggilku adalah Mofu, dia tidak mengenakan pakaian pendeta miliknya melainkan hanya kaos t-shirt dengan celana pendek, jika diperhatikan dari dekat dia sangat cocok dengan pakaian itu walaupun terkesan sederhana.
"Aku membeli beberapa pakaian baru jadi meski aku memindahkan lemari bajunya aku tetap harus menyusunnya dulu."
"Kamu tidak keberatan jika aku melakukan ini."
Beberapa gadis biasa tidak ingin menunjukkan berbagai pakaiannya pada pria.
"Jangan khawatir di dalamnya hanya pakaian biasa, jadi tidak masalah."
Ugh, aku sedikit kecewa karena alasan tertentu tapi karena sudah dimintai bantuan maka aku tidak keberatan, kebanyakan gaun yang mempesona. Aku melihatnya baik-baik dengan mata menilai dan sesekali melirik ke arah Mofu.
"Jika kamu melihatku seperti itu, aku akan malu."
"Ah, maaf soal barusan tapi bukannya gaun-gaun ini yang suka dikenakan oleh para bangsawan."
"Aku menyukai pakaian-pakaian seperti itu, bagiku mereka terlihat imut."
Sebenarnya kau siapa? Tanyaku dalam hati.
Setelah membantu sebentar akhirnya aku bisa bersantai sembari duduk di beranda memandang ke arah danau indah.
Meski ini sebuah game, tetap saja terasa nyata atau mungkin berkat dewi itu yang membuatnya seperti ini.
Karina muncul lalu duduk di sebelahku sembari membawa cemilan kue di tangannya.
"Kau mau Yuto?"
"Kurasa aku akan mengambil beberapa."
Tak lama Rebecca dan Mofu turut bergabung juga untuk menikmati pemandangan di tempat ini.
"Ngomong-ngomong sudah ada yang berhasil ke lantai 55 loh, kurasa mereka sudah bekerja keras untuk itu."
Aku memeriksa apa yang dikatakan Rebecca dan jelas pemberitahuannya baru muncul.
"Fraksi kesatria kah, kurasa Alice juga pasti sudah bertambah kuat," kataku mengingatnya. Sebelumnya kami pernah bertarung bersama-sama saat menjatuhkan Dark Dragon.
"Kita tidak perlu buru-buru jadi mari habiskan waktu beberapa hari lagi untuk bersantai," atas pernyataanku semua orang berteriak semangat.
Lagipula ini bukan game kematian jadi kami bisa melakukannya lebih santai.
Keesokan harinya para gadis dengan pakaian renang mulai melompat ke dalam air satu persatu. Aku mengawasi di pinggir danau sembari mencari beberapa berita di dalam koran.
"Ada beberapa berita tentang serangan Undead dan bahkan vampir di lantai 15, kurasa ini juga termasuk quest tersembunyi."
Kami sudah mencapai level Max berkat memasuki dungeon tersembunyi seharusnya aku tidak perlu mengambil quest-quest seperti ini.
Sebuah suara datang menghantam telingaku hingga aku harus menurunkan koran di tanganku.
Dia pembuat onar, Karina.
"Kau benar-benar mengacau Yuto, apa ada pria yang membaca koran saat di sekitarnya banyak gadis yang hanya mengenakan pakaian renang sexy."
"Jadi aku harus bagaimana?"
"Tentu saja kau harusnya melihat kami dengan tatapan bodoh sembari mengelap air liur di mulutmu."
Orang ini menganggapku makhluk seperti apa. Lebih dari itu ketika aku melihat Mofu aku sedikit tersipu.
"Sudah aku duga kau melihat balon besarnya bukan."
"Jangan mengatakan hal aneh, lalu kenapa kau ada di sini?"
"Ah benar, kami perlu orang untuk bermain bola voli karena itu kau harus bergabung juga."
"Aku menolak," jawabku cepat namun jelas penolakanku tidak berefek apapun.
Karina menyeretku untuk bergabung dengannya.
"Aku lupa mengatakan bahwa siapapun yang kalah harus jadi maid dan melayani yang menang selama seminggu."
Tiba-tiba saja semangatku naik.
"Apa lagi yang ditunggu mari menangkan pertandingan ini."
"Fufu kau hanya ingin melihat Mofu dalam pakaian pelayan bukan."
Aku tersenyum masam sebagai balasan, bisa-bisanya dia membaca pikiranku. Apapun yang terjadi aku harus memenangkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments