Setelah dirasa semuanya cukup kami mulai menjelajahi kota Orca untuk mencari misi tertentu, Karina mengatakan bahwa misi yang diberikan dari game menjadi lebih bervariasi. Dia tidak bisa menentukan misi seperti apa yang akan diambil terlebih saat misi diselesaikan player maka misi tersebut otoritas tidak bisa diulangi oleh player lainnya.
Jelas konsep dunia nyata diterapkan di dunia ini, tepat saat kami berjalan sebuah cahaya menyerupai pilar muncul di alun-alun kota.
Itu bukan sesuatu yang aneh untuk disaksikan hanya saja semua cahaya tersebut merupakan bukti bahwa banyak player terbunuh.
Saat mereka dikalahkan monster mereka akan secara otomatis dikirim ke sana tentu saja dengan level 0 dan harus memulai semuanya dari awal, bagi player tertentu melihat statis mereka yang diturunkan lebih dari sebuah hukuman yang mengerikan.
"Aku sudah menduganya, walau terlihat mudah tetap saja game ini sangat sulit, mari berharap kita tidak terjebak sampai puluhan tahun lamanya."
Mendengar itu dari mulut Karina membuatku menjadi cemas. Kami masuk ke dalam gang kemudian keluar di jalanan berbeda, dari kejauhan kami bisa melihat bahwa ada seorang gadis yang mondar-mandir sembari menawarkan apel.
"Silahkan tuan."
"Tidak."
Gadis itu menggunakan jubah merah dan terlihat sangat familiar untukku, seperti sebuah karakter dengan gabungan karakter dalam cerita anak-anak.
"Mari kita dekati."
Aku mengambil jalan berbeda dari Karina membuatnya melompat ke punggungku.
"Kemana kau pergi, aku pemimpinnya jadi kau hanya harus menurutiku. Benar kan, Mofu?"
"Itu.. aku rasa aku lebih suka Yuto yang jadi pemimpin."
"Apa? Apa ini sebuah pengkhianatan. Kalian harus dihukum mati."
Tidak ada dari kami yang mendengarkan omong kosong darinya. Ketika aku mendekati gadis tersebut aku memeriksa bahwa dia adalah seorang NPC.
NPC cantik dengan perawakan kecil yang bisa dikatakan seorang Loli. Karina turun dari tubuhku lalu menawarkan beberapa permen dari balik pakaiannya.
"Ne, ne, apa kamu mau main dengan kakak?"
Dia bertingkah seperti penjahat, Mofu di sebelahnya tanpa shock.
"Jangan bilang dia sebenarnya om-om."
"Tidak ada hal seperti itu, sistem game ini tidak memungkinkan siapapun bisa menipu," kataku lemas.
Aku berdeham sekali lalu melanjutkan.
"Sepertinya kamu dalam kesulitan, apa kamu baik-baik saja?"
"Sejujurnya sejak pagi aku belum banyak menjual apel, padahal nenekku sedang sakit dan aku membutuhkan obat untuknya."
Dalam sekejap layar jendela ditampilkan pada kami bertiga, ini adalah misi berurutan, berhubung kami berada di satu grup party maka siapapun yang menerimanya akan dianggap sebagai misi bersama.
Tatapan mata Karina bersinar terang.
"Ini misi special, tidak banyak orang yang dapat menemukannya dalam sekali percobaan.. aku rasa kau memang pantas jadi pemimpin Yuto."
"Benarkah?"
"Berapa statistik Luck-mu?"
"Cukup tinggi kurasa."
Karina dengan mudah menyetujui aku sebagai pemimpinnya, dia orang yang mudah merubah suasana jadi aku tidak merasa aneh.
Untuk sekarang aku menerimanya.
"Apa? Kalian mau membantuku?"
"Tentu saja, berapa yang kami harus jual."
Gadis tersebut menunjukkan satu tong apel.
"Harga obatnya cukup mahal jadi harus laku sebanyak itu."
Aku merasakan perutku terasa sakit, tapi tidak ada salahnya untuk mencobanya jikapun gagal kami akan membelinya dengan uang kami sendiri.
Aku membagi apel untuk semua orang jajalkan pada pejalan kaki.
"Aku akan pergi ke sini, Karina ke sana dan Mofu tetap berada bersama gadis kecil ini."
"Laksanakan."
Dan begitulah kami bekerja sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments