Karina ambruk tampak putus asa sembari memegangi kepalanya.
"Gawat, kepalaku pasti akan terbakar dan dihancurkan, bagaimana ini?"
"Ini bukan Sao, mari dengarkan kembali apa yang Dewi itu inginkan."
Aku berhasil menenangkan situasi Karina hingga ia kembali menatap layar bersamaku, sang dewi jika aku bilang tampak menikmati penderita kami dengan senyuman menjengkelkan. Yah mungkin dia dewi jahat atau sebagainya.
"Dari kalian pasti bertanya-tanya, kenapa aku melakukan ini semua? Tentu aku akan mengatakan semuanya jika dari kalian bisa menyelesaikan game ini dan mencapai lantai 100 menara Kristalia, entah kalian ingin bertarung solo ataupun berkelompok semuanya diizinkan, kalian juga bisa memerankan peran jahat atau baik, semua terserah kalian.. ini game, kalian bebas melakukannya sesuka kalian."
Jangan bercanda, dia jelas meminta kami untuk saling membunuh.
"Semua yang kalian lakukan tidak akan mempengaruhi tubuh asli kalian hanya saja jika kalian mati maka kalian tahu konsekuensinya bukan, kau akan mati entah di dunia ini atau dunia nyata haha."
Aku dan Karina menunjukkan wajah pucat, tidak berlebih bahwa semua orang juga menunjuk ekpresi yang sama saat ini, dari mereka ada yang ingin kembali untuk melihat keluarganya? Ada yang ingin bersekolah dan sebagainya namun hal itu tidak bisa dilakukan sebelum permainan ini diselesaikan.
Dewi di depan kami tertawa dari yang sebelumnya, dia menyeka air mata di pinggir pipinya lalu menepatkan tangannya untuk menopang kepalanya dengan senyuman mempesona sekaligus menyeramkan.
Dilihat mungkin dia sedang duduk di sebuah tahta layaknya seorang ratu.
"Aku cuma bercanda, ini bukan game kematian jadi jangan khawatirkan hal itu, jika kau mati levelmu akan dikembalikan ke nol jadi berhati-hatilah bisa dibilang itu hanya akan membuat kalian terjebak lebih lama di tempat ini.. jangan khawatir soal tubuh kalian, aku telah memindahkannya ke tempat aman bahkan jika tidak ada merawatnya kalian masih hidup, kenapa aku bisa melakukannya? Karena aku dewi jadi ingatlah itu."
Dia mengambil waktu sejenak lalu berdiri sembari meregangkan tangannya, mungkin dia berada di lantai terakhir mengawasi kami.
"Tiga ribu pemain aku menyambut kalian di duniaku yang indah ini, semoga beruntung. Aku menunggu kalian di sini.. satu hal yang ingin kukatakan adalah kalahkan aku."
Layar menghilang seutuhnya meninggal suasana sepi setelahnya, bahkan untukku yang baru memainkan Another World aku seolah baru saja kehilangan jiwaku sendiri, namun. Jika ini memang bukan sebuah game kematian kami jelas memiliki kesempatan.
"Sebuah game yang menunjukkan bahwa kematian bukanlah akhir," gumamku pelan.
Memang benar level kami diturunkan ke level 0 namun itu lebih baik daripada mati.
Karina berfikir seperti apa yang aku pikirkan, ekpresi putus asanya telah digantikan mata penuh tekad untuk menyelesaikan game ini, jika mengasumsikan yang terjadi jelas sosok wanita sebelumnya tidak bermain-main, dia seorang dewi sekaligus orang yang menciptakan dunia ini.
Aku tidak tahu harus senang atau sedih karena ini, rasa senang muncul karena aku bisa memainkan game ini seperti di dalam kenyataan dan sedihnya kami meninggalkan dunia asli kami.
Dia mengatakan bahwa tubuh kami telah dipindahkan karenanya itu jelas akan membuat keributan di sana.
Aku bisa membayangkan bahwa keluargaku kini panik karena tidak bisa menemukanku dimana-mana. Membayangkannya membuat perutku sakit.
Karina menatapku dengan mata gelisah.
"Bagaimana ini Yuto, aku tadinya ingin beli majalah dewasa dan nonton film dewasa setelah bermain game, sekarang aku tidak bisa melakukannya."
Orang ini masih tidak ada kapok-kapoknya walau sudah aku marahi.
"Untuk sekarang mari kembali ke kota untuk melihat situasi yang lainnya juga."
Karina mengangguk mengiyakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Frando Kanan
anjirr..jika mati lvl langsung kembali ke nol...bknny ini sama aja bkin mental hancur tuh 🤦🤦
2024-01-12
0
Frando Kanan
lbh tptny seperti SAO
2024-01-12
0
tuh cewek malah mikirin bok*p hadeuh
2023-11-01
0