Mengabaikan candaan tersebut, aku menemukan tiga zombie yang hanya berdiri di sekitar aliran sungai, mungkin mereka sisa penaklukan player sebelumnya, tanpa menunggu mereka menyadari keberadaan kami, aku menusuk satu dari belakang kemudian memenggal satu sebelum menebas yang terakhir.
Gerakanku cepat dan juga terarah dengan baik meskipun tanpa skill.
Dua gadis di belakangku bertepuk tangan seolah baru saja melihat sebuah pertunjukan.
"Cepat dan kuat, kalau saja kau bisa melakukan itu pada Mofu."
"Apa maksudmu? Apa aku harus menusuknya atau sebagainya."
"Itu dia, tusuk dia tapi dalam arti berbeda."
Aku menarik pipi Karina, entah kenapa yang keluar dari mulutnya hanya hal tidak-tidak, seolah baru menyadari apa yang dimaksud pipi Mofu memerah.
Aku harap dia tidak merasakan tidak nyaman hingga akhirnya pergi dari kelompok kami, sejujurnya aku bukan tipe yang mudah bergaul dengan orang-orang karenanya jika Mofu keluar kemungkinan aku belum tentu cocok dengan yang baru.
"Kau membuat Mofu tidak nyaman dengan perkataan vulgarmu."
"Maafkan aku, tapi hal-hal seperti barusan terkadang sering digunakan di lingkungan sekolahku."
Omong kosong, teriakku dalam hati sebelum kami bersiaga karena merasakan sesuatu telah mendekat pada kami.
Aku dan Karina berdiri untuk melindungi Mofu yang berada di antara kami berdua. bersamaan itu orang-orang entah dari mana bermunculan mengelilingi kami, aku menghitung cepat dan menemukan sekitar 20 orang jumlahnya. Terdiri dari pria dan wanita dan jelas mereka terlihat kuat.
"Kita menemukan mangsa yang bagus."
"Oi, oi kalian bercanda bukan," terhadap perkataanku seorang yang jelas terlihat pemimpin tertawa terbahak-bahak.
"Kami akan mengurung kalian sementara waktu sampai event ini berakhir, jangan menaruh dendam oke, semuanya hanya persaingan kau tahu."
Karina menyikut perutku, bahkan dia juga sedikit memiliki perasaan aneh pada orang-orang ini.
"Bagaimana mengatakannya, hadiahnya cuma botol penyembuhan tapi kelihatannya kalian terlihat sangat terlalu gigih dalam menanggapinya."
Aku sebaik mungkin menggunakan nada yang terkesan lemah seolah takut pada mereka, tergantung nada dan sikap yang kau tunjukkan seseorang bisa mendapatkan hasil yang diinginkannya.
Bisa dibilang teknik komunikasi yang menerapkan tarik ulur, kurasa.
Sial, aku memang licik kalau dipikirkan.
Mengetahui maksudku seorang wanita yang didekat pemimpin langsung menutup mulutnya, dari sekian orang jelas dia mampu melihat menembus ke arahku.
"Kita tidak perlu mengatakan apapun lagi, cepat tangkap mereka lalu kurung saja."
"Kurasa kau benar."
Memang benar aku telah gagal mengambil informasi namun di saat sama aku juga memiliki kesempatan untuk melakukan sebuah trik tertentu.
Aku melemparkan sebuah botol tepat di atas kepala mereka, saat itu meledak hingga menghasilkan cahaya kami bergegas pergi, tidak perlu waktu yang lama mereka langsung kehilangan jejak kami.
"Apa-apaan mereka?" protes si pemimpin sementara yang wanita mendesah pelan.
"Aku merasa mereka sebuah ancaman, yah paling tidak kita tidak mengatakan informasi tertentu pada mereka."
"Kau benar, mari cari player lagi."
"Baik."
Setelah kepergian mereka, ilusi batu yang digunakan oleh Karina menghilang membuat kami bisa terlihat lagi.
"Jelas sekali mereka malah lebih fokus mengejar pemain dibandingkan zombie, itu membuatku penasaran tapi melihat hal itu jelas dugaan kita sebelumnya memang tepat, even sesungguhnya ada di bagian akhir."
"Apapun itu jelas kita tidak perlu mengurusi zombie."
Kami mengambil jalan berbeda dan bergerak untuk menghindari player lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Xwercy
ho~ lumayan cerdik wanita itu
2023-12-09
1