Cantika terbangun oleh rengekan Malika. Setelah sedikit meregangkan badan Cantika langsung mendekati Malika untuk memberi asi. Sambil melirik pada jam dinding yang ternyata telah menunjukkan pukul empat sore.
" Wah, anak Mama pintar. Tahu aja kalau Mama butuh istirahat yang cukup, nggak rewel. Sekarang ayo kita nen, minum yang banyak. " Cantika mengajak Malika untuk berinteraksi.
Cantika menggantikan panggilannya yang sejak hamil memanggil dirinya Mommy atas permintaan Yuda. Kini entah mengapa Cantika lebih menyukai panggilan Mama saja. Dia tidak lagi memikirkan Yuda karena Yuda tidak mengakui Malika. Awalnya Cantika pikir itu hanya kemarahan sesaat. Tapi setelah melihat adegan tadi keyakinan Cantika mulai goyah.
" Perutku... akh... sepertinya aku butuh seseorang untuk membantuku. Mama harus menjagamu, jadi Mama juga harus menjaga diri, iyakan...? " Cantika mengusap pipi Malika yang terlihat lucu saat sedang menghisap sumber makanannya.
" Drrrt "
Ponsel Cantika bergetar di balik bantalnya. Beruntung masih terjangkau oleh tangannya tanpa mengganggu Malika yang sedang asyik menyusu.
" Halo...
" Mbak Cantika, ini saya Darman. "
" Iya Pak Darman, ada apa...?
" Ini Mbak, saya punya saudara dari kampung, niatnya untuk cari pekerjaan. Apa Mbak butuh pembantu ? Bukankah Mbak habis lahiran. Saudara saya juga pandai ngurus bayi. "
" Kebetulan sekali, Pak. Saya baru saja mikirin itu. Boleh, Pak. Tapi saya butuhnya setengah hari karena disini tidak ada kamar kosong untu menginap, Pak. "
" Pas lah kalau begitu. Kebetulan orangnya juga punya kerja tempat lain Mbak. Hanya saja sore hari. Bagaimana kalau di tempat Mbak Cantika pagi hingga siang ? "
" Boleh, Pak. Bisakah masuk secepatnya, Pak. Saya habis operasi, nggak bisa bergerak bebas. "
" Kalau begitu mulai besok, ya Mbak ? "
" Baik, Pak. Terima kasih Pak Darman. "
" Sama sama Mbak. "
Cantika memutuskan panggilan dan kembali fokus pada Malika. Satu masalahnya teratasi. Tinggal pesan makanan untuk malam ini. Cantika meletakkan Malika yang telah kenyang. Dengan bergerak pelan Cantika bangkit ingin ke kamar mandi.
Malika butuh diseka saja sore ini. Jujur Cantika masih kaku untuk memandikan nya. Lebih baik cari aman saja, biar besok pembantu baru itu yang melakukan.
*****
Malika sudah bersih dan wangi. Sekarang malah sudah tidur lagi setelah kembali disusui oleh Cantika. Mau tidak mau Cantika harus keluar dari kamarnya. Karena bel Apartemen telah memanggil.
Dengan melangkah pelan Cantika menuju pintu. Sekilas dia melihat unit Apartemen terasa sepi. Mungkin Yuda pergi dengan sang mantan. Cantika sedikit menekan dadanya yang berdenyut nyeri.
" Segitu tak berharga kah, aku. " Rintih hati Cantika.
Langkah kecil itu akhirnya tiba di pintu . Ternyata kurir yang mengantarkan pesanan Cantika. Setelah menerima pesanan Cantika langsung ke meja makan. Sesaat Cantika tertegun menatap kursi dan meja yang sudah tertata rapi. Bahkan piring kotor bekas makanan pasangan kekasih itu tidak ada lagi. Bersih...!
Cantika berjalan ke kabinet mengambil piring sendok dan gelas. Meninggalkan satu porsi makanan yang dia pesan tadi di meja makan. Dan membawa satu porsi lagi untuknya ke kamar. Mungkin Yuda nanti pulang dan belum makan. Setidaknya Cantika telah menyediakan makan malam untuk suaminya. Tidak penting Yuda mengabaikan nya. Cantika tetap melakukan tugasnya agar suatu saat Yuda tidak bisa menyalahkan nya dengan alasan yang dibuat buat.
Tentu saja Cantika makan di kamar, karena sampai kapan pun dia tidak akan sanggup untuk makan di tempat kotor itu. Bayangan perbuatan kotor dua sejoli itu masih hangat di pelupuk matanya dan masih sangat nyeri di lubuk hatinya.
Semua yang Cantika lakukan tidak luput dari pantauan mata Yuda. Niat hatinya ingin membuka pintu saat bel berbunyi tadi, tapi suara pintu kamar Cantika yang terbuka menahan langkahnya. Yuda mengintip semua yang Cantika lakukan hingga Yuda bisa melihat raut wajah pilu Cantika menatap meja makan.
Ada rasa sesak yang Yuda rasakan. Mengingat tatapan mata Cantika yang terluka karena ulahnya. Rasa bersalah dan sakit yang sama bisa Yuda rasakan tapi tetap kalah dengan iblis yang membisikkan rasa dendam dan amarah. Yuda keluar dari tempat persembunyian nya. Sebungkus makanan dari restoran yang biasa Cantika belikan untuknya saat tidak sempat memasak.
Hati kecil Yuda rasa tercubit. Cantika masih mengingatnya meski dia telah mengkhianati Cantika tetap di depan matanya. Yuda memukul dadanya yang kesulitan bernapas. Rasa rindu tiba-tiba menyeruak dalam dadanya. Wajah Cantika dan Malika bermain main dalam benaknya. Tapi Yuda tak sanggup melangkah. Yuda kehilangan keberanian mengingat perbuatannya tadi siang.
Yuda akhirnya meninggalkan Apartemen tanpa tahu hendak kemana. Dadanya semakin sesak berada dekat dengan anak dan istrinya. Tapi tidak bisa mendekati dan memeluk mereka. Yuda memukul stir mobilnya berkali kali. Melampiaskan resah hatinya.
" Mengapa rindu dan benci ini sangat menyiksa. Bagaimana caranya aku memaafkan mereka. Tapi aku juga ingin bersama anak istriku. Aaaaakkhh..... " Yuda berteriak keras sambil berkendara dengan kencang.
Akhirnya Yuda menepikan mobilnya di pinggir sebuah taman. Menatap taman bermain anak anak yang ramai karena weekend. Yuda hanya bisa, menatap nanar anak anak yang berlarian dengan ceria. Yuda kembali mengingat wajah mungil Malika . Mulutnya telah mengeluarkan perkataan yang tidak layak untuk diucapkan. Tidak mengakui Malika padahal anak malang itupun terpaksa hadir di dunia.
Tak terasa gelap telah menguasai bumi. Sore pun telah berganti malam. Yuda terbangun dari lamunannya setelah beberapa jam berada dalam sunyi. Ada keinginan untuk pulang, tapi tidak belum siap untuk bertemu dengan Cantika. Yuda memilih menunggu hingga larut agar Cantika tertidur terlebih dahulu.
*****
Pagi hari Cantika bangun lebih segar dari kemarin. Kebiasaan bangun pagi membuatnya tak bisa lagi untuk bermalas malasan. Cantika tak berniat keluar dari kamar hingga Yuda pergi bekerja. Cantika belum mampu menatap mata yang penuh gairah itu saat menatap mantannya.
Cantika memilih merapikan kamar yang sedikit berantakan akibat peralatan dan perlengkapan Malika yang belum ditata. Tadinya Malika akan memakai kamar kosong di sebelah kamarnya untuk Malika. Tapi melihat keadaan saat ini Cantika memilih untuk sekamar dengan Malika.
Tapi niatnya untuk bersih bersih diurungkan nya , mengingat perutnya masih nyeri saat bergerak. Cantika akhirnya memutuskan untuk menunggu pekerja rumah tangga yang akan bekerja.
Sesuai janji Darman mengantarkan seorang wanita empat puluh tahun ke unit Cantika. Kedua orang itu langsung diterima Cantika dengan ramah. Setelah itu Darman meninggalkan wanita itu karena dia harus berjaga di lobi seperti biasa.
" Apa yang harus saya kerjakan, Nyonya ? "
" Jangan panggil Nyonya Mbak. Panggil Cantika saja. Saya tidak terbiasa, aneh rasanya. "
" Mbak juga canggung jika panggil nama saja , panggil nona saja ya ? " Tawar wanita yang bernama Murni itu.
" Terserah Mbak Murni , senyamannya Mbak saja. " Akhirnya Cantika mengalah. " Mbak, seperti yang Mbak Mur ketahui saya habis lahiran lewat operasi. Jadi saya tidak bisa mengerjakan apapun , bisakah Mbak mengerjakan semuanya. "
" Tentu, Non. Memang itulah pekerjaan saya. Non Cantika jangan khawatir. "
" Mbak tinggal dimana ? Jauh nggak, Apartemen ini kecil. Saya ngga bisa sediakan tempat untuk Mbak Mur menginap. "
" Jangan khawatir Non, saya tinggal masih di gedung ini. Majikan saya yang satu lagi menyediakan tempat karena beliau tinggal sendiri dan jarang pulang. "
" Oh ya... syukurlah. "
" Iya, Non. Kalau Non Cantika butuh saya urgent hubungi saja. Saya bisa datang kapan pun. Kebetulan majikan saya orangnya nggak mengekang juga, baik orangnya. " Terang Mbak Murni.
" Baik, Mbak. Kalau begitu pertama tama, ajari saya mandikan bayi saya, Mbak.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa dukungannya Guys🙏
Love you all💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Zainab Ddi
keren rey
2024-02-14
0
Uthie
Good Cantika 👍
2024-01-14
1
Fitra Susanti
up lg dong mak
2023-10-27
0