PRT kiriman

Cantika terbangun oleh rengekan Malika. Setelah sedikit meregangkan badan Cantika langsung mendekati Malika untuk memberi asi. Sambil melirik pada jam dinding yang ternyata telah menunjukkan pukul empat sore.

" Wah, anak Mama pintar. Tahu aja kalau Mama butuh istirahat yang cukup, nggak rewel. Sekarang ayo kita nen, minum yang banyak. " Cantika mengajak Malika untuk berinteraksi.

Cantika menggantikan panggilannya yang sejak hamil memanggil dirinya Mommy atas permintaan Yuda. Kini entah mengapa Cantika lebih menyukai panggilan Mama saja. Dia tidak lagi memikirkan Yuda karena Yuda tidak mengakui Malika. Awalnya Cantika pikir itu hanya kemarahan sesaat. Tapi setelah melihat adegan tadi keyakinan Cantika mulai goyah.

" Perutku... akh... sepertinya aku butuh seseorang untuk membantuku. Mama harus menjagamu, jadi Mama juga harus menjaga diri, iyakan...? " Cantika mengusap pipi Malika yang terlihat lucu saat sedang menghisap sumber makanannya.

" Drrrt "

Ponsel Cantika bergetar di balik bantalnya. Beruntung masih terjangkau oleh tangannya tanpa mengganggu Malika yang sedang asyik menyusu.

" Halo...

" Mbak Cantika, ini saya Darman. "

" Iya Pak Darman, ada apa...?

" Ini Mbak, saya punya saudara dari kampung, niatnya untuk cari pekerjaan. Apa Mbak butuh pembantu ? Bukankah Mbak habis lahiran. Saudara saya juga pandai ngurus bayi. "

" Kebetulan sekali, Pak. Saya baru saja mikirin itu. Boleh, Pak. Tapi saya butuhnya setengah hari karena disini tidak ada kamar kosong untu menginap, Pak. "

" Pas lah kalau begitu. Kebetulan orangnya juga punya kerja tempat lain Mbak. Hanya saja sore hari. Bagaimana kalau di tempat Mbak Cantika pagi hingga siang ? "

" Boleh, Pak. Bisakah masuk secepatnya, Pak. Saya habis operasi, nggak bisa bergerak bebas. "

" Kalau begitu mulai besok, ya Mbak ? "

" Baik, Pak. Terima kasih Pak Darman. "

" Sama sama Mbak. "

Cantika memutuskan panggilan dan kembali fokus pada Malika. Satu masalahnya teratasi. Tinggal pesan makanan untuk malam ini. Cantika meletakkan Malika yang telah kenyang. Dengan bergerak pelan Cantika bangkit ingin ke kamar mandi.

Malika butuh diseka saja sore ini. Jujur Cantika masih kaku untuk memandikan nya. Lebih baik cari aman saja, biar besok pembantu baru itu yang melakukan.

*****

Malika sudah bersih dan wangi. Sekarang malah sudah tidur lagi setelah kembali disusui oleh Cantika. Mau tidak mau Cantika harus keluar dari kamarnya. Karena bel Apartemen telah memanggil.

Dengan melangkah pelan Cantika menuju pintu. Sekilas dia melihat unit Apartemen terasa sepi. Mungkin Yuda pergi dengan sang mantan. Cantika sedikit menekan dadanya yang berdenyut nyeri.

" Segitu tak berharga kah, aku. " Rintih hati Cantika.

Langkah kecil itu akhirnya tiba di pintu . Ternyata kurir yang mengantarkan pesanan Cantika. Setelah menerima pesanan Cantika langsung ke meja makan. Sesaat Cantika tertegun menatap kursi dan meja yang sudah tertata rapi. Bahkan piring kotor bekas makanan pasangan kekasih itu tidak ada lagi. Bersih...!

Cantika berjalan ke kabinet mengambil piring sendok dan gelas. Meninggalkan satu porsi makanan yang dia pesan tadi di meja makan. Dan membawa satu porsi lagi untuknya ke kamar. Mungkin Yuda nanti pulang dan belum makan. Setidaknya Cantika telah menyediakan makan malam untuk suaminya. Tidak penting Yuda mengabaikan nya. Cantika tetap melakukan tugasnya agar suatu saat Yuda tidak bisa menyalahkan nya dengan alasan yang dibuat buat.

Tentu saja Cantika makan di kamar, karena sampai kapan pun dia tidak akan sanggup untuk makan di tempat kotor itu. Bayangan perbuatan kotor dua sejoli itu masih hangat di pelupuk matanya dan masih sangat nyeri di lubuk hatinya.

Semua yang Cantika lakukan tidak luput dari pantauan mata Yuda. Niat hatinya ingin membuka pintu saat bel berbunyi tadi, tapi suara pintu kamar Cantika yang terbuka menahan langkahnya. Yuda mengintip semua yang Cantika lakukan hingga Yuda bisa melihat raut wajah pilu Cantika menatap meja makan.

Ada rasa sesak yang Yuda rasakan. Mengingat tatapan mata Cantika yang terluka karena ulahnya. Rasa bersalah dan sakit yang sama bisa Yuda rasakan tapi tetap kalah dengan iblis yang membisikkan rasa dendam dan amarah. Yuda keluar dari tempat persembunyian nya. Sebungkus makanan dari restoran yang biasa Cantika belikan untuknya saat tidak sempat memasak.

Hati kecil Yuda rasa tercubit. Cantika masih mengingatnya meski dia telah mengkhianati Cantika tetap di depan matanya. Yuda memukul dadanya yang kesulitan bernapas. Rasa rindu tiba-tiba menyeruak dalam dadanya. Wajah Cantika dan Malika bermain main dalam benaknya. Tapi Yuda tak sanggup melangkah. Yuda kehilangan keberanian mengingat perbuatannya tadi siang.

Yuda akhirnya meninggalkan Apartemen tanpa tahu hendak kemana. Dadanya semakin sesak berada dekat dengan anak dan istrinya. Tapi tidak bisa mendekati dan memeluk mereka. Yuda memukul stir mobilnya berkali kali. Melampiaskan resah hatinya.

" Mengapa rindu dan benci ini sangat menyiksa. Bagaimana caranya aku memaafkan mereka. Tapi aku juga ingin bersama anak istriku. Aaaaakkhh..... " Yuda berteriak keras sambil berkendara dengan kencang.

Akhirnya Yuda menepikan mobilnya di pinggir sebuah taman. Menatap taman bermain anak anak yang ramai karena weekend. Yuda hanya bisa, menatap nanar anak anak yang berlarian dengan ceria. Yuda kembali mengingat wajah mungil Malika . Mulutnya telah mengeluarkan perkataan yang tidak layak untuk diucapkan. Tidak mengakui Malika padahal anak malang itupun terpaksa hadir di dunia.

Tak terasa gelap telah menguasai bumi. Sore pun telah berganti malam. Yuda terbangun dari lamunannya setelah beberapa jam berada dalam sunyi. Ada keinginan untuk pulang, tapi tidak belum siap untuk bertemu dengan Cantika. Yuda memilih menunggu hingga larut agar Cantika tertidur terlebih dahulu.

*****

Pagi hari Cantika bangun lebih segar dari kemarin. Kebiasaan bangun pagi membuatnya tak bisa lagi untuk bermalas malasan. Cantika tak berniat keluar dari kamar hingga Yuda pergi bekerja. Cantika belum mampu menatap mata yang penuh gairah itu saat menatap mantannya.

Cantika memilih merapikan kamar yang sedikit berantakan akibat peralatan dan perlengkapan Malika yang belum ditata. Tadinya Malika akan memakai kamar kosong di sebelah kamarnya untuk Malika. Tapi melihat keadaan saat ini Cantika memilih untuk sekamar dengan Malika.

Tapi niatnya untuk bersih bersih diurungkan nya , mengingat perutnya masih nyeri saat bergerak. Cantika akhirnya memutuskan untuk menunggu pekerja rumah tangga yang akan bekerja.

Sesuai janji Darman mengantarkan seorang wanita empat puluh tahun ke unit Cantika. Kedua orang itu langsung diterima Cantika dengan ramah. Setelah itu Darman meninggalkan wanita itu karena dia harus berjaga di lobi seperti biasa.

" Apa yang harus saya kerjakan, Nyonya ? "

" Jangan panggil Nyonya Mbak. Panggil Cantika saja. Saya tidak terbiasa, aneh rasanya. "

" Mbak juga canggung jika panggil nama saja , panggil nona saja ya ? " Tawar wanita yang bernama Murni itu.

" Terserah Mbak Murni , senyamannya Mbak saja. " Akhirnya Cantika mengalah. " Mbak, seperti yang Mbak Mur ketahui saya habis lahiran lewat operasi. Jadi saya tidak bisa mengerjakan apapun , bisakah Mbak mengerjakan semuanya. "

" Tentu, Non. Memang itulah pekerjaan saya. Non Cantika jangan khawatir. "

" Mbak tinggal dimana ? Jauh nggak, Apartemen ini kecil. Saya ngga bisa sediakan tempat untuk Mbak Mur menginap. "

" Jangan khawatir Non, saya tinggal masih di gedung ini. Majikan saya yang satu lagi menyediakan tempat karena beliau tinggal sendiri dan jarang pulang. "

" Oh ya... syukurlah. "

" Iya, Non. Kalau Non Cantika butuh saya urgent hubungi saja. Saya bisa datang kapan pun. Kebetulan majikan saya orangnya nggak mengekang juga, baik orangnya. " Terang Mbak Murni.

" Baik, Mbak. Kalau begitu pertama tama, ajari saya mandikan bayi saya, Mbak.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan lupa dukungannya Guys🙏

Love you all💕

Terpopuler

Comments

Zainab Ddi

Zainab Ddi

keren rey

2024-02-14

0

Uthie

Uthie

Good Cantika 👍

2024-01-14

1

Fitra Susanti

Fitra Susanti

up lg dong mak

2023-10-27

0

lihat semua
Episodes
1 Cantika, Yuda ,Dewangga
2 Niat Cantika
3 Misi baru Cantika
4 Kisah lama Dewangga
5 Amarah
6 Mari bicara...
7 Titik terang
8 Cantika yang menyerah
9 Salam dari Author
10 Kembalinya masa lalu
11 Putri cantik Cantika
12 Cantika yang membatu
13 Kedatangan Roman
14 Antara Benci dan Cinta
15 Rasa kehilangan
16 Darah pembunuh...?
17 Luka tak berdarah
18 Ketegaran
19 PRT kiriman
20 Pengkhianatan terbuka
21 Petaka cinta
22 Pergi...?
23 Cintakah ( Rasa bersalah kah)
24 Melelahkan...
25 Kalut
26 Pewaris PRA TECHNO
27 Menerima tawaran
28 Terasa jauh... ( Terlihat dekat)
29 Tak pernah menyerah
30 Luka lagi
31 Melemah...
32 Keteguhan hati
33 Kabar mengejutkan
34 Lorraine...
35 Tiga pria pewaris tahta
36 Ingin kembali...?
37 Reynal...
38 Satu kesempatan lagi
39 Sesuatu yang...
40 Last option
41 Kehilangan kesempatan
42 Tertangkap basah
43 Penyesalan tahap 1
44 Penyesalan tahap 2
45 Kantor baru
46 Mendekati hari sidang 1
47 Mulai curiga
48 Mari bercerai...
49 Perasaan aneh
50 Gelisah
51 Hati yang penuh harap
52 Menikah...
53 Memantapkan hati
54 Malika (operasi ? )
55 Sesal kemudian
56 Tiga hati
57 Jalan kembali...?
58 Kabar dari Author
59 Rey, Yuda... dilema
60 Kembalilah...
61 Menikahlah dengan ku...
62 Jangan menolak ku...
63 Setelah menikah
64 Kenapa Cantika...
65 Perasaan Mina
66 Malam yang panjang
67 Akhirnya...
68 Child free...?
69 Mencintaimu...
70 Semakin sulit
71 Angel...
72 Bertemu Angel
73 Lamaran
74 Kabar Author
75 Lamaran diterima
76 Wanita hebat
77 Gugup
78 Sisi yang berbeda
79 Malam panjang 1
80 Malam panjang 2
81 Rasa kehilangan
82 Perjalanan yang berliku
83 Kabar penting!!!
84 Perjalanan ( Berakhir)
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Cantika, Yuda ,Dewangga
2
Niat Cantika
3
Misi baru Cantika
4
Kisah lama Dewangga
5
Amarah
6
Mari bicara...
7
Titik terang
8
Cantika yang menyerah
9
Salam dari Author
10
Kembalinya masa lalu
11
Putri cantik Cantika
12
Cantika yang membatu
13
Kedatangan Roman
14
Antara Benci dan Cinta
15
Rasa kehilangan
16
Darah pembunuh...?
17
Luka tak berdarah
18
Ketegaran
19
PRT kiriman
20
Pengkhianatan terbuka
21
Petaka cinta
22
Pergi...?
23
Cintakah ( Rasa bersalah kah)
24
Melelahkan...
25
Kalut
26
Pewaris PRA TECHNO
27
Menerima tawaran
28
Terasa jauh... ( Terlihat dekat)
29
Tak pernah menyerah
30
Luka lagi
31
Melemah...
32
Keteguhan hati
33
Kabar mengejutkan
34
Lorraine...
35
Tiga pria pewaris tahta
36
Ingin kembali...?
37
Reynal...
38
Satu kesempatan lagi
39
Sesuatu yang...
40
Last option
41
Kehilangan kesempatan
42
Tertangkap basah
43
Penyesalan tahap 1
44
Penyesalan tahap 2
45
Kantor baru
46
Mendekati hari sidang 1
47
Mulai curiga
48
Mari bercerai...
49
Perasaan aneh
50
Gelisah
51
Hati yang penuh harap
52
Menikah...
53
Memantapkan hati
54
Malika (operasi ? )
55
Sesal kemudian
56
Tiga hati
57
Jalan kembali...?
58
Kabar dari Author
59
Rey, Yuda... dilema
60
Kembalilah...
61
Menikahlah dengan ku...
62
Jangan menolak ku...
63
Setelah menikah
64
Kenapa Cantika...
65
Perasaan Mina
66
Malam yang panjang
67
Akhirnya...
68
Child free...?
69
Mencintaimu...
70
Semakin sulit
71
Angel...
72
Bertemu Angel
73
Lamaran
74
Kabar Author
75
Lamaran diterima
76
Wanita hebat
77
Gugup
78
Sisi yang berbeda
79
Malam panjang 1
80
Malam panjang 2
81
Rasa kehilangan
82
Perjalanan yang berliku
83
Kabar penting!!!
84
Perjalanan ( Berakhir)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!