Lewat tengah malam Yuda kembali ke Apartemen. Lampu ruangan telah gelap semua bertanda Cantika telah tidur. Yuda mendesah lelah sembari membanting tubuhnya di sofa. Setelah melepas sedikit penatnya Yuda bangkit menuju kulkas untuk mengambil air mineral.
Matanya tertuju pada meja makan yang terdapat beberapa menu makanan dan piring bekas makan yang dibiarkan tanpa dibereskan. Yuda kembali mendesah kasar. Tak biasanya Cantika seperti ini, dia selalu rapi dan bersih.
Setelah menegak air minumnya Yuda berniat untuk ke ruang kerja seperti beberapa hati ini. Tapi langkanya tertahan di pintu kamarnya. Dengan sangat pelan Yuda membuka dan masuk ke ruang yang kini temaram. Dengan langkah tanpa suara Yuda mendekat pada tubuh yang berbalut selimut itu.
Cantika tertidur dengan kemeja bekas Yuda yang dijadikan bantal pada pipinya dengan bagian lain di depan wajahnya. Mungkin Cantika menciumi baju itu untuk bisa tidur. Hati Yuda sesaat merasa terenyuh apalagi melihat mata Cantika bengkak seperti habis menangis.
Yuda memang merasa bersalah, tapi mengingat Cantika mengabaikan peringatannya Yuda terasa dikhianati. Sama seperti rasanya pada Papanya yang dianggapnya pengkhianatan.
Yuda teringat tadi malam Cantika menawarkan dirinya dengan cara yang tak biasa dia lakukan. Yuda sebenarnya sangat ingin mendekap istrinya yang terlihat sangat seksi semalam. Tapi egonya terlalu tinggi untuk bisa melihat besarnya pengorbanan Cantika untuk menggapainya kembali.
Yuda kembali mendesah, dan sesaat kembali ke ruang kerjanya. Yuda belum selesai dengan amarahnya . Sampai di ruang kerja Yuda membuka ponselnya. Terdapat beberapa pesan dari seseorang yang mengganggu pikirannya.
Dengan kasar Yuda membanting ponselnya ke sofa. Tadi sebenarnya Yuda hendak pulang sebelum malam. Tapi tiba-tiba Yuda mendapat pesan dari nomor yang tak dia kenal. Setelah membaca barulah Yuda sadar siapa yang menulis pesan penuh cinta untuknya.
" Kak , apa kabar . Apakah kamu masih merindukan aku. aku merindukan kamu kak. Satu tahun tidak bertemu, semoga kamu belum berubah. Maaf aku meninggalkanmu dan menolak lamaranmu. Ini hanya sementara saja. Semoga kamu masih memahami aku seperti biasanya. I love you darl...
From Your Angel 💗
Jantung Yuda berdegup kencang membaca pesan itu. Orang yang membuatnya setengah gila dan hampir benar-benar gila. Kini dengan seenaknya mengirimkan pesan tanpa dosa. Bahkan Yuda hampir membuat Cantika celaka jika saja dia terlambat datang waktu itu.
Yuda benar benar frustasi. Rasa marah bercampur rindu merongrong hatinya. Tidak bisa dipungkiri jika sisa sisa rasa itu masih ada. Angelica cinta pertama dan satu satunya sebelum Cantika. Ah... Cantika...
Mengingat Cantika Yuda kembali resah. Rasa marah dan rasa cintanya juga membuat Yuda pusing. Dan akhirnya Yuda memutuskan untuk pergi ke tempat yang sudah lama tidak dia kunjungi. Yuda berakhir di Club malam .
Itulah yang membuat Yuda pulang dengan sangat terlambat. Tanpa memikirkan jika istrinya seorang diri di rumah dalam keadaan hamil tua. Amarah yang tidak terkelola itu membuat Yuda kehilangan rasa empatinya. Begitulah jika hati diliputi rasa benci yang berlebihan. Kadang mampu merusak otak serta hati tanpa disadari.
*****
Tidak ada perubahan yang berarti setelah hampir satu bulan lamanya. Yuda dan Cantika hanya berkomunikasi sekedarnya saja. Tidak ada kehangatan dan tawa penuh cinta diantara mereka . Cantika pun mulai lelah.
Cinta yang dia punya masih tetap dijaga nya untuk suaminya. Cantika masih melayani Yuda seperti seharusnya. Hanya saja Cantika tidak lagi menyiapkan makan seperti biasa sejak seminggu lalu. Karena tidak sekalipun Yuda menyentuh apa yang Cantika sajikan.
Yuda berangkat tanpa sarapan dan pulang lewat jam makan siang. Dan akhirnya Cantika lelah sendiri untuk memasakkan masakan yang biasanya Yuda sukai. Kini Cantika hanya memasak untuk dirinya sendiri dan yang pasti untuk bayi dalam kandungan nya.
Rasa jenuh merasuki Cantika. Beberapa kali Papa mertuanya menghubunginya untuk bertemu. Tapi Cantika menolak dengan berbagai alasan. Dia tidak ingin Yuda semakin salah paham dengannya.
Tapi kini Cantika sudah kehabisan rasa sabar. Semalam Cantika menunggu Yuda sampai pulang. Cantika ingin menyelesaikan masalah yang menurut berlebihan. Dan Cantika telah menyiapkan diri dengan segala resikonya.
Flashback On
" Mas, kita harus bicara. "
" Mau bicara apa? " Yuda masih dengan wajah datar.
" Aku rasa sudah cukup semua ini. Kemarahan kamu sudah melewati batas. Kandunganku tinggal satu bulan lagi, Mas. Meski kamu tidak lagi peduli padaku setidaknya ingat anak ini adalah anakmu. Dia butuh kamu. Jadi aku mohon hentikan kemarahan ini untuk sementara. Mari kita pikiran masa depan anak ini. Dia belum memiliki apapun untuk kelahirannya. "
Ucapan Cantika yang tegas tetap dengan nada lembut. Cantika berusaha menekan emosinya yang sebenarnya ingin sekali dia ledakkan. Tapi mengingat situasinya yang tidak kondusif membuat Cantika harus menahan dirinya.
Yuda tersentak namun berusaha untuk tak terlihat oleh Cantika. Nurani tercubit. Yuda menatap perut Cantika yang jauh lebih besar . Sudah berapa lama Yuda tidak memperhatikan Cantika hingga dia tidak menyadari jika waktu lahirnya sudah dekat.
" Baiklah, besok kita pergi membeli keperluan nya. " Jawab Yuda enteng. Cantika hanya menatap penuh kekecewaan. Bukan itu yang Cantika inginkan. Cantika ingin mengakhiri perang dingin ini.
" Apa kita akan seperti ini seterusnya ? Apa segitu saja cintamu untukku. " Tanpa air mata, dan tanpa terlihat lemah. Cantika tidak ingin Yuda melihat dirinya lemah. Cantika tidak ingin ditindas. Hidup mengajarkan nya tentang bertahan dalam situasi apapun.
" Kamu melakukan kesalahan fatal Cantika. " Yuda pun menatap datar pada Cantika. Tidak terlihat lagi tatapan penuh memuja di matanya.
" Kesalahan...? Menemui kakek dari anakku itu kesalahan ? Baiklah kalau begitu, aku hanya ingin tahu saja seberapa tipis cinta yang sering kamu ucapkan padaku. Ternyata dengan satu kesalahan semua tidak berarti bagimu. " Cantika menunduk. Bukan untuk menyembunyikan air matanya. Tapi menatap perutnya yang kini terasa bergerak.
" Aku merasa terkhianati , Cantika . " Suara Yuda terdengar dingin.
" Aku hanya mendengar cerita seorang pria tua yang kehilangan anaknya. Aku tidak berpihak padanya dan memusuhi mu. Aku tidak punya orang tua. Melihat orang tua yang membutuhkan seorang anak menggugah nurani ku. Itu saja, dan aku bukan pengkhianatan. " Cantika kembali menatap Yuda dengan tatapan nanar.
" Aku membencinya...
" Itulah masalah mu, rasa benci telah mengeraskan hatimu. Bahkan kebencianmu itu, anak ini juga menerima efeknya. Belum lahir saja dia sudah belajar tentang kebencian. " Cantika merasa gemas dengan pemikiran suaminya yang sangat sempit itu.
" Sudahlah, aku tidak ingin berdebat lagi. Jika kamu ingin membeli perlengkapan bayi besok aku antara. " Yuda mengibaskan tangannya tanda tidak ingin melanjutkan pembicaraan.
" Aku bisa membelinya sendiri jika aku mau. Tapi bukan itu yang aku harapkan, Mas. Aku ingin anak ini lahir dalam keluarga yang penuh kehangatan dan penuh cinta. Dan itulah alasan utama ku untuk menerima pernikahan ini. Meski aku mencintaimu sepenuh hatiku, aku tidak menuntut pertanggung jawabanmu kala itu. Karena aku tidak ingin anakku hidup dalam rumah tangga yang dipaksakan . Tanpa rasa, tanpa kasih sayang. Semoga kamu mengerti maksudku, Mas. " Cantika lelah. Dia berbalik meninggalkan Yuda yang terpaku sendiri.
Kata kata Cantika menusuk meski disampaikan dengan lembut tanpa emosi. Yuda kembali memikirkan setiap kata yang Cantika sampaikan padanya. Apakah cinta itu pernah ada untuk Cantika. Apa ini hanya bentuk pertanggung jawaban.
Tidak... Yuda yakin ini cinta. Yuda merasa kehilangan dan merasa resah saat Cantika menghilang saat itu. Yuda juga mencintai anaknya. Tapi melihat tegasnya Cantika yang bicara tanpa air mata Yuda merasa sedikit terusik.
Beberapa bulan menjadi istrinya Cantika mulai menampakan sisi lembut dan manjanya. Tapi saat ini Yuda kembali melihat Cantika yang menjadi sekretaris nya. Cantika yang bekerja dibawah tekanannya. Wajah dingin yang tidak gentar oleh apapun meski dia tertindas.
Cantika nya telah berubah...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy day 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Kartini Kartini
jaga sebelum hilang rawat sebelum ia pergi
2024-03-16
0
Zainab Ddi
Yuda reseh egois banget
2024-02-13
0
Uthie
Duhhhh.. aku terhanyut emosi dalam cerita ini 👍👍😁
2024-01-14
1