Janji Yuda yang ingin menemani Cantika untuk membeli beberapa perlengkapan bayi hanya tinggal janji. Seminggu menunggu Yuda tak kunjung menyediakan waktu luang. Meski weekend pun Yuda tidak ada di Apartemen.
Cantika tidak bisa menunggu lagi. tinggal tiga minggu waktu perkiraan kelahiran bayinya. Dokter berkata bisa saja lebih cepat atau pun lebih lama dari perkiraan. Mau tidak mau Cantika memutuskan pergi sendiri.
Cantika menghela napasnya mengurangi sesak. Ingin rasanya meminta Ibu Tiwi untuk menemani, tapi Cantika takut ibunya curiga dan mengkhawatirkan dirinya. Cantika memilih pergi sendiri. Tiba tiba Cantika merindukan Asha. Sudah sangat lama mereka tidak bertemu. Tapi Cantika bahagia untuk Asha, yang telah melewati masa masa berat dalam hidupnya .
Cantika merasa iri dengan Asha yang memiliki Umi Aminah yang selalu mendampingi nya. Sedangkan Cantika, meski ada Ibu Tiwi tetap saja rasanya berbeda. Dan Ibu Tiwi juga mempunyai tanggung jawab yang besar di panti. Banyak adik adiknya yang membutuhkan perhatian Ibu Tiwi.
" Sudahlah Cantika, kenapa kamu lemah. Dari dulu kamu memang sendiri jangan manja. Hidup ini memang keras. Jangan rapuh hanya karena sendiri. Kini ada baby yang menemani kamu. Hiduplah dengan baik hanya untuk nya. Ayo semangat...!!! " Cantika menyemangati dirinya sendiri.
Dengan langkah pasti Cantika meninggalkan Apartemen menuju pusat perbelanjaan. Tapi sebelumnya Cantika tetap mengabari Yuda kemana tujuannya. Selama duduk di taksi mata Cantika selalu menatap ponselnya, berharap Yuda membalasnya. Hingga sampai di tempat tujuan harapan Cantika tinggal harapan.
Cantika kembali menguatkan hatinya. Dengan merubah mimik sendu wajahnya dengan senyuman penuh kekuatan. " Majulah... kamu bisa ! "
Selama dua jam Cantika berkeliling membeli beberapa perlengkapan yang penting penting saja. Sesuai prediksi dokter bayinya berjenis kelamin perempuan. Jadi Cantika membeli perlengkapan yang lebih girly dan sebagian yang berwarna netral. Semua sesuai selera Cantika. Tidak perlu diskusi atau berdebat dengan siapapun.
Di tengah kegiatannya shoping beberapa barang seperti stroller dan box tidur bayi Cantika dikejutkan oleh Notifikasi panggilan dari ponselnya. Terbit senyum dari bibirnya karena menyangka Yuda yang menghubungi nya. Tapi harapan nya pupus saat nama Papa Yuda yang menelponnya.
" Halo, Pa... apa kabar ?
" Papa sehat, Nak. Kalian bagaimana ? "
" Kami semua sehat berkat doa Papa. Ada sesuatu, Pa. Tumben Papa telpon, biasanya kirim pesan saja. " Cantika penasaran.
" Iya, , Nak. Lihatlah pesan yang Papa kirimkan. Papa menemukan liontin yang sama dengan milikmu. Setelah itu datanglah kita bicara. "
" Baik, Pa tunggu sebentar. " Cantika memutuskan panggilan dengan tidak sabar.
Cantika membuka pesan gambar yang Dewangga kirimkan. foto sebuah liontin yang persis dengan miliknya hanya warna mutiara nya yang berwarna hitam. Darah Cantika berdesir. Degup jantungnya mengencang seiring terbitnya senyuman yang penuh harapan baru.
Penemuan liontin yang serupa membuka tabir asal usul nya. Cantika merasa bahagia di tengah kemelut rumah tangganya ada setitik harapan baru yang hampir pupus.
" Tenanglah, Nak. kita akan segera tahu dari mana kita berasal. Mommy bahagia, kamu juga harus bahagia. Mommy akan pastikan itu. " Setelah membayar semua belanjaan nya dan meminta pihak toko untuk mengantarkan ke alamat nya, Cantika bergegas pergi menuju rumah mertuanya.
Dan disinilah Cantika berada, di rumah Dewangga dengan kedua liontin kembar yang ada dihadapan nya. Air matanya terus menetes tanpa bisa dia tahan seiring senyum yang tak luntur dari bibirnya.
" Lihatlah, Pa. ini benar benar sama. Ukiran dan ukuran yang sangat identik. Hanya warna mutiara yang berbeda. Bukankah ini suatu petunjuk ? " Ucap Cantika tanpa mengalihkan pandangannya dari kedua liontin itu.
" Kamu benar, Nak. Dan Papa rasa sebentar lagi kamu akan tahu dari mana kamu berasal. " Ucapan Dewangga menarik perhatian Cantika.
" Pa, siapa pemilik liontin ini. " Satu pertanyaan yang Dewangga tunggu sedari tadi.
" Evelyn !! "
" Duaarr "
Jantung Cantika terasa lepas dari rongga dadanya. " Mommy Eve . " Ucap Cantika dengan wajahnya yang tegang dan memucat.
Tentu saja Dewangga terkejut dengan reaksi Cantika " Kenapa, Nak. Kamu tidak senang. Kemungkinan besar kamu adalah anak Edrion saudara kembar Evelyn yang dia cari selama ini. "
" Pa, tolong simpan dulu semua informasi ini untuk sementara. "
" Kenapa?! " Dewangga merasa aneh dengan permintaan Cantika.
" Pa, sebenarnya... sebenarnya hubungan ku dengan Mas Yuda sedang renggang. Sejak kita bertemu waktu itu Mas Yuda mendiamkan aku. Menganggap aku mengkhianati nya. Hingga kini hubungan kami stuck di tempat. " Ucap Cantika sambil menunduk.
" Ya, ampun, Nak. Kenapa tidak cerita pada Papa. Itu kah alasannya kamu tidak mau bertemu Papa lagi setelah itu. " Cantika menganggukkan kepalanya.
" Maafkan Papa, Nak. Sekarang Papa malah menarik mu dalam masalah. Kasihan Cucuku." Dewangga menyesali tindakan nya memaksa Cantika menemuinya.
" Mas Yuda membenci Papa juga Mommy Eve. Bisa dipastikan dia juga akan membenciku jika mengetahui aku adalah bagian dari Mommy Eve. Entah itu benar atau tidak. " Keluh Cantika dengan ******* lelahnya.
" Apa yang ingin kamu lakukan sekarang, Cantika. Kenyataan ini ada di depan mata . " Ucap Dewangga meminta keputusan dari Cantika.
" Aku tetap akan mencari kedua orang tuaku. Aku ingin sebuah kepastian tentang kebenaran masa lalu, Pa. " Ucap Cantika yakin.
" Papa akan membantu, kamu cukup menunggu saja. Kondisi kamu hamil besar, Nak. Jadi Fokus lah dengan bayi di kandungan kamu. " Dewangga sungguh mengkhawatirkan kondisi Cantika. Apalagi Yuda telah mengabaikan menantu cantiknya ini.
" Terima kasih, Pa. Jadi Mommy Eve punya liontin ini. Apa Papa punya info tentang orang yang bernama Edrion itu ? " Tanya Cantika penasaran.
" Saat Eve kritis, Papa pernah mencari keberadaannya. Menurut info yang Papa dapatkan Edrion berada di Jerman . Setelah Evelyn diusir , keluarga nya mencari Edrion karena Edrion adalah satu satunya keturunan yang tersisa untuk meneruskan garis keturunan kebangsawanan mereka. Saat Papa ingin menemui nya untuk mengabari kondisi Eve, Eve sudah terlanjur menghembuskan napas terakhir nya. Jadi Papa mengurungkan niat merasa tidak perlu lagi sebab Evelyn sudah tiada. "
" Apa mungkin aku anaknya, Pa. ? " Cantika sangsi dengan harapannya.
" Liontin ini sudah ada pada Eve sejak Papa mengenalnya. Hanya saja jarang dia pakai. Kemungkinan Edrion memiliki benda yang sama karena mereka kembar. Dan kamu tahu, mutiara itu asli berasal dari Papua. Itu berarti yang memberikan liontin itu kemungkinan ayah Eve dan Ed... yang mungkin itu kakek kamu. " Terang Dewangga.
" Bagaimana cara kita memastikan ini, Papa. " Terlihat keresahan dalam hati menantunya membuat Dewangga merasa kasihan.
" Cantika, seperti yang Papa katakan tadi. Fokus pada Baby dulu. Masalah ini biar, Papa yang urus. Untuk itu kamu harus berhati hati terlebih dahulu jangan sampai Yuda tahu. Papa tidak ingin dia semakin membenci kamu.Karena Papa akan ke Jerman sementara waktu. Papa tidak ingin kamu kenapa kenapa. Kamu mengerti...!? " Cantika tersenyum bahagia menerima segala perhatian dari Papa mertuanya. Setidaknya ada seseorang yang berada di sisinya disaat membingungkan seperti ini.
*****
Cantika melangkah dengan langkah ringan menuju unit Apartemen milik Yuda. Separuh bebannya terangkat dari bahunya. Dewangga bersedia menjadi tangan dan kakinya untuk mencari keberadaan orang tuanya. Cantika menemukan kebahagiaan dalam bentuk lain di sela resah nya.
Tapi saat membuka pintu Apartemen, Cantika mendapati tatapan tajam penuh amarah telah menyambutnya. Yuda dengan berkacak pinggang dengan angkuh tegak menghalangi langkah Cantika.
" Bagus... disaat aku sibuk mencari uang untuk hidupmu, kamu malah berbahagia dengan lelaki tua itu. Belum cukupkah peringatan ku pada, Cantika. " Bentak Yuda dengan suara penuh tekanan sarat dengan kebencian.
" Mas, aku hanya menjenguk, Papa. Dia... dia kurang sehat. " Cantika gemetar melihat wajah merah suaminya.
" Wah... sekarang dia jadi Papamu, ya. Atau sugar Daddy... hmm ? " Senyum penuh ejekan Yuda terlihat menjengkelkan.
" Mas..!! Hati hati dengan ucapan mu. Dia Papa kamu, Mas. " Cantika tidak terima dengan tuduhan Yuda.
" Aku tidak punya Papa !! " Bentak Yuda keras.
Cantika merasakan tubuhnya melemas , bentakan Yuda membuat nyalinya menciut. Walau bagaimanapun Cantika adalah wanita. Menerima perlakuan kasar otomatis membuatnya sangat tertekan.
" Terserah padamu. " Dengan suara lelah Cantika mengalah.
" Dengan alasan belanja keperluan bayi nyatanya kamu pergi menemui pria tua itu. Sungguh kamu luar biasa, Cantika. Setelah kamu tahu kalau ternyata dia lebih kaya dari suami kamu ini. Ha... ha...kamu hebat, Cantika. "
Cantika hanya menatap nanar orang yang mengaku suaminya ini. Bicara seenak hati tanpa memikirkan perasaan Cantika dengan tuduhan yang tidak masuk akal. Andai saja dia bisa mengatakan dengan jujur tujuannya ke sana. Tapi itu lebih beresiko untuk saat ini. Cantika membiarkan Yuda berpikir apa saja.
" Kamu sudah selesai dengan ucapan kamu, Mas. Kalau sudah aku permisi. Tubuhku lelah setelah belanja untuk anakku seorang diri dan mengunjungi mertua ku yang sakit. Sekarang menghadapi orang yang mengaku suamiku tapi tidak pernah peduli padaku. Benar benar melelahkan. " Cantika berlaku dengan tubuh yang gontai menuju kamarnya.
Cantika menyandarkan punggungnya di pintu setelah menguncinya dan kemudian meratap sambil menekan dadanya yang terasa nyeri. Biarlah dia meraung untuk kali ini saja. Toh Yuda tidak akan mendengarnya. Ruangan kamarnya kedap suara. Jadi Cantika bisa meluapkan sesaknya kali ini... sekali ini saja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy Reading 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Kartini Kartini
jangan salah kalau selalu begitu dan apa bila bener cantika keturunan bangsawan sudah pasti mandi jemput orang tua nya akan kembali kenwgara asal nya dan meninggalkan yuda,dan pasti penyesalan itu ada
2024-03-16
0
Zainab Ddi
😭😭😭kasian camtika
2024-02-13
0