Luka tak berdarah

" Aku tak sudi mengakuinya ! " Sarkas Yuda.

" Yang mana yang tidak kamu akui, Mas. Papa atau Malika ? " Tanya Cantika sinis.

" Keduanya, tidak akan aku akui. Aku tegaskan sekali lagi aku membenci para pembunuh Mamaku dan keturunan nya. Kamu sudah paham maksudku. " Ucap Yuda dengan senyuman yang lebih mirip seringai .

Cantika bagai terhempas dari gedung bertingkat tinggi. Hatinya remuk berkeping-keping. Baru tadi pagi dia melihat senyum manis suaminya untuk minta izin ke kantor. Tapi seperti mimpi buruk, saat ini dia melihat wajah tampan itu berubah menjadi iblis yang mencabik cabik hatinya.

Dengan susah payah Cantika menahan gemuruh di dadanya. Agar tidak berbuat air mata di pipinya. Cantika tidak mau lemah di depan pria yang telah memberinya seorang putri ini. Mungkin sekarang Yuda masih emosi suatu saat nanti pasti dia akan menyadari kekeliruan nya. Itulah harapan Cantika.

" Yuda, rasa benci telah meracuni hatimu, Nak. Tenangkan dirimu... Papa yakin setelah emosimu reda kamu pasti akan menyesali ucapan mu. Jangan terlalu terbawa emosi. " Dewangga mencoba menenangkan Yuda. Bukan untuknya tapi untuk menantunya yang masih terbaring lemah.

" Tidak usah sok bijaksana. Andai saja anda lebih bijaksana dalam bertindak, mungkin Mamaku masih hidup saat ini. " Bentak Yuda.

" Siapa yang bisa melawan takdir, Mas. Aku bahkan tidak meminta untuk dilahirkan ke dunia ini. Jika bisa pasti aku akan meminta lahir dari rahim dan benih orang lain saja. Tapi apalah daya, kita hanya hamba. " Suara Cantika melemah.

" Terima saja nasib buruk mu kalau begitu dan aku tidak mau menjadi bagian dari pembunuh seperti kalian. "

" Ok, Mas. Sepertinya sia sia bicara dengan mu. Nanti saja kita lanjutkan jika kamu sudah tenang. " Akhirnya Cantika menyerah. Yuda sedang panas maka Cantika akan bersabar untuk sementara.

Yuda pergi begitu saja, meninggalkan ruangan Cantika. Dengan wajah yang memerah dengan amarah yang memuncak dia meninggalkan rumah sakit dengan kecepatan tinggi. Tanpa mereka sadari pembicaraan ketiga orang itu terdengar jelas oleh seseorang yang sengaja menguping. Dengan senyuman penuh arti, orang itu berjalan dengan banyak rencana di kepalanya.

Sementara Dewangga menatap menantunya yang sangat terpukul. Meski nampak tegar Cantika tak bisa menyembunyikan raut sedih di wajahnya. Hatinya terluka oleh ucapan sarkas suaminya yang bahkan tidak lagi mengakui anaknya. Entah bagaimana caranya dewangga untuk menghiburnya. Sementara hati Dewangga sendiri rasanya juga hancur.

" Papa pasti lelah, pulang lah Pa. Jangan khawatirkan Cantika. Nanti jika amarahnya reda Mas Yuda pasti balik ke sini. " Cantika beberapa kali melihat mertuanya menguap. Pasti sangat lelah setelah perjalanan jauh antar benua.

" Baiklah, Nak. Papa minta kamu bersabar menghadapi nya. Yuda sebenarnya anak yang baik , tapi keras kepala. Suatu saat nanti pasti dia akan menyadari kesalahannya. " Dewangga menyemangati Cantika agar lebih kuat menghadapi Yuda.

" Baik Pa, terima kasih.

*****

Hari ini weekend, Yuda masih tidur meski waktu sudah menjelang siang. Bagaimana tidak sepulangnya dari rumah sakit setelah berdebat dengan Cantika dan Papanya , Yuda langsung meluncur ke Club malam .

Alhasil Yuda pulang dalam kondisi setengah mabuk. Beruntung weekend jadi Yuda tidak perlu ke kantor. Tapi Yuda melupakan satu hal jika Cantika pulang hari ini dari rumah sakit. Rasa sakit hatinya masih bercokol di hatinya. Sehingga Yuda tidak lagi peduli dengan Cantika dan Malika.

Suara bel yang berulang ulang mengusik tidur Yuda. Dengan malas Yuda bangkit dan membuka pintu. Wajah sembabnya tadi berubah menjadi keterkejutan. Bagaimana tidak Angel datang dengan senyuman manis sambil membawa paper bag bermerek resto ternama.

" Surprise...!!" Suara manja Angel menyadarkan Yuda dari rasa tak percaya nya.

" Kamu ? Dari mana kamu tahu alamat ku. " Tanya Yuda.

" Aku melihat data rumah sakit istrimu. Ayo makan, aku tahu Kak Yuda pasti belum makan. Ketahuan masih muka bantal, tapi tetap ganteng kok. " Tanpa minta izin Angel masuk ke Apartemen dan langsung menuju ruang makan.

Yuda masih termangu menatap Angel yang sibuk menyiapkan makanan yang dibawanya. Menaruhnya di meja lengkap dengan air mineral yang diambilnya dari kulkas. Seakan dialah tuan rumahnya. Dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya.

"Ayo, Kak. Aku lapar, kakak juga, kan ? " Dengan manis Angel menarik Yuda untuk duduk di sampingnya.

Yuda yang tersentak mengikuti kemauan Angel. Tak ingin munafik perut Yuda memang sangat lapar, karena sejak di rumah sakit kemarin tidak sebutir nasi pun yang Yuda makan. Tanpa berpikir Yuda menyuap makanan yang sudah Angel siapkan untuknya.

" Kenapa kamu kesini ? " Tanya Yuda tiba-tiba.

" Nggak ada, hanya ingin memastikan kamu baik baik saja. Kemarin aku melihat mu keluar dari rumah sakit dalam keadaan marah. Dan hingga malam kamu nggak muncul lagi . Aku khawatir. " Seperti biasanya, suara mendayu itu adalah senjata Angel. Dia tahu betul jika Yuda menyukai semua itu.

" Tidak usah mengkhawatirkan aku lagi. Kali ini aku maafkan, lain kali jangan coba coba datang lagi. Aku tidak ingin berhubungan lagi dengan masa lalu. Semua masih begitu menyakitkan. Rasa diabaikan dan dianggap tidak penting itu sangat melukaiku. " Ucap Yuda tegas dan dingin.

" Aku tidak bermaksud melukai, aku hanya seorang anak yang dipaksa untuk mengabdi pada orang tuanya. Aku anak tunggal, Kak. Mama Papa ku juga Dokter. Mereka berharap banyak padaku. Aku malah berharap Kak Yuda menunggu ku. Aku juga sama hancurnya dengan mu. " Angel terisak pilu. Semua memang jujur dari hatinya. Cinta nya pada Yuda bukan suatu kebohongan. Hanya saja ambisinya mengalahkan segalanya.

Yuda tertegun melihat Angel yang terlihat juga sama terluka nya dengannya. Dengan ragu Yuda menarik Angel ke dekapan nya. Berusaha menenangkan agar tidak menangis lagi.

" Maaf karena telah meninggalkan mu, Kak. Tapi aku tidak bisa menghapus cinta ini begitu saja. Aku sakit melihatmu bahagia dengan wanita lain. " Angel makin mengeratkan pelukannya .

" Sudah, jangan menangis. Semua telah terjadi Angel . Kini kita hanya bisa berjalan di jalur masing masing. Suatu saat nanti kamu pasti akan menemukan orang yang tepat. " Yuda mengusap pipi Angel yang basah karena air mata.

" Aku tidak ingin yang lain. Aku hanya ingin denganmu . " Rengek Angel yang masih meneteskan air mata.

Yuda berdesir menatap mata basah itu. Mata yang dulu paling dia sukai saat Angel tersenyum maka mata itu menyipit. Pipi mulus yang basah itu dulu sering dia kecupi dengan gemas. Ternyata cinta itu masih bersisa. Masa lalu mereka terlalu kuat mengikat. Tanpa Yuda sadari kini bibir tipis Angel telah menyapu lembut bibirnya.

Yuda terpancing untuk menginginkan lebih dari sekedar kecupan. Dengan sisa sisa rindu yang terpendam Yuda memperdalam ciumannya. Meraup rakus lembaran kenyal yang masih terasa manis seperti dulu. Angel tentu tidak menyia nyiakan kesempatan yang ada. Kisruh rumah tangga Yuda adalah kesempatan baginya.

Tangan yang tadi membelit pinggang kini telah berada di dada Yuda. Menyusup ke dalam kaos putih tipis itu dan bermain lukisan abstrak dengan ringan. Yuda meremang merasakan halusnya jemari itu bermain di petakan perutnya. Akh... Angel paling tahu kelemahan nya.

Yuda menggeser kursinya ke belakang agar Angel bisa duduk di pangkuannya. Dengan sekali tarikan Angel duduk di pangkuan Yuda dengan posisi berhadapan . Angel telah menyiapkan dirinya. Dengan mengenakan dress selutut yang mengembang di bagian bawahnya.

Dengan leluasa Yuda meremas paha mulus yang terbuka sempurna. Kedua sejoli itu larut dalam gairah . Saling memberikan usapan dan isapan yang memabukkan keduanya. Sehingga keduanya lupa dimana mereka berada.

Tanpa disadari keduanya, Cantika terpaku menatap keduanya dengan hati terkoyak penuh luka. Sekuat tenaga Cantika meredam amarahnya. Menahan cairan benih lambang kerapuhan itu jatuh. Dengan nanar Cantika diam menikmati sampai dimana pertunjukan akan berlangsung. Karena itu akan menentukan layak atau tidaknya untuk bertahan.

Namun rengekan kecil dari mulut Malika mengangetkan kedua manusia yang sedang dilanda gairah. Hanya tinggal sekali hentakan saja semua pasti akan berakhir. Tapi bayi kecil itu tidak mengizinkan itu terjadi. Dia masih ingin melindungi Daddy nya.

Dengan cepat Yuda memasukkan kembali sesuatu yang sudah dia keluarkan dari tempatnya. Tanpa menurunkan Angel dari pangkuan nya Yuda berusaha menetralisir rasa kagetnya. Tidak ingin terlihat bodoh di depan Cantika. Yuda makin mengeratkan pelukan pada pinggang Angel dan meninggalkan kecupan pada bibir tipis yang kini telah membengkak.

" Akh... Sayang, sepertinya ada yang mengganggu kita. Maaf aku sudah kehilangan gairah karena melihatnya. Nanti kita lanjutkan lagi. " Ucapan Yuda membuat Angel yang tadi salah tingkah tersenyum manja.

" Nggak apa, masih banyak waktu Kak. Aku menunggumu. " Tanpa tahu malu Angel mengecup bibir Yuda. Dan Yuda membalas dengan mencuil hidung Angel.

Sungguh keduanya tidak punya hati. Seorang istri melihat suaminya bercumbu mesra dengan wanita lain. Tapi dengan tanpa merasa bersalah keduanya malah semakin menjadi. Luar biasa !!

" Tak usah merasa terganggu lanjutkan saja. Aku hanya ingin lewat, silahkan dilanjut. " Cantika berjalan dengan tegar sambil mengendong Malika dengan sebelah tangan dan sebelah tangan menggeret kopernya.

Tapi sewaktu melewati mereka Cantika berkata...

" Aku anggap ini hanya permainan semata, Mas. Tapi permainan itu ada masa usainya. Setelah skornya mencukupi maka permainan akan berakhir. Aku akan bertahan sampai skornya cukup. Ayo bermain... "

Yuda tertegun memahami ucapan Cantika. Dengan tatapan nanar Yuda menatap punggung itu menghilang. Ada rasa bersalah yang tidak bisa Yuda lukiskan. Sesaknya tiba tiba mendera. Istrinya terlihat tegar, jika wanita lain mungkin sudah mengamuk dan mengumpat.

" Pulanglah... " Yuda menurunkan Angel dan meninggalkan nya begitu saja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Happy Reading 💕

Terpopuler

Comments

Biru Laut mama anggita

Biru Laut mama anggita

sesek napas ku Thor dengan kelakuan Yuda jg angel , manusia manusia terkutuk di depan istri jg anaknya memperlihatkan kelakuannya yg seperti manusia yg nggak punya adap .........

2024-05-12

0

Kartini Kartini

Kartini Kartini

idih najis jijik banget ada lelaki bejat gitu mending ting pergi jauh sejauh mungkin

2024-03-16

0

Mansya Azril

Mansya Azril

wahwah rey versi 2 nie

2024-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Cantika, Yuda ,Dewangga
2 Niat Cantika
3 Misi baru Cantika
4 Kisah lama Dewangga
5 Amarah
6 Mari bicara...
7 Titik terang
8 Cantika yang menyerah
9 Salam dari Author
10 Kembalinya masa lalu
11 Putri cantik Cantika
12 Cantika yang membatu
13 Kedatangan Roman
14 Antara Benci dan Cinta
15 Rasa kehilangan
16 Darah pembunuh...?
17 Luka tak berdarah
18 Ketegaran
19 PRT kiriman
20 Pengkhianatan terbuka
21 Petaka cinta
22 Pergi...?
23 Cintakah ( Rasa bersalah kah)
24 Melelahkan...
25 Kalut
26 Pewaris PRA TECHNO
27 Menerima tawaran
28 Terasa jauh... ( Terlihat dekat)
29 Tak pernah menyerah
30 Luka lagi
31 Melemah...
32 Keteguhan hati
33 Kabar mengejutkan
34 Lorraine...
35 Tiga pria pewaris tahta
36 Ingin kembali...?
37 Reynal...
38 Satu kesempatan lagi
39 Sesuatu yang...
40 Last option
41 Kehilangan kesempatan
42 Tertangkap basah
43 Penyesalan tahap 1
44 Penyesalan tahap 2
45 Kantor baru
46 Mendekati hari sidang 1
47 Mulai curiga
48 Mari bercerai...
49 Perasaan aneh
50 Gelisah
51 Hati yang penuh harap
52 Menikah...
53 Memantapkan hati
54 Malika (operasi ? )
55 Sesal kemudian
56 Tiga hati
57 Jalan kembali...?
58 Kabar dari Author
59 Rey, Yuda... dilema
60 Kembalilah...
61 Menikahlah dengan ku...
62 Jangan menolak ku...
63 Setelah menikah
64 Kenapa Cantika...
65 Perasaan Mina
66 Malam yang panjang
67 Akhirnya...
68 Child free...?
69 Mencintaimu...
70 Semakin sulit
71 Angel...
72 Bertemu Angel
73 Lamaran
74 Kabar Author
75 Lamaran diterima
76 Wanita hebat
77 Gugup
78 Sisi yang berbeda
79 Malam panjang 1
80 Malam panjang 2
81 Rasa kehilangan
82 Perjalanan yang berliku
83 Kabar penting!!!
84 Perjalanan ( Berakhir)
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Cantika, Yuda ,Dewangga
2
Niat Cantika
3
Misi baru Cantika
4
Kisah lama Dewangga
5
Amarah
6
Mari bicara...
7
Titik terang
8
Cantika yang menyerah
9
Salam dari Author
10
Kembalinya masa lalu
11
Putri cantik Cantika
12
Cantika yang membatu
13
Kedatangan Roman
14
Antara Benci dan Cinta
15
Rasa kehilangan
16
Darah pembunuh...?
17
Luka tak berdarah
18
Ketegaran
19
PRT kiriman
20
Pengkhianatan terbuka
21
Petaka cinta
22
Pergi...?
23
Cintakah ( Rasa bersalah kah)
24
Melelahkan...
25
Kalut
26
Pewaris PRA TECHNO
27
Menerima tawaran
28
Terasa jauh... ( Terlihat dekat)
29
Tak pernah menyerah
30
Luka lagi
31
Melemah...
32
Keteguhan hati
33
Kabar mengejutkan
34
Lorraine...
35
Tiga pria pewaris tahta
36
Ingin kembali...?
37
Reynal...
38
Satu kesempatan lagi
39
Sesuatu yang...
40
Last option
41
Kehilangan kesempatan
42
Tertangkap basah
43
Penyesalan tahap 1
44
Penyesalan tahap 2
45
Kantor baru
46
Mendekati hari sidang 1
47
Mulai curiga
48
Mari bercerai...
49
Perasaan aneh
50
Gelisah
51
Hati yang penuh harap
52
Menikah...
53
Memantapkan hati
54
Malika (operasi ? )
55
Sesal kemudian
56
Tiga hati
57
Jalan kembali...?
58
Kabar dari Author
59
Rey, Yuda... dilema
60
Kembalilah...
61
Menikahlah dengan ku...
62
Jangan menolak ku...
63
Setelah menikah
64
Kenapa Cantika...
65
Perasaan Mina
66
Malam yang panjang
67
Akhirnya...
68
Child free...?
69
Mencintaimu...
70
Semakin sulit
71
Angel...
72
Bertemu Angel
73
Lamaran
74
Kabar Author
75
Lamaran diterima
76
Wanita hebat
77
Gugup
78
Sisi yang berbeda
79
Malam panjang 1
80
Malam panjang 2
81
Rasa kehilangan
82
Perjalanan yang berliku
83
Kabar penting!!!
84
Perjalanan ( Berakhir)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!