10

Sapto mengeram kesal...rencananya gagal total, padahal dia sudah mengeluarkan banyak uang.

" Ck....apa yang harus aku lakukan , mereka semua tidak berguna , hilang sudah uang ratusan juta milik ku ".

Meski rencananya gagal , tetap saja para preman itu tidak mau tau , mereka tetap minta bayaran full.

Sapto juga tidak kuasa menolak, selain takut pada preman itu , mereka juga mengancam akan buka mulut.

" Apa aku lamar saja langsung ke rumah nya...tapi apa Pak Umar mau menerima lamaran aku , sedang aku sudah beristri...dua lagi ".

" Kalau aku ceraikan Ayu dan Murni bagaimana......Aaarrggghhhhh ". Sapto menjambak rambutnya ....

Obsesinya ingin memiliki Aisyah sudah tidak terbendung lagi. Sampai ia kalap dan merencanakan penculikan itu .

Sapto ingin memaksa Aisyah agar mau di nikahinya , tapi harapannya melayang. Beruntung malam itu ia mendengar dari orang suruhannya bahwa pencarian Aisyah sudah menemukan titik terang.

Karena itu ia menyuruh semua orang bayarannya untuk meninggalkan tempat itu. Kali ini ia bisa bernafas lega , meski gagal setidaknya ia tidak tertangkap , jadi masih bisa membuat rencana baru.

*

Sudah dari dua minggu lalu, Lusi selalu datang ke Balai Desa , niatnya memang hanya untuk bertemu dengan Mahesa....sayang niatnya selalu gagal.

Sebenarnya dia sudah pernah mendekati Pak Lurah itu saat ada Gema di sini , tentu saja dia langsung di usir oleh Gema.

Kini setelah Gema sudah tidak di sini lagi , ia kembali mencoba mendekati Mahesa . Janda empat kali itu langsung kepincut dengan ketampanan Mahesa.

Karena tau Mahesa pulang karena sakit , Ia pun mendatangi Mahesa di rumahnya , Kali ini ia harus berhasil menjerat Pak lurah tampan nya itu.

Mahesa membuka pintu dengan semangat, ia kira Aisyah kembali datang ke rumahnya.

" Fat....eh kamu siapa ?" Mahesa berbicara lembut , mau bagaimanapun dia seorang Lurah yang harus mengayomi warganya.

" Pak Lurah lupa ya sama saya ". Lusi berbicara dengan suara mendayu.

Melihat penampakan Lusi yang berdandan menor bahkan memakai pakaian yang tidak layak, Mahesa malah bergidik jijik.

" Maaf , saya memang lupa ".

" Ihhhh Pak Lurah , aku kan yang waktu itu menawari Pak Lurah makanan dan minuman ketika Pak Lurah baru datang kemari ".

" Maklum karena orang di sana terlalu banyak , jadi maaf saya tidak bisa memgingatnya ".

" Saya mau memaafkan Pak Lurah , tapi ada syaratnya...eh kok aku tidak di suruh masuk sih Pak ?? di sini dinginnnn.....".Lusi mengusap dada dan lengannya sensual .

" Tapi maaf Bu , saya mau istirahat lain kali saja ya bertamunya ". Mahesa langsung menutup pintu dan menguncinya .

" Tidak di kota tidak di desa , ulat bulu ternyata ada di mana - mana...dan pakaiannya....astagfirullahaladzim ". Mahesa mengusap wajahnya kasar.

" Apa dia tidak mau memakai pakaian kurang bahan seperti itu , tidak takut masuk angin apa ".

Mahesa masih terus saja mengomel sendirian, " Sepertinya aku harus panggil Gema kembali kesini , aku malas meladeni ibu - ibu tadi ".

Sedangkan di luar, Lusi memandang pintu yang tertutup rapat itu , ia sudah dandan secantik mungkin , pakaian seksi juga sudah melekat di tubuhnya , masa iya ...dirinya di tolak mentah - mentah sama tuh Lurah baru.

" Apa dia buta , tanpa aku bicara saja pasti banyak lelaki yang bertekuk lutut padaku....kurang apa aku coba, susah sekali mendapatkan simpati Pak Lurah tampan ini...huh ".

Dengan langkah berat Lusi meninggalkan tempat itu , di depan rumah Pak Umar ia bertemu dengan Aisyah.

" Eh Mbak Lusi , dari mana Mbak, habis manggung ya kok jalan kaki ?". tegur Aisyah.

" Enggak , aku habis ketemuan kok sama Pak Lurah , aku mau minta tolong sama kamu Ais ?".

" Apa itu Mbak ?".

" Tolong jagain calon imam aku ya ?".

" Hah ?? siapa Mbak ?".

Lusi menunjuk ke rumah Mahesa ," Itu loh yang tinggal di situ , Pak Lurah tampan ". bisiknya ke Aisyah. Setelah itu Lusi melangkah pergi.

Aisyah hanya bisa meringis....otak nya tidak mau terima kalau Mahesa akan menjadi Imam Lusi , enggak mungkin...tolaknya...tapi hanya dalam hati.

" Pasti seru kalau Bu Lurah nya macam Mbak Lusi , ah tidak , kasihan juga Mas Mahesa kalau berjodoh dengan dia , bisa ancur negara kalau pimpinan nya kayak gitu ".

Besoknya....sesuai perintah Mahesa , Aisyah bearad dalam mobil Mahesa.

" Mas Mahe , tapi saya tidak nyaman loh berangkat bareng kamu , apa kata warga nanti ".

Senyum Mahesa menghilang ketika panggilan Mahe kembali terdengar.

" Fathiya , jika sekali lagi aku dengar kamu panggil aku Mahe, aku akan cium bibir mungil kamu itu ".

Oppppsss....Aisyah reflek menutup mulut nya .

" Maaf Mas , enggak lagi deh ".

" Coba ulangi lagi !".

" Maaf Mas Bian ".

" Itu lebih enak di dengar ". Mahesa mengembangkan senyumnya.....nurut juga ternyata .

" Kamu tau Fathiya , orang yang menculik Kamu belum tertangkap , dan aku rasa kamu masih belum aman ".

" Jangan menakuti aku Mas Bian ".

" Aku tidak menakuti kamu , makanya aku mengajak kamu selalu bersamaku baik pergi maupun pulang, agar aku bisa menjaga kamu ".

" Terima kasih Mas Bian , lalu apa sudah ada kabar dari kepolisian?"

" Belum , rupanya mereka cukup professional, tidak meninggalkan jejak sedikitpun ".

" Apa salahku Mas Bian , aku tidak bermusuhan dengan siapapun, aku juga bukan anak orang kaya, buat apa mereka menculik ku ".

" Benar juga ucapan kamu , mungkin motifnya lain , apa kamu pernah menolak seseorang Fathiya ?".

Aisyah mulai berfikir....lalu ada satu nama terlintas di otaknya...masa dia sih....ia menggelengkan kepalanya.

" Ada apa ? Kamu ingat sesuatu ?".

" Apa mungkin orang itu ya Mas ".

" Siapa , bicara yang jelas Fathiya !".

" Pak Sapto , ia berulang kali mau mengajak aku tapi aku tolak terus, terakhir kali ia mau mengajak aku berkencan ".

" Kenapa kamu tolak ?".

" Yang benar saja, otak ku masih waras ya , dia itu istrinya sudah dua , gila apa mau menjadikan aku istri yang ke 3 , ogah ". Ucap Aisyah berapi - api.

" Santai saja , enggak usah ngegas kayak gitu ".

" Habis Mas menyebalkan, dikira enggak ada laki - laki lain apa , sampai mau sama dia ".

" Tapi dia kaya loh Fat ".

" Aku bukan cewek matre, lagipula harta bajyak juga enggak di bawa mati kok ". Mahesa tersenyum penuh arti mendengar jawaban Aisyah.

" Kalau begitu aku akan menyuruh orang untuk memata -- matai dia ". Aisyah mengangguk.

" Ingat , jangan keluar sendirian dan yang paling penting jangan pernah lepas dari pandangan aku !". Lagi - lagi Aisyah mengangguk, ia merasa terlindungi oleh sosok Pak Lurahnya itu.

Bersambung.....

Tinghalkan jejak ya sayyyy.....

Mampirlah ke karya othor yang lain...😘👍🏻

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

ya jelas terlindungi lah wong pak lusa punya misi tersendiri

2024-04-28

0

istrina onet

istrina onet

makanya cepat halalin Aisnya pak lurah biar bisa jaga Ais 24 jam full

2024-04-20

0

oppa seo joon

oppa seo joon

Sapto tuh salah sasaran harusnya yg jadiin istri k 3 tuh Lusy...cocok deh 🤣🤣

2024-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!