06

" Aisyah " panggil Sapto .

Ia memang sengaja menunggu Aisyah di pinggir jalan menuju Balai Desa. Melihat Aisyah yang akan lewat ia langsung mencegatnya.

Aisyah mengerem motornya, beruntung ia jalannya tidak terlalu ngebut .

" Aduhhhh , selamat...selamat...Bapak kenapa menghalangi jalan saya sih , bahaya tau Pak ". omel Aisyah, ia mengelus dadanya yang hampir terkena serangan jantung akibat ulah orang di depannya.

Sial nih anak , masa aku di panggil PAK....

" Eh iya , maaf ya ".

" Iya , saya maafin , Bapak ada perlu apa sampai menghentikan saya seperti ini ".

" Emmm begini , saya kan mau beli tanah lagi, kalau kamu yang ngurus surat - suratnya bagaimana , ada upahnya kok tenang aja ".

" Kenapa enggak ke Balai Desa saja Pak , kan lebih enak , enggak di jalanan gini ".

PAK lagi...

Sapto kesal juga di panggil PAK terus oleh Aisyah, karena ia merasa masih sangat muda.

" Kalau begitu kamu turun sebentar , kita duduk di sana ". Sapto mununjuk warung kopi yang kebetulan ada di pinggir jalan tampat ia berdiri.

" Tapi , saya nanti terlambat Pak ".

" Sebentar saja Aisyah , kamu kan abdi masyarakat, masa tidak mau membantu warganya ".

Aisyah tidak enak hati , " Baiklah , tapi saya tidak bisa lama ".

" Mau minum apa Aisy ?".

" Terima kasih, enggak usah Pak , langsung saja ".

" Saya itu mau beli tanah di desa sebelah , saya mau kamu mengurus sertifikat nya, sekalian juga ada surat tanah yang belum saya balik nama , ada beberapa ...saya lupa saking banyaknya tanah saya ".

Ck..sombong....

Aisya mulai tidak suka dengan Sapto , apalagi dengan ucapan Sapto yang merasa dirinya orang paling kaya sedunia.

Aisyah pasti mulai tertarik padaku, apalagi dia sudah tau kalau hartaku banuak...

" Apa surat - surat nya sudah Bapak bawa ?" Sapto menggelengkan kepalanya.

" Hufffttt.....kalau begitu Bapak nanti ke Balai Desa saja , saya tunggu di sana ".

" Baiklah kalau kamu yang minta , Aisyah ini aku tadi beli sarapan kelebihan buat kamu saja ".

" Terima kasih , saya sudah sarapan , Bapak berikan saja pada istri atau anak Bapak ".

" Permisi ". Aisyah bergegas membawa motornya, agar Sapto tidak lagi menganggunya.

" Eh tunggu....bahkan dia belum tau nama ku ". Sapto pun pulang ke rumahnya, ia akan mandi lagi , memakai pakaian yang bagus , dan tentunya minyak wangi.

Sapto juga mampir dulu ke tukang cukur , agar nampak lebih muda. Ayu sampai kaget melihat penampakan Sapto yang ia akui berbeda saat ini... Memang terlihat lebih muda sih ..meski sedikit.

" Bang ". panggil Ayu yang mau bicara tapi langsung di potong sama Sapto.

" Jangan ganggu aku dulu Yu , siapkan saja baju aku yang baru aku beli kemaren sekalian celananya ".

Murni sendiri sedang berada di rumah orang tuanya , kalau tidak ia akan jalan - jalan kemanapun dia suka.

Murni melakukan itu karena untuk menyenangkan dirinya sendiri dari pada harus terus memikirkan dirinya yang sudah di madu oleh Sapto.

" Kamu mau kemana Bang ?". Ayu sangat curiga , bahkan minyak wangi yang di pakai Sapto sampai membuatnya sedikit mual.

" Ada urusan sebentar ".

" Urusan apa , apa mau cari istri lagi ?".

" Sudah aku bilang, jangan ikut campur urusan aku Yu , kalau kamu masih mau jadi istriku ".

Sementara di Balai Desa , Aisyah datang terlambat. Baru saja ia pantatnya akan menyentuh kursi sudah ada panggilan dari dalam

" Ais , kamu di panggil sama Pak Lurah !". Ucap Gema.

Dengan langkah malas Aisyah masuk ke ruangan Mahesa.

Belum juga duduk, pasti mau di marahin nih , semua gara orang tadi....kenapa aku selalu sial bertemu dengan orang menyebalkan terus...

" Masuk !". " Kamu keluar Gem !".

" Cih....mau berduaan rupanya ". Ucap Gema lirih .

" Duduk !".

" Maaf Pak ". Ucap Aisyah, mending minta maaf dahulu sebelum di marahi..ia sadar diri.

" Maaf ?? Untuk apa , padahal saya belum ngomong apa - apa ".

Tuh kan , salah lagi ...

" Karena saya terlambat datang , itu karena tadi ada warga yang menghentikan saya di jalan ".

" Saya tidak tanya ". Ucapan Mahesa membuat kepala Aisyah mendidih, jika bisa di lihat pasti kepala Aisyah sudah mengeluarkan asap tebal.

Nih Pak Lurah maunya apa sih, mau ngajak gelud beneran nih kayaknya....

" Ya sudah kalau tidak tanya , saya hanya menginformasikannya saja , supaya Pak Lurah tidak perlu cape - cape menanyakan keterlambatan saya ".

Mahesa tersenyum miring , entah mengapa ia senang melihat Aisyah yang sedang marah itu.

" Mengaku juga kamu kalau salah , nanti temani saya lembur sampai sore ".

" Lagi Pak ?".

" Iya , apa ada masalah....itung - itung itu hukuman untuk kamu ".

" Enggak ada hukuman lain apa Pak ?". kayak emak - emak....suka nawar.

" Ada ".

" Apa tuh Pak ".

" Tapi kalau sudah saya sebutkan kamu harus mau , tidak boleh menolaknya, bagaimana ?".

Iya....jawab saja iya Aisyah....batin Mahesa....

Aisyah nampak berfikir , tidak ada salahnya ia terima dari pada harus pulang kesorean.

" Ais , sampai kapan kamu akan menjawab , saya tidak akan menghukum kamu lagi kalau setuju dengan hukuman opsi kedua ini ". Mencoba mumbujuk , agar Aisyah masuk ke perangkapnya.

" Baiklah ". Aisyah pasrah.

" Oke deal ya , hukumannya adalah apapun dan kapan pun saya minta bantuan kamu , kamu harus siap sedia ".

" Eh enggak boleh gitu , itu namanya curang Pak ".

" Dilarang protes ".

Aisyah mendengus kesal, kalau begini sih sama saja namanya, tiba - tiba hidungnya mencium bau minyak wangi yang cukup menyengat.

" Bapak pakai minyak wangi apaan sih , baunya minta ampun ". Ia menutup hidungnya.

" Bukan saya Aisyah , saya tidak perlu pakai minyak wangi juga sudah wangi ".

Salah nanya aku... kesal Aisyah.

Tok...tok....tok... " Pak , ini ada orang nyari Aisyah ".

" Suruh masuk saja !".

Uhukkk.uhukkkk....Aisyah sampai terbatuk.

Busyet nih orang, pakai minyak wangi se ember kali ya , baunya enggak banget deh..ternyata dia biang keladinya.... Aisyah sampai menahan nafasnya.

" Saya ada urusan sama Aisyah Pak Lurah ". Ucap Sapto.

" Aisyah , bawa ke ruangan kamu !".

" Baik Pak ". " Mari pak ikut saya ".

Harapan ingin berbicara berdua dengan Aisyah kandas sudah, karena Asrul dan Gema ikut dalam pembicaraan mereka.

" Baiklah Pak Sapto , besok kami akan bantu Pak Sapto untuk mengurus semuanya ".

" Emmm Aisyah, apa kamu punya waktu ?".

" Enggak ada Pak , maaf ya , saya harus bekerja , saya terlambat gara - gara Bapak memghentikan saya tadi ".

" Baiklah , aku tidak akan mengganggu kamu , tapi nanti malam aku akan datang ke rumah kamu ".Sapto beranjak dari sana.

Tentu saja ucaoannya tadi di dengar oleh Asrul dan juga Gema .

Saingan si Bos rupanya....berita bagus nih buat di jual....Cuan Bos , batin Gema bersorak ...

Bersambung.....

Tinggalkan jejak ya buat othor.....Makasih 😘🙏

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Sapto ini minta di sunat lagi kali ya biar tobat

2024-04-28

0

istrina onet

istrina onet

ada info ada cuan yaa Gem 😁😁😁

2024-04-20

0

Sintia Dewi

Sintia Dewi

dihh si sapto ini udh punya istri 2 msih mau nikah lg, jangan2 dia yg mandul istri udh 2 mau nambh brapapun klok dianya yg kelainan gk bklan punya keturunan

2024-04-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!