05

" Assalamualaikum ". Ucap Aisyah kencang ...tak lupa ia menghentakkan kakinya pertanda masih kesal.

" Waalaikumsalam ". Jawab Pak Umar dengan suara teduhnya.

" Kok baru pulang Nduk ?".

" Iya Pak , ini gara - gara pak Lurah baru yang menyebalkan itu ".

" Husstt Nduk , ngomongnya jangan begitu , enggak baik ".

" Bapak enggak tau aja , seharian ini tenaga aku di perah kayak Sapi , makan siang saja sampai telat tadi ".

" Jadi yang di perah kamu apa Sapi ?" canda Pak Umar.

" Bapakkkkk....".

" Iya iya maafin Bapak , sudah sana mandi , kamu bau sekali Nduk ".

Aisyah melirik Pak Umar tajam...bibirnya mengerucut , tidak terima di katai bau oleh sang Bapak.

Selesai mandi dan melaksanakan ibadah , Aisyah merebahkan badannya sejenak, karena benar - benar lelah.

" Kayaknya ngajak perang tuh Lurah , perasaan tadi cuma aku yang terus saja ia suruh ini dan itu , salah apa sih aku, kayak dendam banget deh sama aku ". Aisyah berbicara sendiri.

" Tenang Aisyah, kamu enggak boleh lemah , harus melawan , semangat ...semangat ...".

" Awas aja kalau besok bikin ulah lagi , aku bakalan sunat lagi kamu Pak Mahe ".

Aisyah terusik , karena mendengar suara cekikikan dari pintu...ternyata dua keponakan kembarnya berada di sana.

" Rara , Iren...kalian sedang apa , ngetawain Bunda ya ?".

" Habis Bunda ngomong sendirian kayak mbak - mbak yang biasa mangkal di tikungan itu ya Ren ?".

" He ' em..iya kak betul sekali ".

Mata Aisyah melotot, " Apa !! Jadi kalian samain bunda sama Mbak Mumun yang stres itu ya ". Aisyah langsung menggelitik pinggang kedua keponakannya.

" Ampun Bun...maaf....nyerah....geli Bun ".

" Makanya jangan sembarangan ngomongnya, Bunda cantik cetar menbahana kayak artis gini malah di samain sama orgil ".

" Iya deh maaf ". Ucap keduanya.

" Ada apa kalian nyamperin Bunda ?".

" Mau minta tolong, PR nya susah Bun ".

" Ya udah ayok , keburu magrib nanti ".

Seperti biasanya Aisyah akan membantu Rara dan Iren mengerjakan tugas sekolahnya.

Malam pun tiba....

" Gem , kenapa rumah depan sangat ramai dengan anak - anak ya ?" Mahesa penasaran dengan keadaan rumah Pak Umar.

" Sebentar saya tanya Bik Imah dulu ".

" Kirain tau , eh nanya juga ".

Gema sudah kembali dari belakang , ia bertanya pada Bik Imah yang sedang memasak di belakang.

" Kata Bik Imah , kalau malam di rumah Pak Umar banyak anak - anak mengaji Bos ". seperti biasa tak ada tanggapan dari Mahesa , padahal ia yang bertanya....Gema sih tak masalah , sudah kebal juga.

" Bos pinter ngaji enggak ?". tanya Gema kemudian.

" Ngapain nanya kayak gitu enggak ada hubungannya ?".

" Ada lah Bos , kalau Bos mau jadi menantunya Pak Umar harus pinter mengajilah , satu lagi Bos , sholatnya jangan bolong - bolong ".

" Sok ngajarin, ngaca apa Gem !".

" Lah saya mah enggak usah ngaca juga pasti terlihat tampan terus Bos ".

" Enggak Nyambung , dasar Asisten kurang se ons ". gerutu Mahesa.

Gema tertawa, ia senang kalau Mahesa kalah berdebat dengannya , mungkin suatu prestasi bagi Gema...dasar aneh memang.

Habis isya , Mahesa baru akan mengajak Gema ke rumah Pak Umar , bersilatuhrahmi sebagai warga baru , apalagi Pak Umar termasuk tokoh masyarakat di sana yang sangat di hormati.

" Assalamualaikum ". Gema memberi salam.

" Waalaikumsalam, loh Kak Gema ?". Balas Aisyah , tapi matanya menatap tak suka pada sosok di belakang Gema.

" Enggak di suruh masuk nih tamunya ?".

" Eh iya maaf , masuk yuk Kak !". ajaknya ke Gema.

" Ehemmm ". Mahesa bersuara karena merasa fi abaikan oleh dua mahkluk di hadapannya ini.

" Eh lupa , ada yang tertinggal rupanya , mari masuk ke gubuk kami pak Mahe ..eh Pak Lurah ".

Dengan angkuh Mahesa berjalan masuk melewati Aisyah.

" Tuan rumah nya di cuekin ". gerutu Aisyah hingga menerbitkan senyum tipis di bibir Mahesa.

" Kak Gem mau ketemu siapa ?".

" kalau aku mau ketemu kamu aja Aisy ,tapi kalau pak Bian mau sama Pak Umar, ada enggak ?".

Tangan melayang ke punggung Gema. pelakunya tentu saja Mahesa.

" Sakit Bos ". Mahesa hanya mengedikkan bahunya, ia masih memasang wajah datar.

" Bapak lagi di Masjid , tunggu aja bentar lagi pulang kok , Kak Gema mau minum apa ?".

" Kopi tapi enggak pakai gula , takut kemanisan soalnya senyum kamu sudah manis sekali ".

Aisyah terkekeh, " Dasar buaya darat, kerjaannya gombal melulu ".

" Pak Lurah mau minum apa ?".

" Air putih saja ya biar cepat ". belum juga Mahesa menjawab , Aisyah sudah berucap lagi sambil tersenyum meledek..apalagi melihat mata Mahesa yang hampir melompat dari sarangnya.

Gema terkekeh...ia juga menikmati ketika Aisyah mengerjai sang atasan.

Tak lama Pak Umar pun pulang dari Masjid. mereka bertiga terlihat berkenalan dan mengobrol santai .

" Bapak sudah pulang, sebentar aku buatin Bapak teh hangat dulu ".

" Aisyahhh ". panggil Pak Umar.

" Ini apa Nduk ?"

" Air putih Pak ". Aisyah benar - benar memberi Mahesa segelas air putih.

" Kenapa beda , buatkan pak Lurah Teh juga ". perintah Bapak , Aisyah tidak berani menolaknya. Mahesa tersenyum miring, ternyata pada Pak Umar lah macan kecil ini tunduk , batin Mahesa.

Ternyata Pak Umar cukup enak di ajak ngobrol orangnya , tidak kaku bahkan kadang sedikit bercanda .

Mahesa sangat senang, sambutan Pak Umar begitu hangat padanya.

" Oh ya Pak Lurah , tolong bimbing putri saya , dia masih baru dalam bidang ini , tegur saja kalau dia salah ".

" Baik Pak Umar, kalau begitu kami pamit dulu ".

" Nduk , Pak Lurah mau pulang ini ". Aisyah pun keluar setelah di panggil Pak Umar.

" Terima kasih atas jamuannya Pak Umar , Aisy ". .

" Sama - sama Pak Lurah ".

" Bundaaaaa ". Iren teriak dari dalam . " Bunda , kakak tidak mau meminjamkan buku ceritanya ".

" Enggak , bukan gitu Bun ". Rara membela diri.

" Udah jangan berantem, biar Bunda bacakan saja , ayo ke kamar kalian, saya permisi dulu Pak Lurah , Kak Gema ".

Mahesa tidak bisa berkata apa - apa , tubuhnya terasa kaku ,melihat kenyataan gadis muda itu sudah mempunyai dua anak...

Bagaimana mungkin....ucap Mahesa dalam hati.

Setelah mengucapkan salam , Gema terpaksa sedikit menarik Mahesa untuk beranjak dari sana.

" Kamu lihat kan Gem...dia sudah punya anak, dua lagi...umurnya baru 21 tahun , kapan dia nikahnya, apa ketika masih SMP ....gila aku enggak nyangka ". Mahesa masih belum percaya, melihat gadis semuda itu sudah mempunyai anak yang berumur 7 tahunan.

" Bukan anaknya kali Bos , soalnya aku enggak lihat sosok laki- laki lain selain Pak Umar ".

" Bukannya kamu dengar dua anak itu memanggil Aisyah dengan sebutan Bunda ".

" Kamu cari informasi yang akurat apa Gem ".

" Iya , nanti aku tanya Bik Imah lagi , komplit pokoknya, sekalian kebiasaan dan kesukaan Aisyah kalau perlu ".

Mahesa mendengus , sepertinya malam ini ia tidak akan bisa tidur nyenyak, memikirkan Aisyah , gadis yang dari pandangan pertama sudah menjadi incarannya sudah memiliki dua anak....

Pusing - pusing dah .....

Bersambung....

Beri othor like, vote atau apalah...biar semangat 45 nulis nya.....😘👍🏻

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Oh.. Love at the first sight toh si pak lurah

2024-04-28

0

istrina onet

istrina onet

kegalakan pak Lurah karna suka sama Ais,,,,,

2024-04-20

0

Sintia Dewi

Sintia Dewi

Ah elah pak lurah sih buat aisyah jengkel terus susah nantik dektinya/Tongue/ rasain gengsi digedein

2024-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!