18

Aisyah habis mengantar makanan ke rumah Bapaknya, biasanya Bi Imah yang akan melakukan itu sekalian pamitan untuk pulang ke rumahnya.

Tapi hari ini ia ijin karena tidak enak badan . Aisyah masuk ke dalam rumah tanpa ia tau ada dua pasang mata yang memperhatikannya.

Lusi yang memang ingin datang ke rumah Pak Lurahnya , tidak sengaja ia melihat Aisyah masuk begitu saja ke dalam rumah Mahesa , membuat Lusi bertanya - tanya.

" Si Aisyah kok enggak sopan banget sih , masuk ke rumah Pak Lurah nyelonong saja tanpa permisi ".

" Gaya nya saja sok alim pakai hijab , tapi kelakuannya enggak bener kayak wanita murahan...ternyata jadi anak Pak Ustadz tidak menjamin akhlak seseorang ". Lah si Lusi lupa dia wanita seperti apa...

" Mending aku kemana - mana , setidaknya aku enggak jaim...jujur orangnya ....". Lusi memuji dirinya sendiri.

Di dalam...

Greb....Aisyah di peluk Mahesa dari belakang.

" Astagfirullahaladzim Massss, sukanya ngagetin aja sih ".

" Sudah kamu antar sayang ?".

" Sudah , sekarang Mas makan ya !".

" Kalau Mas makan kamu dulu boleh enggak ?? sebentar saja sayang , aku akan main cepat " kalau sudah begini Mahesa tidak dapat di tolak.

" Sebaiknya Mas makan dulu , biar tenaganya makin kuat , jadi Mas bisa nambah berkali- kali " janji Aisyah membuat Mahesa tersenyum penuh arti.

" Mas pegang ucapan kamu ya , tapi yang ini Mas tetap mau icip- icip dikit ".

**Ihhh enggak bisa di kadalin nih Mas Bian... aku salah ngomong deh dan kayaknya aku harus kembali begadang malam ini**..

Ketika Aisyah mulai menikmati sentuhan Mahesa....tiba - tiba pintu rumah mereka di ketuk dari luar.

Tok....tok...tok...

Ceklek....

" Oh , kamu rupanya, ada apa ?" Mahesa berusaha berbicara dengan sopan , meski dalam hatinya merutuki tamu itu....Tamu tidak tau waktu , menganggu saja....ucapnya dalam hati

" Aku tau Pak Lurah pasti belum makan malam , iya kan...tebakanku pasti benar, karena itu saya bawakan Pak Lurah makanan enak , saya sendiri yang masak loh Pak Lurah ".

Kebetulan tadi dia bertemu dengan Bi Imah di puskesmas, karena itu dari siang Lusi sudah sibuk mempersiapkan masakan untuk ia bawa ke rumah Pak Lurah , pujaan hatinya saat ini.

Meski sering di tolak , Lusi tipikal wanita yang pantang menyerah, bisa di bilang juga muka tembok lah...karena ia akan terus mengejar untuk mendapatkan mangsanya.

Jangan di tanya juga dandannanya...lebih cetar dari yang sudah- sudah.

" Maaf bukannya menolak pemberian kamu , tapi saat ini saya sedang makan malam....kalau saya terima takutnya mubazir makanan itu, enggak mungkin saya makan semuanya , perut saya tidak akan muat , apa lebih baik kamu berikan saja pada yang lebih membutuhkan ".

" Enak saja , saya masak ini khusus buat Pak Lurah...ini ada daging rendangnya juga loh Pak..di icip dulu lah ".

" Maaf Mbak Lusi...saya nanti kekenyangan ".

" Apa Pak Lurah mau daging yang mentah saja , di jamin tidak akan membuat Bapak kekenyangan tapi akan membuat Pak Lurah mendesah kenikmatan ". ucap Lusi mengedipkan satu matanya, satu tangannya meraba dadanya hingga ke bawah mengangkat sedikit rok yang ia pakai .

Mahesa menahan amarahnya , jangan sampai ia memukul wanita di depannya ini.

Di kira aku doyan barang murahan apa...menjijikan sekali...aku pecat jadi warga baru tau rasa nih orang .... gerutu Mahesa.

" Maaf sekali lagi Mbak Lusi , kalau tidak ada hal lain lagi sebaiknya Mbak Lusi pulang saja , ini sudah malam , wanita baik - baik harus bisa menjaga kehormatannya , Mbak Lusi tidak mau kan kalau di bilang wanita murahan...".

" Lalu apa bedanya dengan Aisyah , dia pakai hijab lagi , kenapa dia masuk ke rumah Pak Lurah dan sampai sekarang belum keluar - keluar juga , kenapa saya tidak di perbolehkan masuk....kan sama - sama warganya Bapak ".

Jadi dia lihat Aisyah masuk tadi....

" Oh Aisyah... dia sudah pulang lewat pintu belakang ".

" Masa sih , saya kok enggak lihat ".

" Nah kan Aisyah sudah pulang tuh Pak , sekarang gantian saya yang masuk ya...apa Pak Lurah tidak mau mencicipi tubuh saya yang seksi ini , perlu Pak Lurah tau banyak loh yang antri ingin bersanding dengan saya Pak ".

Dih Pede gila , orang mabuk kali yang mau antri...

" Buat Pak Lurah , aku rela sampai mengemis begini , masa Pak Lurah tega cuekin saya terus ".

" Tapi maaf saya tidak tertarik dengan tawaran Mbak Lusi....permisi ".

Brakkkk....Mahesa membanting pintu rumahnya, Lusi sampai melonjak kaget , dia kesal lagi - lagi dirinya di tolak mentah - mentah oleh Mahesa.

Di jalan ia bertemu dengan Sapto .

" Eh ada Janda nih ? " sapa Sapto.

" Bang Sapto , anterin Lusi pulang dong Bang ". ucapnya manja.. Lusi merubah mimik wajahnya ketika bertemu dengan Sapto.

" Boleh saja , mau di anterin kemana ?".

" Kemana saja , di bawa pulang ke rumah Bang Sapto Lusi juga ikhlas kok ".

" Wah kalau itu enggak bisa Lus...bini udah ada dua di rumah ".

" Bang Sapto enggak ada rencana buat tukar tambah sama aku ".

" Rencana ada , tapi sayang bukan kamu Lus, kamu sudah tidak masuk kriteriaku , aku enggak suka barang yang bekas orang banyak ".

Lusi mencebik ...mood nya kembali anjlok , ia kira bisa merayu Sapto , lumayanlah ...meski tidak terlalu tampan seperti Pak Lurah , setidaknya Sapto tajir...banyak uangnya.

" Memangnya kamu dari mana Lus , mukanya bete gitu , apa habis jualan enggak laku ". sarkas Sapto.

" Enak saja jualan , enggak level ". Lusi memang enggak jualan tapi ia bekerja di salon.

" Terus itu bawa - bawa rantang ngapain coba ?".

" Ini ...aku tadi ke rumah Pak Lurah buat ngasih makanan , tapi di tolak ".

Ha..ha..ha...tawa Sapto menggema.

" Yang bikin aku kesal tuh aku lihat Aisyah boleh masuk ke dalam rumahnya sedangkan aku enggak boleh , kan itu namanya pilih kasih ".

" Apa kamu bilang Lus....Aisyah masuk ke rumah si Lurah itu ?". Sapto mengepalkan tangannya...ia kembali teringat ketika anak buahnya melaporkan Aisyah bermalam di hotel bersama Mahesa.

" Iya , bahkan sepertinya Aisyah belum keluar deh tapi Pak Lurah bilang Aisyah keluar lewat pintu belakang....enggak mungkin banget kan , aku rasa Aisyah ada skandal dengan Pak Lurah ".

" Kamu mau membantuku Lus ?".

" Membantu apa ?".

" Kita ajak warga untuk menggrebek mereka ".

" Tapi nanti Pak Lurahnya gimana?". Lusi masih berharap bisa mendapatkan Mahesa.

" Percuma kamu mengharapkan dia , Lurah itu lebih suka daun muda , lalu apa kamu rela orang lain yang mendapatkan Lurah itu ".

" Enggak lah...".

" Makanya kamu bantu aku , ajak warga sebanyak - banyaknya...hasut mereka , ini tidak gratis, ada uang buat upah lelah kamu ".

" Ini aku beri Depenya....sisanya kalau kamu berhasil... kamu tunggu pertigaan sana ya !".

Lusi mengangguk , ia jadi semangat apalagi sudah di sogok sama uang ratusan ribu sebanyak sepuluh lembar.

" Kalau begini urusan lancar Bang...terima kasih ". Lusi mencium uang itu lalu mengipaskannya di wajah.

Bersambung....

Tinggalkan jempolnya ya...👍🏻😘

Terpopuler

Comments

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Mau digrebek y sok2 aja Sapto,mau buktiin pasal apa coba sedangkan pak RT,pak RW,perangkat Desa,dan tetangga kanan kiri nya Aisyah udh pd tau mereka udh sah menikah 🤣🤣🤣

2024-05-15

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

minggu di kumpulan itu para warganya ntar kalau kamu sendiri yg bakal speechless dgn fakta tentang Aisyah dan Mahesa

2024-04-28

0

istrina onet

istrina onet

wahhh rencana yng hebat Sapto 🤭🤭🤭

2024-04-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!