Apakah itu juga disebut pasar bunian?
Kenapa mereka sekarang berjualan di atas air? Ah sungguh membingungkan, gumam Rani dalam hati.
Kabut tebal menyelimuti seluruh pandangan. Rani mengambil lentera yang terapung di pinggir danau. Terdengar suara percikan air yang di lalui Rani.
"Airnya begitu dingin, sangat dingin sekali."
Dia hampir saja terjatuh dan terjebak di antara lumpur dalam air.
Rani melihat bayangan yang tadi Membawanya berjalan menghampiri.
"Sini aku antar pulang, Aku tidak ingin berniat menyakiti mu", kata makhluk berwajah pucat.
Rani melihat gigi taringnya sangat mirip dengan tamsi. Makhluk berwajah pucat menyeramkan yang sudah dua kali menyelamatkannya. Mereka pulang naik sepeda hantu. Tampak roda terbuat dari kayu Bagian depan sebesar bola raksasa dan bagian belakang sekecil bola basket. Laju kendaraan yang sangat kencang. Rani basah kuyup sesampai di rumah.
Ting tong, Ting tong (Bel berbunyi).
"Rani, kenapa basah kuyup seperti ini?"
Rani menangis dan memeluk erat ibu.
"Mulai sekarang jangan pernah keluar tanpa ijin ibu!" kata ibu menegaskan.
"Tapi bu, Rani keluar gak keinginan Rani bu ada makhluk lain yang menggangu Rani."
Ibu membersihkan rambut anak bungsunya dengan raut wajah gelisah. Ibu menyuruh semua orang berkumpul di ruang keluarga, tidak terkecuali si kucing hitam.
"Ini lah kisah yang ingin ibu cerita kan
Semua berawal dari kakek buyut, jadi secara turun temurun ada dari antara cucu buyut mendapat mata batin atau indera ke enam atau juga bisa di dapat dari anugerah illahi, tidak ada satupun yang dapat mengetahui rahasia garis dan takdir dari yang maha kuasa", ibu bertutur dengan suara yang pelan.
"Berarti itu turun ke Rani atau mungkin bisa di sebut nasib ataupun takdir bu?" kata kak Alfa sambil memandang adiknya.
...----------------...
Malam pun berlalu, pergerakan waktu menggores kenangan sedu sedan berganti setitik harapan bahagia dari mentari bersinar terik. Sinar kemilau memancar sampai ke jendela kamar. Hari panjang untuk gadis bermata ghaib, dia sedang bersiap untuk pergi studi tour di sebuah desa diluar kota. Jarak kira-kira 3 jam dari kampus mereka. Rani, Mia, Geri dan Aska. Tamsi juga ikut dan masukkan ke dalam ransel khusus untuk hewan peliharaan. Dari kemarin malam dia selalu menempel di kaki Rani seolah dia tau bahwa Rani ingin pergi beberapa hari.
Mereka menuju ke sebuah desa yang sangat asri. Namun terkesan angker banyak bukit barisan berjejer mengiringi perjalanan kami. Penduduk ramah seakan membuat mereka gampang beradaptasi. Rani menyusun barang-barang di salah satu perumahan pedesaan warga. Rani, Mia dan Aska tidur satu kamar sedangkan Geri tidur di rumah kepala desa. Tamsi di tempatkan Rani di dalam kardus di dekat teras kamar. Entah mengapa kucing manis itu cepat sekali sangat jinak dan penurut kepada Rani.
Di belakang rumah salah satu warga yang kami singgahi untuk bermalam terdapat sungai yang mengalir deras dengan gemercik menyambar bebatuan sekitar. Di sela-sela suara alam yang menenangkan, Rani mendengar suara tangisan seorang wanita. Rani menyibak tirai dan dia benar-benar sangat terkejut lalu menutup mulutnya. Semua teman-teman tidak ada yang menyadari akan kehadiran sesosok penampakan saat dia membuka tirai jendela begitu lebar.
"Mi, Ayo temani aku mencari Tamsi!"
Mia perlahan berjalan ke pintu di belakang Rani. Aska ikut menyusul sambil berjaga membawa lampu senter. Dia hanya ingin menyelamatkan Tamsi dan mendapatkan memasukkan kucing hitam itu ke dalam kamar mereka. Rani meminta tolong kepada teman-teman agar jangan di beri tahu oleh nek Tini (Pemilik rumah) bahwa kucing berada di kamar mereka.
"Kucing yang pintar jadi jangan kemana-mana ya", kata Rani.
"Pokoknya malam ini aja ya. Bulu hidung aku gatel karena alergi kucing! Hacim", Omelan Aska meliriknya.
Mia menyodorkan beberapa tisu dan air hangat kepada Aska.
"Kamu memang sahabat yang baik!" ucap Mia sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Daun ubi
hai tamsi. aku mau curhat❣️kemarin aku jalan jalan ke pasar jogja. ada banyak pedagang jual kucing. aku mau membeli kucing mirip tamsi tapi nggak ada. lebih kasian kucing kucing yang di kurung disana kurusan. aku memutuskan membeli tiga kucing. harganya cukup mahal. aku berjanji suatu saat perlahan bawa mereka semua. para kucing itu
2024-12-27
333
🥭Mangga muda
semangat Rani
2022-10-10
0
V3
perasaan sdh 2 novel kak Arsy yg aku baca , aku blm prnh lihat ada visual tokoh² nya ,, ????
2022-06-04
0