Aska dan Mia berlari tanpa tau arah dan bersembunyi di sela-sela bebatuan besar. Mereka tidak melihat kalau di bahwa batu adalah sebuah rumah yang di huni oleh kakek-kakek tua. Angin bertiup kencang, suasana langit berwarna merah kegelapan. Kakek tua itu berdiri di hadapan mereka.
"Ampun kek, kami sebentar numpang bersembunyi dari monster yang mengejar!" teriak Aska.
Mia memejamkan mata dan memeluk Aska.
Aska dan Mia melanjutkan lari maraton mereka ke arah Rani. Mereka di bawah jembatan panjang dekat Geri yang tergantung di atas pohon. Sedangkan Tamsi menghilang bersama makhluk raksasa. Sayup-sayup terdengar suara anak kecil.
"kakak, ihihihh"
"Adik kecil apakah kamu tersesat?"
Tampak anak kecil bunian seperti habis terjatuh. Badannya penuh lumpur dan kotor. Kaki dan Lengan seperti luka tetapi tidak mengeluarkan darah berwarna merah namun darah berwarna hitam. Rani mencari kotak p3K mini di ransel dan membersihkan luka darah hitam pada anak kecil itu. Sedikit ngilu dan menakutkan Aska dan Mia menyaksikan kejadian di depan mata mereka.
"Adik kecil, Dimana rumahmu?"
Suara lembut Rani berusaha meyakinkan sang makhluk agar mau meraih tangan lalu Rani menggendong makhluk anak kecil. Kira- kira anak kecil itu berusia satu tahun di dunia nyata. Mia dan Aska membuntuti dari belakang dengan sudut bola mata yang was-was yang melirik ke kanan dan ke kiri. Anak kecil hanya menunjuk arah dengan jari-jarinya yang berkuku panjang.
Mereka sampai di rumah yang yang terbuat dari batu memiliki perapian terlihat jelas cerobong asap mengepul dari bilik-bilik rumah. Seorang wanita tua melompat ke arahnya . Hampir saja Rani kehilangan lehernya karena tangan wanita itu di halangi oleh anak kecil tadi. Rani berjongkok menurunkan anak tersebut. Sambil tersenyum anak itu berjalan ke arah wanita tua yang matanya melotot sambil mengeluarkan tetesan darah hitam.
"Hiks, hiks", Aska menangis terisak-isak.
Mia hampir pingsan berlarut-larut menyaksikan kejadian yang tragis. Anak kecil bunian seperti sedang bercengkrama dengan wanita itu. Entah apa bahasa mereka, terdengar di telinga sangat asing. Sampai akhirnya mereka bertiga berbalik arah pergi.
"Tunggu lah sebentar!" ucap wanita bunian,
Langkah mereka terhenti dan berbalik arah.
"Maaf nek, kami sedang kesasar mencari jalan pulang dan salah satu teman kami di curi oleh Raksasa yang mengerikan", sahut Rani.
"Dia adalah penjaga pintu menuju alam kalian, tidak ada yang bisa bebas keluar dan masuk tanpa seijin sang penunggu ghaib", tambah Makhluk Tersebut.
"Apakah yang akan di lakukan Raksasa itu pada teman kami?" kata Rani.
"Dia akan di lepaskan jika tidak mempunyai niat yang jahat di tempat atau wilayah makhluk halus bunian ini", ujar sang wanita tua.
Nenek itu masuk ke dalam rumah dan secepatnya memberikan sebuah batok kelapa yang berisi air berwarna merah kehitaman dan sepincuk bunga.
"Berikanlah ini pada Penjaga pintu dan kalian bertiga tidak akan di ganggu, ini adalah balasan karena kalian telah menolong anakku."
Wanita tua itupun masuk ke rumah menggendong anaknya dan meninggalkan mereka.
"Terimakasih banyak", kata Rani.
Rumah dan wanita beserta anaknya tidak tampak lagi di pelupuk mata mereka, seakan semua lenyap dari pandangan.
"Tamsi, dimana kau?" jerit Rani memanggil si kucing hitam.
Kucing kesayangan Rani tidak terlihat sekalipun jejak kaki yang terlihat.
"Apakah kucing mu sudah di makan Raksasa?" tanya Aska menatap penuh tanda tanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
V3
Kya nya Geri punya niat jahat deh , mknya kna jebakannya si raksasa
2022-06-04
0
pgri
🌹
2021-11-29
0
pgri
💙💙
2021-11-29
0