Terlihat menyedihkan

"Kau boleh menikahi gadis manapun kak, calon Raja berhak memiliki banyak selir, bukankah ayah juga melakukan hal yang sama?"

"Masalahnya gadis yang kuinginkan bukan dari kalangan biasa, bisa bisa aku mati di tangannya jika memiliki atau menjadikannya seorang selir." Wiratama memijat pangkal hidungnya yang terasa pening.

"Astaga ... Astaga, memangnya gadis yang kau inginkan seperti apa kak?"

"Seperti-"

"Tamaaa!"

Lengkingan itu terdengar nyaris memekan telinga meskipun Rose masih berada di luar rumah. Dengan gerakan cepat Wiratama segera mengunci pintu kamar agar Rose tidah mengetahui keberadaan adiknya Elenor atau bisa saja adiknya itu mengacaukan semuanya dan mengatakan jika dirinya seorang pangeran Zurham.

"Ele, sembunyikan dirimu!"

Wiratama menarik tangan adiknya, sedangkan Elenor dengan segera menaruh sepatu higt heelsnya di sebuah rak sepatu di dekat pintu masuk.

"Ada apa kak?"

"Apapun yang terjadi jangan menemui gadis itu!" ucap Wiratama dengan tegas, ia menarik tangan Elenor kelantai dua rumahnya. Kemudian memadukan adiknya di kamar miliknya.

"Ingat! Jangan menampakkan diri di hadapan gadis itu!" Wiratama bahkan menegaskan satu telunjuknya.

"Kak, Steve dia siapa? Kekasihmu?"

"Tak penting siapa dirinya? Intinya kau jangan menemuinya." Wiratama hendak meninggalkan adiknya, tapi tubuhnya kembali berbalik. "Jangan mengacau barang barangku!"

Selepas kepergian kakaknya Elenor meneliti kamar yang menurutnya sangat kecil. "Ish, apa yang Kak Steve dapatkan selama melarikan diri? Kamar yang pengap, tapi barang barangnya cukup berkualitas." gadis itu terus bergunam sendiri sembari meneliti apa saja yang terdapat di kamar itu.

"Aku ingin mandi saja, rasanya aku lelah, tubuhku juga terasa bau." Putri Elenor mencium aroma tubuhnya sendiri, yang mana menurutnya sudah tak sedap.

Elenor memasuki kamar mandi mengabaikan seseorang yang terus berteriak, menyerukan nama Tama.

"Tamaaa,"

Teriakan itu terus saja terdengar, di negrinya tak ada yang berani meneriakan nama sang pangeran sekalipun raja dan ratu sendiri.

"Tamaaa,"

"Ada apa? Mengapa kau berteriak di depan rumahku?" Wiratama membuka pintu, untuk sesaat ia tercenung, melihat penampakan Rose yang hanya mengenakan stelan piyama pendek dengan kardigan yang melapisi piyamanya.

Ya Tuhan rasanya Wiratama ingin jantungan saat itu juga, menyaksikan bagaimana Nonanya mengenakan sebuah piyama seksi, ia bahkan sudah menerka nerka tatapan seperti apa para pejantan saat melihat penampakan yang luar biasa seksi seperti itu.

Wiratama celingukan mencari kendaraan gadis itu, sialnya tak ada sama sekali kendaraan maupun seseorang yang mengantar gadis itu, dapat Wiratama simpulkan jika Rose ketempatnya berjalan kaki, karna memang jarak rumah mewah gadis itu dengan rumah tinggal yang di berikan Arjuna kepadanya hanya berjarak beberapa ratus meter saja.

Celana piama yang Rose kenakan hanya sebatas perpotongan pahanya memamerkan kedua kaki jenjang yang di miliki gadis itu, Tama bahkan memejamkan sejenak matanya untuk menetralkan emosi juga segenggam rasa asing yang sulit ia jelaskan tentangnya.

"Kau kemari berjalan kaki?"

Tanya Wiratama sekedar untuk membenarkan kekhawatirannya. Dan ternyata gadis itu justru mengangguk mengiyakan, dengan rambut yang di ikat berbentuk bund itu bergerak mengikuti kepalanya.

Ya Tuhan hal apa lagi ini? Leher jenjang itu terekspose secara nyata di hadapan wajah Wiratama.

Wiratama menggeram tertahan, saking geramnya tindakan Rose yang ceroboh.

Tidak taukah Rose bahwa dirinya begitu berharga? Sampai sampai sang papa rela menbayar mahal dirinya hanya untuk menjaga sang Nona. Dan dengan gampangnya Rose keluar tanpa pengawasan di hari yang sudah malam meskipun baru pukul delapan.

Wiratama memijat pangkal hidungnya menggunakan satu telunjuknya dengan mata terpejam, tindakan ini kerap kali di lakukan pria itu ketika tengah berpikir ataupun tertekan.

"Ya ampun, dimana pikiranmu mengapa bisa kau keluar dengan mengenakan piyama seperti itu padahal hari sudah malam?"

"Memangnya ada apa dengan piyamaku?" Rose membentangkan sedikit tangannya meneliti penampilannya sendiri tak ada yang salah sama sekali.

"Astagha, tidakkah dia berpikir seberapa brengsek pikiran kami para pria?" gunam Wiratama dalam hati.

"Pakaianmu yang salah, kau menyusuri jalan dengan pakaian terbuka!" suara Wiratama sedikit meninggi karna terlalu kesal membayangkan beberapa orang mungkin saja menatap Rose dengan penuh fantasi.

"Ish," dengkus Rose kesal. "Aku hanya mengenakan piyama bukan linggerlie."

"Jika kau mengenakan linggerli dihadapanku, aku akan menarikmu keranjangku Nona!" lagi lagi Wiratama hanya mengatakan itu dalam hatinya.

Banyak wanita cantik di negri itu, termasuk Jasmine dan Valery yang sagat ramah serta baik hati, namun anehnya Wiratama justru lebih menyukai kearoganan Rose, sehingga selama ini Wiratama membatasi intreraksi antar keduanya, itu semata ia lakukan hanya agar Rose tidak bisa menebak perasaannya.

Namun sialnya Rose seakan tengah menghancurkan dinding pertahanannya, wanita itu berulang ulang kali mengujinya dengan berbagai tingkah.

Ah, sial Wiratama merasa seperti binatang yang ngebet kawin!

"Ada hal mendesak apa sehingga kau menyambangi rumahku?" Nada tidak suka begitu kentara di setiap pertanyaan Wiratama, bukan ia tak suka Rose menemuinya, Wiratama hanya masih kesal saja terhadap pakaian Rose yang tak sopan menurutnya.

"Kedua adikku tengah berkencan, Mama dan Papaku juga makan malam bersama, sedangkan Abimanyu tengah ada acara bersama guru dan teman temannya. Aku seperti seekor keledai betina yang dungu yang harus makan malam sendiri, untung aku pintar sehingga aku akan mengajakmu makan malam." Rose menyengir kuda, dengan kepala yang tak gatal tapi sengaja Rose garuk.

"Kau tak perlu kemari, kau bisa menghubungiku, aku yang akan datang." Rasanya Tama juga tak mengerti mengapa bisa ia lemah itu terhadap nonanya.

"Aku sudah menghubungimu sedari tadi, tapi ponselmu tak bisa di hubungi."

"Ponselku mati!"

"Mengapa bisa, kau sengaja mematikan ponselmu?" Rose marah lantaran Wiratama tak ada saat ia butuhkan.

"Mungkin kehabisan daya."

"Bukankah aku selalu mengatakan supaya kau tetap harus bisa kuhubungi?"

"Belajarlah memiliki kekasih agar kau tak selalu merepotkan aku." terus terang, Wiratama tak bersungguh sungguh mengatakan hal itu.

"Iya, iya setelah ini aku akan mempertimbangkan, jika ada seorang pria yang melamarku."

Wiratama membolakan matanya, ya Tuhan ia tak siap jika Rose memilih merepotkan pria lain di banding dirinya.

"Tidak usah, cukup aku saja yang kau repotkan!"

"Kau tak mengajakku masuk? Disini dingin." Rose tak bohong di sana memang benaran dingin, ia bahkan mengusap tangannya bergantian.

Wiratama membuka lebar pintunya membiarkan Nonanya untuk memasuki rumahnya, setidaknya ia merasa aman karna di rumah itu bukan hanya mereka berdua saja, ada Elenor juga.

Demi apapun Wiratama meragukan imannya sendiri jika berhadapan dengan Rose.

"Datang bulanmu sudah tak sakit?"

Ini salah satu yang membuat Rose nyaman, Wiratama selalu perhatian dengan hal hal kecil.

"Tidak sama sekali."

"Syukurlah. Mau minuman hangat, coklat?"

"Ya aku mau."

Rose tidak sengaja melirik kearah rak sepatu, di sana terdapat sepatu berwarna merah dengan hak tinggi, dan tidak terpasang dengan sempurna, sepertinya pemiliknya terburu buru meletakan sepatu itu.

Baru Rose sadari jika Wiratama tengah menerima seorang tamu, karna Wiratama tinggal seorang diri di sana jija tengah pulang.

"Kau memiliki tamu?"

Belum sempat Tama menjawab seorang wanita cantik sudah menuruni anak tangga dengan pakaian yang dikenakan wanita itu merupakan kemeja Wiratama.

"Kakak sayang siapa yang datang?"

Sayang?

Rose merasa sangat malu, karna sudah bertamu di rumah seorang pria yang tengah kedatangan seorang wanita, Ya Tuhan mereka tengah berkencan dan Rose datang tanpa tau malu.

Dasar tidak tau diri!

"Se-sepertinya aku mengganggu. A-aku permisi." Wajah Rose sudah sangat merah, apa lagi saat melihat wanita cantuk itu mengenakan pakaian Wiratama.

Rose menebak yang di lakukan mereka adalah bersenang senang, pantas saja Wiratama lama saat membukakan pintu.

"Ternyata Wiratama bukan kaum bengkok pria itu sangat normal, apa lagi wanita itu sangat cantik."

"Aku permisi, maaf mengganggu." buru buru Rose berdiri, ia tak ingin terlihat menyedihkan di hadapan wanita itu.

"Kau memang mengganggu!" Elenor sengaja menikmati kesalah pahaman gadis itu, ia menikmati raut kakaknya yang terlihat gelisah seperti itu.

"Elenor, perhatikan ucapanmu!" terdengar datar tapi penuh penekanan.

"Sekali lagi aku minta maaf." Rose buru buru pamit, sebelum ia merasa lebih di permalukan.

"Nona tunggu!"

Wiratama segera mengejar langkah nonanya dengan kubci mobil yang ia sambar dari atas meja.

"Biar kuantar Nona."

"Aku bisa pulang sendiri." Mungkin karna terlalu malu Rose ingin menangis, bahkan satu cairan lolos dari matanya.

Wiratama dapat melihat air mata itu menetes dan segera merangkul tubuh Nonanya.

Kesalah pahaman ini akan menguntungkan jika saja Rose menyukainya.

"Ada apa?" Jika saja Rose mengatakan jika ia cemburu, sungguh besok pagi akan melamar gadis itu.

"Aku malu, aku terlihat menyedihkan. Rasanya aku merasa seperti gadis buruk rupa yang menyedihkan yang tak memiliki kekasih, aku bahkan merecoki kencan pengawalku."

"Aku tidak sedang berkencan." sangkal Tama.

"Ini salah paham."

"Kau pikir aku percaya." untuk sejenak Wiratama menikmati kemarahan Rose, gadis itu terlihat seperti seorang gadis yang tengah cemburu.

"Tidak sedang berkencan? Kau sangat romantis bahkan wanitamu memakai kemejamu, itu yang ku lihat di drama korea. Aku yang salah karna tak tau diri. Maaf juga karna aku menuduhmu homo."

"Aku memang normal."

"Aku ingin pulang. Lepaskan!"

Terpopuler

Comments

Rini Eni

Rini Eni

kasih visual tama n rose dong thor please

2023-11-12

0

Yuyun Yunita

Yuyun Yunita

keren thor alur mu lain dr yg lain... wanitanya susah ditebak dan yg laki laki sulit mengungkapkan🤗🤗

2023-10-02

0

Rika Suci Priyani

Rika Suci Priyani

kak kapan up ny kk

2023-09-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!