"Maaf, tapi bagaimana saya bisa hidup dengan pria yang jelas-jelas tidak saya kenal? Pria yang datang hanya untuk merusak dan tiba-tiba muncul menawarkan pertanggung jawaban. Sedangkan anda yang telah merusak hidup saya, membuat Ibu saya sakit, karena tau anaknya hamil tanpa suami, dan merusak cita-cita saya untuk membahagiakan beliau. Harta satu-satunya yang saya miliki setelah ayah saya meninggal."
Kemuning memberanikan diri menatap ke arah Andra. Dia yang sejak tadi memberontak akhirnya dilepaskan oleh Andra tetapi bukan berarti Kemuning bebas pergi meninggalkan lagi.
"Sejak awal aku sudah meminta maaf. Apa kamu lupa saat aku ingin menyentuhmu malam itu? Aku meminta maaf dalam keadaan sadar. Bukan aku berniat ingin melecehkan kamu sampai akhirnya merenggut kesucian kamu. Namun, naluri kelakianku hanya menginginkan kamu. Sampai hidupku berantakan saat kamu memilih pergi tanpa meninggalkan jejak."
Kedua tangan Kalandra menyentuh kedua lengan Kemuning membuat tubuh wanita itu tersentak. "Jangan takut, aku tidak ada niat buruk! Aku hanya ingin memperistri kamu dan bertanggung jawab akan apa yang telah aku perbuat. Apa yang merugikan kamu akan aku tanggung mulai hari ini asal satu, kamu bersedia menjadi istriku."
Kemuning masih sangat sulit menerima Andra, terlebih dia begitu sangat kecewa bahkan membenci pria yang kini berdiri di hadapannya.
"Maaf, aku tidak bisa."
Andra menghela nafas berat, rasanya dia sudah tidak tau lagi cara halus membujuk Kemuning. Namun, bukan berarti Kalandra menyerah. Jika dengan cara halus tidak bisa maka Andra akan memintanya dengan paksa demi bisa mengikat Kemuning dengan tali pernikahan.
"Nona Kemuning!" seruan salah satu perawat membuat Kemuning dan Andra serta Yuta mengalihkan pandangan mereka ke arah orang tersebut. Kemuning melangkah panjang tetapi Andra segara menyusul lalu mencekal tangannya.
"Jangan berlari! Kamu tidak hanya sendiri, ada anak kita yang harus kamu jaga dengan baik!"
"Ini anakku bukan milik kamu ataupun siapapun itu!" tegas Kemuning membuat Andra hampir kehilangan kesabaran. Terlebih Kemuning yang merasa enggan ia sentuh padahal Kalandra khawatir dengan kondisi wanita itu.
"Bro, emang bisa main sendiri ngasilin anak? Itu Kemuning hebat banget," lirih Yuta membuat Andra menatapnya dengan garang. "Sorry, becanda." Yuta nyengir dengan memamerkan dua jarinya kemudian menggaruk tengkuknya dengan menatap ke lain arah.
"Bagaimana kondisi Ibu saya, Sus?"
"Saya diberi mandat oleh Dokter untuk memberitahukan kepada anda jika Ibu anda harus segera mendapatkan penanganan yang serius. Kondisi jantungnya semakin parah dan harus dilakukan operasi. Anda harus segera menyelesaikan administrasinya, agar dokter bisa segera memberi penanganan lebih lanjut," terang perawat tersebut.
Kemuning menghela nafas berat, air matanya hampir saja terjatuh. Bahkan dirinya sudah begitu lemas untuk berdiri. Di situasi seperti ini, dia tak tau lagi harus bagaimana. Uang tabungannya habis untuk biaya hidup selama tak lagi bekerja. Belum lagi untuk membayar biaya rawat inap Ibunya.
Setelah Ayahnya meninggal, usaha serta rumah dan semua harta yang keluarganya punya habis untuk pengobatan Ayahnya. Memaksa Kemuning harus bekerja keras untuk bisa hidup bersama Ibunya.
"Lakukan yang terbaik, saya akan lunasi seluruh biayanya!" tegas Andra kepada perawat tersebut. Hal itu membuat Kemuning tercengang, dia tidak meminta tetapi pria yang sejak tadi membujuknya untuk menikah membuatnya berhutang Budi.
"Kenapa anda membiayai semuanya? Kita baru kenal, dan saya bukan siapa-siapa, anda. Dengan cara begini anda membuat saya berhutang dan semakin sulit lepas!" lirih Kemuning dengan sedikit sewot.
"Lalu saya harus diam sedangkan di depan mata ada nyawa yang tengah berjuang?" tanya Andra dengan wajah datar, kemudian beralih kembali ke perawat tadi untuk segera memberi tahu dokter agar operasi dilakukan sekarang juga.
"Cepat beritahu Dokter yang menangani, saya mau operasinya dilaksanakan sekarang juga!" tegas Andra.
"Yut, urus semuanya!" titah Andra pada Yuta untuk cepat mengurus semua administrasi agar operasi segera dilaksanakan. Yuta pun bergegas menuju ruang administrasi dan menyelesaikan semua pembayaran tanpa sisa.
Saat ini tinggal mereka berdua, Andra meraih tangan Kemuning menuntunnya untuk duduk kembali. Pria itu menatap lekat wajah frustasi dengan gurat kesedihan yang begitu menyesakkan. Andra pun tak mengira jika hidup Kemuning ternyata sesulit ini.
"Kemuning, kita memang baru kenal tapi aku tau kamu luar dalam. Kali ini aku memaksa, aku tidak butuh uangku dikembalikan. Aku anggap lunas tetapi dengan satu syarat, kamu harus menjadi istriku!"
"Tapi..."
"Tidak ada penolakan atau aku batalkan saja pembayaran itu, bagaimana? Biarkan aku jahat sekalian dari pada berniat baik tetapi selalu mendapat cap buruk," tegas Andra dengan terus menatap wajah Kemuning. Kali ini ia tak peduli Kemuning akan menganggapnya seperti apa. Yang jelas dia tidak akan melepaskan wanita yang telah susah payah ia cari.
Sebenarnya sejak tadi bukan hanya penglihatannya saja yang terus fokus pada Kemuning. Tubuhnya pun merespon dengan baik, bahkan di situasi seperti ini si Joni kembali terjaga tanpa diminta. Hanya saja Kalandra yang sedang emosi sedikit tak menghiraukan meski terasa payah menahannya.
Kemuning berpikir keras, tidak mungkin operasi Ibunya dibatalkan sedangkan itu yang harus dilakukan mengingat kondisi beliau yang semakin memburuk.
"Saya mohon jangan dihentikan, Pak!" ucap Kemuning dengan wajah penuh permohonan. "Saya bayar dengan apapun asal jangan menjadi istri anda. Saya tidak mau menikah dengan anda."
"Hanya itu syarat yang saya ajukan, tidak ada lagi mengingat saya hanya menginginkan kamu bukan uang atau apapun!" Kalandra bergegas beranjak dari sana dan akan melangkah pergi tetapi tiba-tiba tangan Kemuning menahannya. Menciptakan sengatan di tubuhnya hingga membuat Kalandra semakin frustasi menahan sesuatu yang sudah mendesak kuat.
"Baik, demi Ibu saya. Saya bersedia menjadi istri Bapak."
Andra menyunggingkan senyum lalu berbalik manarik tubuh Kemuning dan mendekapnya dengan erat. Lega akhirnya Kemuning mau menerima meski harus ada paksaan. Keadaan membuat keduanya bisa bersatu.
"Kita menikah hari ini juga, setelah operasi Ibu kamu selesai!"
Kemuning yang sejak tadi hanya diam tak membalas pelukan Andra begitu terkejut karena pria itu menginginkan pernikahan di hari yang sama. Sungguh Kemuning tidak menyangka dan bertanya-tanya siapa pria itu sebenarnya. Kenapa begitu mudah melakukan tindakan dengan mendadak. Kemuning mendorong tubuh Andra hingga keduanya berjarak.
"Pak, apa tidak terlalu cepat?" lirih Kemuning.
"Tidak, aku menunggumu lama dan aku tidak ingin mengulur waktu lagi. Malam ini juga kamu harus sah menjadi istriku!" tegas Kalandra membuat Kemuning tak lagi bisa membantah.
Katakan Kalandra egois, memanfaat situasi dan kondisi orang lain demi keuntungan pribadi. Namun, ini yang terbaik. Dia harus cepat mengesahkan hubungan mereka terlebih perut Kemuning yang sudah mulai terlihat.
"Sabar Jon, loe baik-baik sama gue! Jangan ngereog aja, minta gue sentil loe!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Ita rahmawati
jon jon 🤦♀️🤦♀️
2024-09-29
0
Sandisalbiah
si Joni langsung meronta krn udah ketemu dgn soulmate nya.. tp kok kasihan Kemuning ya.. jd kedua itu pun buat pelampiasan si jon yg suka buang badan kalau di hadapan Luna..
2024-06-05
0
Eva Nietha✌🏻
Penuh sesak si Joni 🐉
2024-05-18
0