AGKK Bab 20 - Keadaannya Tetap Sama

Gara-gara makan malam lagi, jadi Alena tidur lebih malam dari biasanya. Hingga jam setengah 10 malam gadisku belum juga terlelap. Malam ini Alena pun ingin tidur ditemani aku dan mas Haris.

Jadi kami bertiga sama-sama berbaring di ranjang tersebut dengan Alena yang berada di tengah.

Mas Haris sedang menceritakan sebuah dongeng, namun perhatian ku justru teralihkan saat mendengar ponselku bergetar. Jadi ku putuskan untuk melihat ada notifikasi apa. Ternyata pesan dari Namira.

'Alhamdulillah dapat ponsel baru 🤭 '

Tulis Namira dalam pesan singkatnya, aku sampai tersenyum melihat emoticon yang dia kirim. 1 jam lalu aku memang mengirim pesan pada Namira, mengatakan bahwa sekarang aku punya ponsel baru dan ada layanan chat seperti ini.

'Kenapa baru membalas pesanku? Kamu baru pulang?' tanyaku pula.

'Iya Mbak, baru saja tiba di rumah. Apa Alena sudah tidur?'

'Belum, mas Haris masih coba untuk menidurkannya. Kamu istirahat lah juga.'

'Iya Mbak, salam untuk Alena ya.'

"Siapa?" tanya mas Haris tiba-tiba, saking asiknya berkirim pesan dengan Namira aku sampai tidak sadar jika Alena sudah terlelap, jika mas Haris telah selesai dengan dongengnya.

"Namira, Mas," jawabku apa adanya. Aku bahkan menunjukkan layar ponselku yang masih menyala. Memperlihatkan isi pesanku dan Namira.

Mas Haris tidak menanggapi apapun lagi, bahkan anggukan kepala kecil pun tidak dia lakukan. Mungkin, mungkin baginya ini bukanlah hal penting, justru bagus jika aku memiliki hubungan yang baik dengan calon ibu sambung Alena.

Ku lihat mas Haris mulai turun dari atas ranjang, "Tidurlah, jangan main ponsel terus. Aku akan pulang sekarang," katanya.

"Baik Mas," jawabku singkat, lalu segera meletakkan ponsel ini di atas nakas. Jika mas Haris udah bicara seperti ini, itu artinya aku sudah tidak boleh memegang ponsel lagi.

Setelah mas Haris pergi ku tatap Alena dengan bibir tersenyum, bersyukur karena sekarang Alena banyak sekali yang menyayangi. Apalagi mas Haris juga selalu mengatakan bahwa kedua orang tuanya sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan Alena.

Ditambah lagi Namira yang sangat baik membuatku makin bersyukur.

"Anindya," panggil mas Haris, selalu saja datang tiba-tiba dan membuatku terkejut. Ternyata Mas Haris belum benar-benar keluar dari sini.

"Kenapa Mas?" tanyaku dengan suara pelan, sedangkan mas Haris sudah kembali berdiri di ujung ranjang.

"Ada yang ingin aku bicarakan, ayo kita keluar sebentar," kata mas Haris.

Aku mengangguk dan menyingkap selimut. Lalu turun dari atas ranjang dan memasang pagar pelindung untuk Alena.

Ku pikir mas Haris akan mengajakku duduk di ruang tengah, tapi ternyata tidak. Mas Haris justru terus melangkah hingga berhenti di dapur.

Ya Allah, apa yang ingin mas Haris bicarakan. Sepertinya dia tidak ingin ibu sampai mendengar pembicaraan kami. Batinku.

Pasalnya ibu sudah berada di dalam kamar. Kami sama-sama tidak tau ibu sudah tidur atau belum.

"Ada apa, Mas?" tanyaku ketika kami sudah sama-sama duduk.

"Tentang Alena dan Namira," jawab mas Haris.

Deg! Jantungku seketika berdenyut, ada rasa cemas yang mendadak menguasai hati ini. Entahlah, tiap kali ada pembicaraan serius dengan mas Haris aku selalu merasa takut.

"Kenapa dengan Alena dan Namira?" tanyaku pula.

"Selama ini Alena tidak pernah meminta ku untuk berjanji jangan meninggalkan kalian berdua. Tapi setelah dia bertemu dengan Namira, Alena meminta janji tersebut," kata mas Haris.

Dan makin bergemuruh jantungku mendengar kata demi kata yang terlontar dari pria tersebut.

"Ini artinya Alena tidak sepenuhnya bisa menerima Namira. Dia takut aku akan pergi lagi."

"Wajar jika Alena takut Mas, tapi aku percaya waktu bisa membuatnya mengerti. Apalagi Namira sangat baik, bukan hal sulit untuk mereka jadi dekat," jelasku buru-buru.

"Tapi bukan itu yang ingin aku katakan padamu, Anindya," kata mas Haris, suaranya kembali penuh dengan penekanan.

"Bagaimana jika kita menikah? Namira pasti akan mengerti tentang hal ini."

Petir, seperti menyambar tepat di atas kepala ku. Sungguh, pertanyaan tersebut membuatku tercengang, aku seperti di dorongnya jatuh masuk ke jurang

Ketakutan Namira akhirnya benar-benar terjadi, disaat Alena meminta mas Haris tidak akan sanggup menolaknya.

Apapun keinginan Alena akan pria ini turuti, bahkan jika harus mengorbankan dirinya sendiri.

"Mas_," kataku lirih, namun belum sempat aku melanjutkan ucapan mas Haris sudah lebih dulu memotong.

"Dulu aku sudah bersedia untuk menikahi kamu, tapi kamu menolak. Katamu tidak mungkin kamu hamil karena kita hanya melakukannya 1 kali. Sekarang sudah ada Alena, apa kamu akan tetap menolak ku?"

Ku gigit bibir bawahku kuat-kuat, dulu ataupun sekarang keadaannya tetap sama. Tidak memungkinkan kita untuk bersama. Karena meski ada Alena, tapi sekarang juga ada Namira diantara aku dan mas Haris.

"Aku mohon jangan seperti ini, Mas. Alena hanya meminta mas untuk tidak meninggalkan kami, bukan menikahi aku," jawabku dengan suara yang mungkin terdengar gemetar di telinganya.

"Harusnya kamu lebih mengerti daripada Alena, disaat aku tetap menikahi Namira waktuku jelas akan terbagi."

Aku menunduk, tak kuasa menahan diri untuk tidak menjatuhkan air mata. Entah kenapa pembicaraan ini membuat daddaku sesak.

Mas Haris sampai mengorbankan semuanya demi Alena. Aku tidak ingin lebih egois daripada ini. Sampai mas Haris dan Namira jadi berpisah.

"Nanti waktu yang akan membuat Alena mengerti Mas, bahwa papanya punya dua keluarga," jawabku lirih. Air mataku jatuh tepat di tanganku yang terkepal di atas pangkuan.

Tenggorokan ku makin tercekat saat aku menahan diri agar tangis ini tidak pecah.

Karena aku menunduk aku tidak bisa melihat pergerakan mas Haris, tiba-tiba pria itu sudah berdiri di sampingku. Mengangkat dua pundakku untuk berdiri.

"Aku tanya satu kali lagi, bagaimana jika kita menikah?" tanya mas Haris.

Ya Allah, rasanya aku sudah tidak kuat untuk berdiri. Apakah demi Alena aku harus mengorbankan mas Haris dan Namira?

Seegois itukah aku? benarkah semua ini demi Alena? Atau hatiku ikut bermain di dalamnya.

Ku tepis semua debar yang pernah menghampiri, ku yakinkan diri bahwa Alena akan tetap bahagia dengan kami yang seperti ini. Ku yakini bahwa Namira adalah ibu sambung yang baik untuk Alena.

Aku, Alena, mas Haris dan Namira bisa hidup dengan rukun.

"Tidak Mas, kita tidak perlu menikah," jawabku diantara air mata yang jatuh, entah kenapa jadi semakin sesak hati ini.

Mas Haris kemudian melepaskan kedua tangannya yang sejak tadi menahan pundakku, dan saat itu juga aku merasakan separuh hidupku ikut hilang, hatiku sontak terasa begitu kosong.

"Baiklah, aku hargai keputusan mu," jawab mas Haris.

Dan kalimat itu membuatku sadar, bahwa aku memang telah mencintai mas Haris. Namun cinta ini salah, jadi harus terus ku redam.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

keren banget thour terserah outhor aja lah

2024-11-20

0

Mardiana

Mardiana

benar banget keputusan Anin

2025-02-25

0

Ida Sriwidodo

Ida Sriwidodo

Haiisz.. baru kali ini baca novel ttg cinta segi 3 yang orang2nya orang baik semua 🤩🤩👍🏻👍🏻

Terserah kk othor ajaa dah gimana endingnya
Tapi si kayaknya Haris tetap milih Anin.. secara memang dah cinta dari dulu.. apalagi sekarang ada Alena 😍😍

2024-12-01

2

lihat semua
Episodes
1 AGKK Bab 1 - Semuanya Terjadi Di Luar Kendali
2 AGKK Bab 2 - Bodoh Kamu!
3 AGKK Bab 3 - Kesempatan Kedua
4 AGKK Bab 4 - Papa
5 AGKK Bab 5 - 6 Tahun Lalu
6 AGKK Bab 6 - Batas Kami Untuk Melangkah
7 AGKK Bab 7 - Perannya Sebagai Ayah
8 AGKK Bab 8 - Bagian Dari Keluarga Pratama
9 AGKK Bab 9 - Keputusan Bersama
10 AGKK Bab 10 - Mama Cubit Nanti
11 AGKK Bab 11 - Si Biang Kerok
12 AGKK Bab 12 - Seperti Dihipnotis
13 AGKK Bab 13 - Semuanya Demi Alena
14 AGKK Bab 14 - Menggenggam erat tanganku dan Alena sekaligus
15 AGKK Bab 15 - You Are My Sunshine
16 AGKK Bab 16 - Izinkan Aku Menyayanginya Juga
17 AGKK Bab 17 - Ketakutan Namira
18 AGKK Bab 18 - Janji
19 AGKK Bab 19 - Ponsel Baru
20 AGKK Bab 20 - Keadaannya Tetap Sama
21 AGKK Bab 21 - Membuatku Sedih
22 AGKK Bab 22 - Saudara Perempuan
23 AGKK Bab 23 - Foto Alena
24 AGKK Bab 24 - Diomel Pagi-pagi
25 AGKK Bab 25 - Alena Sangat Cantik
26 AGKK Bab 26 - Tidak Boleh Serakah
27 AGKK Bab 27 - Cukup Mas
28 AGKK Bab 28 - Jika Kami Menikah
29 AGKK Bab 29 - Menjawab IYA
30 AGKK Bab 30 - Terasa Begitu Hangat
31 AGKK Bab 31 - Kehilangan Arah
32 AGKK Bab 32 - Sekali Saja
33 AGKK Bab 33 - Kesempatan Kedua
34 AGKK Bab 34 - Tidak Berubah
35 AGKK Bab 35 - Tidak Bisa Aku Tebak
36 AGKK Bab 36 - Harus Laporan
37 AGKK Bab 37 - Hari Ini Sangat Indah
38 AGKK Bab 38 - Sudah Membatu
39 AGKK Bab 39 - Langit dan Rindu
40 AGKK Bab 40 - Dulu Dan Sekarang
41 AGKK Bab 41 - Dalam Keadaan Sadar
42 AGKK Bab 42 - Terima Kasih
43 AGKK Bab 43 - Wanita Kecil Yang Tak Berdaya
44 AGKK Bab 44 - Percayalah Padaku
45 AGKK Bab 45 - Kamu Tidak Pernah Tanya
46 AGKK Bab 46 - Karena Alena
47 AGKK Bab 47 - Mas Haris Lebih Parah
48 AGKK Bab 48 - Pernikahan Yang Layak
49 AGKK Bab 49 - Jangan Menangis
50 AGKK Bab 50 - Kamar Kami
51 AGKK Bab 51 - Tidak Akan Menunda
52 AGKK Bab 52 - Untuk Kedua Kali
53 AGKK Bab 53 - Setelah Kita Bertemu
54 AGKK Bab 54 - Memangnya Sibuk Apa?
55 AGKK Bab 55
56 AGKK Bab 56 - Cemburu
57 AGKK Bab 57 - Bosku Di Perusahaan
58 AGKK Bab 58 - Jodohku Sejak Awal
59 AGKK Bab 59 - Ku Ulangi Lagi
60 AGKK Bab 60 - Keceplosan
61 AGKK Bab 61 - 100 Detik
62 AGKK Bab 62 - Juru Bicara
63 AGKK Bab 63 - Tidak Berani Menolak
64 AGKK Bab 64 - Jangan Pedulikan Aku
65 AGKK Bab 65 - Pasrah
66 AGKK Bab 66 - Hadiah Paling Indah
67 Terjerat Dosen Galak
Episodes

Updated 67 Episodes

1
AGKK Bab 1 - Semuanya Terjadi Di Luar Kendali
2
AGKK Bab 2 - Bodoh Kamu!
3
AGKK Bab 3 - Kesempatan Kedua
4
AGKK Bab 4 - Papa
5
AGKK Bab 5 - 6 Tahun Lalu
6
AGKK Bab 6 - Batas Kami Untuk Melangkah
7
AGKK Bab 7 - Perannya Sebagai Ayah
8
AGKK Bab 8 - Bagian Dari Keluarga Pratama
9
AGKK Bab 9 - Keputusan Bersama
10
AGKK Bab 10 - Mama Cubit Nanti
11
AGKK Bab 11 - Si Biang Kerok
12
AGKK Bab 12 - Seperti Dihipnotis
13
AGKK Bab 13 - Semuanya Demi Alena
14
AGKK Bab 14 - Menggenggam erat tanganku dan Alena sekaligus
15
AGKK Bab 15 - You Are My Sunshine
16
AGKK Bab 16 - Izinkan Aku Menyayanginya Juga
17
AGKK Bab 17 - Ketakutan Namira
18
AGKK Bab 18 - Janji
19
AGKK Bab 19 - Ponsel Baru
20
AGKK Bab 20 - Keadaannya Tetap Sama
21
AGKK Bab 21 - Membuatku Sedih
22
AGKK Bab 22 - Saudara Perempuan
23
AGKK Bab 23 - Foto Alena
24
AGKK Bab 24 - Diomel Pagi-pagi
25
AGKK Bab 25 - Alena Sangat Cantik
26
AGKK Bab 26 - Tidak Boleh Serakah
27
AGKK Bab 27 - Cukup Mas
28
AGKK Bab 28 - Jika Kami Menikah
29
AGKK Bab 29 - Menjawab IYA
30
AGKK Bab 30 - Terasa Begitu Hangat
31
AGKK Bab 31 - Kehilangan Arah
32
AGKK Bab 32 - Sekali Saja
33
AGKK Bab 33 - Kesempatan Kedua
34
AGKK Bab 34 - Tidak Berubah
35
AGKK Bab 35 - Tidak Bisa Aku Tebak
36
AGKK Bab 36 - Harus Laporan
37
AGKK Bab 37 - Hari Ini Sangat Indah
38
AGKK Bab 38 - Sudah Membatu
39
AGKK Bab 39 - Langit dan Rindu
40
AGKK Bab 40 - Dulu Dan Sekarang
41
AGKK Bab 41 - Dalam Keadaan Sadar
42
AGKK Bab 42 - Terima Kasih
43
AGKK Bab 43 - Wanita Kecil Yang Tak Berdaya
44
AGKK Bab 44 - Percayalah Padaku
45
AGKK Bab 45 - Kamu Tidak Pernah Tanya
46
AGKK Bab 46 - Karena Alena
47
AGKK Bab 47 - Mas Haris Lebih Parah
48
AGKK Bab 48 - Pernikahan Yang Layak
49
AGKK Bab 49 - Jangan Menangis
50
AGKK Bab 50 - Kamar Kami
51
AGKK Bab 51 - Tidak Akan Menunda
52
AGKK Bab 52 - Untuk Kedua Kali
53
AGKK Bab 53 - Setelah Kita Bertemu
54
AGKK Bab 54 - Memangnya Sibuk Apa?
55
AGKK Bab 55
56
AGKK Bab 56 - Cemburu
57
AGKK Bab 57 - Bosku Di Perusahaan
58
AGKK Bab 58 - Jodohku Sejak Awal
59
AGKK Bab 59 - Ku Ulangi Lagi
60
AGKK Bab 60 - Keceplosan
61
AGKK Bab 61 - 100 Detik
62
AGKK Bab 62 - Juru Bicara
63
AGKK Bab 63 - Tidak Berani Menolak
64
AGKK Bab 64 - Jangan Pedulikan Aku
65
AGKK Bab 65 - Pasrah
66
AGKK Bab 66 - Hadiah Paling Indah
67
Terjerat Dosen Galak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!