AGKK Bab 16 - Izinkan Aku Menyayanginya Juga

Pagi pun datang.

5 menit yang lalu mas Haris sudah pamit padaku dan Alena bahwa dia akan pergi sebentar, menjemput seseorang yang akan dikenalkan pada Alena.

Kini sebelum Namira datang aku bertugas untuk memberi pengertian pada Alena, siapa Namira untuk mas Haris, untukku dan juga untuk Alena.

"Jadi tante Namira itu adalah calon istrinya Papa, nanti Alena juga harus memanggil Tante Namira dengan sebutan Mama," jelasku. Diantara kedua tanganku yang sibuk menyisir rambut Alena, mengikatnya rapi agar tampil cantik ketika menyambut Namira.

"Istrinya Papa ada dua? Mama dan Tante Namira?" tanya Alena pula.

Dan aku harus segera meluruskan tentang hal ini, "Tidak sayang, bukan seperti itu. Mama dan papa sudah lama berpisah, jadi nanti istri satu-satunya papa adalah mama Namira."

Alena terdiam, nampak berpikir dan aku tidak tau apa yang sedang dipikirkannya. "Mama Anin, mama Namira dan papa Haris akan jadi orang tua Alena. Alena senang kan? Sekarang akan banyak orang-orang yang akan menyayangi Alena, bukan hanya mama dan Mbah Putri saja," jelasku kemudian.

Ibu yang sedang melipat baju di sofa pun mendengar pula ucapanku tersebut, tapi dia tidak ingin ikut campur. Telah menyerahkan semua keputusan itu padaku dan mas Haris.

Alena masih diam saja, nampak serius sekali berpikirnya. Sampai aku selesai mengikat rambutnya, Alena masih betah diam.

"Selesai! Sekarang Alena sudah cantik, kita siap menyambut mama Namira datang," kataku dengan antusias.

"Mama Namira itu seorang dokter anak, sama seperti dokter Anton. Jadi nanti mama Namira pasti akan sangat menyayangi Alena," ucapku.

"Benarkah?" tanya Alena, yang mulai tertarik dengan pembicaraan ini.

"Tentu saja, karena itulah mama bilang nanti Alena akan memiliki banyak orang-orang yang menyayangi Alena. Alena senang kan?"

"Iya," jawab Alena, akhirnya ku lihat anakku kembali tersenyum dengan lebar.

Alhamdulillah. Semoga saja tidak ada hambatan apapun. Hingga kami semua bisa hidup dengan rukun.

"Sekarang ayo kita bantu Mbah Putri untuk melipat baju, jadi ketika mama Namira datang semua tempat sudah rapi."

"Siap, Ma," jawab Alena dengan antusias. Setelah jantungnya membaik kini Alena bisa bicara dengan suara tinggi seperti ini. Dulu saat masih sakit Alena benar-benar seperti dipenjara, tak bisa melakukan banyak hal, bahkan hanya sekedar melompat dan bersuara tinggi bisa membuat jantungnya berdebar.

Ku letakkan sisir Alena di atas meja, lalu kami bersama-sama menghampiri Mbah Putri.

*

*

Jam 9 pagi akhirnya seseorang yang sudah kami tunggu-tunggu pun datang. Mas Haris membawa masuk seorang wanita yang sangat cantik. Meski usia kami sama, tapi ternyata wajahku nampak lebih tua darinya.

Kecantikan kami tidak perlu diadu, tentu Namira lah pemenangnya. Aku bahkan sangat menyukai kecantikannya tersebut.

Ku sambut kedatangan mereka dengan senyum yang terukir lebar. Mas Haris juga langsung menggendong Alena hingga membuat gadis kecilku itu tidak merasa canggung.

"Namira, ini adalah Anindya, mamanya Alena," ucap mas Haris memperkenalkan kami.

"Anin," kataku pula seraya mengulurkan tangan kanan. Alhamdulillah uluran tanganku ini disambut dengan baik ...

"Namira," katanya dengan suara yang begitu lembut. Dia bahkan menggenggam tanganku cukup kuat, membuat perkenalan ini jadi terasa hangat.

"Dan ini Mbah Putrinya Alena, ibu Husna," ucap mas Haris lagi.

Yang terakhir mas Haris mengenalkan Alena yang ada digendongannya pada sang calon istri.

"Yang paling cantik ini adalah Alena, anakku sayang," jelas mas Haris.

"Halo Alena cantik, Tante adalah Tante Namira," jelas wanita cantik tersebut. Entah kenapa aku senang juga saat pertemuan pertama ini Namira masih menyebut dirinya sebagai Tante. Seolah tak ada paksaan yang ingin dia tunjukkan.

"Halo Tante, Tante juga sangat cantik. Kata mama, nanti Tante juga akan jadi mamaku, apa benar?" tanya Alena langsung.

Ku lihat Namira melihat ke arah mas Haris, keduanya seolah saling bicara dari tatapan itu. Namira seperti meminta izin untuk menjawab seadanya dan mas Haris mengangguk kecil.

Memberi kesempatan penuh pada Namira untuk berkomunikasi dengan Alena.

"Apa boleh Tante Namira jadi mamanya Alena juga? Jika boleh Tante akan sangat senang," jawab Namira pula.

"Tentu saja boleh, nanti aku jadi memiliki dua Mama. Kata mama Anin akan banyak yang akan menyayangi aku," celoteh Alena.

"Tentu sayang, Tante akan sangat menyayangi Alena," kata Namira seraya mengelus pipi Alena dengan lembut.

Pertemuan pertama ini berjalan dengan sangat baik. Aku juga memberi kesempatan pada mas Haris, Alena dan Namira untuk bersama. Bertiga, agar perkenalan itu terasa lebih intim.

Aku juga tersenyum saat mendengar Namira berhasil membuat Alena tertawa.

"Ibu lihat Namira itu sangat baik ya. Sama seperti Haris," ucap ibu. Kami berada di dapur, aku mengiris buah dan ibu menemani.

"Iya Bu, aku senang sekali melihatnya. Dia itu dokter Anak, kata mas Haris juga pernah menangani pasien transplantasi jantung. Jadi Namira pasti sangat tau kondisi Alena saat ini."

Ibu mengangguk setuju.

Saat kami masih berbincang seperti ini tiba-tiba Namira datang ke dapur.

"Bu, Mbak Anin," sapa Namira. Dia memanggil ku mbak agar lebih sopan katanya, setelah mengulik umur kami akupun lebih tua beberapa bulan.

"Namira, mau ambil apa? Biar ibu ambilkan," sahut ibu, dia sudah bersiap menjalankan perintah.

"Tidak Bu, tidak. Aku hanya ingin bicara dengan mbak Anin," jawab Namira, dia malah telihat tidak enak hati sendiri melihat sikap ibu itu.

Namira seolah tak ingin diperlakukan dengan spesial, dia masih bisa menangani kebutuhannya sendiri.

"Baiklah kalau begitu, kalian bicaralah, Ibu akan ke depan," jawab ibu.

"Terima kasih, Bu," balas Namira pula. Aku pun meletakkan irisan buahku. Meski belum selesai namun ku putuskan untuk cuci tangan. Ku lap kering lalu mengajak Namira untuk duduk di meja makan.

Pembicaraan seperti ini memang tak bisa dihindari. Aku dan Namira harus meluruskan beberapa hal.

"Maaf Mbak jika kedatangan ku mendadak, mas Haris padahal sudah berulang kali mengatakan padaku untuk menunggu," kata Namira.

"Tidak apa-apa Namira, mbak yang harusnya minta maaf. Pernikahanmu dan mas Haris jadi diundur gara-gara kami," jelasku pula, benar-benar ku tunjukkan pula rasa penyesalanku.

Aku juga baru tau semalam tentang hal ini, mas Haris mengatakan bahwa pernikahannya dengan Namira terpaksa diundur karena mas Haris masih mementingkan kesehatan Alena. Namira telah banyak berkorban karena itulah mas Haris tak bisa menolak lagi saat Namira mengatakan dia ingin bertemu dengan Alena.

"Maafkan Mbak karena tiba-tiba hadir di hidup kalian."

"Jangan minta maaf Mbak. Awalnya aku juga terkejut mendengar kabar ini. Tapi ini semua terjadi bahkan sebelum aku menjalin hubungan dengan mas Haris. Jadi aku tidak akan menyalahkan kalian berdua," jawab Namira.

"Alena adalah anak yang kuat, dia telah berjuang untuk bertahan sejuah ini. Jadi ayo kita hidup rukun demi Alena. Izinkan aku untuk menyayanginya juga," pinta Namira kemudian.

Sungguh, aku begitu terharu ketika mendengar ucapannya tersebut. Ternyata benar, Namira adalah wanita yang sangat baik.

Kami juga bertukar nomor ponsel, Namira bilang dia ingin tau semua perkembangan kesehatan Alena. Karena tak bisa sering-sering datang ke rumah sakit jadi dia ingin aku yang terus mengabari.

Kami saling menerima satu sama lain, itulah kenapa meski baru pertama kali bertemu rasanya sudah sangat dekat.

Siang ini kami juga makan bersama di ruangan ini. Alena mulai belajar memanggil Namira dengan sebutan Mama.

Awalnya hatiku sedikit tercubit saat mendengar panggilan itu. Meski mulutku berucap tidak apa-apa, tapi tetap saja rasanya tak rela mendengar Alena memanggil wanita lain dengan sebutan Mama.

Namun aku harus membiasakan diri, menjadikan rasa sakit ini sebagai temanku.

Karena dengan begini kami bisa hidup rukun.

"Mama Namira, aku mau minum," pinta Alena.

Terpopuler

Comments

komalia komalia

komalia komalia

tapi cerita nya cuma gumaman anin aja engga ada prop haris mya

2025-02-19

0

Mardiana

Mardiana

mudah mudahan Namira tulus ya

2025-02-25

0

andi hastutty

andi hastutty

Jadi nyesek sendiri di posisi anin

2024-08-15

1

lihat semua
Episodes
1 AGKK Bab 1 - Semuanya Terjadi Di Luar Kendali
2 AGKK Bab 2 - Bodoh Kamu!
3 AGKK Bab 3 - Kesempatan Kedua
4 AGKK Bab 4 - Papa
5 AGKK Bab 5 - 6 Tahun Lalu
6 AGKK Bab 6 - Batas Kami Untuk Melangkah
7 AGKK Bab 7 - Perannya Sebagai Ayah
8 AGKK Bab 8 - Bagian Dari Keluarga Pratama
9 AGKK Bab 9 - Keputusan Bersama
10 AGKK Bab 10 - Mama Cubit Nanti
11 AGKK Bab 11 - Si Biang Kerok
12 AGKK Bab 12 - Seperti Dihipnotis
13 AGKK Bab 13 - Semuanya Demi Alena
14 AGKK Bab 14 - Menggenggam erat tanganku dan Alena sekaligus
15 AGKK Bab 15 - You Are My Sunshine
16 AGKK Bab 16 - Izinkan Aku Menyayanginya Juga
17 AGKK Bab 17 - Ketakutan Namira
18 AGKK Bab 18 - Janji
19 AGKK Bab 19 - Ponsel Baru
20 AGKK Bab 20 - Keadaannya Tetap Sama
21 AGKK Bab 21 - Membuatku Sedih
22 AGKK Bab 22 - Saudara Perempuan
23 AGKK Bab 23 - Foto Alena
24 AGKK Bab 24 - Diomel Pagi-pagi
25 AGKK Bab 25 - Alena Sangat Cantik
26 AGKK Bab 26 - Tidak Boleh Serakah
27 AGKK Bab 27 - Cukup Mas
28 AGKK Bab 28 - Jika Kami Menikah
29 AGKK Bab 29 - Menjawab IYA
30 AGKK Bab 30 - Terasa Begitu Hangat
31 AGKK Bab 31 - Kehilangan Arah
32 AGKK Bab 32 - Sekali Saja
33 AGKK Bab 33 - Kesempatan Kedua
34 AGKK Bab 34 - Tidak Berubah
35 AGKK Bab 35 - Tidak Bisa Aku Tebak
36 AGKK Bab 36 - Harus Laporan
37 AGKK Bab 37 - Hari Ini Sangat Indah
38 AGKK Bab 38 - Sudah Membatu
39 AGKK Bab 39 - Langit dan Rindu
40 AGKK Bab 40 - Dulu Dan Sekarang
41 AGKK Bab 41 - Dalam Keadaan Sadar
42 AGKK Bab 42 - Terima Kasih
43 AGKK Bab 43 - Wanita Kecil Yang Tak Berdaya
44 AGKK Bab 44 - Percayalah Padaku
45 AGKK Bab 45 - Kamu Tidak Pernah Tanya
46 AGKK Bab 46 - Karena Alena
47 AGKK Bab 47 - Mas Haris Lebih Parah
48 AGKK Bab 48 - Pernikahan Yang Layak
49 AGKK Bab 49 - Jangan Menangis
50 AGKK Bab 50 - Kamar Kami
51 AGKK Bab 51 - Tidak Akan Menunda
52 AGKK Bab 52 - Untuk Kedua Kali
53 AGKK Bab 53 - Setelah Kita Bertemu
54 AGKK Bab 54 - Memangnya Sibuk Apa?
55 AGKK Bab 55
56 AGKK Bab 56 - Cemburu
57 AGKK Bab 57 - Bosku Di Perusahaan
58 AGKK Bab 58 - Jodohku Sejak Awal
59 AGKK Bab 59 - Ku Ulangi Lagi
60 AGKK Bab 60 - Keceplosan
61 AGKK Bab 61 - 100 Detik
62 AGKK Bab 62 - Juru Bicara
63 AGKK Bab 63 - Tidak Berani Menolak
64 AGKK Bab 64 - Jangan Pedulikan Aku
65 AGKK Bab 65 - Pasrah
66 AGKK Bab 66 - Hadiah Paling Indah
67 Terjerat Dosen Galak
Episodes

Updated 67 Episodes

1
AGKK Bab 1 - Semuanya Terjadi Di Luar Kendali
2
AGKK Bab 2 - Bodoh Kamu!
3
AGKK Bab 3 - Kesempatan Kedua
4
AGKK Bab 4 - Papa
5
AGKK Bab 5 - 6 Tahun Lalu
6
AGKK Bab 6 - Batas Kami Untuk Melangkah
7
AGKK Bab 7 - Perannya Sebagai Ayah
8
AGKK Bab 8 - Bagian Dari Keluarga Pratama
9
AGKK Bab 9 - Keputusan Bersama
10
AGKK Bab 10 - Mama Cubit Nanti
11
AGKK Bab 11 - Si Biang Kerok
12
AGKK Bab 12 - Seperti Dihipnotis
13
AGKK Bab 13 - Semuanya Demi Alena
14
AGKK Bab 14 - Menggenggam erat tanganku dan Alena sekaligus
15
AGKK Bab 15 - You Are My Sunshine
16
AGKK Bab 16 - Izinkan Aku Menyayanginya Juga
17
AGKK Bab 17 - Ketakutan Namira
18
AGKK Bab 18 - Janji
19
AGKK Bab 19 - Ponsel Baru
20
AGKK Bab 20 - Keadaannya Tetap Sama
21
AGKK Bab 21 - Membuatku Sedih
22
AGKK Bab 22 - Saudara Perempuan
23
AGKK Bab 23 - Foto Alena
24
AGKK Bab 24 - Diomel Pagi-pagi
25
AGKK Bab 25 - Alena Sangat Cantik
26
AGKK Bab 26 - Tidak Boleh Serakah
27
AGKK Bab 27 - Cukup Mas
28
AGKK Bab 28 - Jika Kami Menikah
29
AGKK Bab 29 - Menjawab IYA
30
AGKK Bab 30 - Terasa Begitu Hangat
31
AGKK Bab 31 - Kehilangan Arah
32
AGKK Bab 32 - Sekali Saja
33
AGKK Bab 33 - Kesempatan Kedua
34
AGKK Bab 34 - Tidak Berubah
35
AGKK Bab 35 - Tidak Bisa Aku Tebak
36
AGKK Bab 36 - Harus Laporan
37
AGKK Bab 37 - Hari Ini Sangat Indah
38
AGKK Bab 38 - Sudah Membatu
39
AGKK Bab 39 - Langit dan Rindu
40
AGKK Bab 40 - Dulu Dan Sekarang
41
AGKK Bab 41 - Dalam Keadaan Sadar
42
AGKK Bab 42 - Terima Kasih
43
AGKK Bab 43 - Wanita Kecil Yang Tak Berdaya
44
AGKK Bab 44 - Percayalah Padaku
45
AGKK Bab 45 - Kamu Tidak Pernah Tanya
46
AGKK Bab 46 - Karena Alena
47
AGKK Bab 47 - Mas Haris Lebih Parah
48
AGKK Bab 48 - Pernikahan Yang Layak
49
AGKK Bab 49 - Jangan Menangis
50
AGKK Bab 50 - Kamar Kami
51
AGKK Bab 51 - Tidak Akan Menunda
52
AGKK Bab 52 - Untuk Kedua Kali
53
AGKK Bab 53 - Setelah Kita Bertemu
54
AGKK Bab 54 - Memangnya Sibuk Apa?
55
AGKK Bab 55
56
AGKK Bab 56 - Cemburu
57
AGKK Bab 57 - Bosku Di Perusahaan
58
AGKK Bab 58 - Jodohku Sejak Awal
59
AGKK Bab 59 - Ku Ulangi Lagi
60
AGKK Bab 60 - Keceplosan
61
AGKK Bab 61 - 100 Detik
62
AGKK Bab 62 - Juru Bicara
63
AGKK Bab 63 - Tidak Berani Menolak
64
AGKK Bab 64 - Jangan Pedulikan Aku
65
AGKK Bab 65 - Pasrah
66
AGKK Bab 66 - Hadiah Paling Indah
67
Terjerat Dosen Galak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!