AGKK Bab 18 - Janji

Ku putuskan untuk kembali ke kamar Alena. Mencoba untuk tidak memikirkan atau membayangkan apapun tentang mas Haris dan Namira. Biarlah mereka berdua dengan kehidupannya dan aku dengan kehidupanku sendiri.

Hampir satu bulan bersama mas Haris membuat pikiranku kacau, tiap detik aku berusaha untuk kembali jadi Anin yang dulu. Yang tidak pernah berdebar hatinya selain melihat senyum Alena.

Sudah berbaring di samping Alena aku pun memejamkan mata. Tidur nyenyak sekali. Saat aku terbangun waktu sudah menunjukkan jam 3 sore. Ternyata aku tidur sudah ada 1 jam lamanya.

"Sayang," panggilku pada Alena, ku bangunkan juga bidadari kecilku ini. Alena menggeliat dan langsung membuka mata.

"Ma," panggil Alena, lalu memeluk ku pula. Ku balas pelukan itu dengan begitu lembut.

"Sudah ya tidurnya, ini sudah mau sore. Ayo kita bangun," ajakku.

"Iya Ma. Dimana papa?"

"Papa sedang pergi mengantarkan mama Namira pulang, nanti malam papa akan ke sini lagi."

Alena terdiam, membuatku jadi cemas sendiri. "Alena kenapa?" tanyaku, coba mengulik informasi dari gadis kecil ini, agar aku tau apa yang membuat Alena murung.

"Tidak apa-apa Ma," jawab Alena, lalu memelukku semakin erat.

"Boleh mama bertanya sesuatu padamu?" tanyaku, jadi ingin bicara banyak hal dengan Alena.

"Apa Ma? Aku akan menjawabnya."

"Bagaimana dengan mama Namira? Dia baik kan?"

"Iya, mama Namira sangat baik, aku menyukainya."

"Alhamdulillah kalau begitu, mama senang sekali."

"Aku juga senang jika mama bahagia, karena aku melakukan ini semua juga demi mama."

"Apa maksud Alena?" tanyaku dengan dahi yang mulai berkerut. Alena akhirnya bercerita tentang isi hatinya.

"Selama ini Mama tidak pernah meminta apapun padaku, satu-satunya permintaan mama adalah memintaku untuk memanggil Tante Namira dengan sebutan Mama. Jadi ku lakukan ini demi Mama. Meskipun sebenarnya mamaku hanya satu, mama Anin dan tidak akan pernah ada yang lain."

Ya Allah. Setelah mengetahui semuanya kini malah aku makin nelangsa. Jawaban Alena mengisyaratkan bahwa dia belum siap dengan ini semua, banyak orang baru yang tiba-tiba hadir di dalam hidupnya.

Dan kini tiba-tiba ada Mama baru pula, mungkin dia takut aku akan pergi.

Kupeluk Alena seolah tak akan pernah pisah. "Maafkan Mama sayang, tapi percayalah mama Namira juga akan jadi mamamu yang paling baik. Mama Namira akan sangat menyayangi Alena juga," kataku.

"Iya Ma," jawab Alena penuh pengertian.

"Tapi mama harus janji satu hal padaku, tidak akan pernah meninggalkan Alena untuk selamanya," tuntut Alena.

"Tentu sayang, sampai kapanpun mama tidak akan pernah meninggalkan Alena. Mama akan selalu bersama Alena, sekarang dan selamanya."

"Janji," kata Alena, dia mengulurkan jari kelingkingnya padaku. Ku terima uluran jari itu hingga jari kelingking kami jadi saling bertaut.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya mas Haris yang tiba-tiba masuk ke kamar, ternyata dia sudah kembali ke sini. Ku pikir mas Haris akan kembali saat malam hari.

"Papa," sahut Alena pula, dia seketika bahagia sekali melihat papanya datang. Apalagi tadi aku berkata bahwa mas Haris mungkin akan kembali saat malam, dan seperti sebuah kejutan kini tiba-tiba papanya datang.

Jadi Alena sebahagia ini.

"Apa yang Alena dan mama lakukan tadi? terlihat mencurigakan," kata mas Haris, matanya jadi sipit menatap ke arah Alena. Membuat gadis kecilku jadi tertawa.

Aku putuskan untuk bangun dan jadi duduk di atas ranjang itu. Aku dan Alena duduk di tengah-tengah ranjang, sementara mas Haris duduk di tepian.

"Aku dan mama baru saja membuat janji," jelas Alena.

"Janji apa?" tanya mas Haris.

"Bukan apa-apa Mas, hanya janji biasa," sahutku dengan cepat, tak ingin pembicaraan ini jadi panjang, karena Aku tidak bisa menebak bagaimana ujungnya.

Tapi Alena seperti punya misi sendiri, dia tidak peduli dengan kata-kata ku dan malah menjelaskan dengan rinci.

"Mama sudah berjanji bahwa mama tidak akan pernah meninggalkan ku selamanya, apa papa juga bisa berjanji seperti itu padaku?" tanya Alena.

Aku sontak terdiam, menelan ludahku sendiri dengan susah payah.

"Tentu saja, Papa tidak akan pernah meninggalkan Alena," jawab mas Haris tanpa keraguan sedikitpun.

"Papa janji tidak akan pernah meninggalkan aku dan mama?" tanya Alena lagi.

Dan kali ini mas Haris memberi jeda untuk menjawab pertanyaan itu, sebelum akhirnya dia menjawab ... "Iya sayang, papa janji. Papa tidak akan pernah meninggalkan kalian berdua, Alena dan mama."

"Yee!! Papa sudah janji ya! Awas kalau bohong, aku akan sangat marah," balas Alena. Alena bahkan langsung memeluk papanya dengan erat.

"Sini Ma, ayo kita peluk papa sama-sama," ajak Alena.

Aku tergugu, hanya mampu menatap kedua mata mas Haris dengan gamang. Ku lihat mas Haris mengulurkan tangannya padaku. Memintaku untuk menggenggamnya.

Sedangkan Alena menatap ku dengan tatapan penuh harap.

Maafkan aku Namira. Batinku, meski ini semua demi Alena tak seharusnya kami seperti ini. Tapi apa yang bisa kulakukan? Untuk mundur pun sulit aku lakukan.

Pada akhirnya ku gerakan tangan kananku dan mendarat di tangan mas Haris yang terasa hangat. Dia genggam tanganku dengan erat.

Alena langsung mencium pipi papanya saat melihat pemandangan ini. Dia bahagia sekali. Kesedihannya atas mama Namira seolah hilang begitu saja.

Sebab dia yakin meski ada mama Namira dia tidak akan pernah kehilangan kami berdua. Karena Alena telah mengikat kami dengan janji.

"Ayo kita ambil foto bersama?" ajak mas Haris. Aku tentu terkejut, baru saja bangun tidur tapi tiba-tiba dia mengajak untuk foto bersama.

"Ye! Ayo! Aku mau," sahut Alena dengan semangat.

"Pakai ponselmu ya?" tanya mas Haris padaku. Membuatku tersenyum kikuk.

"Maaf Mas, ponsel ku tidak bisa untuk ambil foto," jawabku lirih.

"Tidak bisa? Apa maksudmu?"

"Karena ponsel mama tidak ada kameranya Papa." Alena yang menjawab, ku lihat mas Haris mengerutkan dahinya seolah bingung. Mungkin dia heran ponsel apa yang tidak ada kameranya.

"Mana ponselmu?" tanya mas Haris pula, lalu ku ambil ponselku yang tadi ku letakkan di atas nakas. Pergerakanku ini membuat genggaman tanganku dan mas Haris jadi terlepas.

"Astaghfirullah, jadi ini ponselmu. Ku pikir ini remot AC," kata mas Haris dan Alena malah tertawa.

"Nanti akan ku minta Jodi untuk membelikanmu ponsel baru."

"Tidak usah Mas."

"Apa yang tidak usah? Saat Alena boleh pulang nanti kita akan sering melakukan video call."

Aku terdiam.

"Kalau begitu kita ambil foto dengan ponsel papa saja," kata mas Haris kemudian.

"Ye!!" sahut Alena yang selalu antusias.

Sungguh, sebenarnya aku sangat malu. Aku bahkan tidak tahu bagaimana bentuk wajahku sekarang.

Alena turun dari pangkuan sang ayah, dia kembali duduk di sampingku. Mas Haris kemudian naik ke atas ranjang dan akhirnya kami bertiga mengambil foto di sana. Foto yang seolah menunjukkan bahwa kami adalah keluarga yang bahagia.

Terpopuler

Comments

Ida Sriwidodo

Ida Sriwidodo

Jadi pen' komen disni..
Kayaknya Haris ini memang suka sama Anin.. makanya semudah itu menerima Alena dan melakukan semua untuk kenyamanan Alen.. dan Anin (sebenarnya) 🤔🤔🤔

2024-12-01

0

Dewa Dewi

Dewa Dewi

😂😂😂😂😂😂

2025-03-10

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Alene cerdik, keren lah

2024-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 AGKK Bab 1 - Semuanya Terjadi Di Luar Kendali
2 AGKK Bab 2 - Bodoh Kamu!
3 AGKK Bab 3 - Kesempatan Kedua
4 AGKK Bab 4 - Papa
5 AGKK Bab 5 - 6 Tahun Lalu
6 AGKK Bab 6 - Batas Kami Untuk Melangkah
7 AGKK Bab 7 - Perannya Sebagai Ayah
8 AGKK Bab 8 - Bagian Dari Keluarga Pratama
9 AGKK Bab 9 - Keputusan Bersama
10 AGKK Bab 10 - Mama Cubit Nanti
11 AGKK Bab 11 - Si Biang Kerok
12 AGKK Bab 12 - Seperti Dihipnotis
13 AGKK Bab 13 - Semuanya Demi Alena
14 AGKK Bab 14 - Menggenggam erat tanganku dan Alena sekaligus
15 AGKK Bab 15 - You Are My Sunshine
16 AGKK Bab 16 - Izinkan Aku Menyayanginya Juga
17 AGKK Bab 17 - Ketakutan Namira
18 AGKK Bab 18 - Janji
19 AGKK Bab 19 - Ponsel Baru
20 AGKK Bab 20 - Keadaannya Tetap Sama
21 AGKK Bab 21 - Membuatku Sedih
22 AGKK Bab 22 - Saudara Perempuan
23 AGKK Bab 23 - Foto Alena
24 AGKK Bab 24 - Diomel Pagi-pagi
25 AGKK Bab 25 - Alena Sangat Cantik
26 AGKK Bab 26 - Tidak Boleh Serakah
27 AGKK Bab 27 - Cukup Mas
28 AGKK Bab 28 - Jika Kami Menikah
29 AGKK Bab 29 - Menjawab IYA
30 AGKK Bab 30 - Terasa Begitu Hangat
31 AGKK Bab 31 - Kehilangan Arah
32 AGKK Bab 32 - Sekali Saja
33 AGKK Bab 33 - Kesempatan Kedua
34 AGKK Bab 34 - Tidak Berubah
35 AGKK Bab 35 - Tidak Bisa Aku Tebak
36 AGKK Bab 36 - Harus Laporan
37 AGKK Bab 37 - Hari Ini Sangat Indah
38 AGKK Bab 38 - Sudah Membatu
39 AGKK Bab 39 - Langit dan Rindu
40 AGKK Bab 40 - Dulu Dan Sekarang
41 AGKK Bab 41 - Dalam Keadaan Sadar
42 AGKK Bab 42 - Terima Kasih
43 AGKK Bab 43 - Wanita Kecil Yang Tak Berdaya
44 AGKK Bab 44 - Percayalah Padaku
45 AGKK Bab 45 - Kamu Tidak Pernah Tanya
46 AGKK Bab 46 - Karena Alena
47 AGKK Bab 47 - Mas Haris Lebih Parah
48 AGKK Bab 48 - Pernikahan Yang Layak
49 AGKK Bab 49 - Jangan Menangis
50 AGKK Bab 50 - Kamar Kami
51 AGKK Bab 51 - Tidak Akan Menunda
52 AGKK Bab 52 - Untuk Kedua Kali
53 AGKK Bab 53 - Setelah Kita Bertemu
54 AGKK Bab 54 - Memangnya Sibuk Apa?
55 AGKK Bab 55
56 AGKK Bab 56 - Cemburu
57 AGKK Bab 57 - Bosku Di Perusahaan
58 AGKK Bab 58 - Jodohku Sejak Awal
59 AGKK Bab 59 - Ku Ulangi Lagi
60 AGKK Bab 60 - Keceplosan
61 AGKK Bab 61 - 100 Detik
62 AGKK Bab 62 - Juru Bicara
63 AGKK Bab 63 - Tidak Berani Menolak
64 AGKK Bab 64 - Jangan Pedulikan Aku
65 AGKK Bab 65 - Pasrah
66 AGKK Bab 66 - Hadiah Paling Indah
67 Terjerat Dosen Galak
Episodes

Updated 67 Episodes

1
AGKK Bab 1 - Semuanya Terjadi Di Luar Kendali
2
AGKK Bab 2 - Bodoh Kamu!
3
AGKK Bab 3 - Kesempatan Kedua
4
AGKK Bab 4 - Papa
5
AGKK Bab 5 - 6 Tahun Lalu
6
AGKK Bab 6 - Batas Kami Untuk Melangkah
7
AGKK Bab 7 - Perannya Sebagai Ayah
8
AGKK Bab 8 - Bagian Dari Keluarga Pratama
9
AGKK Bab 9 - Keputusan Bersama
10
AGKK Bab 10 - Mama Cubit Nanti
11
AGKK Bab 11 - Si Biang Kerok
12
AGKK Bab 12 - Seperti Dihipnotis
13
AGKK Bab 13 - Semuanya Demi Alena
14
AGKK Bab 14 - Menggenggam erat tanganku dan Alena sekaligus
15
AGKK Bab 15 - You Are My Sunshine
16
AGKK Bab 16 - Izinkan Aku Menyayanginya Juga
17
AGKK Bab 17 - Ketakutan Namira
18
AGKK Bab 18 - Janji
19
AGKK Bab 19 - Ponsel Baru
20
AGKK Bab 20 - Keadaannya Tetap Sama
21
AGKK Bab 21 - Membuatku Sedih
22
AGKK Bab 22 - Saudara Perempuan
23
AGKK Bab 23 - Foto Alena
24
AGKK Bab 24 - Diomel Pagi-pagi
25
AGKK Bab 25 - Alena Sangat Cantik
26
AGKK Bab 26 - Tidak Boleh Serakah
27
AGKK Bab 27 - Cukup Mas
28
AGKK Bab 28 - Jika Kami Menikah
29
AGKK Bab 29 - Menjawab IYA
30
AGKK Bab 30 - Terasa Begitu Hangat
31
AGKK Bab 31 - Kehilangan Arah
32
AGKK Bab 32 - Sekali Saja
33
AGKK Bab 33 - Kesempatan Kedua
34
AGKK Bab 34 - Tidak Berubah
35
AGKK Bab 35 - Tidak Bisa Aku Tebak
36
AGKK Bab 36 - Harus Laporan
37
AGKK Bab 37 - Hari Ini Sangat Indah
38
AGKK Bab 38 - Sudah Membatu
39
AGKK Bab 39 - Langit dan Rindu
40
AGKK Bab 40 - Dulu Dan Sekarang
41
AGKK Bab 41 - Dalam Keadaan Sadar
42
AGKK Bab 42 - Terima Kasih
43
AGKK Bab 43 - Wanita Kecil Yang Tak Berdaya
44
AGKK Bab 44 - Percayalah Padaku
45
AGKK Bab 45 - Kamu Tidak Pernah Tanya
46
AGKK Bab 46 - Karena Alena
47
AGKK Bab 47 - Mas Haris Lebih Parah
48
AGKK Bab 48 - Pernikahan Yang Layak
49
AGKK Bab 49 - Jangan Menangis
50
AGKK Bab 50 - Kamar Kami
51
AGKK Bab 51 - Tidak Akan Menunda
52
AGKK Bab 52 - Untuk Kedua Kali
53
AGKK Bab 53 - Setelah Kita Bertemu
54
AGKK Bab 54 - Memangnya Sibuk Apa?
55
AGKK Bab 55
56
AGKK Bab 56 - Cemburu
57
AGKK Bab 57 - Bosku Di Perusahaan
58
AGKK Bab 58 - Jodohku Sejak Awal
59
AGKK Bab 59 - Ku Ulangi Lagi
60
AGKK Bab 60 - Keceplosan
61
AGKK Bab 61 - 100 Detik
62
AGKK Bab 62 - Juru Bicara
63
AGKK Bab 63 - Tidak Berani Menolak
64
AGKK Bab 64 - Jangan Pedulikan Aku
65
AGKK Bab 65 - Pasrah
66
AGKK Bab 66 - Hadiah Paling Indah
67
Terjerat Dosen Galak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!