AGKK Bab 15 - You Are My Sunshine

Ya Allah. Batinku ketika hati mulai berdegup tidak karuan. Semua demi Alena adalah satu-satunya hal yang bisa membuatku berpikir jernih. Kembali menyingkirkan tentang perasaan ku sendiri, anggaplah ini semua sebuah proyek kerja.

Proyek untuk membahagiakan Alena.

Belum ada jam 9 malam Alena sudah mengantuk, dia mulai menguap dan menyandarkan kepalanya di tubuhku.

"Tidur di tubuh Papa sayang, mama pasti lelah," ucap mas Haris kemudian, dia akhirnya melepaskan genggaman tangan kami bertiga, hingga membuat ku bisa bernafas lega, lalu memindahkan kepala Alena dalam pelukannya.

Gadis kecilku menurut, dia menguap lagi dan bersandar dengan nyaman di dadda sang ayah. Kaki Alena naik dan berada di datas pangkuan ku.

"Mendekat lah," pinta mas Haris saat ada sedikit jarak diantara kita berdua, hingga ada bagian kosong dimana kaki Alena mengantung. Aku tak ingin banyak bertanya yang membuatku malu sendiri, pada akhirnya aku mendekat hingga lengan kami saling bersentuhan.

"Tidurlah sayang, Papa dan Mama memeluk mu," ucap mas Haris, suaranya lembut sekali. Aku tidak bisa meminta untuk menidurkan Alena di atas ranjang, mungkin dia pun ingin sesekali Alena tidur di daddanya.

Bukan hanya Alena yang ingin melakukan banyak hal dengan papanya, tapi mas Haris pun ingin melakukan banyak hal pula dengan anaknya.

"Kata Alena, Mama biasanya bernyanyi untuknya sebelum tidur. Coba bernyanyi lah, papa ingin dengar," kata mas Haris tiba-tiba, hingga membuatku mendelik. Mana bisa aku bernyanyi saat ada dia.

"Tapi, Mas_"

"Aku juga mau dengar, Ma." sahut Alena yang masih belum terlelap, namun kedua matanya telah nampak sayu.

Aku tidak punya pilihan lain, entah terdengar sumbang atau tidak. Akhirnya aku bersuara untuk menyanyikan lagu pengantar tidur Alena.

"Ehem," dehemku, coba menetralkan suara lebih dulu. Dengan suara perlahan akhirnya aku mulai bernyanyi ...

The other night, dear, as I lay sleeping

I dreamed I held you in my arms

When I awoke, dear, I was mistaken

So I bowed my head and I cried

You are my sunshine, my only sunshine

You make me happy when skies are gray

You'll never know, dear, how much I love you

Please don't take my sunshine away

Alena akhirnya benar-benar terlelap dengan wajah yang nampak tenang. Mas Haris mengelus wajah Alena lembut. Malam ini seolah berakhir dengan sempurna.

"Ayo Mas, kita pindahkan Alena," ucapku dengan suara lirih. Aku takut mas Haris menahan pegal di tangan kanannya karena menggendong Alena seperti ini.

"Tunggu sebentar lagi, 10 menit lagi. Aku masih ingin memeluk Alena seperti ini," jawab mas Haris.

Aku tak punya kalimat bantahan lagi, sudah ku duga memang jika mas Haris ingin melakukan banyak hal dengan Alena.

Berpelukan seperti ini baginya sudah seperti sesuatu hal yang berharga.

Perhatian kami kemudian teralihkan saat mendengar suara ponsel milik mas Haris bergetar di atas meja. Ada panggilan yang masuk, tapi aku tidak berani untuk melihatnya.

"Tolong ambilkan ponselku Nin, lihat siapa yang telepon," pinta mas Haris. Meski sangat sungkan akhirnya ku ambil benda pribadi milik mas Haris, aku jadi melihat dengan jelas siapa yang menghubungi.

"Namira, Mas," ucapku.

"Diamkan dulu, nanti aku yang akan menghubunginya," balas mas Haris. Dengan ragu ku tekan tanda diam, hingga ponsel itu tak lagi bergetar.

Ada rasa yang tiba-tiba mengganjal di dalam hati, namun buru-buru ku tepis lagi. Ku letakkan kembali ponsel itu di atas meja.

"Aku akan memindahkan Alena sekarang," kata mas Haris.

"Iya Mas," jawabku pula, dengan hati-hati mas Haris berdiri seraya menggendong Alena. Dia bawa gadis kecilku itu ke kamar Alena dan aku mengekor di belakang. Saat mas Haris sudah membaringkan tubuh Alena, aku pun menyelimutinya.

"Tidurlah bersama Alena, aku akan keluar sebentar," kata mas Haris.

"Mas tidak ingin langsung pulang?" tanyaku pula, biasanya setelah Alena tidur mas Haris akan pulang ke apartemen.

"Belum, nanti saja pulangnya," jawab mas Haris.

Aku mengangguk saja, bingung juga mau menanggapi apa lagi. Mas Haris kemudian keluar dan entah apa yang dia lakukan di luar sana. Sementara aku pilih kembali membenahi tidurnya Alena lalu aku naik ke atas ranjang itu pula.

Ranjang berukuran cukup besar ini bisa menampung kami berdua dengan cukup baik.

Ku pejamkan mata sampai akhirnya rasa kantuk itu mendera, nyaris tidak sadar tiba-tiba ku dengar suara mas Haris memanggil.

"Anindya," panggil mas Haris, hingga berhasil membuatku langsung membuka mata. Ingin buru-buru bangun juga namun mas Haris melarang. "Tidak usah bangun, tidurlah saja," ucapnya kemudian. Sementara mas Haris menarik kursi dan duduk di sampingku.

"Ada apa Mas?" tanyaku dengan suara parau. Bicara pelan pula agar tidak mengganggu tidur Alena.

"Namira ingin melihat Alena dan menemui kamu, apa boleh? Aku sudah tidak bisa menahan dia lagi," ucap mas Haris, terdengar seperti membuat sebuah permohonan padaku.

Mas Haris juga mengatakan bahwa jika kedua orang tuanya masih bisa diberi pengertian untuk menemui Alena setelah Alena keluar dari rumah sakit.

Tapi Namira tak bisa menunggu lagi, Namira ingin melihat secara langsung bagaimana kondisi Alena saat ini. Sebagai dokter anak dan pernah menangani transplantasi jantung, Namira pun sungguh-sungguh ingin bertemu dengan Alena.

Bukan hanya sebagai calon ibu sambung, tapi juga sebagai seorang dokter.

"Jika kamu belum mengizinkannya, aku tidak akan membawa Namira datang," kata mas Haris setelah panjang lebar dia bercerita.

Dan tidak mungkin bagiku untuk menolak keinginannya ini. Keadaan Alena juga sudah mulai stabil, aku dan Alena juga sudah saatnya mengenal Namira, mengingat kelak Kami akan sering terhubung.

"Silahkan Mas, ajaklah calon istri Mas datang ke sini. Aku mengizinkannya," jawabku kemudian.

"Jika aku meminta Alena memanggil Namira dengan sebutan mama juga, apa kamu tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa Mas, aku akan sangat senang jika Namira bersedia menerima Alena. Karena Alena akan semakin banyak yang menyayangi," jawabku. "Pintaku hanya satu Mas, jangan pisahkan aku dengan Alena."

"Itu tidak akan pernah aku lakukan Anindya, aku tau bagaimana pentingnya Alena dihidupmu. Kamu mempertaruhkan semuanya demi Alena."

"Terima kasih karena sudah mengerti, sekarang giliran aku dan Alena yang akan mengerti kehidupan Mas yang baru. Aku juga tidak ingin karena aku dan Alena Mas jadi terbelenggu. Mas berhak mendapatkan kebahagiaan yang sedang Mas jalani dengan Namira," ucapku pula dan ku lihat mas Haris hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.

Kata Mas Haris usia Namira sama seperti ku, karena itulah aku diminta untuk memanggil namanya saja. Bahkan tidak perlu ada embel-embel Dokter.

"Baiklah, besok pagi aku akan membawa Namira datang," ucap mas Haris setelah cukup lama ada jeda.

"Iya Mas."

"Sekarang tidurlah."

"Iya Mas," jawabku lagi.

Terpopuler

Comments

Eti Alifa

Eti Alifa

Anin ga serakah ya, udah baik , sopan , bijaksana dan penyayang tentunya paket lengkap ini mahh🥰

2025-02-01

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

sedih amat thour, tapi mau bagaimana lagi hanya Outhour yg bisa mrngatasinya

2024-11-20

0

Mardiana

Mardiana

kok jadi deg deg deg ...

2025-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 AGKK Bab 1 - Semuanya Terjadi Di Luar Kendali
2 AGKK Bab 2 - Bodoh Kamu!
3 AGKK Bab 3 - Kesempatan Kedua
4 AGKK Bab 4 - Papa
5 AGKK Bab 5 - 6 Tahun Lalu
6 AGKK Bab 6 - Batas Kami Untuk Melangkah
7 AGKK Bab 7 - Perannya Sebagai Ayah
8 AGKK Bab 8 - Bagian Dari Keluarga Pratama
9 AGKK Bab 9 - Keputusan Bersama
10 AGKK Bab 10 - Mama Cubit Nanti
11 AGKK Bab 11 - Si Biang Kerok
12 AGKK Bab 12 - Seperti Dihipnotis
13 AGKK Bab 13 - Semuanya Demi Alena
14 AGKK Bab 14 - Menggenggam erat tanganku dan Alena sekaligus
15 AGKK Bab 15 - You Are My Sunshine
16 AGKK Bab 16 - Izinkan Aku Menyayanginya Juga
17 AGKK Bab 17 - Ketakutan Namira
18 AGKK Bab 18 - Janji
19 AGKK Bab 19 - Ponsel Baru
20 AGKK Bab 20 - Keadaannya Tetap Sama
21 AGKK Bab 21 - Membuatku Sedih
22 AGKK Bab 22 - Saudara Perempuan
23 AGKK Bab 23 - Foto Alena
24 AGKK Bab 24 - Diomel Pagi-pagi
25 AGKK Bab 25 - Alena Sangat Cantik
26 AGKK Bab 26 - Tidak Boleh Serakah
27 AGKK Bab 27 - Cukup Mas
28 AGKK Bab 28 - Jika Kami Menikah
29 AGKK Bab 29 - Menjawab IYA
30 AGKK Bab 30 - Terasa Begitu Hangat
31 AGKK Bab 31 - Kehilangan Arah
32 AGKK Bab 32 - Sekali Saja
33 AGKK Bab 33 - Kesempatan Kedua
34 AGKK Bab 34 - Tidak Berubah
35 AGKK Bab 35 - Tidak Bisa Aku Tebak
36 AGKK Bab 36 - Harus Laporan
37 AGKK Bab 37 - Hari Ini Sangat Indah
38 AGKK Bab 38 - Sudah Membatu
39 AGKK Bab 39 - Langit dan Rindu
40 AGKK Bab 40 - Dulu Dan Sekarang
41 AGKK Bab 41 - Dalam Keadaan Sadar
42 AGKK Bab 42 - Terima Kasih
43 AGKK Bab 43 - Wanita Kecil Yang Tak Berdaya
44 AGKK Bab 44 - Percayalah Padaku
45 AGKK Bab 45 - Kamu Tidak Pernah Tanya
46 AGKK Bab 46 - Karena Alena
47 AGKK Bab 47 - Mas Haris Lebih Parah
48 AGKK Bab 48 - Pernikahan Yang Layak
49 AGKK Bab 49 - Jangan Menangis
50 AGKK Bab 50 - Kamar Kami
51 AGKK Bab 51 - Tidak Akan Menunda
52 AGKK Bab 52 - Untuk Kedua Kali
53 AGKK Bab 53 - Setelah Kita Bertemu
54 AGKK Bab 54 - Memangnya Sibuk Apa?
55 AGKK Bab 55
56 AGKK Bab 56 - Cemburu
57 AGKK Bab 57 - Bosku Di Perusahaan
58 AGKK Bab 58 - Jodohku Sejak Awal
59 AGKK Bab 59 - Ku Ulangi Lagi
60 AGKK Bab 60 - Keceplosan
61 AGKK Bab 61 - 100 Detik
62 AGKK Bab 62 - Juru Bicara
63 AGKK Bab 63 - Tidak Berani Menolak
64 AGKK Bab 64 - Jangan Pedulikan Aku
65 AGKK Bab 65 - Pasrah
66 AGKK Bab 66 - Hadiah Paling Indah
67 Terjerat Dosen Galak
Episodes

Updated 67 Episodes

1
AGKK Bab 1 - Semuanya Terjadi Di Luar Kendali
2
AGKK Bab 2 - Bodoh Kamu!
3
AGKK Bab 3 - Kesempatan Kedua
4
AGKK Bab 4 - Papa
5
AGKK Bab 5 - 6 Tahun Lalu
6
AGKK Bab 6 - Batas Kami Untuk Melangkah
7
AGKK Bab 7 - Perannya Sebagai Ayah
8
AGKK Bab 8 - Bagian Dari Keluarga Pratama
9
AGKK Bab 9 - Keputusan Bersama
10
AGKK Bab 10 - Mama Cubit Nanti
11
AGKK Bab 11 - Si Biang Kerok
12
AGKK Bab 12 - Seperti Dihipnotis
13
AGKK Bab 13 - Semuanya Demi Alena
14
AGKK Bab 14 - Menggenggam erat tanganku dan Alena sekaligus
15
AGKK Bab 15 - You Are My Sunshine
16
AGKK Bab 16 - Izinkan Aku Menyayanginya Juga
17
AGKK Bab 17 - Ketakutan Namira
18
AGKK Bab 18 - Janji
19
AGKK Bab 19 - Ponsel Baru
20
AGKK Bab 20 - Keadaannya Tetap Sama
21
AGKK Bab 21 - Membuatku Sedih
22
AGKK Bab 22 - Saudara Perempuan
23
AGKK Bab 23 - Foto Alena
24
AGKK Bab 24 - Diomel Pagi-pagi
25
AGKK Bab 25 - Alena Sangat Cantik
26
AGKK Bab 26 - Tidak Boleh Serakah
27
AGKK Bab 27 - Cukup Mas
28
AGKK Bab 28 - Jika Kami Menikah
29
AGKK Bab 29 - Menjawab IYA
30
AGKK Bab 30 - Terasa Begitu Hangat
31
AGKK Bab 31 - Kehilangan Arah
32
AGKK Bab 32 - Sekali Saja
33
AGKK Bab 33 - Kesempatan Kedua
34
AGKK Bab 34 - Tidak Berubah
35
AGKK Bab 35 - Tidak Bisa Aku Tebak
36
AGKK Bab 36 - Harus Laporan
37
AGKK Bab 37 - Hari Ini Sangat Indah
38
AGKK Bab 38 - Sudah Membatu
39
AGKK Bab 39 - Langit dan Rindu
40
AGKK Bab 40 - Dulu Dan Sekarang
41
AGKK Bab 41 - Dalam Keadaan Sadar
42
AGKK Bab 42 - Terima Kasih
43
AGKK Bab 43 - Wanita Kecil Yang Tak Berdaya
44
AGKK Bab 44 - Percayalah Padaku
45
AGKK Bab 45 - Kamu Tidak Pernah Tanya
46
AGKK Bab 46 - Karena Alena
47
AGKK Bab 47 - Mas Haris Lebih Parah
48
AGKK Bab 48 - Pernikahan Yang Layak
49
AGKK Bab 49 - Jangan Menangis
50
AGKK Bab 50 - Kamar Kami
51
AGKK Bab 51 - Tidak Akan Menunda
52
AGKK Bab 52 - Untuk Kedua Kali
53
AGKK Bab 53 - Setelah Kita Bertemu
54
AGKK Bab 54 - Memangnya Sibuk Apa?
55
AGKK Bab 55
56
AGKK Bab 56 - Cemburu
57
AGKK Bab 57 - Bosku Di Perusahaan
58
AGKK Bab 58 - Jodohku Sejak Awal
59
AGKK Bab 59 - Ku Ulangi Lagi
60
AGKK Bab 60 - Keceplosan
61
AGKK Bab 61 - 100 Detik
62
AGKK Bab 62 - Juru Bicara
63
AGKK Bab 63 - Tidak Berani Menolak
64
AGKK Bab 64 - Jangan Pedulikan Aku
65
AGKK Bab 65 - Pasrah
66
AGKK Bab 66 - Hadiah Paling Indah
67
Terjerat Dosen Galak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!