AGKK Bab 6 - Batas Kami Untuk Melangkah

Kupikir aku adalah yang pertama kali berlari menuju pintu ruang operasi tersebut, tapi ternyata bukan. Justru langkah kaki Pak Haris dengan cepat mendahului aku.

Tiba-tiba pria berwajah gusar itu telah berdiri di depanku dan ibu, berada paling depan untuk menyambut Alena keluar.

"Operasinya berjalan dengan lancar, saat ini Alena belum sadarkan diri. Dia akan dipindah ke ruang rawat tapi yang boleh menemaninya hanya satu orang," jelas dokter Anton.

"Baik Dok." Pak Haris yang menjawab, semenjak kedatangan pria itu aku jadi seperti tersingkirkan. Pak Harris selalu maju paling depan untuk pengobatan Alena.

Tapi mau bagaimana lagi, untuk operasi yang paling penting ini pun semua dibiayai oleh pak Haris. Aku sangat ingin mengucapkan terima kasih tapi entah kenapa rasanya lidahku terlalu kelu untuk bicara dengannya.

Tak berselang lama kemudian ranjang Alena pun keluar dari ruang operasi tersebut. Saat ini waktu sudah tengah malam, jadi keadaan di sumah sakit begitu sepi dan tenang.

Pak Haris ikut mendorong ranjang itu, sementara aku dan ibu mengikuti di belakang.

"Tunggu," ucapku tiba-tiba saat ku lihat arah yang kamu tuju berbeda, bukan ke ruang rawat Alena selama ini, tapi entah kemana.

"Ada apa?" tanya pak Haris, dia menatapku dengan sorot mata yang sangat dingin. Aku tak mampu membalasnya, jadi ku alihkan tatapan ku ke dokter Anton.

"Maaf Dok, kenapa lewat sini? Ruang rawat Alena ada di kamar Melati," ucapku dengan ragu-ragu.

"Mulai malam ini Pak Haris sudah memesan ruang VIP untuk perawatan Alena, Anin. Kamu tidak perlu cemas tentang biayanya, semua sudah dilunasi oleh pak Haris," terang dokter Anton.

"Ayo jalan," titah pak Haris kemudian. Dia tidak memberi kesempatan padaku untuk berpikir, karena tiba-tiba setelah penjelasan itu kini semua orang kembali berjalan mendorong ranjang Alena.

Ibu juga nampak bingung, akhirnya kami hanya bisa pasrah.

Mendatangi sebuah lantai yang nampak asing, masuk ke dalam ruangan yang terlihat seperti rumah.

Ruangan ini bersih sekali, sampai aku dan ibu ingin melepas alas kaki di luar. Namun seorang perawat mengatakan 'Jangan, tidak apa-apa, dipakai saja.'

Aku dan Ibu terus mengikuti kemana ranjang Alena di bawa, sampai akhirnya tiba di ruangan yang terasa sangat nyaman, sejuk dan tak ada bau obat, ada ranjang berukuran sedang di sudut kanan.

"Biar aku saja yang masuk," ucap pak Haris.

Aku dan ibu sama-sama tau, di sinilah batas kami untuk melangkah. Berada di ruang istirahatnya Alena hanya boleh ditemani oleh satu orang.

Tapi aku dan ibu masih berdiri di sini, kami melihat dengan jelas saat akhirnya Alena di pindahkan ke atas ranjang.

Alhamdulillah, batinku penuh syukur.

Ya Allah, besok saat Alena bangun ku harap dia tidak lagi merasakan sakit.

Hatiku makin terenyuh saat ku lihat pak Haris mencium kening Alena dengan lembut. Melihat pemandangan itu hati ini seperti diremat dengan kuat, sakit sekali. Bukan sedih, tapi entahlah, rasanya sesak sekali.

"Ibu Anin," panggil seorang perawat hingga membuat tatapanku jadi beralih ke arahnya.

"Ibu Anin, di kamar VIP ini ada dua kamar yang bisa dipakai untuk beristirahat. 1 kamar utama untuk Alena, sementara yang kedua kamar untuk keluarga yang menunggu. Barang-barang Ibu sudah kami pindahkan ke kamar itu," ucap seorang perawat, seraya menunjuk kamar di sisi kiri kami.

Dia juga menjelaskan bahwa di tiap kamar ada kamar mandi. Sementara di sisi lain pun ada dapur dan meja makan yang bisa digunakan.

Di ujung penjelasannya dia berharap kami merasa nyaman tinggal di sini. Karena pasca operasi Alena akan tetap mendapatkan perawatan intensif sekitar 1-2 bulan sebelum Alena diizinkan pulang.

Dan setelah itu dokter Anton serta para perawat meninggalkan ruangan ini.

Ruangan yang mendadak jadi sepi, sementara aku dan ibu bingung sendiri.

"Bagaimana ini Nin? Ibu masih ingin melihat Alena," tanya ibu.

Aku jadi bingung, pasalnya aku pun ingin melihat anakku. Tapi pak Haris tak kunjung keluar dari kamar itu, justru duduk di pinggir ranjang dan terus menatap lurus ke arah Alena.

"Sabar Bu, lebih baik kita tunggu dulu. Ayo kita duduk di sana," ajakku, menunjuk sofa.

Ku lihat ibu mengangguk, jadi ku tarik tangannya hingga kami duduk bersama. Aku dan ibu sama-sama tidak berani untuk masuk ke dalam kamar, meskipun perawat itu mengatakan bahwa barang-barang kami ada di sana. Tapi tetap saja kami tak kuasa untuk masuk.

Kami tidak leluasa, kami takut salah.

Sofa ini terasa begitu nyaman, sampai entah bagaimana ceritanya tiba-tiba aku terlelap.

Lelah sekali.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

semoga jadi baik k depan Anin😌

2024-11-20

0

Mardiana

Mardiana

yang sabar ya Anin

2025-02-24

0

andi hastutty

andi hastutty

Sabar anin

2024-08-15

0

lihat semua
Episodes
1 AGKK Bab 1 - Semuanya Terjadi Di Luar Kendali
2 AGKK Bab 2 - Bodoh Kamu!
3 AGKK Bab 3 - Kesempatan Kedua
4 AGKK Bab 4 - Papa
5 AGKK Bab 5 - 6 Tahun Lalu
6 AGKK Bab 6 - Batas Kami Untuk Melangkah
7 AGKK Bab 7 - Perannya Sebagai Ayah
8 AGKK Bab 8 - Bagian Dari Keluarga Pratama
9 AGKK Bab 9 - Keputusan Bersama
10 AGKK Bab 10 - Mama Cubit Nanti
11 AGKK Bab 11 - Si Biang Kerok
12 AGKK Bab 12 - Seperti Dihipnotis
13 AGKK Bab 13 - Semuanya Demi Alena
14 AGKK Bab 14 - Menggenggam erat tanganku dan Alena sekaligus
15 AGKK Bab 15 - You Are My Sunshine
16 AGKK Bab 16 - Izinkan Aku Menyayanginya Juga
17 AGKK Bab 17 - Ketakutan Namira
18 AGKK Bab 18 - Janji
19 AGKK Bab 19 - Ponsel Baru
20 AGKK Bab 20 - Keadaannya Tetap Sama
21 AGKK Bab 21 - Membuatku Sedih
22 AGKK Bab 22 - Saudara Perempuan
23 AGKK Bab 23 - Foto Alena
24 AGKK Bab 24 - Diomel Pagi-pagi
25 AGKK Bab 25 - Alena Sangat Cantik
26 AGKK Bab 26 - Tidak Boleh Serakah
27 AGKK Bab 27 - Cukup Mas
28 AGKK Bab 28 - Jika Kami Menikah
29 AGKK Bab 29 - Menjawab IYA
30 AGKK Bab 30 - Terasa Begitu Hangat
31 AGKK Bab 31 - Kehilangan Arah
32 AGKK Bab 32 - Sekali Saja
33 AGKK Bab 33 - Kesempatan Kedua
34 AGKK Bab 34 - Tidak Berubah
35 AGKK Bab 35 - Tidak Bisa Aku Tebak
36 AGKK Bab 36 - Harus Laporan
37 AGKK Bab 37 - Hari Ini Sangat Indah
38 AGKK Bab 38 - Sudah Membatu
39 AGKK Bab 39 - Langit dan Rindu
40 AGKK Bab 40 - Dulu Dan Sekarang
41 AGKK Bab 41 - Dalam Keadaan Sadar
42 AGKK Bab 42 - Terima Kasih
43 AGKK Bab 43 - Wanita Kecil Yang Tak Berdaya
44 AGKK Bab 44 - Percayalah Padaku
45 AGKK Bab 45 - Kamu Tidak Pernah Tanya
46 AGKK Bab 46 - Karena Alena
47 AGKK Bab 47 - Mas Haris Lebih Parah
48 AGKK Bab 48 - Pernikahan Yang Layak
49 AGKK Bab 49 - Jangan Menangis
50 AGKK Bab 50 - Kamar Kami
51 AGKK Bab 51 - Tidak Akan Menunda
52 AGKK Bab 52 - Untuk Kedua Kali
53 AGKK Bab 53 - Setelah Kita Bertemu
54 AGKK Bab 54 - Memangnya Sibuk Apa?
55 AGKK Bab 55
56 AGKK Bab 56 - Cemburu
57 AGKK Bab 57 - Bosku Di Perusahaan
58 AGKK Bab 58 - Jodohku Sejak Awal
59 AGKK Bab 59 - Ku Ulangi Lagi
60 AGKK Bab 60 - Keceplosan
61 AGKK Bab 61 - 100 Detik
62 AGKK Bab 62 - Juru Bicara
63 AGKK Bab 63 - Tidak Berani Menolak
64 AGKK Bab 64 - Jangan Pedulikan Aku
65 AGKK Bab 65 - Pasrah
66 AGKK Bab 66 - Hadiah Paling Indah
67 Terjerat Dosen Galak
Episodes

Updated 67 Episodes

1
AGKK Bab 1 - Semuanya Terjadi Di Luar Kendali
2
AGKK Bab 2 - Bodoh Kamu!
3
AGKK Bab 3 - Kesempatan Kedua
4
AGKK Bab 4 - Papa
5
AGKK Bab 5 - 6 Tahun Lalu
6
AGKK Bab 6 - Batas Kami Untuk Melangkah
7
AGKK Bab 7 - Perannya Sebagai Ayah
8
AGKK Bab 8 - Bagian Dari Keluarga Pratama
9
AGKK Bab 9 - Keputusan Bersama
10
AGKK Bab 10 - Mama Cubit Nanti
11
AGKK Bab 11 - Si Biang Kerok
12
AGKK Bab 12 - Seperti Dihipnotis
13
AGKK Bab 13 - Semuanya Demi Alena
14
AGKK Bab 14 - Menggenggam erat tanganku dan Alena sekaligus
15
AGKK Bab 15 - You Are My Sunshine
16
AGKK Bab 16 - Izinkan Aku Menyayanginya Juga
17
AGKK Bab 17 - Ketakutan Namira
18
AGKK Bab 18 - Janji
19
AGKK Bab 19 - Ponsel Baru
20
AGKK Bab 20 - Keadaannya Tetap Sama
21
AGKK Bab 21 - Membuatku Sedih
22
AGKK Bab 22 - Saudara Perempuan
23
AGKK Bab 23 - Foto Alena
24
AGKK Bab 24 - Diomel Pagi-pagi
25
AGKK Bab 25 - Alena Sangat Cantik
26
AGKK Bab 26 - Tidak Boleh Serakah
27
AGKK Bab 27 - Cukup Mas
28
AGKK Bab 28 - Jika Kami Menikah
29
AGKK Bab 29 - Menjawab IYA
30
AGKK Bab 30 - Terasa Begitu Hangat
31
AGKK Bab 31 - Kehilangan Arah
32
AGKK Bab 32 - Sekali Saja
33
AGKK Bab 33 - Kesempatan Kedua
34
AGKK Bab 34 - Tidak Berubah
35
AGKK Bab 35 - Tidak Bisa Aku Tebak
36
AGKK Bab 36 - Harus Laporan
37
AGKK Bab 37 - Hari Ini Sangat Indah
38
AGKK Bab 38 - Sudah Membatu
39
AGKK Bab 39 - Langit dan Rindu
40
AGKK Bab 40 - Dulu Dan Sekarang
41
AGKK Bab 41 - Dalam Keadaan Sadar
42
AGKK Bab 42 - Terima Kasih
43
AGKK Bab 43 - Wanita Kecil Yang Tak Berdaya
44
AGKK Bab 44 - Percayalah Padaku
45
AGKK Bab 45 - Kamu Tidak Pernah Tanya
46
AGKK Bab 46 - Karena Alena
47
AGKK Bab 47 - Mas Haris Lebih Parah
48
AGKK Bab 48 - Pernikahan Yang Layak
49
AGKK Bab 49 - Jangan Menangis
50
AGKK Bab 50 - Kamar Kami
51
AGKK Bab 51 - Tidak Akan Menunda
52
AGKK Bab 52 - Untuk Kedua Kali
53
AGKK Bab 53 - Setelah Kita Bertemu
54
AGKK Bab 54 - Memangnya Sibuk Apa?
55
AGKK Bab 55
56
AGKK Bab 56 - Cemburu
57
AGKK Bab 57 - Bosku Di Perusahaan
58
AGKK Bab 58 - Jodohku Sejak Awal
59
AGKK Bab 59 - Ku Ulangi Lagi
60
AGKK Bab 60 - Keceplosan
61
AGKK Bab 61 - 100 Detik
62
AGKK Bab 62 - Juru Bicara
63
AGKK Bab 63 - Tidak Berani Menolak
64
AGKK Bab 64 - Jangan Pedulikan Aku
65
AGKK Bab 65 - Pasrah
66
AGKK Bab 66 - Hadiah Paling Indah
67
Terjerat Dosen Galak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!