Permainan Cinta

Permainan Cinta

Awal Pertemuan

"Heh, kau mengambil dompetku!berani-beraninya!" bisik Richie sambil menggenggam lengan Reina cukup kencang, karena ia merasa gadis remaja itu telah menggerayangi saku texudo yang dikenakannya saat mereka bertubrukan. Bahkan, Richie langsung menariknya secara paksa menuju tempat yang agak senyap dari hiruk pikuk aktifitas orang-orang di mall siang hari itu.

"Enak saja kau, main tuduh orang sembarangan!" kilah Reina, ia berusaha menyembunyikan dompet itu supaya Richie tak berhasil menemukannya.

"Kau tak usah berbohong!" bentak Richie

sambil membelalakan kedua matanya saat menatap tajam wajah Reina yang tampak gugup. Sementara, cengkraman tangannya semakin lama semakin erat, membuat Reina merasa kian terancam.

"Lepasin tanganku!" rengek Reina yang berusaha melawannya, tetapi Richie tak menggubris, ia hendak menyelesaikannya secara empat mata. Namun, dengan cepat Reina menginjak punggung kaki Richie, hingga ia berhasil meloloskan diri, kemudian berlari sekuat tenaga untuk menghindar.

"Hei...!" teriak Richie, hingga terjadilah kejar-kejaran diantara keduanya, hal itu membuat semua orang yang berpapasan tampak keheranan dan bertanya-tanya tentang apa yang sedang terjadi diantara mereka.

Meski begitu, Richi berusaha untuk tetap bersikap elegan dan dewasa, ia tak akan menghakimi Reina begitu saja, apa lagi di tempat umum. ia khawatir, jika melakukan tindakan tersebut, maka posisi Reina tidak akan aman, dan tentu saja ia akan menjadi sasaran amukan masa.

"Tidak, aku tidak akan setega itu padanya," batin Richie, ia terus berusaha mengejar kemana Reina berlari, tetapi ia benar-benar telah kehilangan jejaknya.

Gadis itu terus menghindar dan keluar dari area mall, kini Reina berhasil bersembunyi di tempat yang sepi dan aman, terlihat banyak sekali beberapa drum disana, tampaknya itu merupakan area gudang minyak yang sudah terbengkalai.

Dadanya terlihat kembang kempis, dengan napas yang terengah-engah, disertai keringat yang mengucur deras di kening dan pelipisnya. Namun, ia tak peduli dengan kondisinya saat ini.

"Huh, masa bodoh, yang penting ini dompet sudah ada di tanganku," batin Reina dengan senyum menyeringai.

Sedangkan Richie sudah tak melihatnya sama sekali, kini ia hanya bisa menghela napas kasarnya dalam-dalam karena sudah kehilangan dompetnya atas perbuatan Reina.

Memang, tak ada uang satu lembar pun di dalam dompetnya, tetapi kartu identitas, kartu debit, kredit, dan lain sebagainya ada di dalam sana, hal itu membuat Richie kelimpangan.

"Aish!" Richie memekik, sambil mengusap kasar wajah dan rambutnya yang sudah basah oleh keringat karena kejar-kejaran tadi.

Dengan cepat, Richie langsung menghubungi pihak Bank agar segera membekukan dan memblokir kartu ATM dan lainnya.

"Berengsek tuh perempuan, cantik-cantik kok jadi copet!" gerutunya, tetapi ia tak bisa berbuat banyak atas apa yang sudah menimpa padanya siang hari ini.

Richie memutuskan kembali ke mall, saat itu mobilnya tengah terparkir di basement, karena ia baru saja menghadiri acara pertemuannya dengan client di salah satu restoran berbintang yang berada di dalam mall tersebut.

"Aku masih ingat betul wajahnya, awas saja, kalau sampai bertemu kembali, tak akan aku ampuni perbuatannya," gerutu Richie yang kesal terhadap perbuatan gadis remaja itu, dengan senyuman mengancam.

Bahkan saat itu Richie mengemudi sambil mengumpat, ia berharap bisa bertemu kembali dengan Reina, karena ia merasa harus memberi pelajaran kepadanya.

Amarahnya sudah tak terbendung, sehingga ia ingin mencari pelampiasan untuk meluapkan segenap kekesalan yang tengah ia rasakan.

Tiba di depan Mansion, kedatangannya di sambut oleh Betran, yakni seorang Security kepercayaan keluarganya.

"Selamat siang, Tuan," sapa Betran dengan ramah, saat Richie membuka kaca mobil.

Tak ada senyum, dan balasan ramah yang tergambar dari raut wajah Richie saat ini, karena ia baru saja mengalami insiden yang membuat hatinya teramat kesal.

Betran tahu betul karakter Richie, sehingga ia tak ambil hati, Pria berusia 30 tahun tersebut, dengan cepat membukakan pintu gerbang untuk Putra tunggal majikannya.

"Terimakasih, Betran," ucap Richie dengan wajah datar, dan diangguki cepat oleh Betran.

"Ya, sama-sama, Tuan muda," balas Betran, kemudian ia menutup kembali pintu gerbang itu.

Richie segera memarkirkan mobil sport mewahnya di laman garasi yang begitu luas, banyak sekali koleksi mobil-mobil dan juga motor mewah yang berjejer disana, semuanya tentu saja berharga fantastis.

Sehabis itu, ia keluar dari dalam mobil, dengan amarah yang masih bersarang di dalam dada.

"Ah, sialan!" umpatnya, ia berjalan menuju ke ruang utama, kebetulan pada hari itu kedua orang tuanya sedang tidak ada di rumah, mereka sedang pergi untuk menjalankan ritual tradisi keAgamaan dan adat mereka sebagai Masyarakat keturunan.

"Papa sama Mama sedang mengikuti sembahyang Arwah, aku menyesal tidak ikut." Richie merobohkan tubuhnya diatas sofa, lalu sang ART menghampirinya.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Airin, ia berinisiatif menawarkan diri untuk melayani Putra majikannya.

"Rin, tolong ambilkan wine dan sloki!" titahnya, dan Airin mengangguk, kemudian ia beranjak untuk mengambilkan keduanya.

"Baiklah Tuan," kata Airin, tak beberapa lama ia kembali membawakan nampan dengan sebotol wine dan juga sloki yang diminta oleh Richie barusan.

Ia langsung mendaratkannya diatas meja, kemudian ia merendahkan tubuh dengan hormat di hadapan Richie.

"Ini Tuan, silahkan!" kata Airin, dan Richie mengangguk tanpa memperlihatkan keramahan di wajahnya terhadap Airin.

"Thanks ya, Rin," balasnya, akan tetapi Airin terpana dengan pesona yang dimiliki oleh Richie, hingga wanita berkulit sawo matang itu tertegun selama beberapa detik saat melihat Richie sedang menuangkan sebotol wine kedalam gelas kecil tersebut.

Richie yang merasa dirinya sedang di perhatikan, ia langsung menoleh kearah sang ART yang sedari tadi mematung di sebelahnya.

"Kenapa kau masih saja berdiri disitu?!" Richie mendengus kesal sambil membelalakan kedua matanya, hal itu berhasil membuat Airin kikuk, kemudian ia memutuskan untuk berlalu dari hadapan Richie.

"Eh, maaf Tuan, kalau begitu saya permisi," pamitnya, dan ia pergi kearah belakang.

"Ya sana lah!" usir Richie dengan kasar terhadap Airin.

Richie menggeleng tak habis pikir dengan kelakukan aneh sang ART, padahal saat itu Airin sudah tampil secantik mungkin dengan make-up tebal yang menghiasi wajah manisnya. Namun, sedikitpun tak membuat hati Richie bergetar, karena Airin jauh dari tipe-nya.

Richie menyukai wanita yang bertubuh ramping, berkulit cerah, meskipun tak terlalu tinggi.

Seketika, ia teringat kembali akan sosok Perempuan yang sudah membawa dompetnya, emosinya kembali memuncak.

"Gadis itu..." Richie bergumam dengan amarah sambil mengempalkan kelima jemarinya, lalu memukuli permukaan sofa sekeras-kerasnya untuk meluapkan emosi yang mendera hati dan pikirannya saat ini.

Ia mengingat tatapan matanya yang begitu jernih dan indah, sehingga ia tak bisa melupakan wajah cantiknya, hal itu mungkin akan permanen dalam ingatan.

"Ya Tuhan, pertemukan kembali aku dengannya." di alam bawah sadarnya ia berdoa demikian, tetapi dengan cepat ia kembali tersadarkan.

"Astaga, untuk apa aku berdoa seperti itu, dasar bodoh!" Richie merutuki dirinya sendiri.

dengan perasaan kesal yang berkecamuk, ia menuangkan kembali minuman beralkohol itu, lalu meneguknya berkali-kali, sampai kepalanya pening, dan kedua matanya berubah menjadi merah.

"Aish!" Richie memegangi kepalanya sendiri, lalu ia berjalan kearah kamar dengan langkah yang sempoyongan effek minuman tersebut.

Sesampainya di kamar, ia merobohkan tubuhnya diatas tempat tidur sambil membuka anak kancing kemejanya satu per satu karena merasa gerah, meski ia menyalakan AC dan meningkatkan suhunya.

"Kartu identitas, dan semuanya ada di sana!" rancaunya, pikirannya terus tertuju saat insiden itu.

...

Sementara di tempat lain...

Sepulang dari jalanan, Reina melangkah tergesa-gesa menuju kedalam kamarnya, karena ia sudah tak sabar untuk membuka dompet hasil jarahannya.

"Pasti duitnya banyak nih, secara kan, dari penampilan dan tampangnya saja sudah mencerminkan Pria berkelas." Reina tengok kanan kiri untuk melihat situasi, ia takut jika kelakuan buruknya itu di ketahui oleh kedua orang tua dan adik laki-lakinya, sehingga ia harus ekstra hati-hati.

"Kalau mereka tahu aku mencopet dompet orang, ah mampus aku!" batin Reina, dadanya kembang kempis, dan jantungnya berdegup kencang, ia benar-benar dalam situasi yang mendebarkan pada saat ini.

"Ah, aman lah!" lanjutnya, ia melangkah menuju tempat tidur, kemudian duduk bersila, lalu membuka topinya sambil mengibas-ngibas tubuhnya yang kegerahan menggunakan topi tersebut.

"huh!" Reina menghela napas sebelum mengeluarkan sesuatu yang berbentuk persegi dan berwarna coklat dari saku hoodie yang dikenakannya, lalu ia dengan cepat membuka isi dompet itu.

Dan...pada akhirnya ia harus menelan kekecewaan.

"Hah? loh, kok tidak ada uangnya sih!" batin Reina, ia hanya menemukan kartu Identitas, dan beberapa kartu lainnya. Meski begitu ia tak bisa menggunakan kartu-kartu tersebut, terlebih Richie sudah memblokir dan membekukan semuanya.

"Ah, semuanya gak guna!" Reina melempar kartu-kartu tersebut dengan rasa kecewa dan emosi. Namun, dengan cepat, ia kembali meraih kartu identitas milik Richie yang tergeletak di bawah lantai, kemudian ia membacanya karena penasaran dengan nama Pria tersebut.

"Nama: Richie Richard..." Reina membaca dengan serius semua data diri Richie yang tertera di kartu indentitas tersebut.

Lalu ia menemukan kartu lainnya yang merupakan kartu nama, disana tertulis dengan jelas nama perusahaan yang di Pimpin oleh Richie.

"XiuMeiCouture.Corporation," gumam Reina saat membaca nama Perusahaan di dalam kartu nama tersebut.

"Richie Liem," sambungnya, saat membaca Nama Richie dengan Marga Liem di belakangnya, lalu disana tertera no ponsel yang bisa di hubungi.

"Oh, jadi dia ini seorang Pengusaha." Reina mengangguk-anggukan kepalanya, ia kembali memasukan kartu-kartu itu kedalam dompet milik Richie, kemudian menyimpannya di dalam lemari.

"Mudah-mudahan orang rumah tak menemukan dompet ini," harapnya, dengan rasa was-was dan cemas.

meski ia merasa terkesan dengan jabatan yang di miliki Richie ia tetap tak ingin bertemu kembali dengannya.

...

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

mampir jg yuk ke karya ku. "love story in SMA"

2023-10-17

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Pertemuan
2 Cobaan Hidup Betubi-tubi
3 Hampir Bertemu Kembali
4 Nasib yang berbeda
5 Kasmaran
6 Mendebarkan
7 Mencoba Menepis Perasaan
8 Kasbon
9 Rela menukar harga diri demi uang
10 Mr. Right
11 Mengubah penampilan
12 Penyuka sesama?
13 Semakin dekat
14 Pikiran kotor.
15 Pelayan pribadi sang Boss
16 Penampilan baru di sekolah
17 Bully
18 First Kiss
19 Diantara 2 pilihan
20 Cemburu
21 Tergigit
22 Kejahilan Richie
23 Richie vs Melvin
24 Mendadak bodoh.
25 Terbongkarnya rahasia
26 Pilihan yang memberatkan
27 Bermain di hotel
28 Lamaran
29 Tertampar
30 Dijebak
31 Gara-gara soal Matematika
32 Cemburu yang tak mendasar
33 Melvin tak tahu diri
34 Dilema
35 Tipu daya Melvin
36 Hari Pernikahan
37 Adik kecil
38 Aku pria normal!
39 Unboxing
40 Unboxing 2
41 Kau Milikku
42 Lingerie seksi
43 Tragedi
44 Kritis
45 Apakah ini nyata?
46 Kehilangan
47 Pesona Dokter muda
48 Kabar bahagia
49 Perhatian Dokter Qiu
50 Skandal
51 Kamar mayat
52 Semakin terbawa perasaan
53 Malam romantis
54 Galau
55 Sadar dari koma
56 Kelahiran
57 Ikatan batin
58 Hilang ingatan
59 Frustasi
60 Gadis perampok masalalu
61 Jebakan Jackson
62 Malam panas
63 Pertanggung jawaban
64 Wanita misterius
65 Aku Akan Menyiksamu
66 Menyenangkanmu
67 Dejavu
68 Karma
69 Penggoda
70 Kecewa
71 Will You Marry Me?
72 Pengganggu
73 Sebuah Photo
74 Kelahiran Bayi Melvin
75 Semakin kasar
76 Pertengkaran di kantor
77 Tak Tergoda
78 Aku harus pergi
79 Reina pulanglah
80 Ular di tengah keluarga kecil
81 Ulang Tahun Ryan
82 Pingsan
83 Emosi
84 Amarah Elvina
85 Ujian Kehidupan
86 TAMAT
87 New Story: Gadis Nakal Milik CEO Tampan
88 New Story: Dendam Mafia Culun (Lin Chun Song)
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Awal Pertemuan
2
Cobaan Hidup Betubi-tubi
3
Hampir Bertemu Kembali
4
Nasib yang berbeda
5
Kasmaran
6
Mendebarkan
7
Mencoba Menepis Perasaan
8
Kasbon
9
Rela menukar harga diri demi uang
10
Mr. Right
11
Mengubah penampilan
12
Penyuka sesama?
13
Semakin dekat
14
Pikiran kotor.
15
Pelayan pribadi sang Boss
16
Penampilan baru di sekolah
17
Bully
18
First Kiss
19
Diantara 2 pilihan
20
Cemburu
21
Tergigit
22
Kejahilan Richie
23
Richie vs Melvin
24
Mendadak bodoh.
25
Terbongkarnya rahasia
26
Pilihan yang memberatkan
27
Bermain di hotel
28
Lamaran
29
Tertampar
30
Dijebak
31
Gara-gara soal Matematika
32
Cemburu yang tak mendasar
33
Melvin tak tahu diri
34
Dilema
35
Tipu daya Melvin
36
Hari Pernikahan
37
Adik kecil
38
Aku pria normal!
39
Unboxing
40
Unboxing 2
41
Kau Milikku
42
Lingerie seksi
43
Tragedi
44
Kritis
45
Apakah ini nyata?
46
Kehilangan
47
Pesona Dokter muda
48
Kabar bahagia
49
Perhatian Dokter Qiu
50
Skandal
51
Kamar mayat
52
Semakin terbawa perasaan
53
Malam romantis
54
Galau
55
Sadar dari koma
56
Kelahiran
57
Ikatan batin
58
Hilang ingatan
59
Frustasi
60
Gadis perampok masalalu
61
Jebakan Jackson
62
Malam panas
63
Pertanggung jawaban
64
Wanita misterius
65
Aku Akan Menyiksamu
66
Menyenangkanmu
67
Dejavu
68
Karma
69
Penggoda
70
Kecewa
71
Will You Marry Me?
72
Pengganggu
73
Sebuah Photo
74
Kelahiran Bayi Melvin
75
Semakin kasar
76
Pertengkaran di kantor
77
Tak Tergoda
78
Aku harus pergi
79
Reina pulanglah
80
Ular di tengah keluarga kecil
81
Ulang Tahun Ryan
82
Pingsan
83
Emosi
84
Amarah Elvina
85
Ujian Kehidupan
86
TAMAT
87
New Story: Gadis Nakal Milik CEO Tampan
88
New Story: Dendam Mafia Culun (Lin Chun Song)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!