Bully

Jam istirahat...

Tampaknya Fara, Monita dan beberapa kawan lain yang iri kepada Reina, mereka tengah merencanakan sesuatu jahat terhadapnya.

"Dia itu sok kecantikan banget sih," ujar Fara sambil melirik sinis kearah Reina yang saat itu tengah asyik mengobrol dengan Selly di bangku kelas yang mereka tempati.

"Aku tidak ikhlas dia coba-coba mendekati Melvin!" pungkas Monita dengan amarahnya.

"Kita harus buat perhitungan!" tambahnya, lalu mereka berbisik dan mengajak ke 3 kawan lainnya.

"Aku sih setuju, soalnya aku juga benci sekali sama dia," kata Tiara, lalu Elis, Fara dan Rianti juga mengangguk setuju dengan usul Monita, kemudian mereka merencanakan sesuatu untuk mengeksekusi Reina ketika pulang nanti.

"Reina.." panggil Melvin ketika Reina tengah fokus berbincang dengan Selly teman sebangkunya, membuat Selly mencolek Reina dan menggerakan matanya kearah Melvin saat ini.

"Heh, tuh di panggil Melvin," bisik Selly sambil terkekeh, dan Reina melirik kearah pemuda tampan itu dengan gerakan malu-malu.

"Eh, Vin," balas Reina dengan tersipu, Selly langsung menggodanya juga.

"Cie elah," celetuk Selly seakan mendukung kedekatan mereka berdua.

"Reina, aku ke kantin dulu ya," pamitnya, kemudian Melvin berusaha menahan langkah Selly sekejap."Sell, aku boleh titip sesuatu?"

"Boleh," jawab Selly, kemudian Melvin meminta Selly untuk di belikan makanan ringat beserta minuman.

"Reina, kau mau aku belikan apa?" tawarnya, Reina hanya tersenyum.

"Tidak usah Vin, makasih," tolaknya secara halus.

"Eh, Reina, mumpung ada yang mau tlaktir tuh, rejeki jangan di tolak," kata Selly, dan Melvin mengangguk setuju.

"Benar kata Selly, kau mau makan apa?" tanya Melvin kembali.

"Apa aja deh, terserah kalian, samakan saja sama apa yang mau kalian beli, tapi jangan yang mahal-mahal ya," jawab Reina, kemudian Melvin menyodorkan uang kepada Selly.

"Nih Sell, sekalian aku tlaktir kau juga, kau terserah mau jajan apa aja."

"Wah, beneran? makasih ya, Melvin," ucap Selly, kemudian ia berlari kecil kearah kantin, sementara Melvin duduk di bangku Reina.

"Reina, nanti kalau kau pulang duluan tunggu aku ya, soalnya aku akan mengikuti rapat osis, cuma sebentar kok." Melvin tiba-tiba menggenggam tangan Reina, membuat hatinya semakin tak karuan, Reina merasakan semuanya seperti mimpi disiang bolong, tak menyangka, ia bisa sedekat ini dengan Melvin.

"Loh, kenapa kau memintaku untuk menunggumu?" tanya Reina penasaran, ia tak bisa menyembunyikan rasa cintanya terhadap Melvin, terlihat jelas dari sorot matanya yang bergetar saat menatap lekat pemilik wajah tampan itu.

"Aku ingin mengajakmu nonton, bolehkan? Soalnya aku ada 2 tiket nih." Melvin semakin intens menatap kedua mata indahnya, Reina mengangguk pelan.

"Boleh," jawabnya.

Beberapa menit kemudian...

"Woy..." Selly kembali secara tiba-tiba, hingga kehadirannya mengagetkan Melvin dan Reina yang tengah kasmaran.

Selly membawa beberapa macam makanan juga minuman di dalam plastik yang di genggamnya.

"Nih, totalnya 150 ribu," ungkapnya, sambil menyodorkan uang kembalian kepada Melvin.

"Udah, kau ambil saja kembaliannya," kata Melvin, dan Selly yang kegirangan langsung memasukan uang kembalian itu kedalam saku bajunya.

"Aw makasih," ucap Selly, lalu ia langsung menyikat makanan tersebut.

"Hmm, dasar rakus," canda Reina membuat Selly tertawa.

"Udah, kalian pacaran saja, sana!" Selly terus fokus mengunyah makanannya, kali ini ia duduk di bangku paling belakang sambil memainkan ponselnya, karena jam istirahat masih beberapa menit lagi.

"Melvin, terimakasih banyak ya," ucap Reina saat menerima makanan pemberiannya, dan Melvin tersenyum dengan tulus kepadanya.

"Iya, sama-sama Reina, jangan lupa, nanti kau tunggu aku ya." Melvin mengingatkannya lagi, dan hendak akan kembali ke kelasnya, karena jam istirahat hampir selesai.

Melihat Melvin keluar dari kelas 12 IPA 2 membuat beberapa siswi menoleh kearahnya dengan heran.

"Habis ngapain dia?" tanya Fara penasaran.

"Habis nemuin si ja lang," jawab Rianti, membuat Monita tambah emosi pada Reina, pasalnya Monita dan Melvin baru saja PDKT, tetapi sekarang perhatian Melvin tertuju pada Reina.

"Eugh, dasar ja lang sialan!" umpat Monita dengan rasa dendam yang berkecamuk dalam hatinya.

"Kau tenanglah dulu, nanti pulang kita buat perhitungan!" Fara mencoba menenangkan perasaan kawannya yang tengah terbakar api cemburu.

...

Singkat cerita, bel pulang sudah berbunyi, semua siswa-siswi membereskan buku pelajarannya, sesudah itu mereka membubarkan diri dengan tertib.

"Rein, kau mau tunggu Melvin dulu ya?" tanya Selly di bumbui dengan candaan, membuat Reina kembali tersipu.

"Hehe..." Reina terkekeh mendengar pertanyan Selly.

"Ya sudah, kalau begitu, aku pulang duluan ya, kau hati-hati." Selly hendak meninggalkan Reina sendirian.

"Sell, kau juga hati-hati di jalan," teriak Reina ketika Selly beranjak pergi.

Kini Reina duduk di bangku yang tersedia di lorong sekolah, ia tak menyadari jika gerak geriknya tengah di awasi oleh Fara cs.

Mereka ber 5 langsung berjalan kearah Reina berada saat itu.

"Hai, Hai, Hai..." sapa Monita dengan senyuman sinis kepada Reina.

"Ka..kalian mau apa?" tanya Reina heran dengan kehadiran ke 5 gadis bar-bar itu.

"Reina, ikut kami yuk!" ajak Fara, Reina langsung berdiri, kemudian Fara di bantu Tiara merangkul Reina sedikit memaksa.

"Kalian mau membawaku kemana?" Reina sedikit terhenyak dan gemetar.

"Sudah, jangan banyak komentar," tutur Monita, lalu mereka membawanya masuk ke dalam ruangan toilet.

Rianti dan Elis menggenggam kedua tangan Reina kiri dan kanan.

"Diam, tak usah berteriak!" ancam Monita.

"Tidak! apa yang akan kalian lakukan terhadapku?" belum juga sempat terjawab, Fara langsung menyiramkan air dari ujung kepala Reina hingga rambutnya basah.

"Rasain tuh! biar sekalian kau mandi!" hardik Fara yang merasa puas akan tindakannya.

"Hentikan! kalian ini kurang ajar sekali," rintih Reina, lalu ia berteriak,"tolong....!" dengan cepat Monita membekam mulutnya, kemudian Rianti menampar wajahnya kiri dan kanan secara bergantian, sementara Elis yang merasa gemas ikut menjambak rambutnya, hingga wajah Reina menengadah keatas.

Sementara Monita yang merasa cemburu, ia gunakan kuku-kuku panjangnya untuk mencakar wajah mulus Reina.

"Awww..." Reina menjerit, tetapi tak ada yang mendengar suara jeritannya, karena sekolah sudah mulai sepi.

"Kalian jahat sekali!" pekik Reina sembari menahan rasa perih di wajahnya.

"Apa salahku kepada kalian?" Reina merintih tetapi ia tak mampu melawan perbuatan ke 5 gadis bar-bar itu.

"Karena kau terlalu banyak tingkah!" jawab Fara sambil berkaca pinggang di hadapannya, sementara Monita langsung menendang kakinya hingga Reina jatuh terhuyung kebelakang.

"aaw..." rintihnya.

"Rasakan tuh!" Monita merasa puas sudah membuli Reina sampai tak berdaya.

"Kalau sudah seperti ini, apa kau masih merasa cantik, Hah?!" Monita meremas rahang Reina dan mendekatkannya dengan cermin, sambil menengadahkan wajahnya yang terluka akibat cakarannya.

"Sudah cukup!" rintih Reina.

"Awas kalau kau berani mengadu kepada siapapun, Nih!" ancam Fara sambil mengempalkan kelima jemarinya untuk menakut-nakuti Reina.

Setelah puas membuli Reina, ke lima gadis bar-bar itu langsung keluar dari dalam toilet. Mereka berjalan dengan angkuh seakan menjadi penguasa di sekolah.

Reina bercermin, ia menyalakan keran di wastafel untuk membasuh luka di wajahnya.

"aww..." ia meringis merasakan sensasi perih di bagian yang terluka itu.

"Ya Tuhan, mereka benar-benar kurang ajar!" umpat Reina dalam hatinya sambil memendam amarah. Namun, ia tak bisa berbuat banyak karena Fara, Monita dan ke 3 kawan lainnya adalah anak dari keluarga berada, mereka punya kuasa sementara Reina anak dari keluarga yang tak punya, untuk melawan mereka ia tak sanggup, karena tak ingin berurusan terlalu jauh.

"Sebaiknya aku langsung pulang saja, aku tak perlu menunggu Melvin, apa lagi dengan keadaan seperti ini." Reina merasa malu jika berhadapan dengan Melvin, sehingga ia memutuskan untuk pulang ke unit apartemen Richie dengan segera.

Namun, ketika ia baru sampai setengah perjalanan dan hendak menunggu Busway, tiba-tiba terdengar suara motor yang di kendarai Melvin.

"Reina..." panggilnya, gadis itu langsung menoleh, rambutnya tampak basah, dan baju seragamnya terlihat kusut, serta goresan luka di wajahnya.

"Melvin," balasnya, ia dengan segera menutupi luka di wajahnya karena merasa minder.

"Kau kenapa bisa seperti ini? aku kan sudah berpesan padamu supaya kau menungguku, kenapa kau menghindar? apa yang sudah terjadi padamu?" cerca Melvin dengan beberapa pertanyaan, tetapi Reina enggan menjawab karena takut akan ancaman Fara cs, terlebih ia merasa malu saat ini.

"Tidak apa-apa, tadi aku habis jatuh di toilet, makannya aku malu, dan sebaiknya kita batalkan saja acara kita, aku mau pulang saja!" Reina hendak berlalu dari hadapannya, tetapi Melvin berusaha menghalangi langkah gadis itu.

"Kalau begitu, izinkan aku mengantarmu pulang." Melvin merasa ada yang tak beres terhadap Reina.

"Tidak usah!" tolaknya.

"Ayo Reina, aku akan mengantarmu pulang, mana mungkin kau pulang dalam keadaan seperti ini, semua orang menatap aneh padamu," paksa Melvin, akhirnya Reina mengangguk dan mau pulang bersamanya.

Melvin memacu pelan motornya, karena ia masih ingin berlama-lama dengan Reina.

"Vin, arahnya bukan kesana!" kata Reina disaat Melvin hendak berbelok.

"Loh, bukankah rumahmu arahnya kesini kan?" Melvin merasa heran, pasalnya Reina menunjukan arah menuju ke apartemen milik Bossnya di tengah kota.

"Sekarang aku tinggal di apartemen Jade Dragon Tower," jawab Reina, mendengar nama itu Melvin langsung terhenyak, pasalnya itu merupakan nama salah satu apartemen super elit yang di tinggali oleh konglomerat dan pengusaha.

"Serius kau tinggal disana?" tanya Melvin kembali yang seakan tak percaya.

"Kau tinggal bersama siapa?"

"Ehmm..." Reina berpikir sejenak, ia tak mungkin mengatakan jika ia tinggal bersama Bossnya, ia takut Melvin berpikir yang tidak tidak."aku tinggal bersama Pamanku," lanjutnya berbohong.

"Hah, Paman?" Melvin merasa heran, tetapi ia tak terlalu pikirkan soal itu.

Tak sengaja mereka berpapasan dengan mobil sport yang di kendarai Richie, pria itu melihat Reina tengah di bonceng oleh Melvin sambil memeluk pinggangnya cukup erat.

"Reina.." gumamnya, sesaat Richie memelankan laju mobilnya untuk mengawasi Reina.

Wajah Richie kali ini tampak kesal saat melihat Reina di bonceng oleh teman prianya.

"Ah, aku ini kenapa sih?" Richie menggerutu sambil memukuli stir mobilnya.

"Melvin, sampai disini saja." Reina menepuk pelan punggung Melvin, kemudian motor mereka terhenti tepat di depan halaman menuju ke lobby.

"Kita tak bisa jalan nih?" tanya Melvin, ia merasa kecewa, dan Reina menggeleng pelan karena merasa malu jika harus pergi dengan kondisi wajah yang terluka.

"Maaf ya Vin, bukan aku menolak." Reina memperlihatkan luka di wajahnya, dan Melvin melihat secara jelas.

"Ini sih sepeti luka cakaran, siapa yang sudah berani berbuat seperti ini padamu, Reina?!" tanya Melvin kali ini dengan amarah, ia tak terima melihat Reina menderita seperti ini.

"Tidak apa-apa Melvin, ini hanya masalah kecil. Terimakasih ya, aku permisi dulu." Reina tak ingin mengatakan apapun terhadap Melvin, sehingga dengan cepat ia meninggalkannya menuju ke lobby.

Reina mencoba melupakan semua yang terjadi pada dirinya meski itu sangat menyakitkan dan membuatnya kesal.

Sementara Richie belum beranjak dari dalam mobil ketika sudah menepi di basement, ia terdiam mencoba merenungi perasaanya terhadap Reina.

Sementara, gadis itu kini sudah berada di dalam unit, Richie memudahkan akses untuk Reina agar bisa keluar masuk kedalam unit pribadinya itu, karena ia sudah mempercayakannya, terlebih keamanan disana sangatlah ketat.

Reina mencari-cari keberadaan Richie, tetapi ia tak menemukannya.

"Sepertinya Pak Richie belum pulang," gumamnya, ia kini melangkah kearah balkon apartemen yang terdapat kolam renang pribadi, rasa ingin merendam tubunya disana.

Dengan langkah penuh kehati-hatian, ia merasakan semilir angin lembut yang membelai wajahnya.

Tanpa pikir panjang, ia langsung membuka baju putih abu-abu yang di kenakannya, hingga hanya menyisakan sepasang underware-nya saja

Ia tak berpikir malu saat itu, karena sedang tak ada siapapun.

Gadis cantik itu mulai merasakan sejuknya air di dalam kolam itu, ia merendam seluruh tubuhnya disana, lalu berenang kesana kemari sambil menengadahkan wajahnya melihat langit yang berwarna biru di hiasi kumpulan awan-awan yang yang bergerombol seperti kapas yang melayang di udara.

Sejenak ia bisa melupakan permasalahan dalam kehidupannya yang begitu pahit.

Diam-diam Richie menyaksikannya, ia mengendap-ngendap sambil tersenyum.

"Betapa manisnya dia," batin Richie, Reina tak menyadari kehadirannya, ia terlalu asyik sendirian di dalam kolam renang saat itu.

...

Bersambung...

Episodes
1 Awal Pertemuan
2 Cobaan Hidup Betubi-tubi
3 Hampir Bertemu Kembali
4 Nasib yang berbeda
5 Kasmaran
6 Mendebarkan
7 Mencoba Menepis Perasaan
8 Kasbon
9 Rela menukar harga diri demi uang
10 Mr. Right
11 Mengubah penampilan
12 Penyuka sesama?
13 Semakin dekat
14 Pikiran kotor.
15 Pelayan pribadi sang Boss
16 Penampilan baru di sekolah
17 Bully
18 First Kiss
19 Diantara 2 pilihan
20 Cemburu
21 Tergigit
22 Kejahilan Richie
23 Richie vs Melvin
24 Mendadak bodoh.
25 Terbongkarnya rahasia
26 Pilihan yang memberatkan
27 Bermain di hotel
28 Lamaran
29 Tertampar
30 Dijebak
31 Gara-gara soal Matematika
32 Cemburu yang tak mendasar
33 Melvin tak tahu diri
34 Dilema
35 Tipu daya Melvin
36 Hari Pernikahan
37 Adik kecil
38 Aku pria normal!
39 Unboxing
40 Unboxing 2
41 Kau Milikku
42 Lingerie seksi
43 Tragedi
44 Kritis
45 Apakah ini nyata?
46 Kehilangan
47 Pesona Dokter muda
48 Kabar bahagia
49 Perhatian Dokter Qiu
50 Skandal
51 Kamar mayat
52 Semakin terbawa perasaan
53 Malam romantis
54 Galau
55 Sadar dari koma
56 Kelahiran
57 Ikatan batin
58 Hilang ingatan
59 Frustasi
60 Gadis perampok masalalu
61 Jebakan Jackson
62 Malam panas
63 Pertanggung jawaban
64 Wanita misterius
65 Aku Akan Menyiksamu
66 Menyenangkanmu
67 Dejavu
68 Karma
69 Penggoda
70 Kecewa
71 Will You Marry Me?
72 Pengganggu
73 Sebuah Photo
74 Kelahiran Bayi Melvin
75 Semakin kasar
76 Pertengkaran di kantor
77 Tak Tergoda
78 Aku harus pergi
79 Reina pulanglah
80 Ular di tengah keluarga kecil
81 Ulang Tahun Ryan
82 Pingsan
83 Emosi
84 Amarah Elvina
85 Ujian Kehidupan
86 TAMAT
87 New Story: Gadis Nakal Milik CEO Tampan
88 New Story: Dendam Mafia Culun (Lin Chun Song)
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Awal Pertemuan
2
Cobaan Hidup Betubi-tubi
3
Hampir Bertemu Kembali
4
Nasib yang berbeda
5
Kasmaran
6
Mendebarkan
7
Mencoba Menepis Perasaan
8
Kasbon
9
Rela menukar harga diri demi uang
10
Mr. Right
11
Mengubah penampilan
12
Penyuka sesama?
13
Semakin dekat
14
Pikiran kotor.
15
Pelayan pribadi sang Boss
16
Penampilan baru di sekolah
17
Bully
18
First Kiss
19
Diantara 2 pilihan
20
Cemburu
21
Tergigit
22
Kejahilan Richie
23
Richie vs Melvin
24
Mendadak bodoh.
25
Terbongkarnya rahasia
26
Pilihan yang memberatkan
27
Bermain di hotel
28
Lamaran
29
Tertampar
30
Dijebak
31
Gara-gara soal Matematika
32
Cemburu yang tak mendasar
33
Melvin tak tahu diri
34
Dilema
35
Tipu daya Melvin
36
Hari Pernikahan
37
Adik kecil
38
Aku pria normal!
39
Unboxing
40
Unboxing 2
41
Kau Milikku
42
Lingerie seksi
43
Tragedi
44
Kritis
45
Apakah ini nyata?
46
Kehilangan
47
Pesona Dokter muda
48
Kabar bahagia
49
Perhatian Dokter Qiu
50
Skandal
51
Kamar mayat
52
Semakin terbawa perasaan
53
Malam romantis
54
Galau
55
Sadar dari koma
56
Kelahiran
57
Ikatan batin
58
Hilang ingatan
59
Frustasi
60
Gadis perampok masalalu
61
Jebakan Jackson
62
Malam panas
63
Pertanggung jawaban
64
Wanita misterius
65
Aku Akan Menyiksamu
66
Menyenangkanmu
67
Dejavu
68
Karma
69
Penggoda
70
Kecewa
71
Will You Marry Me?
72
Pengganggu
73
Sebuah Photo
74
Kelahiran Bayi Melvin
75
Semakin kasar
76
Pertengkaran di kantor
77
Tak Tergoda
78
Aku harus pergi
79
Reina pulanglah
80
Ular di tengah keluarga kecil
81
Ulang Tahun Ryan
82
Pingsan
83
Emosi
84
Amarah Elvina
85
Ujian Kehidupan
86
TAMAT
87
New Story: Gadis Nakal Milik CEO Tampan
88
New Story: Dendam Mafia Culun (Lin Chun Song)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!